Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Keindahan Bentuk dan Ekspresi

Arsitektur menurut Ishar adalah nilai-nilai yang


menyenangkan mata dan pikiran,yang berupa nilai-nilai
bentuk dan ekspresi.

A. Pengertian Keindahan Bentuk


Keindahan bentuk memiliki dasar tertentu, yang disebut
prinsip estetika seperti keterpaduan, keseimbangan,
proporsi,skala, irama dan urutan.Pencapaian keindahan
bentuk ini didukung pula oleh pemenuhan aspek-aspek
fisik atau teknis fungsi dan struktur.

1. Unity/kesatuan
Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan
tema desai. Ide yang dominan akan membantu kekuatan
dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih
disusun dengan/untuk mendukung tema.
Tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan
yang utuh dan serasi
Keterpaduan dari yang paling sederhana sampai ke yang
rumit
Keterpaduan bentuk-bentuk geometris

2. Keseimbangan
Prinsip utama keseimbangan dalam segala macam
komposisi adalah keseimbangan. Keseimbangan
merupakan suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana
perhatian visual dari dua bagian pada 2 sisi dari pusat
keseimbangan adalah sama.
Keseimbangan formal/simetris yaitu ada daya tarik visual
dari obyek, khususnya di kedua sisi pusat keseimbangan.
Kenyamanan estetika yang dihasilkan oleh keseimbangan
nampaknya memiliki sesuatu yang berhubungan dengan
kualitas gerakan mata sewaktu bergerak dari suatu sisi
kesisi yang lain menemukan daya tarik yang sama pada
separuh bagian kiri dan separuh bagian kanan.
Keseimbang informal/asimetris yaitu kesimbangan yang
tidak menitik beratkan pada garis potong tengah tetapi
lebih bebas, tidak banyak aturan tetapi tetap nampak
sama berat.

3. Proporsi
Hubungan antar bagian dari suatu design dan antara
bagian dengan keseluruhan. Menurut vitruvius ada
hubungan tertentu antara bagian terkecil dengan
keseluruhan. Proporsi merupakan hasil perhitungan
bersifat rasional dan terjadi bila kedua buah perbandingan
adalah sama a:b=c:d (a,b,c,d = ukuran tinggi, lebar, dan
kedalaman dari suatu unsur-unsur atau massa
keseluruhan bangunan).
Sumber proporsi adalah :
Kepekaan perbandingan dari sang pencipta. Masalah
proporsi sangat penting sekali, apapun yang menjadi
perwatakan suatu komposisi visual, mutu penampakannya
akan ditentukan sekali oleh kepekaan terhadap
perbandingan.
Konsep proporsi yang diterapkan menurut pemikiran timur
didasari pada ukuran tubuh manusia.

4. Skala
Skala adalah suatu sistem pengukuran yang
menyenangkan, dapat dalam satuan cm, inchi, atau
apasaja dari unit-unit yang akan diukur. Gambar skala
adalah dimensi yang diapaki untuk gambar sebagai
perbandingan, misalnya 1 m struktur digambar 1cm dalam
gambar. Jadi ukuran dalam gambar, menyatakan ukuran
sebenarnya dari bangunan.
Dalam arsitektur yang dimaksud skala adalah hubungan
yang harmonis antara bangunan beserta komponen-
komponennya, dengan manusia. Segala sesuatu yang kita
lihat selalu dibandingkan dengan ukuran manusia.
Elemen-elemen dan prinsip skala dapat menghasilkan
skala-skala yang baik yaitu :
Skala akrab menggunakan prinsip yang dapat
menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran
sesungguhnya.
Skala akrab dapat dicapai melalui :
- Pemakaian ornamen yang lebih kecil dari ukuran
standart/biasanya.
- Pembagian yang lebih besar (pembuatan garis bidang )
- Penerapan skema bahan dan warna yang sederhana,
bentuk datar/rata)
- Pertimbangan pencahayaan yang redup
Skala normal/manusiawi dapat diperoleh dengan
pemecahan masalah fungsional secara wajar. Besarnya
ukuran dimana manusia bekerja adalah menurut
fungsinya dan standar-standar yang ada.

Skala megah bersifat berlebihan dan dapat diperoleh


dengan :
- Penerapan satuan yang lebih besar dari biasanya.
- Perletakan elemen yang berukuran kecil berdekatan
dengan elemen yang besar sehingga tampak perbedaan
ukuran besarnya.
- Penerapan langit-langit tinggi.

Skala mencekam, manusia sulit merasakan pertalian


dirinya dengan ruang. Umumnya, skala ini terdapat di
alam bukan buatan manusia.

5. Irama
Irama dalam arsitektur merupakan elemen yang
menggugah emosi/persaan yang dalam. Dalam
rancangan, irama merupakan perekat yang menyatukan
unsur-unsur masing-masing menjadi satu kesatuan.
Hakekat Irama adalah menelusuri sifat perseptual
manusia dalam memandang bangunan, dimulai dari mata
yang meluncur ke bagian bangunan, dari unit satu ke unit
lainnya dengan teratur. Irama dapat diperoleh dengan
cara :
Pengulangan (repetisi)
- Garis
- Bentuk misal; jendela, pintu, kolom, dsb.
- Tekstur ; kasar, halus, kayu, batu, dsb.
- Warna
Gradasi (perubahan)
- Dimensi
- Warna : dari gelap ke terang atau sebaliknya
- Bentuk : perubahan bentuk secara bertahap
Oposisi
Adalah pertemuan garis pada sudut siku-siku, misalnya
dalam daun pintu, lemari, dinding, dsb.
Transisi
Adalah perubahan pada garis-garis lengkung.
Radial
Adalah irama yang beradiasi pada sentral axis (sumbu
sentral).
Progresif
Irama progresif dibentuk oleh perubahan yang teratur,
sedemikian rupa sehingga bentuk mirip dengan yang lain.
Jarak yang satu dengan yang lain hampir sama. Dengan
demikian tumbuh irama progresif karena menunjukkan
gerak/ perubahan progresif. Irama naik, turun, naik turun
dan sebaliknya. Tidak ada bentuk dan jarak yang sama
yang diulang.
Jenis-jenis irama yaitu :
Irama statis didapat dengan cara pengulangan
bentuk, garis, dan dimensi.
Irama dinamis didapat dengan cara :
- pengulangan bentuk atau garis dengan perletakan yang
berbeda.
- pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang berbeda.
- pengulangan bentuk/garis dengan dimeni yang berbeda.
Irama terbuka dan tidak menentu didapat dengan
cara pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang
sama tanpa permulaan dan akhiran.
Irama tertutup dan tertentu didapat dengan cara :
- Merubah bentuk unit paling akhir.
- Merubah ukuran/dimensi unit paling akhir.
- Kombinasi kedua-duanya.
- Menambahkan dengan mencolok suatu elemen di akhir
irama.

6.Sequence/pengulangan
Menurut hk ishar, urut-urutan adalah suatu
peralihan/perubahan pengalaman dalam pengamatan
terhadap komposisi. Urut-urutan atau
peralihan/perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa
kejutan yang tak diduga, tanpa perubahan yang
mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan dalam
arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung
ketempat yang dituju dan sebagai persiapan menuju
klimaks. Urut-urutan pengalaman meliputi persiapan
(approach), pengalaman utama (progression) dan akhiran
(ending). Dalam persiapan kita membuat pembingkaian,
pandangan sepintas, atau peralihan agar apa yang kita
lihat tidak mengejutkan atau peringatan. Dalam
pengalaman utama pengunjung merasakan apa yang
dilihat/dialami setelah masuk. Pada pengakhiran
pengunjung berhenti dan istirahat maka diperlukan
pedoman orientasi atau klimaks.
Kekuatan klimaks dapat diperoleh dengan cara :
- Membuat bentuk yang sama mirip dengan pengarahan
tetapi lebih besar.
- Memberi cahaya yang kontras dengan pengarahanya
misal dengan memberi lampu-lampu yang menembus
dinding/atap dengan memberi tirai kaca berwarna dan
sebagainya.
- Perubahan tinggi mendadak, tetapi tidak ada kesamaan
bentuk.
- Membuat bentuk yang lain sama sekali tidak
mengejutkan karena ada cukup persiapan/pengarahan.
Dalam suatu karya arsitektur yang baik terdapat :
- Urut-urutan dalam segi keindahan bentuk (ada proses
menuju klimaks)
- Urut-urutan dalam fungsi.
- Urut-urutan dalam struktur.
B. Pengertian Keindahan Ekspresi
Keindahan ekspresi timbul dari pengalaman dan dalam
arsitektur pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
melihat atau mengamati. Oleh karena itu yang dapat
dilihat adalah bentuk, maka dalam arsitektur media untuk
mendapatkan keindahan arsitektur adalah bentuk
bangunan.
Dengan pengalaman mengamati, memasuki, menempati
kita dapat merasakan sikap batin arsitek. Adapun elemen-
elemennya adalah :
1. Karakter
Merupakan perwujudan antara ekspresi dan fungsi. Louis
Sulivan : tampak luar banguan adalah cermin dari fungsi
di dalamnya. Karakter merupakan aspek utama
merancang yang bersifat menyeluruh setiap keputusan di
desain. Tema berkaitan erat dengan karakter. Aspek
teknis menyangkut pemenuhan syarat, fungsi dan struktur
adalah karakter, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Karakter arsitektur yang khas akan menentukan eksistensi
arsitektur sebagai lingkungan buatan diantara lingkungan
fisik dan budaya.

2. Warna
Warna dapat berperan untuk memperkuat bentuk dan
mampu memberikan kepada pikiran dan jiwa manusia
yang melihatnya. Warna menentukan karakter, juga dapat
menciptakan suasana yang kita harapkan.
Di bawah ini beberapa karakter warna ditunjukkan dalam
sifat :
jenis warna
kuning = bebas, ceria
kuning Hijau = tenang, menyenangkan
hijau = tenang, ramah cendekia
hijau biru = angkuh, mantab
biru = keras, dingin
biru ungu = sombong, suka menghayal tanpa
kendali
Ungu = tinggi, ekstrim
ungu merah = tegang, peka
Merah = panas, melelahkan urat syaraf
Jingga = gembira, bergairah
jingga kuning = lincah bergairah
abu-abu = menenangkan
biru telor asin = dapat dimakan, buah
biru hitam = menekan
coklat hitam = menolak, menghindar, menjijikan
ros kulit telor ayam = ringan tangan, menyambut
tamu, ramah

3. Style/gaya
Gaya sebagai salah satu penentu keindahan ekpresi
merupakan cara membangun atau merancang secara
berbeda dengan yang lain. Gaya antara lain dapat
ditentukan menurut sejarah misalnya : gaya romanik
byzantum, barok, renaisans, gotik, internasional, post
modern, dll. Pemakaian bahan bangunan, perbedaan
iklim, penerapan detail-detail sesuai pribadi arsitek.

4. Bahan/material
Bahan yang kita pakai dalam desain dapat menimbulkan
kesan tertentu misal :
- Bahan logam : menimbulkan kesan dingin, padat, keras.
- Kayu berpori : menimbulkan kesan hangat.
- Bahan kaca : bersifat tembus pandang dan memantulkan
cahaya dapat memberi kesan hidup dan ringan.

Pemakaian bahan/material akan menimbulkan suatu motif


dan tekstur.
- Motif adalah ornamen dua atau tiga dimensi yang
disusun menjadi pola atau ragam tertentu. Motif dapat
dibentuk oleh tekstur dan bentuk. Susunan benda dalam
ruang juga disebut motif. Motif mempunyai arah gerak
maka penempatan motif harus sejalan dengan irama
ruang. Pemanfaatan berbagai macam motif akan
menimbulkan kesan kacau.
- Tekstur adalah halus kasar permukaan benda, baik yang
dapat dilihat atau yang dapat diraba. Tekstur kasar punya
kesan maskulin dan haus mencerminkan hal-hal
resmi/formal dan anggun. Tekstur kasar dan tebal
cenderung membuat ruangan lebih kecil dan sempit.
Tekstur licin dan ringan punya kesan luas dan terang.
Tekstur kasar mempunyai intensitas lebih gelap begitu
sebaliknya dengan tekstur licin.

C. Teori Vitruvius
VITRUVIUS

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang


merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada
hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik
Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan
Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan
sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur
tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur
lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.
Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu
sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika
maupun psikologis.

UTILITAS/Fungsi Bangunan/Arsitektur
Dalam hal fungsi bangunan dan arsitektur memiliki
persamaan, yakni untuk mewadahi manusia dengan
segala aktifitas serta peralatannya. Dalam segi bentuk dan
ukuran sama-sama memiliki dimensi yang besar yang
cukup untuk melingkupi kegiatan manusia dalam tiga
dimensi sehingga manusia dan peralatannya dapat
diwadahi oleh bangunan atau juga arsitektur. Pada
bentukan dan sistem struktur yang digunakan juga
merupakan hal yang sama, dan arsitektur memang
bangunan yang diberi nilai dan estetika.
Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada
estetikanya, karena estetika itu berbeda pula nilai dan
tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai dari segi fisik
yaitu bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan,
ketahanan) dan fungsinya, pada arsitektur tidak hanya itu,
arsitektur juga dinilai seni dan keindahannya. Jadi bila
pada bangunan, dalam posisi dan fungsi yang sama,
semakin besar dan semakin kokoh bangunan itu maka
harganya akan semakin mahal. Namun pada arsitektur,
dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya sama
mempunyai harga yang lebih mahal karena nilai seni dan
keindahannya tinggi. Dengan demikian dalam
berarsitektur efisiensi itu sangat diperlukan juga
penggunaan teknologi yang mutakhir, untuk mendapat
nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga dari
arsitektur tidak hanya dari kegunaan dan kapasitasnya,
namun juga dari tampilan dan nilai-nilai kearsitekturalnya,
yang tidak dimiliki oleh bangunan.

FIRMITAS/ Kekuatan bangunan


Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran
beban yang baik dari bangunan ke tanah dan juga
pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan
setiap material yang ia pakai dalam bangunannya, seperti
batu bata, pasir, kapur, pozzolana, batu dan kayu. Setiap
material dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap jenis-
jenisnya hingga cara mendapatkanya/membuatnya.
Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya
(konstruksi).

Anda mungkin juga menyukai