Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SEWA UNTUK

MASALAH KHUSUS

DISUSUN OLEH:

NAMA ANGGOTA: FEBRINA ALIFE 5552120999

LUSTIANTO 5552120660

REZA MAULANA. S 5552120138

IV B AKUNTANSI

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb

Segala puji kita panjatkan kepada Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya
kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah II mengenai Akuntansi Sewa untuk
Masalah Khusus. Makalah ini terdiri atas 3 Bab, Bab pertama berisikan Pendahuluan tentang
Latar, Bab kedua berisikan Pembahasan dari materi yang kami dapatkan, dan terakhir Bab 3
Penutup berisikan Kesimpulan. Dimana setiap babnya memiliki keterkaitan.

Kami harap makalah ini dapat diterima dan dijadikan pembelajaran. Kami ucapakan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyusun makalah ini dan mohon maaf
karena makalah ini jauh dari sempurna, saran dan kritik kami terima untuk meningkatkan
kualitas makalah ini.

Serang, 08 Maret 2014

Penyusun

V
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................v
Daftar Isi..............................................................................................................vi

BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH AKUNTANSI KHUSUS
a. Nilai Residu..............................................................................................2
Dijamin versus tidak dijamin....................................................................2
Pembayaran lessee....................................................................................3
Akuntansi lessee untuk nilai residu..........................................................3
-Nilai residu yang dijamin............................................................3
-Nilai residu yang tidak dijamin...................................................5
b. Sewa jenis penjualan...............................................................................8
c. Opsi pembelian dengan harga khusus.....................................................,9
d. Biaya langsung awal................................................................................10
e. Lancar vs tidak lancar..............................................................................10
f. Pengungkapan .........................................................................................11

BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan.........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................15

Vv
BAB I
PENDAHULUAN

Sebelum kita mempelajari bab ini mari kita bahas kembali apa itu Lease.
Menurut surat keputusan bersama menteri keuangan, menteri perindustrian, dan
menteri perdagangan Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk dihunakan oleh suatu
perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala
disertai hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai
sisa yg disepakati bersama. Pada umumnya suatu transaksi leasing melibatkan
lessee, lessor dan penyedia barang ( supplier ). Pada jenis lease tertentu leverage
lease, pihak lain yang ikut terlibat adalah penyedia dana jangka panjang (credit
provider). Lessee adalah pihak yang memanfaatkan barang tersebut dengan
membayar sewa dan mempunyai hak opsi. Sedangkan lessor adalah pihak yang
menyewakan barang yang menjadi objek sewa. Selanjutnya kami akan
membahas masalah-masalah khusus yang terjadi dalam akutansi sewa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

MASALAH-MASALAH AKUNTANSI KHUSUS

Karakteristik perjanjian sewa/sewa yang mengakibatkan masalah akuntansi yang


unik adalah:

1. Nilai residu
2. Sewa jenis penjualan (lessor)
3. Opsi pembelian dengan harga khusus
4. Biaya langsung awal (Lessor)
5. Lancar vs. Tidak lancar
6. Pengungkapan

Kita diskusikan karakteristik pada halaman-halaman berikut:

1. Nilai residu

Sampai saat ini pembahasan tentang nilai residu belum dilakukan dalam rangka
mengembangkan masalah akuntansi dasar untuk lessee dan akuntansilessor.
Akuntansi untuk nilai residu sangat kompleks dan mungkin merupakan bagian
yang paling sulit untuk dipahami dari akuntansi sewa.

Nilai residu adalah estimasi nilai wajar dari aktiva yang disewa pada
akhir masa sewa. Sering nilai residu yang besar terjadi pada akhir masa sewa,
terutama ketika umur ekonomis aktiva yang di sewa melebihi jangka waktu
sewa. Jika hak kepemilikan tidak secara otomatis berpindah ke sewa (kriteria 1)
dan tidak ada opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2), maka sewa akan
mengembalikan aktiva kepada leessor pada akhi masa sewa.

Dijamin vs tidak dijamin

Nilai residu adalah dapat dijamin atau tidak dijamin oleh lessee. Jika lessee
setuju untuk membayar setiap kekurangan dibawah jumlah yang di tetapkan
yang akan diterima oleh lessor berupa nilai residu pada akhir masa sewa, maka
jumlah yang di tetapkan tersebut adalah nilai residu yang di jamin
(guaranteed residual value).

Nilai residu yang di jamin digunakan dalam perjanjian sewa dengan dua alasan.
Pertama adalah alasan bisnis: jumlah ini melindungi lessor terhadap setiap
kerugian dalam estimasi nilai residu, dan karenanya menjamin tingkat
pengembalian atas investasi yang diinginkan oleh lessor.

2
Kedua adalah manfaat akuntansi yang akan di bahas pada akhir bab ini.

Pembayaran sewa

Nilai residu yang dijamin menurut desfinisinya memiliki jaminan realisasi


yang lebih besar dari pada nilai residu yang tidak dijamin. Sebagai akibatnya,
lessor dapat menyesuaikan pembayaran sewa karena kepasstian pemulihan
semakin meningkat. Namun, sesudah tingkat ini di tentukan tidak ada perbedaan
dari sudut pandang akuntansi apakah nilai residu dijamin atau tidak dijamin.
Investasi bersih yang dicatat oleh lessor akan tetap sama.

Akuntansi lessee untuk nilai residu

Apakah estimasi nilai residu yang dijamin atau tidak di jamin memiliki baik
konsekuensi ekonomi maupun akuntansi bagi lessee. Perbedaan akuntansinya
adalah bahwa pembayaran lessee minimum, yaitu dasar kapitalisasi, mencakup
nilai residu yang dijamin tetapi tidak memasukkan nilaai residu yang tidak
dijamin.

Nilai Residu Yang Dijamin (Akuntansi lessee). Nilai residu yang dijamin
mempengaruhi penghitungan pembayaran sewa minimum oleh lessee oleh
karena itu juga mempengaruhi jumlah aktiva dan utang yang dikapitalisasi.
Dengan dijaminnya nilai residu maka akan ada pembayaran tambahan pada akhir
masa sewa. Menggunakan jumlah pembayaran yang dihitung lessor diatas,
pembayaran sewa minimum berjumlah $121.185,45 ($23.237,09 x5) + 5000).
Kapitalisasi nilai tunai pembayaran sewa minimum (tidak termasuk executory
cost) dihitung sebagai berikut:

jumlah yang dikapitalisasi lessee (tingkat bunga 10%)


(anuity due basis, termasuk nilai residu yang dijamin)
present value lima kali pembayaran sewa
23.237 x 4,19986 96.895,40
nilai residu yang dijamin berjumlah 5.000
pada 5 tahun setelah tanggal
persetujuan
5000 x 0,62092 3.104,60
jumlah yang dikapitalisasi 100.000.000

tabel biaya bunga dan amortisasi uang sewa Rp. 100.000 yang akan
menghasilkan pembayaran terakhir Rp. 5.000 atas nilai residu yang dijamin oleh
Lessee Company disajikan pada tabel halaman berikut ini :

3
jika pada akhir masa sewa, harga pasar dari nilai residu kurang dari Rp.5.000,
Lessee Company mencatat kerugian . sebagai contoh, dimisalkan lessee
company mendepresiasi aktiva sewa hingga menunjukan nilai residu Rp.5.000,
tetapi ternyata harga pasar dari nilai residu pada tanggal 31/12/91 hanya RP.
3.000. pada kasusu seperti ini, lessee company harus mencatat kerugian
Rp2.000. jurnal pencatatannya adalah sebagai berikut (diasumsikan kekurangan
harga pasar atas nilai residu dibayar dengan kas oleh lessee):

kerugian atas kapital sewa 2000

utang-SGU 5000

akumulasi depresiasi-equipm SGU 95.000

equipment-SGU 100.000

kas 2000

apabila harga pasar melebihi Rp. 5.000, maka diakui sebagai laba. Laba atas
penjaminan nilai residu mungkin dibagi diantara lessor dan lessee menurut rasio
yang disetujui dalam kontrak.

lessor company
tabel amortisasi sewa
(anuity due basis)
bunga
atas
pembayaran utang
sewa yang
tahunan excutory belum pengurangan
Tgl +NRD cost dibayar utang sewa utang sewa
01/01/1987 100.000.000
01/01/1987 25.237,09 2000 0 23.237,09 76.762,92
01/01/1988 25.237,09 2000 7676,29 15.560,80 61.202,11
01/01/1989 25.237,09 2000 6120.21 17.116,88 44.085,23
01/01/1990 25.237,09 2000 4408,52 18.828,57 25.256,66
01/01/1991 25.237,09 2000 2525,67 20.711,42 4.545,24
31/12/1991 5.000,00 2000 454,76** 4.545,24 0,00
131.185,45 10.000 21.185,45 100.000.000

(a) Pembayaran sewa tahunan oleh lessee


(b) Executory cost yang termasuk dalam pembayaran sewa
(c) Sepuluh persen dari saldo sebelumnya x 10% kecuali tanggal 1/1/87
(d) A dikurangi b dan c
(e) Saldo sebelumnya dikurangi d. * dibulatkan menjadi 24 sen.

4
Nilai residu yang tidak dijamin (Akuntansi lessee). Nilai residu yang
tidak dijamin dari sudut pandang lessee adalah sama seperti tidak adanya
nilai residu dalam hal dampaknya terhadap metode penghitungan
pembayaran sewa minimum lessee dan kapitalisasiaktiva yang disewa serta
kewajiban sewa. Sebagai contoh misalnya nilai residu Rp. 5.000 contoh
sebelumnya apabila tidak dijamin. Pembayaran sewa tahunan akan sama Rp.
23.237,00 karena baik nilai residu dijamin ataupun tidak, jumlah yang hrus
ditutup lessor company dari penerimaan sewa adalah 96.895,40.

Pembayaran sewa minimum adalah Rp 116.185,45 (Rp 23.237,09 x 5).lessee


company akan mengkapitalisasi dengan jumlah sebagai berikut:

jumlah yang dukapitalisasi lesse (tigkat bunga 10%)


(anuity due basis, termasuk nilai residu yang dijamin)

present value lima kali pembayaran


sewa
23.237 x
4,16986 96.895,40
nilai residu yang dijamin berjumlah
5.000
(tidak
dikapitalisasi) 0,00
Jumlah yang dikapitalisasi
lesse 96.895,40

Tabel biaya bunga dan amortisasi uang sewa Rp. 96.895,40yang dibuat
lessee company adalah sebagai berikut:

lessor company
tabel amortisasi sewa
(anuity due basis)

bunga atas
pembayaran utang pengurangan
sewa excutory yang utang sewa utang
Tgl tahunan (a) cost (b) dibayar (c) (d) sewa (e)
01/01/1987 $96.895,40
01/01/1987 $25.237,09 $2000 0 $23.237,09 73.658,31
01/01/1988 25.237,09 2000 7365,83 15.871,26 57.658,61
01/01/1989 25.237,09 2000 5778,71 17.458,28 40.328,67
01/01/1990 25.237,09 2000 4032,87 19.204,22 21.124,45
01/01/1991 25.237,09 2000 2112,64* 21.124,45 0,00
$126.185,45 $10.000 $19.290,05 $96.895,40
5
(a.) Pembayaran sewa tahunan oleh lessee
(b.) Executory cost yang termasuk dalam pembayaran sewa
(c.) Saldo sebelumnya x 10% kecuali tanggal 1/1/87
(d.) A dikurangi b dan c
(e.) Saldo sebelunya dikurangi
** dibulatkan 24 sen

Ayat jurnal lessee yang melibatkan nilai residu. Ayat jurnal yang dibuat oleh
lessor company baik untuk nilai residu yang dijamin dan tidak dijamin
ditunjukan dalam bentuk komparatif

nilai residu dijamin nilai residu tidak dijamin

kapitalisasi sewa 1/1/08


peralatan yang disewa menurut peralatan yang disewa menurut 96.895,40
sewa modal 100.000 sewa modal 96.895,40
kewajiban sewa 100.000 kewajiban sewa
pembayaran pertama 1/1/08
beban pajak properti 2000 beban pajak properti 2000
kewajiban
sewa 23.237.09 kewajiban sewa 23.237,09
Kas 25.237,09 25.237,09
ayat jurnal penyesuaian untuk bunga akrual 31/12/08
beban bunga 7676,29 beban bunga 7365,83
hutang bunga 7676,29 hutang bunga 7365,83
ayat jurnal untuk mencatat penyusutan 31/12/08
beban penyusutan-sewa
modal 19.000 beban penyusutan-sewa moadal
akumulasi
akumulasi penyusuta- sewa penyusutan-sewa 19.379,08
modal 19.000 modal 19.379,08
100.000-5000 : 5 tahun 96.895,40 : 5 tahun
pembayaran kedua 1/1/09
beban pajak properti 2000 beban pajak properti 2000
kewajiban
sewa 15.560,80 kewajiban sewa 15.871,26
beban bunga (atau hutang beban bunga (hutang
bunga) 7676,29 bunga) 7365,83
Kas 25.237,09 kas 25.237,09

6
Akuntansi lessor untuk nilai residu

Sebagaimana diindikasikan terdahulu, investasi bersih yang akan dipulihkan


oleh lessor akan sama apakah nilai residu dijamin atau tidak dijamin, lessor
mengasumsikan akan merealisasi nilai residu pada akhir masa lezse apakah
dijamin atau tidak/ pembayaran sewa yang diisyaratkan oleh lessor untuk
memperoleh pengembalian tertentu atas investasi adalah sama $23.237,09
apakah nilai residu dijamin atau tidak dijamin. Dengan menggunakan data
caterpillar/sterling dan asumsi adanya nilai residu (baik dijamin ataupun tidak
dijamin) sebesar 5.000 serta klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan
langsung. Jumlah yang dibutuhkan dihitung sebagai berikut:

niai pasar wajar peralatan yang disewa $100.000.000


kurang: nilai pada saat ini dari nilai residu 5000x0,62092 3104,6
nilai yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran
sewa $96.895,40
lima pembayaran sewa awal-tahun untuk menghasilkan
pengembalian 10% 96.895,40 : 4,16986 $23.237,09

Skedul untuk amortisasi dengan nilai residu dijamin atau tidak dijamin akan
sama, seperti disajikan berikut ini:

caterpillar financial
skedul amortisasi sewa
(dasar anuitas jatuh tempo, nilai residu yang tidak dijamin atau tidak dijamin)

pembayaran bunga 10%


sewa atas
tahunan biaya piutang pemulihan
Tgl +nilai residu executory sewa piutang sewa piutang sewa
A B c d E
01/01/2008 $100.000.000
$2000
01/01/2008 $25.237,09 0 $23.237,09 76.762,91
01/01/2009 25.237,09 2000 $7676,29 15.560,80 61.202,11
01/01/2010 25.237,09 2000 6120,21 17.116,86 44.085,23
01-Jan 25.237,09 2000 4408,52 18.828,57 25.256,66
01/01/2012 25.237,09 2000 2525,67 20.711,42 4.545,24
31/12/2012 5.000,00 0 454,76 4.545,24 0,00
$131.185,45 $10.000 $21.185,45 $100.000.000

(a) Pembayaran sewa tahunan yang diisyaratkan oleh sewa


(b) Biaya executory dimasukan dalam pembayaran khusus
(c) Saldo sebelumnya e x 10% kecuali 1/1/08
7
(d) A dikurangi b dan c
(e) Saldo sebelumnya dikurangi d
**dibulatkan hingga 24 sen

Dengan menggunakan jumlah yang dihitung diatas, ayat jurnal berikut akan
dibuat oleh caterpillar selama tahun pertama untuk sewa pembiayaan langsung
ini.

awal sewa 1/1/08


piutang sewa 100.000.000
peralatan 100.000.000
pembayaran pertama yg diterima 1/1/08
kas 25.237,09
piutang sewa 23.237,09
beban/hutang pajak properti 2000
ayat jurnal penyesuaian untuk bunga akrual 31/12/08
piutang bunga 7676,29
pendapatan bunga 7676,29

2. Sewa jenis penjualan (Lessor)

Sebagaimana diindikasikan sebelumnya, perbedaan utama antara sewa


pembiayaan langsung dengan sewa jenis penjualan adalah laba (atau rugi) kotor
produsen atau penyalur.

Menjelaskan akuntansi lessor untuk sewa jenis penjualan. Informasi yang


dibutuhkan untuk mencatat sewa jenis penjualan adalah sebagai berikut:

(1) investasi kantor (piutang pembayaran sewa). Pembayaran sewa minimum


plus nilai residu yang dijamin.

(2) pendapatan bunga ditangguhkan. Investasi kotor dikurangi pasar aktiva.

(3) harga jual aktiva. Nilai tunai pembayaran sewa minimum.

(4) harga pokok penjualan. Harga pokok aktiva (cost) dikurangi nilai tunai nilai
residu yang tidak dijamin.

Investasi kotor dan pendapatan bunga diterima dimuka adalah sama apakah
digunakan nilai residu yang dijamin atau tidak dijamin. Pada saat mencatat
penjualan dan harga pokok penjualan, adalah perbedaan akuntansi antara lain
adalah residu yang dijamin dan tidak dijamin. Nilai residu yang dijamin dapat
dianggap bagian dari pendapatan penjualan karena lessor mengetahui bahwa
seluruh aktiva telah dijual. Ada sedikit kepastian bahwa bagian nilai residu yang
tidak dijamin dari aktiva telah terjual, karena itu penjualan dan harga pokok

8
penjualan hanya diakui untuk bagian aktiva yang realisasinya terjamin. Namun,
jumlah laba kotor dari penjualan aktiva adalah sama apakah di gunakan nilai
residu yang dijamin atau tidak dijamin.

3. Opsi pembelian dengan harga khusus

Opsi pembelian dengan harga khusus memungkinkan lessee untuk membeli


properti yang di sewa dengan harga yang jauh di bawah perkiraan nilai wajar
properti di masa depan. Harga tersebut begitu menguntungkan pada awal sewa
sehingga bisa di pastikan bahwa opsi ini akan digunakan. Jika terdapat opsi
pembelian dengan harga khusus, maka lessee harus menambahkan nilai
sekarang dari pembayaran sewa minimum dengan nilai sekarang dari
harga opsi.

Akuntansi untuk sewa di pengaruhi oleh opsi pembelian dengan harga khusus
dalam cara yang sama seperti pada nilai residu yang dijamin. Artinya, dengan
nilai residu yang di jamin, lessee harus membayar nilai residu pada akhir sewa.
Begitu pula,opsi pembelian dalam harga khusus kemungkinan besar akan
dibayar oleh lessee.

Satu-satunya perbeedaan antara perlakuan akuntansi untuk opsi pembelian


dengan harga khusus dan nilai residu yang di jamin dalam jumlah serta situasi
yang sama terletak pada perhitungan penyusutan tahunan. Dalam kasus nilai
residu dijamin, lessee menyusutkan aktiva selama masa sewa, sementara dalam
opsi pembelian dengan harga khusus, lessee menggunakan umur ekonomis
aktiva.

4. Biaya langsung awal (Lessor)

Ada dua jenis biaya langsung awal (initial direct costs). Pertama, biaya
langsung ingkremental (increment direct costs), adalah biaya-biaya yang
dibayarkan kepada pihak ketiga yang independen, yang terjadi pada perjanjian
sewa. Contohnya adalah biaya penaksiran independen atas kolateral yang
digunakan untuk menjamin sewa, atau biaya pengecekan kredit pihak luar lesee
atau honor broker untuk mendapatka lessee.

Jenis kedua, biaya langsung internal (internal direct costs), adalah biaya-biaya
yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan khusus yang dilaksanakan
oleh lessor pada sewa tertentu. Contohnya, adalah mengevaluasi kondisi
keuangan calon lessee; mengevaluasi dan mencatat garansi, jaminan, dan
perjanjian sekuritas lainnya; menegosiasikan jangka waktu sewa dan menyusun
serta memproses dokumen sewa; dan menutup transaksi. Biaya-biaya yang
langsung berhubungan dengan waktu pegawai yang digunakan untuk melakukan
transaksi sewa khusus juga di anggap biaya langssung awal.

9
Namun, biaya langsung awal tidak boleh mencakup biaya tidak
langsunginternal, yang berhubungan dengan aktivitas yang dilaksanakan oleh
lessor untuk iklan, menjalankan sewa yang sudah ada, dan menetapkan serta
memonitor kebijakan kredit. Biaya ini juga tidak boleh memasukan biaya untuk
supervisi dan administrasi, serta beban seperti sewa dan penyusutan.

Akutansi untuk biaya langsung awal bergantung pada jenis sewanya.

Untuk leasi operasi, lesssor harus menangguhkan biaya langsung awal


dan mengalokasikannya selama jangka waktu sewa secara proporsioana
dengan pendapatan sewa.
Dalam transaksi sewa jenis penjualan, lessor membebankan biaya
langsung awal pada tahun terjadinya; yaitu, dibebankan pada periode
dimana laba atas penjualan diakui.
Dalam sewa pembiayaan langsung, biaya langsung awal ditambahkan ke
investasi bersih dalam sewa dan diamortisasi selama umur sewa
sebagai penyesuaian hasil.

5. Lancar vs tidak lancar

Kewajiban lancar lessee adalah pembayaran yang harus dilakukan pada


tanggal 1 januari tahun berikutnya, kemudian apa yang terjadi jika
situasinya adalah anuitas biasa (ordinary annuity) dan bukan anuitas
jatuh tempo? Sebagai contoh , misalkan bahwa sewa dibayar pada akhir
tahun (31 desember) dan bukan pada awal (1 januari). FASB Statement
No. 13 tidak mengindikasikan cara untuk mengukur jumlah lancar da
tidal lancar, pernyataan ini mengharuskan bahwa kewajiban lessee harus
diidentifikasi secara terpisah dalam neraca sebagai kewajiban menurut
leade modal dan harus dianggap, dalam beberapa situasi, sebagai
kewajiban lainnya ketika mengklasifikasikannya sebagai kewajiban
lancar dan tidak lancar pada neraca berklasifikasi. Metode yang paling
umum untuk mengukur bagian kewajiban lancar dalam sewa
anuitas biasa adalah perubahan motede nilai sekarang.

Untuk mengilustrasikan perubahan motode nilai sekarang, asumsikan


situasi anuitas biasa dengan data-data yang sama seperti kasus
Caterpillar/Sterling, tidak termasuk biaya executory sebesar $2000.
Karena sewa dibayar pada akhir periode dan bukan pada awal periode,
maka kelima sewa ditetapkan sebesar $26.379,73 untuk mendapatkan
suku bunga efektif 10%. Skedul amortisasi anuitas biasa

10
sterling/catterpillar
skedul amortisasi sewa
(dasar anuitas biasa)
pembayaran pengurangan saldo
sewa kewajiban/piutang kewajiban/piutang
tgl tahunan bunga 10% sewa sewa
01/01/2008 $100.000
31/12/2008 $26.379,73 $10.000 $16.379,73 83.620,27
31/12/2009 26.379,73 8362,03 18.017,70 65.602,57
31/12/2010 26.379,73 6560,26 19.819,47 45.783,10
31/12/2011 26.379,73 4578,31 21.801,42 23.981,68
31/12/2012 26.379,73 2398,05* 23.981,68 0,00
$131.898,65 $31.898,65 $100.000
*dibulatkan sebesar 12 sen

Bagian lancar dari kewajiban sewa/investasi bersih menurut perubahan


metode nilai sekarang per 31 desember 2008 adalah $18.017,70
($83.620,27-$65.602,57) dan per 31 desember 2009 adalah $19.819,47
($65.602,57-$45.783,10). Bagian kewajiban sewa/investasi bersih tidak
lancar juga diklasifikasikan demikiam yaitu $65.602,57 merupakan
bagian tidak lancar pada tanggal 31 desember 2008.

Jadi, baik anuitas jatuh tempo maupun anuitas biasa melaporkan


pengurangan pokok untuk periode berikutnya sebagai kewajiban
lancar/aktiva lancar. Dalam situasi anuitas jatuh tempo, bunga
diakrualkan selama tahun berjalan tetapi belum dibayar sampai periode
berikutnya. Sebagai akibatnya, kewajiban lancar/aktiva lancar
dihasilkan oleh pengurangan pokok dan bunga yang telah
terjadi/diperoleh dalam periode sebelumnya.

Dalam situasi anuitas biasa, bunga akrual selama satu periode juga
dibayarkan pada periode yang sama; jadi, hanya pengurangan pokok
yang ditunjukan sebagai kewajiban lancar/aktiva lancar.

6. Mengungkapkan data sewa

FASB mengharuskan bahwa informasi berikut ini yang berhubungan


dengan sewa diungkapkan dalam laporan keuangan leasse atau dalam
catatan. Persyaratan ini dapat bervariasi menurut jenis sewa (modal atau
operasi) dan menurut siapa yang melaporkannya (lessor atau sewa).
Persyaratan pengungkapan ini menyediakan para investor dengan
informasi berikut ini:

Deskripsi umum mengenai sifat perjanjian sewa.


11
Sifat, waktu, dan jumblah tunai masuk dan tunai keluar terkait sewa,
mencakup pembayaran yang dibatar atau diterima dalam tiap tahun dari
lima tahun kedepan.
Jumlah pemasukan dan pengeluaran sewa yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi setiap periode.
Deskripsi dan jumlah aktiva sewa menurut klasifikasi umum neraca dan
kewajiban yang terkait.
Jumlah piutang dan jumblah pemasukan belum didapat yang sesuai
perjanjian sewa.

Contoh laporan keuangan dari laporan tahunan Tasty Baking Company


tahu 2004 pada ilustrasi 21-32 menampilkan laporan dan pengungkapan
catatan yang umum bagi lessee yang memiliki baik lessee yang memiliki
baik sewa modal maupun sewa oper

12
TASTY BAKING COMPANY

Kewajiban lancar 2004 2003


Deskripsi dan
Kewajiban lancar dalam sewa modal $713 $634
jumlah kewajiban
yang di sewa Kewajiban tidak lancar

Kewajiban jangka panjang dalam sewa


modal, dikurangi bagian lancar
4.159 4.709

Catatan 7: Komitmen dan Kontinjengsi


Deskripsi umum
Perusahaan mesewa pabrik dan fasilitas distribusi, mesin, serta peralatan otomotif tertentu
menurut perjanjian sewa tak terbatalkan. Perusahaan memiliki harapan, sesuai daur hidup
Deskripsi dan bisnis yg normal, bahwa pada akhir masanya sewa akan diperbaharui atau diganti dengan
jumlah aktiva yg di sewa yang lain.. properti, pabrik, dan peralatan terkait sewa modal bernilai $5.965 terhitung
sewa 25 desember 2004 dan $2303. Penyusutan dan amotisasi aktiva yang tercatat dalam sewa
modal bernilai $690 terhitung tahun 2004 dan $261 terhitung tahun 2003.

Berikut adalah skedul pembayaran minimum sewa pada masa depan terhitung25 desember
2004.

Sifat, waktu dan


jumlah arus kas lease
operasi yg
keluar
lease belum
modal dibatalkan
2005 1.142 1.747
2006 1.142 1.440
2007 1.089 701
2008 581 487
2009 561 146
Jumlah beban
tahun tahun berikutnya 2.525 4
sewa
total pembayaran lease minimum 7.040 4.525
dikurangi bagian pembayaran bunga 2.168
nilai sekarang pembayaran minimum lease dimasa
depan 4.872

Pengeluaran rental bernilai sekitar $2.474 pada tahun 2004 dan $2.194 pada tahun 2003.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sewa (lease) adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lease untuk
menggunakan suatu aset selama periode waktu yang tertentu dengan membayar sejumlah
uang (sewa) yang sudah ditentukan. Lessor adalah pemilik sah dari asset yang disewakan,
dan lessee adalah pihak yang menyewa asset dari lessor untuk digunakan.

Sewa diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:


1. Sewa pembiayaan atau sewa modal
2. Sewa operasi

Karakteristik perjanjian lease mengakibatkan masalah akuntansi yang unik, yaitu:


1. Nilai residu
2. Lease jenis penjualan (lessor)
3. Opsi pembelian dengan harga khusus
4. Biaya langsung awal
5. Lancar vs. tidak lancar
6. Pengungkapan

14
Daftar Pustaka

Kieso, Donald, E., dkk. 2007. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai