Makalah Geologi Kuarter
Makalah Geologi Kuarter
di Indonesia
Disusun oleh :
Objek penelitian dari disiplin ilmu Geologi Kuarter ini adalah bagian terluar
dari bumi dimana kita hidup di atasnya. Karena itu geologi Kuarter sangat terkait
dengan kehidupan manusia. Endapan Kuarter menutupi hampir 80 % wilayah
Indonesia, dimana di atasnya terdapat kota-kota besar dan penting dan merupakan
penghasil beras utama. Endapan Kuarter tersebut dihasilkan oleh proses-proses
alam yang sangat kompleks berupa interaksi antara lithosfer, hydrosfer, atmosfer
dan biosfer
Zaman Kuarter
Zaman ini yang dimulai sejak sekitar 18.000.000 tahun yang lalu. Zaman
Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar
1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian
diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
1. Kala Pleistosen
Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama
dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta
tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak diperagakan, yang antara lain: fosil
gajah (Stegodon trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus palaeokerabau
FALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari Rembang
dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang berbentuk fragmen;
serta fosil manusia purba Homo erectus dari Sangiran (Solo). pada zaman ini
terjadi empat kali zaman es atau zaman glasial. Di permulaan zaman kwarter,
muncul zaman es pertama suhu bumi menurun dan gletser menutupi sebagian
besar daratan Asia, akibatnya banyak air laut yang terambil, permukaan laut
menjadi turun. Sebagian laut Jawa kering dan timbullah Paparan Sunda yang
menghubungkan benua Asia, Malaya, Sumatera, Kalimantan dan Jawa.Iklim
cikal bakal kerajaan Banjar saat itu adalah tropis, dengan musim kering
menimbulkan padang-padang rumput dan jenis-jenis burung yang berpindah
dari daratan Asia. Musim kering ini disusul musim hujan yang membawa
akibat munculnya hutan-hutan lebat di benua Kalimantan.
Hujan lebat di masa pluvial menyebabkan banyaknya muncul sungai-sungai.
Walaupun Paparan Sunda ini kemudian tenggelam kembali, tetapi sungai-
sungai di daerah Kahayan, Barito, Sampit, sungai-sungai di Lampung, sungai-
sungai di Jawa bagian utara adalah cabang sungai besar di Laut Jawa yang
bermuara di sebelah utara Bali dulunya. Melalui periode glasial I dengan
timbulnya Paparan Sunda menjadi jembatan yang memungkinkan terjadinya
migrasi manusia dan hewan dari daratan Asia ke banua Banjar.
Zaman permulaan plestosin tengah berjalan seiring dengan glasiasi kedua
daratan Asia, permukaan air laut turun sedalam 125 meter; sehingga Paparan
Sunda mencapai luas wilayah yang sangat besar dan sekali lagi Jawa,
Kalimantan dan Sumatera bersatu dengan daratan Malaya dan Asia, kembali
terjadi migrasi berbagai macam hewan yang akhirnya dikenal dengan istilah
fauna Sino Malayu, selain migrasi manusia tentunya. Setelah ribuan tahun
berjalan es menghilang lagi dan lautan kembali memisahkan pulau-pulau ini.
Setelah itu daratan ini akan mengalami dua kali lagi zaman glasial, sampai
keadaan seperti sekarang. Ciri ciri kala pleitosen:
a. Berlangsung sekitar 18.000.000 tahun yang lalu.
b. Mulai muncul kehidupan.
c. Silih bergantinya zaman Glasial dan Interglasial.
Zaman glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utara dan
daerah yang jauh dari kutub mengalami hujan lebat. Permukaan air laut
turun dan naiknya daratan.
Zaman Interglasial adalah zaman zaman antara zaman glasial. Temperatur
naik sehingga lapisan di kutub utara mencair.
d. Hanya hewan berbulu tebal yang mampu bertahan dan hewan berbulu tipis
pindah ke daerah tropis.
e. Terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia.
2. Kala Holosen
Holosen adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai
sekitar 10.000 tahun radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 130 tahun
kalender yang lalu (antara 9560 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala
keempat dan terakhir dari periode Neozoikum. Namanya berasal dari bahasa
Yunani ("holos") yang berarti keseluruhan dan ("kai-ne") yang
berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala
Alluvium". Kala Holosen atau alluvium, yaitu kala manusia merajai dunia,
yang baru mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Dari kala ini diperagakan
sejarah budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai
Zaman Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan,
Jawa Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat). Ciri ciri kala holosen:
a. Sebagian besar es di kutub lenyap dan permukaan air laut naik.
b. Daerah-daerah dataran rendah tergenang air dan menjadi laut transgresi
dan munculah pulau-pulau di Nusantara.
c. Hewan-hewan besar seperti mastodon, mammoth, sabre-tooth, glyptodon,
badak berbulu, dan giant sloth mulai menghilang.
Dikemukakan oleh Fauzie bahwa kaitannya dengan migrasi hewan darat dari
Asia ke Indonesia, baru diketahui sekitar dua juta tahun yang lalu atau awal Kala
Plistosen. Pada waktu itu Indonesia mulai didatangi oleh hewan darat dari Asia,
karena Indonesia waktu itu sudah hampir seperti sekarang dan daratan Sunda
merupakan daratan Asia. Kedatangan mereka pun tidaklah sekali, tetapi berulang
kali dengan keluarga hewan yang beraneka.
Perubahan iklim yang terjadi pada batas Kala Pliosen dan Plistosen sangat
mempengaruhi kehidupan yang ada pada waktu itu, baik fauna maupun floranya
antara lain menyebabkan pula adanya perubahan lingkungan sehingga
mengakibatkan migrasi dan pemisahan komunitas hewan dan tumbuhan. Hal ini
yang mempengaruhi adanya migrasi vertebrata, seperti yang telah selama ini kita
kenal, yaitu migrasi vertebrata dari dataran Asia ke Indonesia melalui Paparan
Sunda. Namun demikian teori land bridge masih diperdebatkan ketika melintas
Selat Lombok, yang mempunyai kedalaman lebih dari 1000 meter, ke Kepulauan
Sunda kecil, walaupun di sana dijumpai fosil Stegodon (gajah purba).
Geologi Kuarter menjadi penting untuk diteliti karena proses geologi yang
terjadi sangat dinamis, dan dapat kita saksikan secara langsung seperti peristiwa
gempa bumi dan tsunami, longsor amblesan, banjir dan lain-lainnya yang secara
langsung dapat merusak hasil-hasil pembangunan(Natural Disaster). Salah satu
contoh fenomena geologi yang terjadi baru baru ini seperti peristiwa gempa bumi
dahsyat dan tsunami di Aceh 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9.3 SR, Gempa
bumi di Yogyakarta 27 Mei 2006 dengan kekuatan 6.2 SR, dan Gempa bumi di
Padang Sumatera Barat 30 Sept 2009 dengan kekuatan 7.6 SR dan meletusnya
Gunung Merapi yang menelan ratusan ribu korban manusia serta kerugian harta
benda. Rangkaian bencana gempa bumi tersebut mengingatkan kita bahwa daerah
kita ini adalah daerah yang berpotensi untuk dilanda bencana geologi. Tingginya
tingkat kerentanan bencana geologi di wilayah persada tanah air Indonesia adalah
merupakan konsekuensi dari letak geografis Indonesia yang diapit oleh tiga
lempeng benua yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Paisfik dan Lempeng
Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak ke timur dengan kecepatan 7,7
cm/tahun, Lempeng Pasifik bergerak ke baratlaut dengan kecepatan 10,2 cm/tahun
dan Lempeng Eurasi relatif stabil. Akibat pergerakan tersebut terjadilah benturan
antar lempeng yang dapat mengakibatkan terbentuknya cekungan sedimen,
terjadinya gempabumi, munculnya gunung api dan terbentuknya mineralisasi.
1. Manusia muncul dalam zaman Kuarter yang mencakup 2.6 juta tahun yang
lalu.
2. Manusia hidup di lingkungan geologi Kuarter ( batuan, endapan, bentang
alam) yang sangat penting bagi tata guna tanah dan pertanian.
3. Geologi Kuarter sangat dinamis
4. Perubahan muka laut
5. Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
6. Pergerakan lempeng yang sangat aktif
7. Kegiatan Vulkanisme
8. Gempabumi
9. Longsor, sedimentasi, abrasi pantai
10. Banjir
11. Terdapat bahan galian golongan C (pasir, kerikil, lempung, gamping, trass dll)
12. Terdapat sumber daya mineral seperti emas, intan, illimenit, monasit (placer
deposits) serta terjadinya laterisasi seperti bauxite, nikel dll.
Produk dan proses geolgi yang terjadi seperti aktivitas tektonik, muntahan
material gunung api, efek goncangan gempabumi, sedimentasi, abrasi dan erosi
dapat menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan yang konsekuensinya
dapat pula merusak lingkungan. Selain itu proses dan produk geologi juga sangat
mempengaruhi dinamika pembentukan bentang alam dimana manusia tinggal di
atasnya.
Proses proses geologi tersebut di atas, merupakan salah satu kendala didalam
melaksanakan pengembangan wilayah. Oleh karena itu para akhli geologi Kuarter
ditantang di dalam menganalisis proses proses geologi di atas sehingga mendapat
peluang untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap dan rinci untuk dapat
digunakan menghindar dari kerugian material dan korban jiwa.
Selain itu mineral bijih seperi bauksit, nikel sebagai hasil proses pelapukan
juga merupakan topik yang sangat menarik untuk dikaji. Karena wilayah Indoesia
mempunyai iklim yang sangat dinamis dengan kondisi geologinya yang
sedemikian kompleks, sehingga pembentukan mineral biji tersebut sangat
berpotensi di Indonesia. Endapan bahan galian golongan c, juga merupakan
komediti industri yang sekarang ini semakin dibutuhkan .