NIM : F1317059
Tahun 2004
Andika Surachman adalah seorang mahasiswa STIE TAMA Jagakarsa, Jakarta Selatan, dan
bekerja sebagai pramuniaga minimarket.
Tahun 2005
Andika Surachman menikahi Anniesa Desvitasari Hasibuan. Bekerja dengan status magang di
kantor Pusat Bank Bukopin dengan gaji Rp.50.000 ribu perhari.
Tahun 2008
Ayah mertua Andika (Ayah dari Anniesa) pengusaha batu bara meninggal dunia. Andika dan
Anniesa berhenti kuliah dan berfokus mencari nafkah untuk keluarganya, dengan tahap awal modal 2
juta dari hasil penjualan motor dan menyewa kios dipinggir jalan di kawasan Cimanggis, Depok.
Dengan menggunakan uang tambahan dari almarhum ayah mertuanya Andika berjualan berbagai
macam barang dan makanan, namun gagal.
Masih dengan modal mertuanya, dan tambahan dari penggadaian rumah, dengan bermodalkan
nekat Andika dan Anniesa membuka usaha travel agent. Membuat CV atas nama First Karya Utama.
Dengan Rp. 50 Juta memulai usaha travel ini, via door to door, telefon.
Di Bulan ke-6 mereka mulai kesulitan lagi, kemudian rumah yang digadaikan di bank hanya
bersisa 10 juta, mencoba kembali menawarkan bisnis travelnya. Pada akhirnya, mendapatkan tawaran
dari karyawan Bank Indonesia yang ingin ke Vietnam sebanyak 9 orang dengan mengandalkan travel
lain, dan hanya memperoleh sedikit margin.8
12 April 2012
Terjun langsung menjadi tour guide tanpa berbekal pengetahuan lebih , perjalanan pertama
mereka tergolong sukses. Sepanjang tahun 2012 mereka berhasil memberangkatkan 800 orang.
Tahun 2013
Dengan pelanggan berjumlah 3.800 orang, mencoba menjadi lebih professional dengan
mengajukan izin penyelenggara umrah ke Kemenag.
Menambah 15 kantor First Travel, dan menawarkan biaya umrah murah mulai 14 juta 34 juta,
Tahun 2014
First travel memberangkatkan 14.700 jamaah dan memperoleh omzet 20 juta dollar AS.
Tahun 2015
35.000 orang menggunakan jasa First travel dengan omzet sekitar 60 juta dollar AS.
Tahun 2016
Di akhir tahun, First Travel memberangkatkan 35.000 jamaah. Mendapatkan rekor sebagai
Manasik Akbar Umrah Terbesar di Indonesia. Anniesa menjadi perancang busana di NewYork.
28 Maret 2017
First Travel gagal memberangkatkan jemaah umrah yang pada saat itu diinapkan di hotel sekitar
Bandara Soekarno Hatta. Hal ini menarik perhatian Kementerian Agama.
18 April 2017
Kementerian Agama mengadakan mediasi dengan jemaah dan meminta klarifikasi langsung
kepada pihak First Travel namun tidak ada jawaban.
22 Mei 2017
600 jemaah dari Jawa Timur terlantar seketika Kementerian Agama membuat mediasi antara
pihak First Travel dan para jamaah.
21 Juli 2017
Penghentian penjualan oleh Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan
3 Agustus 2017
Pencabutan izin usaha karena dianggap melanggar Pasal 65 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor
79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji
9 Agustus
Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan ditetapkan sebagai tersangka dan diancam
hukuman 4 tahun penjara.
Analisis :
Biaya yang ditawarkan First Travel adalah 14 juta per orang sedangkan biaya normal untuk umrah
(sudah termasuk hotel, transportasi, dan lain lain) adalah berkisar antara 21 23 juta. First travel
berani memberikan paket promo umrah dengan harga murah yang ternyata promonya disubsidi oleh
keuangan First Travel sendiri. First travel mencampur urusan bisnis travel umrah dan bisnis lainnya
sehingga, dana yang seharusnya digunakan untuk umrah tercampur dengan bisnis lainnya. First Travel
memiliki sejulah agen yang jika agen tersebut berhasil untuk membawa satu orang maka agen tersebut
akan mendapatkan bonus yang sepertinya juga diambil dari keuangan First Travel. Dalam kasus ini
First Travel menggunakan uang jemaah baru untuk memberangkatkan jemaah lama. Di luar itu,
pemilik First Travel menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan sendiri yaitu dengan membeli
rumah dan sejumlah kendaraan.
Jumlah korban tercatat adalah sebanyak 72.682 calon jemaah, baru diberangkatkan 14 ribu dan 58.682
calon lainnya masih belum diketahui nasibnya. Kerugian diduga mencapai Rp. 848,7 milyar.