0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kasus penipuan First Travel yang didirikan oleh Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan dengan menawarkan paket umrah murah.
2. Majelis hukum menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun untuk Andika Surachman dan 18 tahun untuk istrinya karena telah menipu 63.000 jemaah senilai Rp905 miliar.
3. Kasus ini menunjukkan rendahnya literasi ke
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kasus penipuan First Travel yang didirikan oleh Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan dengan menawarkan paket umrah murah.
2. Majelis hukum menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun untuk Andika Surachman dan 18 tahun untuk istrinya karena telah menipu 63.000 jemaah senilai Rp905 miliar.
3. Kasus ini menunjukkan rendahnya literasi ke
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kasus penipuan First Travel yang didirikan oleh Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan dengan menawarkan paket umrah murah.
2. Majelis hukum menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun untuk Andika Surachman dan 18 tahun untuk istrinya karena telah menipu 63.000 jemaah senilai Rp905 miliar.
3. Kasus ini menunjukkan rendahnya literasi ke
Awal Pendirian: First Travel didirikan oleh Andika Surachman beserta istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan. Usaha travel wisata Andika kemudian mengalami titik balik dan memutuskan menawarkan paket umrah. Kronologi Penipuan First Travel: Kisruh penyelenggaraan umrah oleh First Travel mulai mengemuka saat terjadi kegagalan pemberangkatan jemaah pada 28 Maret 2017 lalu. Selanjutnya, pada 22 Mei 2017, Kemenag mengundang pihak First Travel untuk mediasi dengan jemaah. First Travel mengirimkan tim legal, namun mediasi tidak dilanjutkan karena mereka tidak dibekali surat kuasa. Lalu, pada 2 Juni 2017, digelar mediasi antara pihak First Travel dengan sejumlah jemaah dari Bengkulu. Dari mediasi itu tidak ada solusi yang bisa diberikan. Terakhir kalinya upaya mediasi dilakukan tanggal 10 Juli 2017, dan gagal karena manajemen tidak hadir. Selanjutnya, pada 21 Juli 2017 lalu, Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan PT. First Anugerah Karya Wisata untuk menghentikan penjualan paket promonya. Perintah itu diterbitkan karena ada indikasi investasi ilegal dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin. Izin PPIU untuk First Travel pun dicabut karena Kemenag menilainya telah terbukti melanggar Pasal 65 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU 13/2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah haji. Kemenag pun memerintahkan kepada PT First Anugerah Karya Wisata untuk mengembalikan seluruh biaya jemaah umrah yang telah mendaftar atau melimpahkan seluruh jemaah tersebut kepada Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) lain tanpa menambah biaya apapun. Akibat penipuan yang telah dilakukan, majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun kepada Direktur Utama First Travel Andika Surachman. Sedangkan Istri Andika, Anniesa Hasibuan, dijatuhi hukuman penjara 18 tahun. Keduanya juga diharuskan membayar denda sebesar Rp 10 miliar. Sementara Direktur Keuangan sekaligus Komisaris First Travel Siti Nuraida Hasibuan dijatuhi hukuman penjara 15 tahun dan denda Rp 5 miliar. Kiki merupakan adik kandung Anniesa. Total kasus calon jemaah umroh yang gagal diberangkatkan ke tanah suci adalah sebanyak 63.000 orang jemaah. Adapun kerugian mencapai Rp 905,33 miliar Hubungan Kasus Penipuan First Travel dengan Tingkat Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Sebagian besar jamaah yang ditipu oleh First Travel merupakan masyarakat golongan lanjut usia. Mereka tergiur dengan iming-iming promo paket umrah murah yang ditawarkan oleh First Travel. Ini mengindikasikan bahwa target market yang dicari oleh First Travel merupakan orang-orang yang literasi keuangannya kurang agar mereka mudah melancarkan aksinya dalam melakukan penipuan. Selain itu, pemilik First Travel menggunakan aliran uang penipuan tersebut untuk kegiatan konsumtif dengan berfoya-foya, seperti kegiatan fashion show Anniesa dan Andika di Amerika Serikat dan juga untuk memperkaya diri sendiri dengan membeli beberapa aset di luar negeri. Padahal seharusnya uang tersebut dipergunakan untuk memberangkatkan jamaah untuk umrah.