NIM: 215010107111034
No. Absen: 25
Analisis
Dilihat dari kasus diatas, subjek dari tindak pidana ini adalah korporasi yang
berupa perseroan terbatas atas nama PT First Travel yang menyediakan jasa untuk
kegaiatan ibadah haji dan umroh. Dari kasus posisi diatas , PT First Travel
melakukan penipuan dan penggelapan dana dari para jamaah yang ingin umrah
sekitar kurang lebih Rp. 550 miliar yang digunakan untuk keperluan pribadi.
Bila ditinjau dari aspek kriminologi, kejahatan yang dilakukan oleh PT First Travel
tersebut merupakan kejahatan terorganisir yang dilakukan oleh sebuah korporasi
yang dimana terdapat direktur beserta dengan jajarannya. Jika dikaitkan dengan
teori yang dikemukakan oleh Lombroso, tipologi kriminal ini termasuk kedalam Tipe
occasional criminal atau criminaloid yang merupakanm merupakan golongan
terbesar dari penjahat yang terdiri atas orang-orang yang tidak menderita penyakit
jiwa yang nampak, akan tetapi yang mempunyai susunan mental dan emosional
yang sedemikian rupa, sehingga dalam keadaan tertentu melakukan tindakan kejam
dan jahat. Pengurus dari PT First Travel ini bukan orang yang sedang dalam
gangguan jiwa, mereka melakukan kejahatan terorganisir ini dengan sadar dan
terstruktur berakibat kerugian yang meluas.
Dilihat dari teori yang dikemukakan oleh ahli lainnya yaitu Alexander dan Staub,
kajahatan yang dilakukan oleh PT First Travel ini merupakamn normal criminal yang
dilihat dengan teori sebelumnya tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang
dikemukakan oleh Lombroso. Jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh
Ruth Shonle Cavan, kajahatan teroganisir ini termasuk dalam Organized crime atau
syndicate kegiatan yang dilakukan oleh professional crime yang berhasil menyusun
organisasinya secara sistematis yang berbentuk kerjasama antara beberapa orang
atau beberapa kelompok untuk pelaksanaan dan kesuksesan operasinya. Dalam
rencana kerja sudah mencanumkan juga biaya operasional yang harus dikeluarkan.
PT First Travel ini melakukan kejahatannya dengan menerapkan sistem yang sudah
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sistematis dan menimbulkan kerugian
yang masif seperti dalam contohnya mereka melakukan penawaran paket umroh
yang dibilang terjangkau dengan tarif 10 juta rupiah yang ini sudah direncanakan
oleh para pengurusnya agar dapat menjangkau para calon jemaah yang banyak
sehingga setelah skema penipuan dijalankan, maka keuntungan yang akan diperoleh
semakin besar.
Tentu hal ini harus dapat menjadi perhatian bagi masyarakat untuk pada akhirnya
dapat lebih berhati-hati dengan kejahatan korporasi atau sindikat kejahatan
semacam ini. Dan peran pemerintah harus lebih aktif dalam memberantas kejahatan
dengan kedok semacam ini.