TANAMAN JAGUNG
Diusulkan oleh
Crizuer perdinanta (
Latar Belakang
Jagung adalah tanaman purba sebagaimana ditunjukkan dari sisaan klobot yang terunut
sampai sekitar 5000 SM, yang ditemukan di penggalian sejarah gua Tahuacan, Meksiko.
Domestikasi tanaman ini diperkirakan telah dimulai pada kurun waktu tersebut. Dua genus utama
Poaceae yang berasal dari Amerika adalah Zea dan Tripsacum. Nenek moyang jagung yang
Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan air, udara dan
unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman namun demikian kemampuan tanah menyediakan
unsur hara sangat terbatas. Hal tersebut di atas mendorong manusia berpikir dan berusaha untuk
melestarikan kesuburan tanahnya. Salah satu dari usaha manusia untuk melestarikan tanahnya
adalah dengan penammbahan bahan pupuk yang dikenal dengan istilah: pemupukan (Hasibuan,
2006).
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik yang mengandung unsur hara tertentu,
yang pada umumnya mempunyai kadar unsur hara yang tinggi. Pupuk buatan mempunyai
kelemahan yaitu dapat merusak lingkungan dan mengandung sedikit unsur mikro. Sedangkan
kebaikannya adalah pemakaiannya lebih mudah dan dapat diberikan pada saat yang tepat (Hakim,
dkk, 1986).
Tanah Ultisol (ando, yaitu tanah hitam) adalah tanah-tanah yang gembur, ringan dan
porous, tanah bagian atas berwarna gelap/hitam, bertekstur sedang (lempung, lempung berdebu),
terasa licin seperti sabun apabila dipirit dan secara khusus terbentuk dari bahan piroklastik kaya
Beberapa percobaan dalam uji biologi antara lain: 1) percobaan lapangan, 2) percobaan rumah
kaca, 3) percobaan mikrobiologi. Percobaan pemupukan yang sering dilakukan dalam percobaan
di rumah kaca atau dilapangan antara lain dengan memakai teknik uji kurang satu (minus one test)
atau uji tambah satu (plus one test). Kesimpulan yang diperoleh dari metode pengamatan gejala
defisiensi hara pada tanaman maupun metode uji biologi dapat dijadikan dasar untuk melakukan
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh tanah jenis Ultisol
Hipotesis Percobaan
- Adanya pengaruh tanah jenis Ultisol terhadap petumbuhan jagung ((Zea mays L.)
- Adanya pengaruh topografi suatu daerah terhadap tanaman Jagung (Zea mays L.) pada tanah
Ultisol.
Kegunaan Percobaan
- Salah satu syarat dalam pelantikan agroekoteknologi 2015 Fakultas Pertanian, Universitas
Andalas, Padang.
- Untuk meningkatkan solidaritas antar anggota kelompok maupun angkatan agroekoteknologi 2015
masyarakat.
Tanah Ultisol
Kata Ultisol berasal dari bahasa latin Ultimus, yang berarti terakhir atau dalam arti hal
Ultisol, tanah yang paling terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang terahir. Ultisol
memiliki horizon argilik degan kejenuhan basa yang rendah. Biasanya terdapat alumunium yang
dapat dipertukarkan dalam jumlah yang tinggi. Pertanian dapat dipertahankan dengan perladangan
Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir 25% dari total daratan
Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan kapasitas tukar kation yang tergolong sedang hingga
tinggi menjadikan tanah ini mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan pertanian
lahan kering di Indonesia. Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dan dikembangkan pada
tanah ini, kecuali terkendala oleh iklim dan relief (Prasetyo, 2006)
Kesuburan alami tanah Ultisol umumnya terdapat pada horizon A yang tipis dengan
kandungan bahan organik yang rendah. Unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering
kahat, reaksi tanah masam hingga sangat masam, serta kejenuhan aluminium yang tinggi
merupakan sifat-sifat tanah Ultisol yang sering menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu
terdapat horizon argilik yang mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti berkurangnya pori mikro dan
makro serta bertambahnya aliran permukaan yang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya erosi
Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Di Indonesia banyak ditemukan di
daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di
Indonesia yang belum dipergunakan untuk pertanian. Problem tanah ini adalah reaksi masam,
kadar Al tinggi sehingga menjadi racun tanaman dan menyebabkan fiksasi P, unsure hara rendah,
diperlukan tindakan pengapuran dan pemupukan, keadaan tanah yang sangat masam sangat
menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan hara kation
dalam bentuk dapat tukar, karena perkembangan muatan positif (Anonimus, 2011)
pemupukan, penambahan bahan organik, penanaman tanah adaptif, penerapan tekhnik budidaya
tanaman lorong (atau tumpang sari), terasering, drainase dan pengolahan tanah yang seminim
mungkin. Pengapuran yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat kimia dan
kegiatan jasad renik tanah. Pengapuran pada Ultisol di daerah beriklim humid basah seperti di
Indonesia tidak perlu mencapai pH tanah 6,5 (netral), tetapi sampai pada pH 5,5 sudah dianggap
baik sebab yang terpenting adalah bagaimana meniadakan pengaruh meracun dari aluminium dan
Ultisol merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dan berasal dari bahan induk
yang sangat masam. Tanah ini mengandung bahan organik rendah dan strukturnya tidak begitu mantap
Botani Tanaman
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh menyamping. Akar yang
tumbuh relatif ini merupakan akar adventif dengan percabangan yang amat lebat, yang memberi
hara pada tanaman. Akar penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan
Jagung adalah tanaman semusim yang berbatang tinggi, tegap dan berbatang tunggal yang
dominan, walaupun mungkin ada beberapa yang mengandung tunas (anakan). Kedudukan
daunnya distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam kedudukan berseling) dengan pelepah-
pelepah daun saling bertindih dan daunnya lebar relatif panjang (Goldsworthy dan Fisher, 1996).
Daun berkisar 10 20 helai tiap tanaman. Daun muda pada setiap ruas batang dan
kedudukannya berlawanan antara daun satu dengan daun lainnya. Daun panjang ini memiliki lebar
agak seragam dan tulang daunnya terlihat jelas. Bentuk daunnya seperti pita atau tigalatus
(Suprapto, 1992).
Jagung mempunyai dua jenis bunga yang berumah satu. Bunga jantan tumbuh di ujung
batang dan tersusun dalam malai. Bunga betina tersusun dalam tongkol dan tertutup oleh kelobot.
Bunga ini muncul dari ketiak daun yang terletak pada pertengahan batang. Setiap bunga
mempunyai tangkai putik yang memanjang keluar dari kelobot sampai bung dibuahi. Kumpulan
dari tangkai putik ini sering disebut rambut jagung (Najiyati dan Danarti, 1999).
Pada tongkol (buah jagung) tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan
pada buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus
(kelobot). Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1-2 tongkol (AAK, 1990).
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji
jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua
disebut endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara itu bagian yang paling
Syarat Tumbuh
Iklim
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.0001800 meter dari permukaan air laut. Jagung
yang ditanam di dataran rendah dibawah 800 meter dari permukaan air laut dapat berproduksi
dengan baik, dan pada ketinggian diatas 800 meter dari permukaan air laut pun jagung masih bisa
Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah antara 100 mm- 200 mm per bulan.
Curah hujan paling optimum adalah sekitar 100 mm-125 mm per bulan dengan distribusi yang
merata. Oleh karna itu, tanaman jagung cenderung amat cocok ditanam di daerah yang beriklim
Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Secara umum
tanaman jagung dapat tumbuh pada kisaran suhu udara antara 130C 380C dan mendapat sinar
matahari penuh. Suhu udara yang ideal untuk perkecambahan benih adalah 300C 320C dengan
Tanah
Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH 5,5 7,0.
Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8. Tekstur tanah
yang baik untuk tanaman jagung yaitu tekstur liat, liat berlempung dan lempung berpasir
(Splittoesser, 1984).
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah
dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur, subur
dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik (AAK, 1990).
Tanaman jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena
mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman jagung sangat peka terhadap tanah masam dan agak
toleran terhadap tanah yang memiliki kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Nitrogen adalah salah satu unsur hara makro yang sangat penting dan dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak dan diserap tanaman dalam bentuk ion NH4+ (amonium) dan ion NO3-
(nitrat). Ditinjau dari berbagai hara nitrogen merupakan yang paling banyak mendapat perhatian.
Hal ini karena jumlah nitogen yang terdapat didalam tanah sedikit sedangkan yang diangkut
tanaman dalam bentuk panenan setiap musim cukup banyak. Disamping itu senyawa anorganik
nitrogen sangat larut dan mudah hilang dalam air drainase, tercuci dan menguap ke atmosfir
Pupuk nitogen termasuk pupuk kima tunggal, urea merupakan pupuk dasar utama yang
diberikan pada pertanaman. Nitrogen yang dikandungnya dilepas dalam bentuk amonia dan
sebagian bereaksi dengan tanah membentuk nitrat. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah
mudah diserap tanaman. Kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pertumbuhan awal
Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam
pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah
membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya (Lingga dan Marsono,
1994).
Fosfat (P)
Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA.
ATP penting untuk proses transfer energi , sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik
tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, batang. bunga, dan buah. Dengan
membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik (Marsono dan Sigit,
2000).
Unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya
akar benih dari tanaman muda. Selain itu fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat
pembungaan, pemasakan biji dan buah. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat
primer (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO42-) (Lingga dan Marsono, 1994).
Efektivitas pupuk fosfat yang diberikan ke dalam tanah dipengaruhi oleh dua faktor yakni
ukuran butiran pupuk dan cara pemberian pupuk. Makin halus ukuran butir efentivitasnya makin
tinggi. Artinya pupuk yang di berikan akan akan cepat larut dan membentuk H2PO4 di dalam
larutan tanah sehingga dapat mempercepat tanaman menyerap unsur tersebut (Hasibuan, 2006).
Kalium (K)
Kalium adalah unsur hara makro ketiga yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
banyak setelah nitrogen dan posfor. Kadar kalium total dalam tanah pada umumnya cukup tinggi,
dan diperkirakan mencapai 2.6 % dari total berat tanah, tetapi kalium yang tersedia dalam tanah
cukup rendah. Pemupukan nitrogen dan posfor dalam jumlah besar turut memperbesar serapan
kalium dari dalam tanah, ditambah lagi pencucian dan erosi menyebabkan kehilangan kalium
Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl. Pupuk KCl yang dikenal selama
ini sebagian besar merupakan hasil tambang. Kandungan utama dari endapan tersebut adalah KCl
dan K2SO4. Kalium chlorida (Muriate of Potash) mempunyai sifat kadar K2O 52-55 %. Reaksi
fisiologis masam lemah, agak higroskopis dan hanya digunakan untuk tanaman yang tahan akan
K (Kalium) berperan untuk memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak
mudah gugur. Kalium juga membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga dapat
berperan sebagai kekuatan bagi tanaman untuk menghadapi kekeringan dan penyakit. Fungsi K
dalam pertumbuhan tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air (Lingga, 1992).
Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan
klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis.
Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
dalam tanaman sebagai penyusun klorofil. Magnesium termasuk unsur mobil. Makin tinggi
Sumber utama Mg adalah batu kapur dolomid, merupakan bahan yang sangat baik
memberikan Ca dan Mg, selain untuk menetralisir kemasaman tanah. Sumber lain meliputi K, Mg
Sulfat, Mg Klorit, Mg Oksida dan Slag. Bentuk Mg Sulfat lebih larut dibandingkan dengan batu
kapur dolomit, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pupuk Mg yang segera dibutuhkan
Nitrogen (N)
Kekurangan N tampak pada daun dan buah. Tiap daun tua dari tanaman yang menderita
kekurangan N seluruhnya tampak berubah warna menjadi hijau muda selanjutnya menguning,
jaringan-jaringannya mati, kering berwarna coklat, tanaman kerdil, perkembangan buah tidak
Bila tanaman kahat nitrogen, pertumbuhan tanaman akan terhambat, tanaman akan kurus,
kerdil dan daun berwarna kuning pucat. Warna pucat pada tanaman yang kekurangan N berasal
lambat karena klorofil dibutuhkan pada pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
Warna pucat akibat kahat nitrogen ini terjadi lebih dulu pada daun-daun tua, sepanjang tulang-
tulang daun, hal ini karena nitrogen bersifat mobil di dalam tanaman (Damanik, dkk, 2010).
tanaman mudah rebah, pada padi menurunkan kualitas butir sehingga produksi turun dan sangat
Kekurangan fosfat akan menampakkan gejala pertumbuhan yang terhambat karena terjadi
gangguan pada pembelahan sel. Daun tanaman menjadi warna hijau tua yang kemudian menjadi
ungu dan terjadi pada cabang dan batang tanaman muda. Terlambatnya masa pemasakan buah dan
Kelebihan fosfat pada tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil. Pada
tanaman jagung daun meruncing berwarna hijau gelap, terjadi pematangan dini (Rinsema, 1993).
Fospat sangat diperlukan dalam penyediaan energi., yang diperlukan untuk proses-proses
metabolik. Oleh karena itu, kekurangan unsur fospat dapat menyebabkan gangguan hepat terhadap
pertumbuhan tanaman. Awal munculnya gejala defisiensi tampak pada daun tua. Ini disebabkan
Kalium (K)
Defisiensi unsur K menyebabkan tanaman tampak kerdil, internoda antar ruas memendek,
ujung dan tepi daun menjadi hitam dan sepeti hangus (scorch), tepi daun melekuk ke bawah yang
dimulai dari mulai daun terbawah, tanaman mudah rebah (Winarso, 2005).
Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan bersifat mobil atau mudah bergerak dari
satu tempat ke tempat lain. Bila terjadi kahat kalium maka akan terjadi translokasi kalium dari
bagian-bagian tua ke bagian muda. Gejala kahat kalium dapat dilihat pada helaian daun, dimana
tepi-tepi daun menjadi kering dan berwarna kuning cokelat, sedang permukaannya mengalami
Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan magnesium adalah sebagai berikut:
- Terjadi kolrosis diantara tulang daun sedangkan tulang daun dan sirip daun biasanya tetap hijau
- Pada tingkat yang lebih lanjut warna daun tua berubah menjadi kuning dan kemudian bebercak
merah-merah coklat
Gejala defisiensi pada tanaman menunjukkan adanya klorosis diantara tulang daun,
tetutama daun tua. Jika keadaan ini berjalan terus, jaringan tersebut akan kering dan mati. Daun
menjadi kecil dan rapuh, pinggiran daun menggulung (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Gejala defisiensi Mg pertama nampak pada daun yang lebih tua atau bawah, sehingga Mg
di dalam tanaman juga disebut mobil atau dapat ditranslokasikan. Tanaman yang difisiensi Mg
akan manunjukkan daun yang menguning, berwarna kecoklatan, kemerahan sedangkan bagian
daun vena tetap hijau. Pada daun jagung akan manunjukkan strip atau garis kuning dengan vena
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Pada bulan Februari bulan Mei
Adapun bahan yang digunakan adalah tanah Ultisol Tongkoh sebagai objek percobaan,
benih jagung sebagai tanaman indikator, pupuk kimia (Urea, KCl, SP-18, dan Kiserit) sebagai
perlakuan pada percobaan, polybag 10 kg sebagai wadah tanam, label + plastik sebagai tanda dari
setiap unit perlakuan, tanah kering udara sebagai sampel tanah yang akan dianalisis, dan air
sebagai pelarut/penyiram.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk membersihkan
lahan dan mengambil tanah, timbangan untuk menimbang tanah dan pupuk serta bobot panen
tanaman, goni sebagai tempat sampel tanah, plastik sebagai tempat pupuk, meteran untuk
mengukur tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, tali plastik sebagai
pengikat goni, oven untuk mengovenkan tanaman, ayakan tanah untuk menghasilkan tanah yang
lebih halus, pacak untuk tiang spanduk, spanduk untuk memagari lahan, batu bata untuk dudukan
polybag, amplop untuk tempat berat kering tanaman, gembor untuk alat penyiraman tanaman, alat
Prosedur Percobaan
a. Prosedur di lapangan
- Diambil tanah yang akan dipercobakan di daerah yang telah ditetapkan 250 kg.
- Dibuka dan dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan pasir, jika keras dihancurkan dengan
batu.
- Ditimbang tanah kira-kira 5 kg dan dimasukkan ke dalam polybag sampai 26 polybag (ulangan I
dan II).
Ulangan 1 Ulangan II
Kontrol Kontrol
Lengkap Lengkap
-N -N
-P -P
-K -K
-Ca -Ca
-Mg -Mg
-NP -NP
-NK -NK
-PK -PK
- KCa -KCa
- CaMg - CaMg
-NPK -NPK
- Diletakkan diatas batu-bata dan disusun 2 baris memanjang dengan berbagai perlakuan berurutan:
- Dimasukkan semua jenis pupuk kedalam polybag secara berurutan dan sesuai dengan perlakuan
masing-masing.
- Ditanam bibit jagung ke polybag masing-masing 2 buah dengan jarak yang agak jauh dan tidak
terlalu dalam.
- Diambil data setiap minggu dari satu jagung yang menjadi parameter adalah tinggi tanaman,
- Diambil data berat kering bagian bawah dan bagian atas tanaman ketika panen.
- Dicatat hasilnya.
b. Prosedur di laboratorium
BTKO
BTKO
- Dihitung berat tanah yang dibutuhkan untuk setiap polibag bila dikehendaki berat tanah tanpa air
5 kg dengan rumus:
BTKU= 5+ 5 x % KA
100
- Dibuat perhitungan pupuk Urea, KCl, SP-18, Kiserit agar diketahui berapa gram pupuk yang
c. Uji PUTK