Idhafah
Idhafah
A. Pengertian Idhofah
Idhofah adalah penyandaran suatu kalimah (isim) kepada kalimah lain sehingga menimbulkan
pengertian yang lebih spesifik.[1] Idhofah tersusun dari dua bagian isim yaitu mudhof dan
mudhof ilaih. Bagian yang pertama disebut mudhof (kata yang disandarkan), dan bagian yang
kedua disebut mudhof ilaih (kata yang disandari).
B. Hukum Idhofah
a. Dalam susunan idhofah, mudhof tidak didahului alif lam ().
Contoh:
Mudhof=
mudhof ilaih=
Susunan idhofahnya adalah, ( Rasulullah)
mudhof=
mudhof ilahi=
( Pintu Masjid)
Susunan idhofahnya adalah,
C. Macam-macam idhofah
Idhofah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Idhofah maknawiyyah yaitu idhofah yang memberikan faedah memarifatkan
(sehingga dapat menimbulkan perubahan dari nakiroh menjadi marifat atau sekurang-
kurangnya taksis/tidak berarti umum betul)[4]. Definisinya adalah keadaan mudhof bukan
merupakan isim sifat yang dimudhofkan. Artinya tidak merupakan isim sifat sama sekali.
Contoh:
kunci rumah
Buku murid
Kantor pos
2. Idhofah lafaziyyah yaitu idhofah yang tidak memberikan faedah memarifatkan
mudhof (yaitu sekedar untuk meringankan bacaannya saja). Definisinya adalah keadaan
mudhof merupakan isim sifat yang di mudhofkan.
Contoh:
Yang besar cita-citanya
Yang di pelihara hatinya
Sedikit tipu muslihatnya
Dalam idhofah lafazziyah, penambahan alif lam pada mudhof dibolehkan, karena
sesungguhnya dari sisi makna bukanlah mudhof.
Contoh:
Rambut yang bergumpal (alif lam berada pada lafaz yang di idhofati oleh mudhof ilaih itu).
Adapun adanya alif lam itu pada isim sifat, bisa dianggap cukup (alif lam pada mudhofnya
saja, tidak ada pada mudhof ilaihnya), yaitu kalau isim sifat itu tasniyah atau jamak mudzakar
salim.[5]
Contoh:
Orang-orang (banyak) yang mengajari zaid
Dua orang yang mengajari zaid.