Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERKEMBANGAN SUKUK DAN FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUH PERKEMBANGAN SUKUK DI INDONESIA

A. LATAR BELAKANG
Investasi merupakan penanaman modal atau suatu alokasi
keuangan yang dilakukan oleh para investor yang ingin berinvestasi
pada surat berharga contohnya yaitu, obligasi dan sukuk yang
diperjualbelikan di pasar modal yang disebut juga pasar modal syariah
saat ini tidak hanya di konvensional tetapi juga pada prinsip syariah.
Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang surat berharganya
telah diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) akan tetapi
ada tambahan syarat yaitu, pasar modal tidak boleh bertentangan
dengan syariat islam. ini diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment
Management pada 3 Juli 1997 yang dimulai dengan penerbitan
reksadana. Kemudian diterbitkan oleh Jakarta Islamic Index (JII) pada
3 Juli 2000. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal,
yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Reksadana syariah,
saham syariah (Jakarta Isalmic Index) dan obligasi syariah (sukuk)
merupakan produk yang diterbitkan oleh Jakarta Islamic Index (JII)
(Fika, 2913).
Perkembangan obligasi syariah (sukuk) dimulai Dari MoU
antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU
menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI
untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket
Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket
peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13
tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-
akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam LK menerbitkan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar
Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12
September 2007. Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai
tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei
2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk
penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada
tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia
menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Sukuk dan obligasi sangat berbeda. Perbedaan ini dilihat dari
tidak digunakannya suku bunga tetap sebagai imbalan bagi para
investor seperti halnya dalam obligasi. Suku bunga dalam syariat
islam dilarang keras karena itu merupakan riba. Perbedaan yang
mendasari antara sukuk dan obligasi yaitu, tidak digunakannya suku
bunga efektif sebagai imbalan dan sukuk hanya beredar pada bisnis
perusahaan yang sesuai dengan syariat islam atau perusahaan yang
tidak melanggar syariat islam (Lestari, 2013).
Perbandingan sukuk dengan produk konvensional
Perbandingan sukuk dan obligasi
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah dan Pemerintah dan
korporasi korporasi
Sifat instrument Sertifikat Instrumen pengakuan
kepemilikan/penyertaan utang (surat hutang)
atas suatu asset
investasi
Penghasilan Imbalan/bagi Bunga/kupon/capital
hasil/margin gain
Jangka waktu Pendek-menegah Menegah-panjang
underlying Perlu Tidak perlu
price Market price Market price
jenis investor Syariah dan Konvensional
konvensional
Pihak yang Obligor, SPV, investor, Obligor/issuer
terkait trustee investor
Pengunaan dana Harus sesuai syariah bebas
Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah
Sebagai ganti atas penyertaan modal atau investasi, investor
diberikan nisbah sesuai dengan kesepakatan di awal antara pemilik
dana (investor) dan pelaksana kegiatan. Pada saat awal perjanjian
(akad) dibuat, akan merupakan surat penyertaan modal atau investasi
bukan surat perjanjian utang piutang. Dalam berinvestasi pada sukuk
harus jelas pada bidang investasi yang akan dijalankan oleh pengguna
dana dan harus berlandaskan syariat islam. Bisnis yang dilakukan oleh
perusahaan penerbit sukuk juga tidak boleh beroperasi pada bidang-
bidang yang dilarang oleh syariat islam.
Obligasi syariah (sukuk) salah satu investasi yang banyak
diterbitkan di berbagai negara dan negara tersebut tidak hanya negara
yang berpenduduk muslim. Ada 10 negara yang sudah menerbitkan
sukuk yaitu, Jerman, Inggris, Kanada, Dubai, Uni Emirat Arab,
Kuwait, Pakistan, Qatar, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Cina,
India, dan Indonesia. Hongkok sudah mengembangkan instrumen
keuangan berbasis syariah dengan diterbitkan oleh Hangseng Islamic
China Index Fund di dalam pengawasan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal Hongkok (Indah, 2010). Accounting and Auditing
Organization for Islamic Institution (AAOIFI), International Financial
Service Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM),
dan Islamic Research and Training Institute (IRTI) merupakan
lembaga yang mendukung keuangan islam secara global.
Sukuk di Indonesia sendiri berkembangnya begitu pesat.
Penerbit awal dalam obligasi syariah yaitu, Indosat yang menerbitkan
pada tahun 2002 dengan akad mudharabah senilai Rp. 100 miliyar dan
obligasi syariah ini mengalami oversubrider dua kali lipat, sehingga
Indosat memperoleh dana Rp. 175 miliyar. Dilanjutkan PT. Berlian
Laju Tenker yang menerbitkan obligasi syariah dengan emisi senilai
Rp.175 milyar pada 28 Mei 2003. PT. Bank Bukopin menerbitkan
obligasi syariah mudharabah pada 10 Juli 2003 dengan nilai emisi
Rp. 45 milyar. PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 15 Juli 2003
dengan emisi Rp. 200 milyar. PT.Cilandra Perkasa pada 26 September
2003 dengan nilai emisi Rp.60 Milyar, PT. Bank Syariah Mandiri
(BSM) pada 31 Oktober 2003 dengan nilai emisi Rp.200 milyar, dan
lain-lain. (Indah, 2010). Sehingga sampai dengan tahun 2007 ada 21
perusahaan yang menerbitkan sukuk. Pada 31 Maret 2013 penerbitan
sukuk mencapai 64 kali penerbitan sukuk korporasi dan 35 sukuk
yang masih beredar.
Berdasarkan kajian pasar sekunder yang dilakukan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2012) bahwa sejak
pertama kali diterbitkan pada tahun 2002, perkembangan penerbitan
sukuk korporasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
baik setiap tahunnya. Namun demikian peningkatan penerbitan sukuk
tersebut tidak diikuti dengan volume dan frekuensi perdagangan
sukuk korporasi di pasar sekunder dan perkembangan sukuk yang
pesat ini juga dikarenakan investor yang tertarik berinvestasi pada
sukuk tidak hanya investor yang beragama islam, namun investor non
muslim pun juga tertarik untuk berinvestasi pada alternatif investasi
ini. Sukuk merupakan instrumen keuangan yan tetap stabil ketika
terjadi krisis pada tahun 2008 ( Siswantoro, 2012).

(sumber: Laporan OJK per Oktober 2017)


Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa perkembangan sukuk
pertahunnya mengalami peningkatan dan pada nilai outstanding
sukuk juga mengalami peningkatan pertahunnya meskipun tidak
secara signifikan dibandingkan dengan nilai akumulasi penerbitan
yang secara signifikan karena investor lebih minat untuk berinvestasi
pada produk sukuk karena banyak keunggulan dari investasi sukuk
tersebut diantaranya yaitu, (1) Investasi pada sukuk sangat aman
(pemerintah sebagai penjamin), (2) return yang tinggi (12% gross =
9,6% net) dibandingkan produk yang lain seperti reksadan pasar uang
atau deposito, (3) mendapatkan imbalan secara berkala (perbulan), (4)
berpotensi memperoleh capital gain, ketika harga naik di pasar
sekunder. Indonesia mempunyai peluang menjadi pusat keuangan
islam di Asia Tenggara bahkan bisa menjadi pusat keuangan dunia
pada masa mendatang ini dikarenakan Indonesia merupakan Negara
yang berpendudukan muslim terbesar di dunia dan ekonomi terbesar
di Asia Tenggara. Sukuk juga sebagai sumber pembiayaan dalam
pembangunan menurut Ali Rama dalam artikel Hanafie (2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sukuk di Indonesia saat ini ?
2. Apa saja faktor yang menjadi pesatnya perkembangan sukuk di
Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan
sukuk yang ada di Indonesia dan faktor apa saja yang menjadi
perkembangan dalam sukuk di Indonesia. Dengan penelitian ini dapat
menambah informasi bahwa sukuk di Indonesia sudah berkembang
pesat dalam pasar modal syariah.
D. Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai