1. Nama Praktikum
Mempelajari Alat Rongten Konvensional
2. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari bagian bagian dari alat rontgen konvensional beserta fungsi nya
2. Mempelajari cara pengoperasian alat rontgen konvensional
3. Menganalisa masing masing bagian pada meja pasien, meja control, tabung X Ray
dan HTT
4. Membuat dan mempelajari rangkaian moving grid dan telting sledding
5. Mempelajari hubungan antara meja pasien, meja control, tabung X Ray, dan HTT
6. Memahami diagram dari alat rontgen Konvensional
3. Teori dasar
3.1 Pengertian Alat Rontgen Konvensional
Pesawat radiology adalah alat / pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi
pengion baik itu sinar nuklir,gamma,sinar X dan lain-lain
Pesawat roentgen adalah alat / pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi
sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.
Sinar X pertama kali ditemukannya oleh Willhem Conrad Rontgen pada tahun
1895, beliau mengunakan tabung Geslier yaitu tabung yang terbuat dari Glass Envelope
yang didalamnya terdapat gas Argon atau Xenon yang jika ada perbedaan potensial
diantara anoda dan katoda maka gas gas ini akan terionisasi dan elektron-elektron akan
membebaskan diri dari ikatan atomnya. Elektron yang terdekat dengan anoda akan
langsung ditarik keanoda sehingga terjadi hole. Hole ini akan diisi oleh elektron
berikutnya, tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi
pengisian lagi oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya sehingga akan terjadi estafet
elektron dan terjadilah rangkaian tertutup dan terjadilah arus elektron yang berkebalikan
dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung . Pada saat yang bersamaan,
elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika
tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila
menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka
terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini
akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu
gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 1 A inilah yang kemudian disebut sinar
X atau sinar Rontgen. Tabung X ray jenis pertama ini disebut Cold Chatoda Tube
Namun pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1913, Collige
menyempurnakan penemuan Rontgen dengan memodifikasi tabung yang digunakan.
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2
elektroda yaitu anoda dan katoda. Tabung jenis ini kemudian disebut Hot Chatoda Tube
dan merupakan tabung yang dipergunakan untuk pesawat Rontgen konvensional yang
sekarang.
Cara kerja Hot katoda Tube :
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2
elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke
transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga
mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi
Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan
atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Anoda dan katoda di hubungkan dengan transformator tegangan tinggi 10 KV
150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC ( bolak-balik ) maka akan terjadi garis-garis
gaya magnet ( GGM ) yang akan berubah ubah bergantung dari besarnya arus yang
mengalir. Akibat dari perubahan garig-garis gaya magnet ini akan menyebabkan
timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung
dari setiap perubahan fluks pada setiap perubahan waktu ( E = - d / dt ). Dari proses ini
didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay ke elektroda tabung rontgen.
Pada saat anoda mendapatkan polaritas + dan katoda mendapat polaritas - maka
elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan ditarik menuju anoda, akibatnya
terjadilah suatu loop ( rangkaian tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang
berlawanan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang
bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan
ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa
Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik.
Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak
tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan
elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang
gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
0,1 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen.
Blok diagram secara umum Pesawat roentgen konvensional
2. Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan
pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik
kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage
compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer
dengan memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan
transformasi antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah
lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap
lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasi dapat dirumuskan :
E1 : N1 = E2 : N2
Dimana E1 = Tegangan di primer
N1 = Jumlah lilitan di primer
E2 = Tegangan di sekunder
N2 = Jumlah lilitan di sekunder
Contoh : E1 : N1 = E2 : N2
220 : 220 = 1 : 1
Jika tegangan dari PLN stabil 220 v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka
perbandingan output di sekunder = 1:1 maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1
volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi 230 v dan lilitan primer 220, maka
perbandingan output 1 : 1;
230 v : 220 1:1
agar diperoleh nilai tegangan setiap lilitan (pada output / sekunder) akan tetap
1 : 1 maka kita harus menambah jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
E1 : N1 = E2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi tetap.
Jika tegangan dari PLN turun menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220
maka perbandingan pada sekunder (output) 1:1
210 v : 220 1:1
Agar tetap diperoleh perbandingan transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus
mengurangi jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 : 1
Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.
1. Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat.
Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan
sekundernya menjadi satu dalam satu core
3. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.
6. Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac tergangtung dengan
pesawat yang digunakan dan dinegara mana.
Blok Rangkaian Pemanas Filamen.
Fungsinya untuk
memberikan catu daya dan
mengatur besar arus pemanas
filament agar terjadinya
termionic emission bisa di
kendalikan sehingga jumlah
electron electron bebas yang
dihasilkan pada filament
tabung rontgen bisa dicontrol.
Fungsinya untuk
menstabilkan tegangan untuk
rangkaian pemanas filament
sehingga pengaruh fluktuasi
tegangan PLN tidak
mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen.
Rangkaian ini terdiri lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian
kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan N3. N2 di paralel dengan C diseri
dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.
1. EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului
arus sebesar 90o sedangkan pada C arus akan mendahului tegangannya rebasar 90 o.
Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan mempunyai besar tegangan yang
sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini
menyebabkan terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan
pada stabilisator tegangan adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan
bukan R impedansi.
Selector pada SCC ini digank dengan kvp selector moyar dengan maksud agar
pada saat kita memilih besar tegangan kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R
pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan KV tertinggi maka pada
SCC nilai R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal
ini dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan
digank dengan KV selector, maka nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi
voltage drop yang besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas
filamen berkurang, jadi walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi
jumlah electron yang ditarik sedikit maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan
yang telah ditentukan.. Kemudian pada saat KV turun maka nilai R space charge
compensator yang terdiri dari VR yang telah digank dengan KV selector akan turun
juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan
pada pemanas filamen bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin
banyak) sehingga walaupun energi yang menarik electron kecil tapi electron yang
ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan
mA control
Stand by Resistance
Trafo filament
Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah
tegangan 110 volt menjadi 12 v/18 v tergantung spesifikasi tabung.
Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua
elektrode, yaitu anode dan katode. X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses
terbentuknya sinar x.
Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut
Pesawat Rontgen 1 examination.
Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2
Examination.
anoda
EXPOSE Ta
AUTO TRAFO,
LVC, KV bung
TIMER
HTT
RECTIFIER
katoda
SETTING
FOCUS TRAFO FILAMEN
4.3 Gambar Rangkaian
Tegangan dari jala-jala listrik PLN masuk ke pesawat, kemudian tekan saklar ON/OFF.
Lalu kita lihat pada LVC nya, jika menunjukan tegangan kurang dari 220 maka saklar LVC nya
kita naikan agar tegangan 220 tercapai. Kemudian auto travo mensupply semua rangkaian, lalu
kita seting KV selector, timer, mA selector.. setelah ditekan ready masuk ke travo filament, maka
akan terjadi pemanasan pada filament yang merupakan kutub Katoda, Dimana kutub katoda
tersebut apabila diberikan arus, maka kutub katoda akan teremisi sehingga menghasilkan awan-
awan Elektron.
Setelah Tekan exposure maka timer berkerja dan kontaktor mengontak, sehingga HTT
berkerja yang akan memberikan arus pada kutub anoda, maka akan terjadi beda potensial yang
akan menghasilkan sebuah gaya tarik yang akan menarik awan-awan Elektron dari filamen yang
ada pada kutub katoda, sehingga terjadilah sebuah tumbukan pancaran awan-awan Elektron pada
kutub anoda, dan kutub anodapun akan memantulkan awan-awan elektron tersebut, sehingga
terjadilah sinar-x.
4.4 PROSEDUR PERCOBAAN
2. Bucky
3. Moving Grid
6. Fluoroscentscreen
b. Menganalisa dari kontrol panel. Gambar penjelasan
KV mA Pengaturan
Pemilihan Mode
LV Meter meter mAS meter Fluoroscopy
1. Autotrafo
Kabel menuju
katoda dan
anoda
Common,
Small, Large
Anoda,
terdapat 3
kabel
Katoda,
ada 2 kabel
4.5 Prosedur Pengoperasian
1. Posisikan pasien pada meja patien dengan benar dan rilex
2. Masukan kaset ke baky atau spot device sesuai pengaturan fluroscopy atau
radiography
3. Setelah itu atur pengaturan kv, ma, LVC, pemilihan mode fluroskopi maupun
radiografi pada meja control
4. Setelah semua siap dan posisi kolimator di titik yang akan diperiksa maka tekan
tombol expose
5. Jika menggunakan fluroscopi maka dokter bisa melihat hasilnya pada spot film
device dan jika menggunakan radiografi hasil akan terekam pada kaset yang
diletakan di bucky yang selajutnya kaset akan diproses oleh APF untuk dapat dilihat
hasilnya .
4. KESIMPULAN
Alat rongtien konvensional menggunakan Trafo tegangan Tinggi untuk
menghasilkan tegangan tinggi tetapi tidak terdapat trafo gird
Antara meja control, HTT tank, tabung X ray meja pasien saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Kareana jalan agar muncul sinar X berjalan runtut. Jadi salah
sato blok rusak bisa mengakibatkan sinar X tidak keluar atau hasil gambar jelek.setting
waktu pada pesawat sinar-x dan nilai waktu terukur pada x-ray exposure timer memiliki
nilai deviasi kecil, di bawah 10%, sehingga pesawat sinar-x (kamar 11) masih layak
pakai.
Pesawat menggunakan 3 phase daya yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
dengan pesawat 1 phase sehingga tegangan yang dihasilkan lebih besar. Pesawat 3
phase menghasilkan arus dc dengan ripple yang lebih banyak pada periode positif
dibandingkan dengan pesawat 1 phase pada waktu yang sama, sehingga pesawat 3
phase akan menghasilkan citra yang lebih baik.