Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS BESAR

SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SYSTEMIC LUPUS


ERYTHEMATOSUS AKTIVITAS SEDANG
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :
Syifa Sabilla Jatmiputri
22010116220336

Pembimbing :
dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R

Residen Pembimbing :
dr. Fajar Wahyudi

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Syifa Sabilla Jatmiputri

NIM : 22010116220336

Bagian : Ilmu Penyakit Dalam FK UNDIP

Judul Kasus Besar : Seorang Wanita 23 Tahun Dengan Systemic Lupus


Erythematosus Aktivitas Sedang

Pembimbing : dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R

Residen Pembimbing : dr. Fajar Wahyudi

Semarang, 23 Juni 2017

Residen Pembimbing, Pembimbing,

dr. Fajar Wahyudi dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R


ABSTRAK

SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SYSTEMIC LUPUS


ERYTHEMATOSUS AKTIVITAS SEDANG
Syifa Sabilla Jatmiputri, dr. Fajar Wahyudi, dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R

Seorang wanita 23 tahun 2 bulan sebelum masuk RSDK, pasien


mengeluhkan lemas. Lemas dirasakan terus-menerus yang semakin lama semakin
memberat dan membuat pasien tidak bisa beraktivitas berat seperti menyapu,
mengepel dan mencuci. Lemas bertambah dengan aktivitas sehari-hari dan sedikit
berkurang dengan istirahat.
Sebelumnya, pasien juga mengeluh nyeri sendi sejak bulan Januari 2017.
Nyeri sendi simetris pada lutut, bahu dan siku, dirasakan tiba tiba dan hilang
timbul. Nyeri saat digerakkan (+), kaku (+), bengkak (-), nyeri jari jari kaki (-),
nyeri jari jari tangan (-), nyeri punggung (-). Nyeri sendi diperberat saat aktifitas
dan membaik setelah pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan demam tiba tiba
dan disertai bintik - bintik merah di kaki dan tangan, nyeri (-), gatal (+). Bintik
bintik merah awalnya di lengan bagian bawah dan tungkai bagian bawah, dan
meluas sampai lengan atas dan paha atas. Bintik bintik merah tidak menjalar ke
perut, dada, muka, leher. Perut terasa kembung dan membesar (-), sesak (-),
rambut rontok (+), mata silau bila terkena matahari (+), muka memerah (-),
sariawan (-), dan kejang (-), penurunan berat badan (+), BAB dan BAK normal.
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSI PKU Muhammadiyah Tegal, hasil
pemeriksaan ANA (+) dan dikatakan sakit lupus. Pasien dirawat selama 7 hari
dan membawa obat pulang methyl prednisolon, lansoprazol, cefixim, dan sirup
sucralfat.
Saat ini, pasien dirujuk ke RSDK untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum tampak baik,
kesadaran komposmentis GCS 15, Tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
72x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,7oC (aksiler), Ruam discoid pada
ekstremitas superior (+/+), ekstremitas inferior (+/+), ACR 4 dari 11 kriteria,
Kriteria MEX-SLEDAI = 4 (aktifitas sedang)
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hematologi lengkap : anemia
normositik normokromik (Hb 9.5 g/dl dengan MCH, MCV, dan MCHC dalam
batas normal), Hemodilusi (Ht 29.3 %), Eritrositopenia (Eritrosit 3.65 x 10^6 /u),
Anisositosis (RDW 18.3 %); Imunoserologi : ANA positif (139.5 unit).
Kata kunci: SLE, anemia normositik normokromik
BAB I
LAPORAN KASUS BESAR

I. IDENTITAS

Nama Pasien : Ny. K


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 27 Februari 1994
Alamat : Harjosari Lor RT 018 / RW 004, Tegal, Jawa
Tengah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Ruang : Rawat Jalan
No CM. : C640603
Masuk RS Tgl : 13 Juni 2017
Status : JKN Non PBI

II. DAFTAR MASALAH

No Masalah Aktif Tgl No Masalah Pasif Tgl

SLE aktivitas
1 13/06/2017
sedang

III. DATA DASAR


A. DATA SUBYEKTIF

Anamnesis secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien


pada tanggal 13 Juni 2017 di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam
Keluhan utama : Lemas

Riwayat Penyakit Sekarang

2 bulan sebelum masuk RSDK, pasien mengeluhkan lemas. Lemas


dirasakan terus-menerus yang semakin lama semakin memberat dan membuat
pasien tidak bisa beraktivitas berat seperti menyapu, mengepel dan mencuci.
Lemas bertambah dengan aktivitas sehari-hari dan sedikit berkurang dengan
istirahat.

Sebelumnya, pasien juga mengeluh nyeri sendi sejak bulan Januari 2017.
Nyeri sendi simetris pada lutut, bahu dan siku, dirasakan tiba tiba dan hilang
timbul. Nyeri saat digerakkan (+), kaku (+), bengkak (-), nyeri jari jari kaki
(-), nyeri jari jari tangan (-), nyeri punggung (-). Nyeri sendi diperberat saat
aktifitas dan membaik setelah pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan
demam tiba tiba dan disertai bintik - bintik merah di kaki dan tangan, nyeri
(-), gatal (+). Bintik bintik merah awalnya di lengan bagian bawah dan
tungkai bagian bawah, dan meluas sampai lengan atas dan paha atas. Bintik
bintik merah tidak menjalar ke perut, dada, muka, leher. Perut terasa kembung
dan membesar (-), sesak (-), rambut rontok (+), mata silau bila terkena
matahari (+), muka memerah (-), sariawan (-), dan kejang (-), penurunan berat
badan (+), BAB dan BAK normal. Pasien dibawa oleh keluarga ke RSI PKU
Muhammadiyah Tegal, hasil pemeriksaan ANA (-) dan dikatakan curiga sakit
lupus. Pasien dirawat selama 7 hari dan membawa obat pulang methyl
prednisolon, lansoprazol, cefixim, dan sirup sucralfat.

Saat ini, pasien dirujuk ke RSDK untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keguguran 1 kali pada bulan ke 3


Riwayat melahirkan usia kandungan 7 bulan
Riwayat minum obat Methylprednisolon sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat mondok di RSI PKU Muhammadiyah Tegal 2 bulan yang
lalu karena keluhan lemas, selama dirawat dilakukan transfusi darah 2
kantong
Riwayat kelainan darah disangkal
Riwayat sakit ginjal tidak diketahui
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis tidak diketahui

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga sakit lupus disangkal


Riwayat keluarga dengan kelainan darah disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan


Pasien seorang ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai
wiraswasta, memiliki 1 anak yang belum mandiri. Sekarang tinggal
bersama orang tua. Biaya perawatan ditanggung JKN Non PBI.
Kesan sosial ekonomi cukup.

B. DATA OBJEKTIF PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan pada pemeriksaan tanggal 13 Juni 2017 pukul
11.00 WIB di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi
Semarang.
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5 (15)

Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 72x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 oC (aksiler)
BB : 45 kg
TB : 160 cm
IMT : 17,58 kg/m2 ( underweight )

Kepala : Mesosefal, rambut mudah rontok (+)

Kulit : Turgor kulit cukup (+)

Wajah : discoid rash (-), malar rash (-), oedem (-)


Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik(-/-),
Telinga : Discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-)
Hidung : Discharge (-/-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-),
pursed lip breathing (-), oral ulcer (-)
Tenggorokan : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : trakea di tengah, JVP R+0 cm , pembesaran kelenjar getah
bening (-/-) , tiroid tidak ada pembesaran, kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi suprasternal (-),
retraksi epigastrial (-), retraksi intercostal (-)

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, kuat


angkat (-), thrill (-), pulsasi epigastrial (-), pulsasi parasternal (-
), sternal lift (-)
Perkusi : batas jantung bagian kanan atas di SIC II line parasternal
dextra, batas jantung kiri atas di SIC II linea parasternal
sinistra, batas jantung kanan di linea parasternal dextra , batas
jantung kiri di SIC V 2 cm medial linea midclavicula sinistra,
pinggang jantung cekung.
Auskultasi : Bunyi jantung I- II, bising (-), gallop (-), pericardial friction
rub (-)

Paru depan
Inspeksi : Hemithoraks dextra dan hemithoraks sinistra simetris saat
statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus hemithoraks dextra sama dengan hemithoraks
sinistra
Perkusi : Sonor pada hemithoraks dextra maupun hemithoraks sinistra

Auskultasi : SD vesikuler (+/+) pada seluruh lapangan paru,


Suara tambahan
Ronki basah halus (-/-),
Ronki basah kasar (-/-),
Wheezing (-/-),
Pleural friction rub (-)

Paru belakang

Inspeksi : Hemithoraks dextra dan hemithoraks sinistra simetris saat


statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus hemithoraks dextra sama dengan hemithoraks
sinistra
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru pada hemithoraks dextra
maupun hemithoraks sinistra
Auskultasi : SD vesikuler (+/+) pada seluruh lapangan paru,
Suara tambahan
Ronki basah halus (-/-),
Ronki basah kasar (-/-),
Wheezing (-/-),
Pleural friction rub (-)
Abdomen

Inspeksi : Bentuk perut datar, luka bekas operasi (-)

Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Perkusi : Timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-), area troube
timpani
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Ekstremitas

Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Ruam discoid +/+ +/+

Vaskulitis -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Clubbing finger -/- -/-

Capillary refill <2/ <2 <2/ <2

Gerak +/+ +/+

Kekuatan 5/5/5 | 5/5/5 5/5/5 | 5/5/5

Tonus N/N N/N


Refleks fisiologis N/N N/N

Refleks patologis -/- -/-

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah rutin (dilakukan tanggal 5 Juni 2017)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


(5/6/17)

HEMATOLOGI
Hemoglobin 9.5 (L) g/dl 11.7 - 15.5
Leukosit 12.6 (H) 10^3/uL 4-11
Trombosit 335 10^3/uL 150-400
Hematokrit 29.3 (L) % 35 47
Eritrosit 3.65 (L) 10^6/uL 3.8 - 5.2
Hitung Jenis (Diff)
Eosinofil 0 % 06
Basofil 0 % 01
Netrofil 77 (H) % 50 70
Limfosit 17 (L) % 25 40
Monosit 6 % 28
MCV 80.3 fL 80 100
MCH 26.0 Pg 26.00 - 34.00
MCHC 32.4 g/dL 32.00-36.00
RDW 18.3 (H) % 11.50 14.50
Retikulosit 1.2 % 0.5 1.5
Index Produksi 1.6 % <2 : inefektifitas
Retikulosit (IPR) eritropoiesis
2 3: respon baik
terhadap anemia
>3 : hiperproliferasi
MORFOLOGI DARAH TEPI
Eritrosit Normositik Normokrom
Eritrosit berinti (-)
Trombosit Jumlah dan morfologi dalam batas normal,
clumpin trombosit (-)
Leukosit Estimasi jumlah tampak meningkat, morfologi
dalam batas normal
Jumlah neutrofil meningkat
Kesan - Anemia normositik
- Leukositosis dengan neutrofilia, suspek
adanya proses infeksi
SEROLOGI
ASTO Negatif Negatif
Rheumatoid Factor (RF) Negatif Negatif

CRP Positif Negatif

Pemeriksaan Imunologi (dilakukan tanggal 26 April 2017)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI


NORMAL

IMUNOLOGI

ANA 15.7 Unit Negatif : <20;


Equivocal : 20 60
Positif : >60
Anti DS DNA 206.2 IU/mL Negatif : 0 200
Equivocal : 201 300
Moderate positif : 301
800
Strong positif : >= 801
Pemeriksaan X Foto Thorax AP (April 2017)

COR :
Bentuk dan letak jantung normal
PULMO :
Corakan vaskuler normal
Tak tampak bercak pada kedua lapangan
paru
Kesan :
- Jantung tak tampak membesar
- Pulmo tak tampak kelainan

ACR Score

1. Ruam malar : negatif


2. Ruam discoid : positif
3. Fotosensitifitas : positif
4. Ulkus mulut : negatif
5. Arthritis / arthralgia : positif
6. Serositis : negatif
7. Kelainan ginjal : negatif
8. Kelainan neurologi : negatif
9. Kelainan hematologi : negatif
10. Kelainan immunologi : negatif
11. Antibodi antinuklear : positif
Total = 4 dari 11
Kriteria MEX-SLEDAI - Penilaian Aktivitas Penyakit

Bobot Deskripsi 13 Juni 2017 20 Juni 2017


8 Gangguan Neurologis Tidak Tidak
6 Gangguan Ginjal Tidak Tidak
4 Vaskulitis Tidak Tidak
3 Hemolisis/Trombositopeni Tidak Tidak
3 Miositis Tidak Tidak
2 Artritis Ya Tidak
2 Gangguan Mukokutaneus Tidak Tidak
2 Serositis Tidak Tidak
1 Demam/Fatigue Ya Ya
1 Lekopenia/Limfopeni Ya Tidak
Total Skor 4 (aktivitas 1 (Aktivitas
sedang) Ringan)

<2 = aktivitas penyakit SLE ringan

2-5 = aktivitas penyakit SLE sedang

>5 = aktivitas penyakit SLE berat

IV. RESUME

2 bulan sebelum masuk RSDK, pasien mengeluhkan lemas. Lemas


dirasakan terus-menerus yang semakin lama semakin memberat dan membuat
pasien tidak bisa beraktivitas seperti melaksanakan pekerjaan rumah. Lemas
bertambah dengan aktivitas sehari-hari dan sedikit berkurang dengan istirahat.

Sebelumnya, pasien juga mengeluh nyeri sendi sejak bulan Januari 2017.
Nyeri sendi simetris pada lutut, bahu dan siku, dirasakan tiba tiba dan hilang
timbul. Nyeri saat digerakkan (+), kaku (+), bengkak (-), nyeri jari jari kaki
(-), nyeri jari jari tangan (-), nyeri punggung (-). Nyeri sendi diperberat saat
aktifitas dan membaik setelah pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan
demam tiba tiba dan disertai bintik - bintik merah di kaki dan tangan, nyeri
(-), gatal (+). Bintik bintik merah awalnya di lengan bagian bawah dan
tungkai bagian bawah, dan meluas sampai lengan atas dan paha atas. Bintik
bintik merah tidak menjalar ke perut, dada, muka, leher. Perut terasa kembung
dan membesar (-), sesak (-), rambut rontok (+), mata silau bila terkena
matahari (+), muka memerah (-), sariawan (-), dan kejang (-), penurunan berat
badan (+), BAB dan BAK normal. Pasien dibawa oleh keluarga ke RSI PKU
Muhammadiyah Tegal, hasil pemeriksaan ANA (-) dan dikatakan curiga sakit
lupus. Pasien dirawat selama 7 hari dan membawa obat pulang methyl
prednisolon, lansoprazol, cefixim, dan sirup sucralfat.

Saat ini, pasien dirujuk ke RSDK untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Keadaan umum tampak baik, kesadaran komposmentis GCS 15


Tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 72x/menit, frekuensi nafas
20x/menit, suhu 36,7oC (aksiler)
ACR 4 dari 11 kriteria
Kriteria MEX-SLEDAI = 4 (aktifitas sedang)

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :

Hematologi lengkap : anemia normositik normokromik (Hb 9.5 g/dl


dengan MCH, MCV, dan MCHC dalam batas normal), Hemodilusi (Ht
29.3 %), Eritrositopenia (Eritrosit 3.65 x 10^6 /u), Anisositosis (RDW 18.3
%)
Imunoserologi : ANA negatif (15.7 unit)

V. DAFTAR ABNORMALITAS

1. Lemas

2. Riwayat dikatakan SLE sejak 2 bulan yang lalu

3. Klinis SLE (Skor ACR 4 dari 11)


4. Aktivitas penyakit LES sedang (total skor MEX-SLEDAI 4)

5. Anemia normositik normokromik (Hb 9.5 g/dl)

dengan MCH, MCV, dan MCHC dalam batas normal

6. Hemodilusi (Ht 29.3 %)

7. Eritrositopenia (Eritrosit 3.65 x 10^6 /u)

8. Anisositosis (RDW 18.3 %)

VI. ANALISA SINTESIS

1. 1,2,3,4,5,6,7,8 SLE aktivitas sedang

VII. DAFTAR MASALAH

No Masalah Aktif Tgl No Masalah Pasif Tgl

SLE aktivitas
1 13/06/2017
sedang

VIII. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Problem 1. SLE aktivitas sedang

Assessment :

- Komplikasi : lupus nephritis, NPSLE, pericarditis, pleuritis

- Efek samping terapi : hipertensi, osteoporosis, perlemakan hati

Rencana pemecahan masalah :

Dx : tanda vital : tekanan darah, darah rutin, urin rutin, X foto thorak,
echocardiografi

Rx : Metilprednisolon 16mg 1-0-1 PO (1 minggu pertama)


Metilprednisolon 8mg 1-0-1 PO (1 minggu kedua)
Sandimun 25mg/12 jam PO
Paracetamol 500mg/12 jam PO
Natrium diclofenac/24 jam PO
Vitamin B1,B6,B12/ 24 jam PO
Mx : Klinis pasien, Tanda Vital : tekanan darah, berat badan, Mex-SLEDAI

Ex :

Menjelaskan bahwa saat ini pasien terkena penyakit lupus


Menjelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab dari penyakit,
prognosis serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh
memberhentikan atau mengubah dosis obat tanpa sepengetahuan dokter,
karena beresiko kekambuhan dan perburukan kondisi

Catatan Kemajuan Pasien

Tanggal Catatan Kemajuan

20 Juni S : Lemas (+), nyeri sendi (+) P: Metilprednisolon 4mg 1-


O: 0-1 PO
Na Diclofenac 25 mg/12
Keadaan Umum : baik
jam PO
Kesadaran: GCS = E4M6V5 = 15,
Neural 25 mg/12 jam PO
composmentis
Vit B1B6B12/24 jam PO
Tanda vital:
CaCO3 500 mg/12 jam
Tekanan Darah: 120/80 mmHg PO
Nadi : 88x /menit, reguler, isi tegangan
cukup
Respiratory Rate : 18x / menit
Suhu : 36,30 C (axiller)

MEX-SLEDAI : 1 (aktivitas ringan)

A:
SLE aktivitas ringan

BAB II
PEMBAHASAN

Systemic Lupus Erhythematosus merupakan penyakit inflamasi autoimun


kronis yang belum jelas penyebabknya, SLE memiliki sebaran gambaran klinis
yang luas serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Penyakit ini terutama
menyerang wanita usia reproduktif dengan angka kematian yang cukup tinggi.
Manifestasi klinis SLE sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi,
darah, jantung, paru, ginjal, SSP dan sistem imun.

Kecurigaan akan penyakit SLE perlu dipikirkan bila dijumpai dua atau
lebih kriteria berikut :

1. Wanita muda dengan keterlibatan dua organ atau lebih


2. Gejala konstitusional : kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan
penurunan berat badan
3. Muskuloskeletal : artritis, artralgia, miositis
4. Kulit : ruam kupu-kupu (butterfly atau malar rash), fotosensitivitas,
lesi membrana mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura,
urtikaria, vaskulitis
5. Ginjal : hematuria, proteinuria, silinderuria, sindroma nefrotik
6. Gastrointestinal : mual, muntah, nyeri abdomen
7. Paru-paru : pleurisy, hipertensi pulmonal, lesi parenkim paru
8. Jantung : perikarditis, endokarditis, miokarditis
9. Retokulo-endotel : organomegali (limfadenopati, spleenomegali,
hepatomegali)
10. Hematologi : anemia, leukopenia, dan trombositopenia
11. Neuropsikiatri : psikosis, kejang, sindroma otak organik, mielitis
transversus, gangguan kognitif neuropati kranial dan perifer
Diagnosis SLE dengan menggunakan kriteria ACR (American College of
Rheumatology) 1997 terpenuhi apabila terdapat 4 dari 11 kriteria yang terjadi
secara bersamaan atau dengan tenggat waktu sebagai berikut :

Kriteria Batasan
Ruam malar Eritema meneteap, rata, atau menonjol,
pada daerah malar dan cenderung tidak
melibatkan lipatan nasolabial
Ruam diskoid Plak eritema menonjol dengan keratotik dan
sumbatan folikular. Pada SLE lanjut dapat
ditemukan parut atrofik
Fotosensitivitas Ruam kulit yang diakibatkan reaksi
abnormal terhadap sinar matahari. Baik dari
anamnesis pasien atau yang dilihat oleh
dokter pemeriksa
Ulkus mulut Ulkus mulut atau orofaring. Umumnya
tidak nyeri dan dilihat oleh dokter
pemeriksa
Artritis Artritis non erosif yang melibatkan dua atau
lebih sendi perifer, ditandai oleh nyeri
tekan, bengkak atau efusia
Serositis
Pleuritis Riwayat nyeri pleuritik atau pleuritic
friction rub yang didengar oleh dokter
pemeriksa atau terdapat bukti efusi pleura
Perikarditis Terbukti dengan rekaman EKG atau
pericardial friction rub atau terdapat bukti
efusi perikardium
Gangguan renal Proteinuria menetap >0.5 gram per hari atau
>3+ bila tidak dilakukan pemeriksaan
kuantitatif
Silinder seluler : - dapat berupa silinder
eritrosit, hemoglobin, granular, tubular atau
campuran
Gangguan neurologi Kejang yang bukan disebabkan oleh obat-
obatan atau gangguan metabolik (misalnya
uremia, ketoasidosis, atau
ketidakseimbangan elektrolit)
atau
Psikosis yang bukan disebabkan oleh obat-
obatan atau gangguan metabolik (misalnya
uremia, ketoasidosis, atau
ketidakseimbangan elektrolit)
Gangguan hematologik Anemia hemolitik dengan retikulosis
atau
Lekopenia <4.000/mm3 pada dua kali
pemeriksaan atau lebih
atau
Limfopenia <1.500/mm3 pada dua kali
pemeriksaan atau lebih
atau
Trombositopenia <100.000/mm3 tanpa
disebabkan ole obat-obatan
Gangguan imunologik Anti-DNA : antibodi terhadap native DNA
dengan titer yang abnormal
atau
Anti-Sm : terdapatnya antibodi terhadap
antigen nuklear Sm
atau
Temuan positif terhadap antibodi
antifosfolipid yang didasarkan atas:
1) Kadar serum antibodi
antikardiolipin abnormal baik IgG
atau IgM,
2) Tes lupus antikoagulan positif
menggunakan metode standard, atau
3) Hasil tes serologi positif palsu
terhadap sifilis sekurang-kurangnya
selama 6 bulan dan dikonfirmasi
dengan test imobilisasi Treponema
pallidum atau tes fluoresensi
absorpsi antibodi treponema
Antibodi antinuklear positif Titer abnormal dari antibodi anti-nuklear
(ANA) berdasarkan pemeriksaan imunofluoresensi
atau pemeriksaan setingkat pada setiap
kurun waktu perjalan penyakit tanpa
keterlibatan obat yang diketahui
berhubungan dengan sindroma lupus yang
diinduksi obat

Pasien menderita Systemic Lupus Erhythematosus sejak 2 bulan yang lalu


dengan terpenuhinya 4 dari 11 kriteria ACR (American College of Rheumatology)
1997 yaitu terdapat ruam discoid (+), fotosensitivitas (+), arthralgia pada sendi-
sendi besar seperti lutut, siku (+) dan pemeriksaan ANA (+) 139.5 Unit.

Perjalanan penyakit SLE ditandai dengan eksaserbasi dan remisi,


memerlukan pemantauan yang ketat akan aktivitas penyakitnya. Evaluasi aktivitas
penyakit dapat memakai indeks berikut, antara lain : SLEDAI, MEZ-SLEDAI,
SLAM, BILAG Score, dan sebagainya. Evaluasi ini berguna sebagai panduan
dalam memberikan terapi. Aktivitas penyakit SLE pada pasien ini dihitung dengan
menggunakan MEX-SLEDAI (Mexican version of Systemic Lupus Erythematosus
Disease Activity Index) dan diperoleh total skor 4 (aktivitas sedang).1

Pilar pengobatan Lupus Eritematosus Sistemik meliputi :1

1. Edukasi dan konseling


2. Program rehabilitasi (istirahat, terapi fisik, terapi dengan modalitas,
ortotik, dan lain-lain)
3. Pengobatan medikamentosa

Pasien telah diberikan edukasi mengenai penyakit Lupus Eritematosus


Sistemik atau yang sering disebut lupus, yaitu penyakit autoimun dimana sistem
kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri. Berdasarkan
skor aktifitas penyakit lupus, lupus yang diderita pasien termasuk aktifitas ringan.
Untuk memantau perkembangan aktifitas penyakit pasien akan dilakukan
perhitungan skor ulang setiap rentang waktu tertentu. Untuk mencegah
kekambuhan pasien diharuskan melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari.
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan tabir surya, topi, payung, dan jaket.
Perlu juga pengaturan diet agar tidak terjadi kelebihan berat badan, osteoporosis,
maupun dislipidemia.1

Kortikosteroid merupakan pengobatan utama pada pasien dengan SLE. Pada


kasus ini, pasien mendapat terapi medikamentosa kortikosteriod dosis tinggi yaitu
metilprednisolon 16mg 1-0-1 PO yang kemudian ditappering off dosisnya
menjadi 8 mg 1-0-1. Pasien juga mendapat obat sparing agen kortikosteroid yaitu
Sandimun 25mg/12 jam PO.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis Dan Pengelolaan Lupus


Eritematosus Sistemik.; 2011.

2. KDIGO. KDIGO Clinical practice guideline for glomerulonephritis. J Int


Soc Nephrol. 2012;2(2):1-274. doi:10.1038/kisup.2012.23.

3. Setiati S, Idrus A, Sudoyo AW, K MS, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. In: III. ; 2014.

4. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran.


In: II. ; 2014.

Anda mungkin juga menyukai