TINJAUAN PUSTAKA
seperti pada induk ayam pada saat mengerami telur. Mesin tetas diusahakan
dari embrio anak ayam. Dalam pembuatan alat tetas perlu dipertimbangkan
kelembaban, dan sirkulasi udara. Pada saat penetasan semua faktor – faktor
tersebut dapat diatur dengan baik sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan
alat dicuci bersih dan disemprot dengan pembasmi hama. Juga bisa digunakan
yaitu fumigasi mesin tetas. Ruangan alat penetas sebelum digunakan harus
sedangkan fumigasi melalui udara yang tersebar di dalam mesin tetas. Desinfeksi
pada mesin tetas menggunakan desinfektan yaitu allcide. Fumigasi pada mesin
tetas yang biasa digunakan yaitu Kalium permanganate dan formaldehida 40%.
(Paimin, 2003).
Fumigasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya tetas
telur, oleh karena itu agar proses penetasan berjalan dengan baik perlu dilakukan
fumigasi dengan tepat. Daya tetas telur yang mendapat perlakuan fumigasi lebih
menyebabkan kematian pada embrio, maka dari itu perlu dilakukan pencampuran
desinfektan yang sesuai dengan kebutuhan. Bahan yang tepat digunakan untuk
fumigasi dalah formalin yang dicampur dengan KMnO4 dengan dosis pemakaian
40ml formalin + 20 gram KMnO4 digunakan untuk ruangan berfolume 2,83 m3.
3.1 Alat
tetas.
3.2 Bahan
1 KMnO4
2 Formalin 40 %
3.3 Prosedur
1 Ukuran volume mesin tetas dengan alat ukur (meteran) yaitu panjang ,
lebar dan tinggi dari mesin tetas bagian dalam.selanjutnya nilai volume
dapat konversikan.
2 Tutup semua ventilasi atau lubang mesin tetas dengan menggukan kertas
telur tetas dalam mesin tetas ,lalu tuangkan larutan formalin 40% yang
7 Tutup pintu mesin tetas dengan segera ,agar gas yang timbul tidak sampai
Keterangan Ukuran
4.2 Pembahasan
Fumigasi yang dilakukan pada saat praktikum yaitu fumigasi pada mesin
tetas. Perlakuan ini dimaksudkan agar mesin tetas sebagai mesin penetasan telur
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kontaminasi dari mikroorganisme. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Siregar (1975) bahwa daya tetas telur yang
pernyataan Paimin (2003) bahwa fumigasi pada mesin tetas yang biasa digunakan
digunakan adalah 3 kali. Konsentrasi 3 kali merupakan yang paling efektif dan
(2010) bahwa jika jenis desinfektan atau dosisnya terlalu tinggi akan
menyebabkan kematian pada embrio, maka dari itu perlu dilakukan pencampuran
DAFTAR PUSTAKA
Swadaya. Jakarta.
Nesheim, M. C., R. E. Austic., and L.E. Card. 1997. Poultry Production. Lea and
Febiger. Philadelphia.
Paimin, F.B. 2003. Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Siregar, A.P., M.H. Togatorop dan Sumarni. 1975. Pengaruh beberapa Tingkat
Lampiran Hitungan
= 0,103968 m2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔
Kebutuhan KMnO4 = 𝑥 60
2,83
0,103968
= 𝑥 60
2,83
= 2,204 gram
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔
Kebutuhan Formalin = 𝑥 120
2,83
0,103968
= 𝑥 120
2,83
= 4,408 mL