Anda di halaman 1dari 5

Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam fenilasetat

ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat rantai samping
benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi. Untuk membuat
penisilin semisintetik, penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase.
Enzim ini akan melepas gugus benzil dari penisilin G dan mengubahnya menjadi 6-
aminopebicillanic acid (6-APA). Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan
untuk membuat penisilin jenis lain.
Menurut Maya (2002), Penisilin diproduksi secara komersial dengan menggunakan bahan baku
utama berupa glokosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung. Mineral-mineral yang digunakan
adalah NaNO3, Na2SO4, CaCO3, KH2PO4, MgSO4, 7H2O, ZnSO4, dan MnSO4. Untuk
meningkatkan yield dan modifikasi tipe penisilin yang akan dihasilkan, maka kedalam media
fermentasi ditambahkan juga precursor, misalnya phenylacetic acid yang digunakan untuk
memproduksi penisilin G. Cairan rendaman jagung adalah media fermentasi dasar yang terdiri
dari asam amino, polipeptida, asam laktat dan mineral-mineral. Kualitas cairan rendaman
jagung sangat bergantung pada derajat pengenceran hingga diperoleh konsentrasi yang
diinginkan, sedangkan besarnya jumlah nutrient dan alkali yang ditambahkan kedalam media
dasar disesuaikan dengan jumlah media fermentasi dasar ini.

Menurut Maya (2002), proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi
strain Penicillium chrysogenum pada media agar di laboratorium dan perbanyakan pada tangki
seeding. Penicillium chrysogenum yang dihasilkan secara teoritis dapat mencapai konversi
yield maksimum sebesar 13 – 29 %. Media fermentasi diumpankan ke dalam fermenter pada
suasana asam (pH 5,5). Proses fermentasi ini diawali dengan sterilisasi media fermentasi
melalui pemanasan dengan steam bertekanan sebesar 15 lb (120 0C) selama ½ jam. Sterilisasi
ini dilanjutkan dengan proses pendinginan fermenter dengan air pendingin yang masuk ke
dalam fermenter melalui coil pendingin.

Fermenter yang digunakan merupakan fessel vertikal bertekanan yang terbuat dari carbon
steel dan dilengkapi dengan coil pemanas, coil pendingin, pengaduk tipe turbin dan sparger
yang berfungsi untuk memasukkan udara steril.
Saat temperatur mencapai 75oF (24 oC), media ini diinokulasi pada kondisi aseptic dengan
mengumpankan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum. Selama proses fermentasi
berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dihembuskan melalui sparger
kedalam fermenter. Proses fermentasi ini akan berlangsung secara batch terumpani selama 100
– 150 jam dengan tekanan operasi 5 – 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama
fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil.
Busa-busa yang terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. Kapang
aerobic dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk.
Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil fermentasi
tersebut didinginkan hingga 28 oF (2 oC), dan diumpankan kedalam rotary vacum filter untuk
memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa
cairan jernih yang mengandung penisilin.

1. Media Penicillium
Persiapan media merupakan langkah penting dalam bioproses yang secara luas adalah
mempersiapkan kondisi bagi mikroorganisme yang akan menghasilkan produk. Media yang
digunakan untuk Jamur Penicillium biasanya mengandung sumber karbon yang didapatkan
dari corn steep liquor dan glukosa. Media juga terdiri dari garam, contohnya Magnesium sulfat,
Potasium phospat, Sodium nitrat. garam ini akan menyediakan ion- ion penting yang
dibutuhkan jamur dalam aktivitas metabolismenya.
2. Sterilisasi
Media di sterilisasi pada suhu tinggi dan juga bertekanan. Biasanya fermentasi dilakukan pada
Pipa sterilisasi namun juga dapat dilakukan pada reaktor fermentasi. Uap bertekanan yang
digunakan untuk mensterilisasi bersuhu 120o C dan bertekanan 30 psi atau dua kali tekanan
atmosfer.
3. Fermentasi
Sistem fermentasi penisilin menggunakan metode fed batch, dimana glukosa tidak langsung
ditambahkan dalam jumlah banyak pada awal proses, dikarenakan berlebihnya glukosa pada
awal proses, akan menghambat kinerja jamur penisilin. Penggunaan metode fed-batch juga
dikarenakan penisilin yang dihasilkan dari kapang merupakan metabolit sekunder, sehingga
penggunaan metode fed-batch ini akan memperpanjang fase stationer dari kapang dan akan
meningkatkan produksi penisilin. Reaktor dikondisikan pada suhu 20-24oC, pH 6-6.5 dan
tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer, yaitu 1.02. Maksud dari penggunaan tekanan
yang lebih besar ini adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari luar reaktor.
Pemberian udara juga merupakan hal yang penting dalam penyediaan oksigen bagi jamur. 2
m3 volume harus di sediakan udara sebanyak 2.5 m3 udara. Adanya impeler berfungsi sebagai
pencampur agar penyediaan udara merata disetiap titik, putaran dari impeler disetting sekitar
200rpm.
4. Biomass Removal
Biomass removal merupakan bagian proses yang berfungsi untuk memisahkan kapang serta
impurities lain dari media yang telah mengandung penisilin. pemisahan dilakukan
menggunakan metode filtrasi. Banyak tipe filtrasi yang dapat digunakan namun yang umumnya
digunakan adalah Rotary Vacum Filter dikarenakan dapat secara kontinyu memfilter dan
penggunaanya dalam skala besar.
5. Acidification
Pada proses ini ditambahkan non-oxydising acid seperti asam phosphate. Penambahan asam
ini berfungsi menjaga pH agar tetap pada 6-6.5 agar penisilin tidak rusak. Pada tahap ini juga
ditambahkan Pelarut organik seperti Amyl Asetat yang berfungsi memisahkan penisilin dan
pengotor-pengotor lain, pada tahap ini penisilin akan menjadi larutan dan pengotor akan
menjadi padatan.
6. Ekstraksi melalui proses Sentrifugal
Tahap ini dilakukan untuk memisahkan limbah padat dari cairan yang mengandung penisilin.
Biasanya tubular bowl atau chamber bowl digunakan pada tahap ini. Selanjutnya dilakukan
proses ekstraksi kembali untuk mendapatkan penisilin murni. Pertama-tama larutan asetat
dicampur dengan phosphate buffer, diikuti dengan pencampuran larutan chloroform. Larutan
campuran ini akan menjadi larutan ether. Pada larutan ether penisilin yang ada kemudian
dicampur dengan larutan sodium bicarbonate untuk mendapatkan penicilin-sodium salt, yang
memungkinkan untuk disimpan dalam bentuk bubuk yang stabil pada temperatur ruang.
Penicillin-sodium salt didapatkan dari larutan yang di sentrigugasi menggunakan basket
centrifugation.
7. Fluid Bed Drying
Pengeringan merupakan tahap dimana kandungan air dalam bubuk dihilangkan sehingga
menghasilkan bubuk garam penisilin. Pada Fluid bed drying gas panas dipompakan pada dasar
chamber yang berisi bubuk penicillin-sodium salt dalam kondisi vakum. Dengan demikian
maka air akan dihilangkan dan dihasilkan bubuk kering dari penisilin.
8. Penyimpanan
Penisilin disimpan dalam wadah yang dapat menjaga kekeringan dari penisilin.

Anda mungkin juga menyukai