Trafo 3fasa
Trafo 3fasa
Pada artikel Transformator di sini, telah dibahas mengenai klasifikasi transformator dan bagian-
bagian transformator, dan kemudian diikuti dengan artikel selanjutnya tentang bagian-bagian
transformator dan peralatan proteksinya di sini. Rangkaian artikel mengenai transformator dilengkapi
pula dengan artikel mengenai perawatan dan pemantauan kondisi transformator saat bekerja di
sini.
Sedangkan artikel kali ini akan dibahas secara umum, HANYA mengenai hubungan-hubungan
belitan pada transformator 3 fasa. Dan jika anda ingin mengetahui tentang ilmu - ilmu yang lain di
bidang elektro dan elektronika anda dapat mengakses di http://edukasielektro.blogspot.com/
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah
dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk
menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan
pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan
Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)
Sebuah transformator 3 fasa dapat diperoleh dari 3 buah transformator satu fasa atau unit 3 fasa.
Jika suplai 3 fasa yang digunakan adalah V1,V2, dan V3 dan masing-masing menghasilkan fluks
(φ1,φ2, dan φ3) yang masing-masing fluks beda fasa 120º, maka berdasarkan hukum faraday pada
lilitan primer dan lilitan sekunder masing-masing akan menghasilkan ggl induksi dan masing-masing
fasa juga berjarak 120º.
Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang
disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti
ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana
transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran
(primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.
Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap lilitan primer adalah
sama dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali
tegangan sekunder yang melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73
kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan
sekunder.
Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan dan saluran
transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line
masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok
beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan
saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel
tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.
Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak
isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi)
telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran
Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer memiliki tiga
belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk beban yang tidak
seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-
Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1, L2 dan L3 tanpa netral N
dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan
sekunder saling menyilang satu dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus
sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag
garis tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.
2. Sambungan transformator 3 fasa
Dari bermacam-macam variasi kombinasi sambungan seperti tersebut diatas, yang lazim digunakan
sesuai dengan normalisasi pabrik (VDE 0532) adalah:
Tinjauan masing-masing sambungan baik pada sisi primer maupun sisi sekunder adalah sebagai
berikut:
c. Sambungan Liku-Liku
Sebuah transformator 3 fasa dapat disambung liku-liku (zig-zag) jika pada lilitan sekunder tiap fasa
minimal mempunyai 2 buah kumparan. Pada sambungan ini diperoleh persamaan:
Vfasa(Z)=0,866 V fasa (Y)
Arus fasa (If)= I line (IL)
Daya= VL*IL* *cosϕ
Vektor tegangan pada sisi primer dan sekunder suatu transformator dapat dibuat searah, yaitu
dengan mengubah arah lilitannya. Pada transformator 3 fasa, arah tegangan masing-masing sisi
akan menimbulkan beda fasa. Arah dan besar perbedaan fasa tersebut mengakibatkan adanya
bemacam-macam kelompok sambungan.
Untuk menentukan jenis kelompok sambungan transformator 3 fasa khususnya menggunakan
sisitem jam, diambil sisi primer dianggap sebagai sisi tegangan tinggi, dan sisi sekunder dianggap
sebagai sisi tegangan rendah. Vektor tegangan pada sisi primer dipakai sebagai jarum panjang jam,
sedangkan vektor tegangan tegangan pada sisi sekunder sebagai jarum pendek jam. Jika jarum
panjang dan jarum pendek jam tersebut disatukan, maka pada vektor tegangan pada fasa tegangan
yang sama akan nampak perbedaan fasa antara vektor tegangan primer dan vektor tegangan
sekunder.
Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan
primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa. Sedangkan
belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban. Pada
hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan
tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi
masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya
(lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus
keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam saluran
masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali
lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir
dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali
rating transformator tunggal.
Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer
memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk
beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang
lebih besar atau lebih kecil.
SEGITIGA DAYA
Pengertian Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga
listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.
Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt
atau Horsepower (HP),Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746
Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik dimana 1 Watt
memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan
tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan :
P=VxI
P = Volt x Ampere x Cos φ
P = Watt
Segitiga Daya
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika
antara tipetipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power dan Reactive
Power)berdasarkan prinsip trigonometri.
Gambar Diagram faktor daya