Anda di halaman 1dari 3

PELATIHAN PERAWATAN LUKA (WOUND CARE)

Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 193
negara di dunia pada tahun 2013. Berdasarkan data International Diabetes
Federation pada tahun 2015, Penderta DM di Indonesia mencapai 10 Jutaan. Fakta
yang mengejutkan bahwa negara miskin dan berpenghasilan menengah memiliki
lebih banyak penderita DM di bawah usia 60 tahun, jika dibandingkan dengan rata-
rata angka penderita DM di Dunia. Sedangkan, negara-negara berpenghasilan
tinggi memiliki lebih banyak penderita DM diatas usia 60 tahun.

Resiko penderita DM adalah luka yang sulit sembuh. Bahkan tak jarang luka malah leih besar
dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Salah satu komplikasi pada pasien kencing manis
adalah adanya gangguan syaraf nyeri pada bagian anggota gerak seperti kaki. Oleh karena itu,
penderita DM sering tidak merasakan adanya luka yang terjadi pada bagian kaki. Luka
tersebut berpotensi terkena infeksi. Sangat penting bagi penderita DM agar tidak terluka dan
penting juga untuk selalu menggunakan alas kaki.

Pertolongan pertama bila penderita DM mengalami luka adalam bersihkan luka dengan air
bersih yang mengalir. Hentikan pendarahan dengan kassa steril. Kemudian tutup luka dengan
verban. Kalau dua hari luka tidak sembuh, maka sangat disarankan untuk segera berobat ke
rumah sakit.
Dibutuhkan keahlian perawatan luka modern untuk menangani luka DM, kanker, bakar
dan jenis luka kritis lainnya. Metode perawatan luka modern melalui prinsip keseimbangan
kelembaban lebih efektif membantu proses penyembuhan luka dibandingkan metode
konvensional. Dengan menjaga kelembaban luka, penyembuhan semakin cepat sehingga
pasien dapat cepat pulih, menghemat waktu dan biaya perawatan, serta yang lebih penting
mengurangi terjadinya resiko amputasi.

Asia Pacific Wound Care Congress mencatat setidaknya baru 25 dari 1000 lebih rumah sakit
di Indonesia telah menerapkan perawatan luka modern pada tahun 2012. Hal tersebut menjadi
perhatian para praktisi perawat. Mereka tergerak untuk terus meningkatkan kemampuan
khususnya perawatan luka. Pada tahun 2015, baru ada 4000 perawat luka. Sedangkan pasien
luka terus meningkat, khususnya penderita diabetes dan kanker.

Berdasarkan hal tersebut diatas, KIYA Consultant akan menyelenggarakan in-house training
dengan tema “PERAWATAN LUKA (WOUND CARE).”

Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti perawatan ini, diharapkan peserta mampu :
1. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan luka secara holistic sesuai
dengan kewenangan standar yang telah ditetapkan institusi.
2. Mengkaji luka terhadap pasien yang memerlukan perawatan, memeriksa faktor
penunjang dalam penegakan diagnosa luka, merencanakan perawatan yang akan
dilakukan berdasarkan analisa data dan menentukan jenis balutan yang tepat, akurat
dan efisien dalam mendukung kesembuhan luka pada pasien.
3. Memberikan informasi kesehatan kepada pasien, keluarga dan masyarakat terkait
peningkatan kualitas hidup serta bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan kebutuhan untuk dapat mendukung proses penyembuhan luka.

Materi Pelatihan
1. Regulasi dan panduan praktik perawat luka
2. Sistem Muskuloskeletal ektremitas bawah
3. Anatomi Fisiologi Kulit
4. Proses penyembuhan luka
5. Faktor penghambat penyembuhan luka
6. Konsep Lembab pada penyembuhan luka
7. Pengkajian luka dan dokumentasi
8. Pendidikan kesehatan: membuat lembar edukasi
9. Persiapan dasar luka
10. Infeksi pada luka dan cara pengambilan kultur
11. Asuhan keperawatan luka kronis (luka tekan dan luka diabet)
12. Asuhan keperawatan luka akut
13. Asuhan keperawatan luka kanker
14. Pemilihan balutan

Metode Pelatihan
Pelatihan disampaikan dalam bentuk ceramah, diskusi interaktif, studi kasus, dan presentasi
kelompok.

Durasi dan Metode Training:


Kegiatan training dilaksanakan selama 3 hari, pukul 08.00 – 17.00 WIB. Training ini
menggunakan metode interaktif yaitu pemahaman dari sisi konsep, contoh aplikasi, diskusi
interaktif, dan studi kasus.

Pemateri:
 Dadang Suharto, S. Kp., WOCN
 Iin Ira Kartika, SKM, MKM

Tempat inhouse training:


Tempat pelatihan dilaksanakan di Rumah Sakit terkait atau disesuaikan dengan permintaan
klien sehingga pihak manajemen Rumah Sakit dapat menghemat anggaran pelatihan dalam
hal transportasi dan akomodasi peserta.

Anda mungkin juga menyukai