Tegangan Dan Regangan
Tegangan Dan Regangan
BAB I
I.1 Pendahuluan
Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian suatu bangunan haruslah diberi
ukuran fisik tertentu. Bagian struktur tersebut haruslah dihitung dengan tepat
untuk dapat menahan gaya-gaya sesungguhnya atau yang mungkin dibebankan
kepadanya. Untuk mengetahui dan menghitung hal tersebut perlu mengetahui
metoda-metoda analisis tentang kekuatan (strength), kekakuan (stiffness) dan
kestabilan (stability) yang kesemuanya dibahas dalam “Mekanika Teknik 2” atau
membahas Mekanika Bahan.
(c)
F1 F2 F1 F2
(a) (b)
Kesimpulannya :
Gaya-gaya luar terpakai pada sebuah sisi potongan tertentu haruslah diimbangi
oleh gaya-gaya dalam potongan tersebut.
A = Luas penampang
∆V
τ= lim Dimana : τ = Tegangan Geser
∆A→0 ∆A
A = Luas penampang
Bila F menekan bidang potongan, maka tegangan (σ) disebut Tegangan Normal
Tekan (Compressive Stress), dan bila F menarik bidang potongan, maka tegangan
(σ) disebut Tegangan Normal Tarik (Tensile Stress).
Satuan tegangan dalam Satuan Internasional (SI) dinyatakan dalam N/m2 atau Pa
(Pascal), ton/m2, kg/cm2. Satuan tegangan tidak diharuskan dinyatakan dalam SI,
kadang-kadang dijumpai dalam satuan N/mm2 atau sama dengan MPa (Mega
Pascal).
Gaya F
Tegangan = atau σ =
Luas penampang A
P P
s
s
(a)
(c) (e) (g)
P
s
P P
P P
V=P
P (b)
(a)
P P
V=P/2
V=P2
P2 (b)
P2
(a)
2 ton 2 ton 20 cm
10 cm
Penyelesaian :
Tegangan yang terjadi :
Gaya F 2000 kg⁄
Tegangan = + Luas penampang atau σ = + A = + 10x20 = +10
cm2
Catatan : Tanda positif (+) dikarenakan arah beban menarik batang (menjauhi
batang).
F (ton) F (ton) 20 cm
10 cm
Penyelesaian :
Beban (F) yang terjadi :
1000
σ = 2 t/m2 = 2. 10000 = 0,2 kg/cm2
Gaya F
Tegangan = + atau σ = +
Luas penampang A
kg⁄ F
0,2 2 =+
cm 10x20
F = 0,2x10x20 = 40 kg
4. Landasan beton yang terlihat dalam gambar dibawah dibebani pada atasnya
dengan sebuah beban yang terdistribusi secara merata dari 20 kN/m2.
Selidikilah keadaan tegangan pada tingkat 1 m di atas dasar. Gaya gravitasi
yang terbentuk oleh beton adalah 25 kN/m3.
P=5 kN
W1
Fa
a a
Mechanics of materials |7
Penyelesaian :
Berat struktur sendiri disertakan dalam perhitungan :
W = luas trapesium x lebar x berat jenis beton
= ½.(a + b).t.l.γbeton
= {½. (0,5 + 1,5).2}.0,5.25
= 25 kN
Dengan menggunakan bagian yang atas dari landasan sebagai benda bebas,
maka landasan tersebut di atas potongan adalah :
W1 = luas trapesium x lebar x berat jenis beton
= {½. (0,5 + 1).1}.0,5.25
= 9,375 kN
Dari ∑ Fy = 0, gaya pada potongan :
Fa = P + W1 = 5 + 9,375 = 14,375 kN
Dengan membagi beban ultimate dengan luas penampang contoh semula, kita
memperoleh kekuatan ultimate (Ultimate strength) atau tegangan ultimate (σult )
(Ultimate stress).
Tegangan ijin adalah tegangan yang didasarkan kekuatan bahan pada tingkat
tertentu untuk mendesain suatu struktur.
Tegangan ijin tentunya lebih rendah dari pada tegangan ultimate. Hal ini
dikarenakan bahwa dalam merencanakan suatu struktur tentunya tidak direncakan
terjadinya keruntuhan pada struktur, hingga diperlukan faktor keamanan. Faktor
keamanan sangat diperlukan karena :
a. Tidak semua produk bahan mempunyai kemampuan tegangan seperti yang
diharapkan.
b. Besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur bangunan jarang diketahui
secara pasti.
Faktor keamanan, FS :
beban ultimate
FS = beban ijin
σult
σ̅ =
FS
Pijin
σijin =
A
Pijin
1600 = 1 2
4
.π.1,6
Faktor keamanan, FS :
beban ultimate
FS = beban ijin
8042,477
FS = 3216,991 = 2,5
o = panjang awal
ε = regangan/strain
Sebaliknya bila suatu batang ditekan, perpendekan akan terjadi pada arah panjang
batang. Sedangkan arah lebar dan tinggi akan memanjang atau luas
penampangnya menjadi besar.
Tetapi bila gaya-gaya tersebut dihilangkan dan batang dapat kembali ke keadaan
semula makan dikatakan bahwa kondisi tersebut berada di daerah elastis
(misalnya per atau pegas yang bila ditarik kemudian kita lepaskan, maka per atau
pegas tersebut dapat kembali ke keadaan semula).
Bersifat elastis
berubahn bentuk secara tetap/permanen. Bila gaya dihilangkan, batang tidak dapat
kembali ke keadaan semula.
Untuk mengetahui sifat fisis suatu bahan sering digunakan hubungan antara
tegangan dan regangan.
Pada diagram tegangan dan regangan, dalam kondisi elastis adalah linier atau
dengan kata lain : Tegangan berbanding lurus dengan regangannya, yang
tentunya mempunyai tetapan pembanding tertentu. Tetapan pembanding ini
disebut dengan E.
Modulus
Batas Leleh Tegangan Patah
Bahan Elastisitas
(kg/cm2) (kg/cm2)
106 (kg/cm2)
Baja 2,1 – 2,2 2000 – 3000 3700 – 5800
Baja Nikel 2,0 – 2,1 3000 – 3800 5600 – 7000
Tarik: 1200 – 3200
Aluminium 0,7 -
Tekan: 7000 – 8500
Tembaga 1,15 - 2000 – 2300
Gelas 0,7 - 250
Tarik: 750 – 1000
Kayu 0,09 – 0,02 -
Tekan: 250 – 630
Tarik: 25
Beton 0,20 – 0,35 -
Tekan: 100 – 600
E = modulus elatisitas
ε = regangan
σ1
E.ε1
ε
ε1
σ
σ = E.ε1 ε = E
σ
E = ε = tg α
Δl
Dimana diketahui juga : ε = lo
Bila terjadi perpendekan maka perubahan tersebut diberi notasi negatif (-),
sedangkan bila terjadi perpanjangan, perubahannya diberi notasi positif (+).
σ = 0,70.10-3 x 2,1.106
= 1470 kg/cm2
P
σ = A A = 14.π.∅2 = 14.π.52 = 19,635 cm2
P
1470 = 19,635 P=1470.19,635 = 28863,45 kg = 28,863 ton
2. Suatu batang seperti tergambar diberi beban tarik 250 kg. Batang tersebut
terbuat dari baja dengan modulus elastisitas E = 2,1x106 kg/cm2 sedangkan luas
penampang A = 50 mm2, panjang batang bajanya adalah 100 cm. Berapa besar
regangan yang terjadi dan berapa besar perubahan panjangnya?
σs
M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 14
Penyelesaian :
P 250
σ = A σ = 50.10−2
σ = 500 kg/cm2
σ 500
Regangan; ε = E ε = 2,1.106 =2,381.10-4 (berarti pada tiap-tiap bagian akan
3. Berapa besar gaya maksimum yang dapat dipikul batang baja diameter 5 cm,
bila panjang batangnya adalah 4 m sedangkan perpanjangan yang boleh terjadi
maksimal 2 cm. (E = 2,1x106 kg/cm2)
Penyelesaian :
Δ= ε . o σ = ε . E
σ P
Δ= E . o σ= A
P . o
Δ= A.E