Untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada apendisitis akut maka
perlu dibuat diagnosis yang tepat. Diagnosis apendisitis ditegakkan sebagian besar
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium sebagai
pemeriksaan penunjang. Salah satu upaya untuk mendiagnosis apendisitis akut secara
mudah, cepat, dan tidak invasif ialah dengan menggunakan skor Alvarado (Tamanna,
2012).
Variable Score
Symptoms Migration of pain from central abdomen to right iliac fossa 1
Anorexia 1
Nausea-vomiting 1
Signs Tenderness in right lower quadrant 2
Rebound pain 1
Elevation of temperature >37.3 ºC 1
Laboratory Leukocytosis 2
Shift to the left >75% 1
Total 10
Sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sistem skoring sederhana ini
dapat menentukan tindakan selanjutnya pada pasien apendisitis akut. Jumlah seluruh
skor dihitung untuk setiap pasien dan berdasarkan skor pasien dibagi menjadi tiga
kelompok. Grup A dengan agregat skor 7-10 juga disebut sebagai kelompok darurat.
Pasien-pasien ini disiapkan dan menjalani apendisektomi. Grup B dengan agregat skor
5-6 juga disebut sebagai kelompok.pengamatan Pasien-pasien ini setelah masuk di
observasi selama 24 jam dan di evaluasi ulang penerapan Alvarado Skor. Kondisi dari
beberapa pasien membaik seperti yang ditunjukkan oleh penurunan di skor dan karena
itu mereka dipulangkan dengan petunjuk bahwa mereka harus datang kembali jika
gejala bertahan atau intensitasnya meningkat. Kondisi beberapa memburuk
ditunjukkan oleh peningkatan skor. Setelah skor menjadi lebih dari 7, mereka operasi.
Grup C dengan agregat skor 1-4 juga disebut sebagai kelompok keluar rumah. Pasien-
pasien ini setelah gejala awal perlakuan dibuang dan dikirim pulang dengan instruksi
untuk melaporkan kembali jika gejala menetap atau bertambah berat (Kailash, 2008).
Pada anamnesis penderita akan mengeluhkan nyeri atau sakit perut. Ini terjadi
karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi dan terjadi pada seluruh saluran
cerna, sehingga nyeri viseral dirasakan pada seluruh perut. Nyeri awal ini bersifat nyeri
tumpul di dermatom Th 10. Distensi merangsang akhiran serabut saraf aferen nyeri
visceral, mengakibatkan nyeri yang samar-samar, nyeri difus pada perut tengah atau di
bawah epigastrium.
Distensi biasanya menimbulkan refleks mual, muntah, dan nyeri yang lebih
nyata setelah timbul nyeri. Muntah atau rangsangan viseral akibat aktivasi n.vagus.
Distensi berlanjut tidak hanya dari sekresi mukosa, tetapi juga dari
pertumbuhan bakteri yang cepat di Appendix. Panas akibat infeksi akut jika timbul
komplikasi. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, antara 37,5 -38,5 C.
Tetapi jika suhu lebih tinggi, diduga sudah terjadi perforasi.
Daftar Pustaka
Keyzer C, Geve PA. Clinical presentation of acute appendicitis. In: Humes DJ,
Simpson J, editor. Imaging of acute apendicitis in adults and children. New
York: Springer Science & Business Media; 2011. p.17
Tamanna Z, Eram U, Hussain AM, Khateeb SU, Buhary BM. Alvarado score in
diagnosis of acute appendicities. Int J Appl Basic Med Res 2012; 2(1): 66-
70.
Sistem Skoring APACHE II (Acute Physiologic and
Chronic Health Evaluation)
Sistem skor APACHE dikembangkan oleh Knauss dkk. sejak tahun 1971 di
Amerika Serikat, Sejak publikasi pertama tahun 1981 sistem skor APACHE terus
dikembangkan melalui revisi yang sistematik multisenter dengan jumlah subjek yang
sangat banyak. Tahun 1985 sistem skor APACHE orisinil mengalami reduksi dari 34
variabel menjadi 12 varibel sehingga APACHE II ini dikenal sebagai simplified
APACHE. Beberapa tahun kemudian Knaus dkk. melakukan revisi APACHE II
menjadi APACHE III yang dipublikasi pada tahun 1991. Pada tahun 2005, Knaus dkk.
mempublikasi APACHE IV yang merupakan revisi APACHE III. Sistem skor
APACHE IV menggunakan variabel yang sama dengan APACHE III dengan
penambahan beberapa variabel (Zimmerman, 2005).
Sistem skor APACHE II merupakan salah satu sistem skor paling banyak
digunakan untuk analisis kualitas instalasi perawatan intensif (IPI), penelitian berbagai
penyakit dan terapi terbaru suatu penyakit pada pasien rawat IPI. Sistem skor APACHE
II lebih diterima karena data yang dibutuhkan untuk menentukan skor lebih sederhana,
definisi tiap variabel jelas dan reproduksibel serta dikumpulkan dari pemeriksaan rutin
pasien di IPI (Chiavone, 2003)
Penentuan skoring untuk masing masing variabel adalah sebagai berikut : Skor
penyakit kronis atau kondisi premorbid ditentukan berdasarkan riwayat penyakit yang
menyangkut kelainan organ hepar (sirosis, perdarahan traktus gastrointestinal bagian
atas akibat hipertensi portal, ensefalopati sampai koma), kardiovaskular (dekompensas
kordis derajat IV), pulmo (hipertensi pulmonal, hipoksia kronis), ginjal
(hemodialisis/peritoneal dialisis kronis), gangguan imunologi (sedang dalam terapi
imunosupresi, kemoterapi, radiasi, steroid jangka panjang atau dosis tinggi, menderita
penyakit yang menekan pertahanan terhadap infeksi, mislanya leukemia, limfoma, atau
AIDS) dalam waktu 8 bulan sebelum sakit atau dirawat; bila didapatkan salah satu
diantaranya maka diberi nilai 5. Selain itu untuk pasca bedah cito diberi nilai 5;
sedangkan untuk pasca bedah elektif diberi nilai 2.
Skor untuk umur ditentukan berdasarkan sebagai berikut :
a) ≤ 44 tahun : skor 0
b) 45 – 54 tahun : skor 2
c) 55 – 64 tahun : skor 3
d) 65 – 74 tahun : skor 5
e) ≥ 75 tahun : skor 6
4. Interpretasi skor
Total Skor = Skor APS + Skor Penyakit Kronis + Skor Usia
Skor Angka kematian (%)
0-4 4
5-9 8
10-14 15
15-19 25
20-24 40
25-29 55
30-34 75
>34 80
Daftar pustaka
Chiavone PA, Sens YAS. Evaluation of APACHE II system among intensive care
patients at hospital. Sao Paulo Med J. 2003;121:53-7
Knaus WA, Draper EA, Wagner DP, Zimmerman JE. Anevaluation of outcome from
intensive care in major medical centers. Ann Intern Med 1986; 104:410-8.
Naved, S., Siddiqui, S., Khan, F. APACHE-II Score Correlation With Mortality And
Length Of Stay In An Intensive Care Unit. Journal of the College of
Physicians and Surgeons Pakistan. 2011. 21(1), 4-8.
Zimmerman JE, Kramer AA, Mc Neir DS, Malila FM. Acute physiology and chronic
health evaluation (APACHE) IV ICU length of stay benchmarks for today’s
critically ill patients. Chest. 2005;128:297S.