Anda di halaman 1dari 72

 

             

PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI PROFESI
SERT-300-01

MODUL BIMBINGAN TEKNIS

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI


)2015

0
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI PROFESI
SERT-300-01

1
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Program Peningkatan Kompetensi Tenaga dan Produktivitas


Gedung BNSP
Jl. MT. Haryono, Kav 52
Jakarta Selatan, Indonesia
Telepon: (021) 7992685
Facsimile: (021) 7992321

Penulis Ir. Surono MPhil


Verifikasi Tatang Asrizal

© BNSP 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini diproduksi oleh BNSP

2
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………… 4
II. Tujuan Pelatihan………………………………………………………...……………………………………… 5
III. Standar Kompetensi…………………………………………………………………………………………… 5
IV. Gambaran Umum Memetakan Dan Mengembangkan Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi …………… 14
V. TP1: Mengintepretasi Persyaratan Pemetaan Skema Sertifikasi ....………………………………. 19
VI. TP2: Identifikasi Peta Standardisasi Kompetensi……….....……………………………………….. 25
VII. TP 3:Identifikasi Peta Skema Sertifikasi Kualifikasi ……………………………………………… 30
VIII. TP4:Menyusun Jastifikasi Skema Sertifikasi Kualifikasi Dan Okupasi 39
IX. TP5: Menyusun Paket Dan Persyaratan Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Dan Okupasi 43
X. TP6:Verifikasi Rancangan Skema Sertifikasi 53
XI. Bahan Bacaan Yang Disarankan……………………………………………………………………………… 58
XII. Asesmen Mandiri………………………………………………………………………………………………… 64
XIII. Lembar Evaluasi Peserta……………………………………………………………………………………… 68
XIV. Kurikulum………………………………………………………………………………………………………… 69

3
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

I. PENDAHULUAN
! Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee
baik dalam pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk
memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi kompetensi profesi.

! Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan skema sertifikasi pada KSS
(Komite Sertifikasi Sektoral) dengan metode instruksi pelatihan berbasis komnpetensi (Competency
based training=CBT) dan asesmen berbasis kompetensi (Competency based assessment = CBA). CBT
dan CBA ini merupakan model yang dipilih oleh ASEAN (Association of South-East Asian Nations)
sebagai model untuk melatih tenaga kerja pada Negara-negara anggota ASEAN.

! Apa itu CBT dan CBA system dan mengapa ASEAN mengadopsinya?

a. CBT adalah model pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga
kerja atau yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
membantu peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang
dipersyaratkan tempet kerja. CBT berusaha mengembangkan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar
kompetensi. ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system untuk menghasilkan tenaga
kerja yang diinginkan industri, sehingga akan meningkatkan peluang peserta pelatihan
mendapatkan pekerjaan.

b. CBA mencakupi pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika trainee sudah dapat
mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja,
maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melaui RPL untuk mengikuti jenjang
pelatihan berikutnya atau RCC untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

! Apa itu Standar Kompetensi?

a. Standar kompetesi mendeskripsikan ketrampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan untuk


melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh standar.

b. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia), Standar Kompetensi Internasional, dan Standar Kompetensi Khusus.

c. Pada modul ini, karena belum tersedia standar kompetensimemetakan dan mengembangkan
skema sertifikasi, maka dikembangkan unit kompetensi memetakan dan mengembangkan skema
sertifikasi dengan konteks Kualifikasi dan Okupasi dalam rangka menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN, yang disusun sesuai dengan kerangka pengembangan standar kompetensi.

d. Pada modul akan ditampilkan seluruh komponen standar kompetensi yang mencakupi:
• Judul Unit: merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan
dilakukan. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata
kerja aktif atau performatif yang terukur.
• Deskripsi Unit: Berisi deskripsi tentang lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu secara kompeten, dalam
kaitannya dengan unit kompetensi. Dalam deskripsi, dapat pula disebutkan keterkaitan unit
kompetensi ini dengan unit kompetensi lain yang memiliki kaitan erat.
• Elemen: Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud biasanya disusun dengan mengacu pada
proses pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.
• Kriteria Unjuk Kerja: Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan

4
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja dirumuskan
secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang
terukur, yang dibuat dalam kata kerja pasif.
• Batasan variabel: Berisi deskripsi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan, yang berupa
lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, norma dan standar,
rentang pernyataan (range of statement) yang harus diacu, serta peraturan dan ketentuan
terkait yang harus diikuti.
• Panduan Penilaian: Berisi deskripsi tentang berbagai kondisi atau keadaan yang dapat
dipergunakan sebagai panduan dalam asesmen kompetensi. Diantaranya deskripsi tentang
konteks penilaian, persyaratan kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya (bila diperlukan),
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai, sikap kerja yang harus ditampilkan,
serta aspek kritis yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

! Dalam modul ini akan diberikan gambaran umum tentang unit kompetensi ini, tujuan dan standar
kompetensi. Dalam modul ini pada setiap elemen dilakukan latihan untuk mendemonstrasikan
kompetensinya melakukan tahap-tahap pekerjaan, sehingga diakhir elemen, trainee sudah mampu
mendemonstrasikan seluruh tahapan kerja sesuai persyaratan kriteria unjuk kerja. Selanjutnya
dilakukan asesmen mandiri secara terstruktur untuk memastikan secara mandiri bahwa trainee telah
keompeten. Bila belum kompeten maka perlu re-training.

! Bagi para peserta bimbingan teknis, ingat bahwa fasilitator anda disini membantu cara mencapai
kompetensi anda, sehingga jangan ragu-ragu untuk bertanya hingga anda kompeten.

! Cara Penilaian Kompetensi


a. Mengkonfirmasi pencapaian Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dan kesesuaiannya dengan jenis produk di
tempat kerjanya.
b. Metode assessment kompetensi sesuai dengan SKKNI (TAAASS410C Merencanakan dan
Mengorganisasi Asesmen, TAAASS403B Mengembangkan Perangkat Asesmen, dan
TAAASS402C Melakukan Asesmen).
c. Pernyataan kompeten terhadap asesmen mandiri.

II. TUJUAN BIMBINGAN TEKNIS


Bimbingan Teknis ini bertujuan agar peserta dapat memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi
kompetensi profesi dalam rangka percepatan sertifikasi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

III. UNIT KOMPETENSI


KODE UNIT : SERT-300-01

JUDUL UNIT : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI PROFESI

DESKRIPSI UNIT : Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk pemetaan
dan mengembangkan skema sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk
pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi, klaster maupun unit
kompetensi. Skill for employability dalam unit sudah menjadi bagian dari
kriteria unjuk kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN 1.1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI diidentifikasi.
1.2. Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional

5
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


diidentifikasi.
1.3. Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi.
1.4. Pedoman BNSP terkait pengembangan skema
sertifikasi diidentifikasi
1.5. Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan
diorganisasikan melalui Komite Skema Sertifikasi
sesuai sektor.
1.6. Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi
dibentuk dan diberikan bimbingan teknis/pelatihan
pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA STANDARDISASI 2.1. Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar
KOMPETENSI Internasional, standard khusus.
2.2. Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja
standardisasi kompetensi diidentifikasi dan
dikontekstalisasi berdasarkan Sistem Standardisasi
Nasional.
2.3. Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan
berdasarkan acuan normatif pemetaan standard
kompetensi dilakukan dengan: Menentukan fungsi
bisnis, fungsi kunci, fungsi utama untuk setiap
fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi
utama.
3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA SERTIFIKASI 3.1. Bila tersedia dan relevan, Pemaketan
KUALIFIKASI DAN OKUPASI kualifikasidiidentifikasi dari SKKNI.
3.2. Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi
suatu sektor/bidang diidentifikasi berdasarkan peta
standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau
fungsi mayor.
3.3. Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi
berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan
verdasarkan KKNI (9 level).
3.4. Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi
disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang
dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya.
3.5. Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan
okupasi diidentifikasi dan dikelompokan sesuai
level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level.
3.6. Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari
SKKNI/standar internasional/ standar khusus, riset
dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job
titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta
wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks
fungsi dan tanggung jawab dan ketersediaan unit
kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit
kompetensi dari bidang lain terkait.
3.7. Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang
tersedia hanya standar kompetensi, unit-unit
kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan
kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level
kualifikasi KKNI.
4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA 4.1. Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai

6
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI dengan Pedoman BNSP.
4.2. Latar belakang/jastifikasi perumusan skema
sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan pentingnya
sertifikasi kompetensi profesi untuk skema
sertifikasi yang ditetapkan.
4.3. Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi
diidentifikasi.
4.4. Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi.
4.5. Acuan normative pengembangan dan penerapan
skema sertifikasi diidentifikasi.
5. MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN 5.1. Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi.
SKEMA SERTIFIKASI KERANGKA 5.1.1. Bila skema Kualifikasi
KUALIFIKASI DAN OKUPASI 5.1.1.1. Peta kualifikasi diidentifikasi
dari hasil pemetaan sesusi ruang
lingkup.
5.1.1.2. Deskripsi dan sikap kerja
diidentifikasi pada setiap level
skema sertifikasi kualifikasi.
5.1.1.3. Peran kerja dan/atau
kemungkinan jabatan yang dapat
ditempatkan pada level skema
sertifikasi dalam industri.
5.1.1.4. Informasi jalur dalam kualifikasi
(masuk dan lanjutan).
5.1.1.5. Bila tersedia, Informasi regulasi
teknis tentang status penerapan
pada level ini.
5.1.1.6. Bila tersedia, Aturan pemaketan
skema sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional (pilihan)).
5.1.1.7. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.1.2. Bila skema Okupasi:
5.1.2.1. Peta okupasi diidentifikasi dari
hasil pemetaan sesuai ruang
lingkup.
5.1.2.2. Deskripsi diidentifikasi pada
setiap judul okupasi.
5.1.2.3. Nomor index pekerjaan (job
index number) diidentifikasi.
5.1.2.4. Nama/Gelar okupasi profesi
diidentifikasi.
5.1.2.5. Tugas dan wewenang (bila
tersedia) diidentifikasi pada setiap
okupasi.
5.1.2.6. Persyaratan untuk mengikuti
sertifikasi pada setiap okupasi.
5.1.2.7. Bila tersedia, Informasi regulasi
teknis tentang status penerapan

7
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


pada level ini.
5.1.2.8. Bila tersedia, Aturan pemaketan
skema sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional (pilihan)).
5.1.2.9. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.2. Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi
dan ditetapkan
5.3. Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat
diidentifikasi
5.4. Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi.
5.5. Proses sertifikasi yang mencakup persyratan
pendaftaran, proses asesmen, proses uji
kompetensi , keputusan sertifikasi , pembekuan
dan pencabutan sertifiikat, pemeliharaan sertifikat,
proses sertififikat ulang, penggunaan sertifikat dan
banding diidentifikasi
5.6. Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi
6. VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA 6.1. Kesesuaian pengorganisasian dan proses
SERTIFIKASI penyusunan skema sertifikasi diverifikasi.
6.2. Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi,
dengan tetap memperhatikan
harmonisasi/negoisasi dengan lintas sektor
dan/atau lintas Negara.
6.3. Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang
lingkup, tujuan dan acuan normative diverifikasi.
6.4. Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi
diverifikasi.
6.5. Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi.
6.6. Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan
dibahas oleh Komite Skema Sertifikasi. Dalam
pembahasan Komite dapat mengundang
pemangku kepentingan yang lebih luas.
6.7. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan,
bila tersedia, dengan instansi terkait untuk
disyahkan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya
akses sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang mencakupi target asesi, jalur asesmen,
konteks asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Kata-kata yang dicetak tebal, jika digunakan pada Kriteria Unjuk Kerja, diberikan penjelasan.
1.3 Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional, adalah: Tatanan keterkaitan komponen
standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai
tujuan standardisasi kompetensi kerja nasional di Indonesia.

1.4 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi

8
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang


pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.5 Kerangka Kualifikasi internasional adalah: Kerangka Kualifikasi yang ditetapkan hasil harmonisasi
antar Negara, seperti AQRF (ASEAN Qualification Framework).

1.6 Sistem sertifikasi kompetensi profesi, adalah: tatanan keterkaitan komponen sertifikasi kompetensi
profesi yang mencakup pembentukan kelembagaan sertifikasi, lisensi lembaga sertifikasi,
pelaksanaan sertifikasi, harmonisasi sertifikasi, pengendalian mutu sertifikasi, dan pengembangan
sistem informasi dan komunikasi sertifikasi yang sinergis dan harmonis dalam rangka mencapai
tujuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja nasional.

1.7 Acuan normative pengembangan skema, dapat mencakupi:


! PP 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
! PP 23/2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
! PERPRES 8/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
! Permenakertrans 5/2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
! Permenakertrans 8/2012 tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia
! Peraturan BNSP 4/2014 tentang Pedoman Pengembangan Dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi

1.8 Para pemangku kepentingan dapat mencakupi:


! Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/atau KADIN;
! Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;
! Pasar terkait dari hasil survei;
! Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan industri terkini.

1.9 Komite Skema Sertifikasi terdiri dari:


! Ketua merangkap anggota.
! Sekretaris merangkap anggota.
! Anggota yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

1.10 Tim perumus Skema Sertifikasi yang dibentuk Komite Skema, terdiri dari para pakar dibidanya dan
mempunyai tugas:
! Mengidentifikasi kategori dan jenis kualifikasi/okupasi nasional/klaster yang dibutuhkan dunia
kerja.
! Mengidentifikasi jenis standar kompetesi kerja yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
! Mengidentifikasi jenis jabatan yang akan dituangkan dalam skema sertifikasi.
! merumuskan persyaratan kompetensi sesuai dengan jenis skema yang akan disusun.
! menuangkan dan menyusun konsep skema sertifikasi kedalam format skema sertifikasi.

1.11 Peta kompetensi, adalah: gambaran komprehensif tentang kompetensi dari setiap fungsi dalam
suatu lapangan usaha yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar
kompetensi. Fungsi kerja mencakupi:
! fungsi bisnis.
! fungsi kunci
! fungsi utama
! fungsi dasar

1.12 Sistem Standardisasi Nasional, adalah: tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi
kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi
kompetensi kerja nasional di Indonesia.

9
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1.13 KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor

1.14 Tuntutan diperlukannya perumusan skema sertifikasi, dapat mencakupi:


! Regulasi di sektor terkait;
! Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/atau KADIN;
! Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;
! Pasar terkait dari hasil survei;
! Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan industri terkini.

1.15 Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi, dapat mencakupi:


! Sertifikasi kompetensi profesi.
! Acuan pengembangan SDM di Industri.
! Acuan dalam pengembangan program pelatihan dan pendidikan vokasi.

1.16 Tujuan penyusunan skema sertifikasi, dapat mencakupi:


! Sebagai acuan untuk memastikan bahwa proses sertifikasi dilakukan dengan menggunakan
standar dan aturan khusus serta prosedur yang sama.
! Memastikan dan memelihara kompetensi pelaku terkait, sesuai dengan tuntutan industri,
tuntutan profesi serta tuntutan pasar/konsumen.

1.17 Acuan normative, dapat mencakupi:


! Standar, mencakupi: standar, pedoman, code of practice.
! Regulasi teknik: Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Ketua BNSP, dan lai-
lain.

1.18 Kompetensi inti (core), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa penting untuk
dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi primer tertentu kerja. Mereka
langsung terkait dengan tugas-tugas pekerjaan kunci dan termasuk unit seperti 'Bekerja secara
efektif dengan rekan-rekan dan pelanggan, dan Melaksanakan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja. "

1.19 Kompetensi umum (generic/common), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa
penting untuk dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi sekunder tertentu kerja.
Sering disebut sebagai life skills, seperti: menggunakan peralatan dan teknologi bisnis, dan
“mengelola dan mengatasi situasi konfik”

1.20 kompetensi fungsional (pilihan)), merupakan kompetensi spesifik terhadap peran kerja dalam suatu
divisi kerja, dan mencakup ketrampilan dan pengetahuan spesifk (know-how) untuk dilakukan
secara efektif, seperti “ Menerima dan memproses reservasi, mengoperasikan fasilitas Bar”.

1.21 Nomor index pekerjaan (job index number) dapat mencakupi:


! Nomor dari KBJI.
! Nomor dari ASEAN Job Number Index.
! Nomor dari ISCO
! Dll.

1.22 Persyaratan Dasar pemohon sertifikasi, dapat mencakupi:


! Persyaratan Dasar atau Pre Requisite yang mencakup persyaratan pendidikan formal,
pelatihan dan persyaratan sesuai regulasi pemerintah atau regulasi lain terkait, persyaratan
pendaftaran (terms and conditions).
! Persyaratan Kompetensi yang mencakup unit-unit standar kompetensi yang harus disertifikasi
sebelumnya.

10
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

! Persyaratan Profesi yang mencakup pengalaman kerja, persyaratan fisik khusus.

1.23 Nama/Gelar okupasi profesi, adalah penanda seorang berperan professional dan bersertifikat
kompetensi profesi sesuai skema sertifikasi profesi setelah melalui asesmen kompetensi melalui
lembaga sertifikasi profesi yang terlisensi/terakreditasi.

1.24 Hak pemohon sertifikasi, dapat mencakupi:


! Bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan berhak mengikuti proses pra asesmen dan
asesmen dengan asesor yang telah ditugaskan oleh LSP.
! Peserta yang dinyatakan kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi.
! Menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti keahlian sesuai jenis skema sertifikasinya.
! Peserta berhak mengajukan banding atas keputusan sertifikasi.
! Peserta berhak mengajukan keluhan terkait pelaksanaan proses sertifikasi.
! Peserta berhak mengajukan sertifikasi ulang maksimal 6 bulan setelah proses sertifikasi.

1.25 Kewajiban pemegang sertifikat, dapat mencakupi:


! Melaksanakan keprofesiannya dengan tetap menjaga kode etik profesi.
! Mengikuti program surveillance yang ditetapkan LSP, minimal satu tahun sekali.
! Melaporkan rekaman kegiatan sesuai bidang tugasnya setiap 6 bulan sekali.

1.26 Struktur biaya sertifikasi dapat mencakupi:


! Biaya pendaftaran dan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan.
! Biaya penggunaan TUK,
! Biaya asesmen,
! Biaya surveilan.

1.27 Proses sertifikasi dapat mencakupi: ( sesuai dengan PBNSP 201:2014)


! Persyaratan pendaftaran
! Proses Asesmen
! Proses Uji Kompetensi
! Keputusan sertifikasi
! Pembekuan dan pencabutan sertifikat
! Pemeliharaan sertifikat/survailen (jika ada)
! Proses sertifikat ulang
! Penggunaan sertifikat
! Banding

1.28 kode etik profesi, dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
kode etik juga bertujuan untuk memperlancar buang air besar agar pencernaan kita baik.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Tidak diperlukan peralatan khusus untuk pemetaan dan pengembangan skema
sertifikasi.
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Perlengkapan computer dan program teknologi informasi dan komunikasi.

3. Peraturan yang diperlukan


3.1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNomor 8 Tahun 2012 tentang Tatacara

11
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Penetapan Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.


3.3 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan no 21 tahun 2014. Tentang Pedoman Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia

4. Norma dan standar


4.1.1 Pedoman BNSP no 210 tentang Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi.

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks kerangka program asesmen
kompetensi sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.2 Tidak diperlukan TUK khusus untuk mendemonstrasikan unit ini.
1.3 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus dilakukan oleh asesor
kompetensi.
1.4 Ikhtisar Asesmen
Untuk memperagakan/mendemonstrasikan kompetensi unit ini, asesi harus dapat membuktikan
bahwa mereka telah mengembangkan rancangan skema sertifikasi Kualifikasi dan Okupasi.
1.4.1 Produk-produk yang dapat digunakan sebagai bukti harus mencakupi:
a. Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/atau Okupasi.
1.4.2 Proses yang bisa digunakan sebagai bukti seharusnya mencakupi:
a. Hasil intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi
b. Hasil identifikasi peta standardisasi kompetensi
c. Hasil identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi
d. Hasil verifikasi rancangan skema sertifikasi

1.4.3 Implikasi sumber daya asesmen seharusnya mencakupi:


a. Akses terhadap standar kompetensi dan dokumentasi asesmen lainnya yang
relevan
b. Akses terhadap dokumentasi acuan normative.
c. Pertimbangan biaya dan waktu
d. Akses terhadap asesor, asesi dan konteks asesmen yang tepat untuk uji coba /
kaji ulang.

1.4.4 Pengumpulan bukti berkualitas membutuhkan:


a. Asesmen harus memenuhi ruang lingkup unit ini dan merefleksikan/mencerminkan
seluruh komponen unit, yakni Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja, Batasan
Variabel, Panduan Bukti, KeterampilanLayak Kerja.
b. Batasan metode asesmen dan teknik pengumpulan bukti yang tepat digunakan
untuk menentukan kompetensi
c. Bukti harus dikumpulkan di tempat kerja bila memungkinkan. Apabila hal ini tidak
memungkinkan, suatu tempat kerja yang disimulasikan harus disediakan.
d. Bukti-bukti yang dikumpulkan harus berhubungan dengan beberapa demonstrasi /
praktek kinerja yang dinilai pada titik-titik yang berbeda pada waktu yang tepat,
pembelajaran dan jalur asesmen hendaknya dipisahkan oleh praktek dan
pembelajaran selanjutnya
e. Asesmen memenuhi aturan bukti.
f. Keputusan kompeten dapat dibuat bila asesor yakin bahwa hasil yang
dipersyaratkan dari suatu unit telah dicapai dan bahwa kinerja telah diperagakan
secara konsisten.

1.4.5 Persyaratan bukti yang spesifik harus mencakupi:


a. Bukti intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi
b. Bukti identifikasi peta standardisasi kompetensi
c. Bukti Identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi
d. Bukti penyusunan jastifikasi skema sertifikasi kualifikasi dan okupasi

12
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

e. Bukti penyusunan paket dan persyaratan skema sertifikasi kerangka kualifikasi


dan okupasi
f. Bukti verifikasi rancangan skema sertifikasi

2. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem Standadisasi Kompetensi Kerja.
3.1.2 Sistem Sertifikasi Kompetensi.
3.1.3 Asesmen berbasis kompetensi.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Ketrampilan dalam Riset standardisasi dan sertifikasi kompetensi baik melalui web
maupun literature lainnya.
3.2.6 Keterampilan literasi dan komunikasi untuk:
a. Membaca dan menginterpretasi informasi yang relevan dalam rangka penetapan
persyaratan bukti
b. Memberikan informasi/instruksi yang jelas dan tepat
c. Menerima dan menginterpretasi umpan balik
d. Mempersiapkan dokumentasi yang dipersyaratkan dengan bahasa yang jelas dan
komprehensif, menggunakan format sebagaimana digunakan tempat kerja

13
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

IV. GAMBARAN UMUM MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPETENSI MELALUI


REKAM JEJAK PERKEMBANGAN PEKERJA

PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI PROFESI

UK-SERT-300-01

DESKRIPSI
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan
untuk pemetaan dan mengembangkan skema
sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk
pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi,
klaster maupun unit kompetensi. Skill for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari
kriteria unjuk kerja.

14
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

! PENTING
Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus
dapat memberikan bukti:
•  Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/
atau Okupasi.

•  Proses yang bisa digunakan sebagai bukti seharusnya


mencakupi:
o  Hasil intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi
o  Hasil identifikasi peta standardisasi kompetensi
o  Hasil identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi
o  Hasil verifikasi rancangan skema sertifikasi

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.  MENGINTEPRETASI 1)  Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional diidentifikasi.
PERSYARATAN 2)  Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional diidentifikasi.
PEMETAAN SKEMA 3)  Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi.
SERTIFIKASI 4)  Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi
diidentifikasi
5)  Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan diorganisasikan
melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor.
6)  Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk dan
diberikan bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA 1)  Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar Internasional,
STANDARDISASI standard khusus.
KOMPETENSI 2)  Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi
kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan
Sistem Standardisasi Nasional.
3)  Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan berdasarkan
acuan normatif pemetaan standard kompetensi dilakukan
dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi kunci, fungsi utama
untuk setiap fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama.

15
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA 1)  Bila tersedia dan relevan, Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI.
SERTIFIKASI KUALIFIKASI 2)  Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi
berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor.
3)  Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi
major dan verdasarkan KKNI (9 level).
4)  Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang
dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya.
5)  Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan dikelompokan
sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level.
6)  Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar
khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi
dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan
tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit
kompetensi dari bidang lain terkait.
7)  Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi,
unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan
deskripsi setiap level kualifikasi KKNI.
4. MENYUSUN JASTIFIKASI 1.  Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai dengan Pedoman BNSP.
SKEMA SERTIFIKASI 2.  Latar belakang/jastifikasi perumusan skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan
KUALIFIKASI DAN OKUPASI pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang ditetapkan.
3.  Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi diidentifikasi.
4.  Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi.
5.  Acuan normative pengembangan dan penerapan skema sertifikasi diidentifikasi.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5. MENYUSUN PAKET DAN 1)  Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi.
PERSYARATAN SKEMA SERTIFIKASI 1.  Bila skema Kualifikasi
KERANGKA KUALIFIKASI DAN •  Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup.
OKUPASI •  Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi kualifikasi.
•  Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan pada level skema
sertifikasi dalam industri.
•  Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan).
•  Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
•  Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi
umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)).
•  Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2.  Bila skema Okupasi:
•  Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup.
•  Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi.
•  Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi.
•  Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi.
•  Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi.
•  Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi.
•  Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
•  Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi
umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)).
•  Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2)  Bila tersedia, Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi.
3)  Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat diidentifikasi
4)  Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi.
5)  Proses sertifikasi diidentifikasi.
6)  Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi

16
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
6. VERIFIKASI 1)  Kesesuaian pengorganisasian dan proses penyusunan
RANCANGAN skema sertifikasi diverifikasi.
SKEMA SERTIFIKASI 2)  Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi, dengan
tetap memperhatikan harmonisasi/negoisasi dengan lintas
sektor dan/atau lintas Negara.
3)  Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang lingkup,
tujuan dan acuan normative diverifikasi.
4)  Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi diverifikasi.
5)  Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi.
6)  Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan dibahas
oleh Komite Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan Komite
dapat mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas.
7)  Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan, bila
tersedia, dengan instansi terkait untuk disyahkan.

Acuan Normatif
•  PP 31/2006: SISLATKERNAS
•  PP 23/2004: BNSP
•  PERPRES 8/2012: KKNI
•  Permenaker 14/2014: Pedoman Penerapan KKNI
•  Permenakertrans 5/2012: Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional
•  Permenakertrans 8/2012: Tatacara Penerapan SKKNI
•  Peraturan BNSP 1/2014: PEDOMAN PENILAIAN
KESESUAIAN PERSYARATAN UMUM LEMBAGA
SERTIFIKASI PROFESI
•  Peraturan BNSP 4/2014: PEDOMAN PENGEMBANGAN
DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

no 13

17
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

MENYUSUN
MENYUSUN PAKET DAN
MENGINTEPRETASI JASTIFIKASI PERSYARATAN VERIFIKASI
IDENTIFIKASI PETA IDENTIFIKASI PETA SKEMA SKEMA RANCANGAN
PERSYARATAN
STANDARDISASI SKEMA SERTIFIKASI
PEMETAAN SKEMA
KOMPETENSI KUALIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI SKEMA
SERTIFIKASI KUALIFIKASI KERANGKA SERTIFIKASI
DAN OKUPASI KUALIFIKASI
DAN OKUPASI

18
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

V. ELEMEN-ELEMEN MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI


KOMPETENSI PROFESI

TP1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN


PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI

TP1. MENGINTEPRETASI PERSYARATAN PEMETAAN


SKEMA SERTIFIKASI

1)  Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional


diidentifikasi.
2)  Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional
diidentifikasi.
3)  Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi.
4)  Pedoman BNSP terkait pengembangan skema
sertifikasi diidentifikasi
5)  Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan
diorganisasikan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai
sektor.
6)  Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk
dan diberikan bimbingan teknis/pelatihan
pengembangan skema.

19
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1)  Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional


•  UU 13/2003
•  PP 23/2004
Pemberlakuan •  PP 31/2006
•  PERMENAKERTRANS 5/2012
Akreditasi LDP
Penerapan
Standar Pelatihan berbasis
kompetensi

Lisensi LSP

Sertifikasi
SKKNI
Pengembangan SDM
Kompetensi Profesional
Standar
MRA Kompeten
Kompetitif
Kerjasama
Harmonisasi
Standardisasi Notifikasi

Pembinaan dan Pengendalian

2)
9 •  Adalah kerangka penjenjangan
8 kualifikasi kompetensi yang dapat
7 menyandingkan, menyetarakan,
6 dan mengintegrasikan antara
5 bidang pendidikan dan bidang
4 pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian
3
pengakuan kompetensi kerja
2 sesuai dengan struktur pekerjaan
1 di berbagai sektor.

20
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

JENJANG&Nasional
2) Kerangka Kualifikasi KANDUNGAN&dan UNSUR internasional
KANDUNGAN&UNSUR
KUALIFIKASI
KOMPETENSI&EDUCATIONAL KOMPETENSI&OCCUPATIONAL

S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF
8 K
Profesi VII
7
S1 D&IV VI MANAJERIAL
6
D&III V TEKNISI /
5 ANALIS

D&II IV
4
D&I III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA& Sekolah&Menengah&Kejuruan& II MOTORIKOPERATO
(3) (3)
2I R
9&&Tahun&Pendidikan&Dasar&(6+3) TEKNIKAL
Pendidikan&Pra&Sekolah&(1>2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
DIT BELMAWA, 2013 (DUDI, LATKER, MASY)

ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF)


10
9 9
8 8 8

7 7 7

6 6 6
Qualifications Qualifications
5 5 5
(A)
(B)
4 4 4

3 3 3

2 2 2

Illustration 1 1 1
Country A AQRF Country B

21
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Conceptual Framework
ASEAN Recognition of
MRA qualifications

Development of COMPETITIVENESS
MOBILITY OF
OF ASEAN
NQF qualifications PROFESSIONALS PROFESSIONALS

Harmonizaation
AQRF of qualifications

3)

22
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

4) Pedoman BNSP terkait pengembangan


skema sertifikasi
•  Pedoman BNSP 210:2014,
PEDOMAN
PENGEMBANGAN DAN
PEMELIHARAAN SKEMA
SERTIFIKASI PROFESI
•  Pedoman BNSP 201: 2014
PEDOMAN PENILAIAN
KESESUAIAN
PERSYARATAN UMUM
LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI

5) Koordinasikan dan pengorganisasian para pemangku


kepentingan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor.

•  Dunia usaha melalui asosiasi industri


terkait dan/atau KADIN;
•  Dunia Profesi melalui asosiasi profesi
terkait;
•  Pasar terkait dari hasil survei;
•  Otoritas Kompeten terkait sesuai
perkembangan industri terkini.

23
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

6) Bentuk dan berikan tim perumus Skema Sertifikasi


bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema *

•  Mengidentifikasi kategori dan jenis kualifikasi/okupasi


nasional/klaster yang dibutuhkan dunia kerja.
•  Mengidentifikasi jenis standar kompetesi kerja yang
relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
•  Mengidentifikasi jenis jabatan yang akan dituangkan
dalam skema sertifikasi.
•  merumuskan persyaratan kompetensi sesuai dengan
jenis skema yang akan disusun.
•  menuangkan dan menyusun konsep skema sertifikasi
kedalam format skema sertifikasi.

Latihan I. INTEPRETASI PERSYARATAN


PEMETAAN SKEMA SERTIFIKASI !

1)  Identifikasi Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja


Nasional
2) Identifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional dan
internasional.
3) Identifikasi Sistem sertifikasi kompetensi profesi.

4) Identifikasi Pedoman BNSP terkait pengembangan


skema sertifikasi.
5) Koordinasi dan pengoragisasian Para pemangku
kepentingan melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai
sektor.
1)  Bentuk dan berikan tim perumus Skema Sertifikasi
bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema.

24
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

TP2. IDENTIFIKASI
PETA
STANDARDISASI
KOMPETENSI

TP2. IDENTIFIKASI PETA


STANDARDISASI KOMPETENSI
1) Identifikasi peta kompetensi pada
SKKNI, Standar Internasional,
standard khusus.

2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja


standardisasi kompetensi diidentifikasi dan
dikontekstalisasi berdasarkan Sistem
Standardisasi Nasional.

3) Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan


berdasarkan acuan normatif pemetaan standard
kompetensi dilakukan dengan: Menentukan fungsi
bisnis, fungsi kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi
kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama.

25
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1) Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI,


Standar Internasional, standard khusus.

Permennakertrans 8/2012

CONTOH

26
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

27
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi


kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem
Standardisasi Nasional.

3) Pemetaan fungsi kerja berdasarkan acuan normatif


pemetaan standard kompetensi

FUNGSI TUJUAN FUNGSI KUNCI FUNGSI MAYOR FUNGSI DASAR


UTAMA BISNIS

28
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

Latihan II. Identifikasi Peta


2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi
Standardisasi
kompetensi diidentifikasi Kompetensi
dan dikontekstalisasi berdasarkan Sistem

•  Lakukan
Standardisasi Nasional.
identifikasi peta kompetensi pada
sektor/subsektor anda. (Fungsi Utama,
Fungsi Kunci dan Fungsi Mayor) !

29
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

TP3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA


SERTIFIKASI KUALIFIKASI

3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA


SERTIFIKASI KUALIFIKASI
1)  Bila tersedia dan relevan, Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI.
2)  Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi
berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor.
3)  Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi
major dan verdasarkan KKNI (9 level).
4)  Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI
yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya.
5)  Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan
dikelompokan sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level.
6)  Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/
standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk
deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi
dan tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor
unit kompetensi dari bidang lain terkait.
7)  Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar
kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya
berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI.

30
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1) Identifikasi Pemaketan kualifikasi


diidentifikasi dari SKKNI *

CONTOH

31
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

CONTOH

32
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

33
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

2) Identifikasi Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu


sektor/bidang berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci
dan/atau fungsi mayor.
CONTOH
P. Usaha
P. Tata Boga
P. Hotel
P. Travel Ops

Pengemban
gan
Pariwisata

P. destinasi

CONTOH

34
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

3) Identifikasi Level skema sertifikasi kualifikasi berdasarkan fungsi


kunci dan fungsi major dan verdasarkan KKNI (9 level).
CONTOH
LEVEL SERTIFIKASI
KUALIFIKASI

Sertifikat II bidang Tata Boga


(Food Production)

Sertifikat III bidang Tata Boga


(Operasional)

Sertifikat IV bidang Tata Boga

Sertifikat V bidang Tata Boga

Sertifikat VI bidang Tata Boga

4) Susun deskripsi pada setiap level skema sertifikasi berdasarkan


deskripsi KKNI yang dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya.

LEVEL SERTIFIKASI DESKRIPSI


KUALIFIKASI

Sertifikat II bidang Tata Boga (Food Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat
Production) rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan,
pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung
jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat III bidang Tata Boga Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas dengan
(Operasional) menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja serta
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja
sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab
terbatas atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat IV bidang Tata Boga Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang keahlian
tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama dan melakukan
komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif; serta, Bertanggung
jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
Sertifikat V bidang Tata Boga Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis pengtahuan
tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas; Memformulasikan
masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara
komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur.

35
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

5) Identifikasi dan kelompokkan unit-unit kompetensi dari


kemasan okupasi sesuai level KKNI berdasarkan
deskripsi setiap level *

•  Identifikasi seluruh okupasi/jabatan kerja/peran kerja.


•  Bila tersedia, Identifikasi unit-unit kompetensi dalam kemasan
okupasi.
•  Bila tidak tersedia, identifikasi tugas/fungsi dan wewenang setiap
okupasi.
•  Identifikasi apakah setiap tugas/fungsi kerja merupakan fungsi
dasar, bila iya, maka dapat diidentifikasi sebagai embrio unit
kompetensi.
•  Identifikasi benchmark fungsi dasar terhadap unit kompetensi
pada standar kompetensi.
•  Berdasarkan deskripsi KKNI identifikasi level KKNi pada setiap
okupasi sebagai indikator peran kerja pada suatu
•  Lakukan pengemasan okupasi, bila tersedia, kelompokan dalam
kompetensi inti (core), umum (generic/common), dan pilihan/
fungsional.

Identifikasi Okupasi/peran kerja


OKUPASI TUGAS/FUNGSI KERJA DAN
WEWENANG !UNIT
KOMPETENSI

36
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Identifikasi cakupan aktivitas kerja atau tugas dalam lingkup


area kerja dalam kompetensi umum (generic/common),
kompetensi inti (core) dan Kompetensi Pilihan (functional)
•  Kompetensi Inti adalah kompetensi yang ditentukan oleh industri dalam peraturan pengemasan untuk
Kualifikasi yang harus dimiliki para individu untuk pengakuan atas Kualifikasi tersebut. (Pedoman
penerapan KKNI, 2014)

•  Kompetensi Inti/Core Competencies: Adalah kompetensi-kompetensi dimana industri telah


mensepakati untuk dicapai jika seseorang akan diterima kompetensinya pada divisi primer.
Kompetensi-kompetensi ini secara langsung berhubungan dengan tugas-tugas okupasi dan mencakup
unit-unit seperti: ‘Work effectively with colleagues and customers, and Implement occupational health
and safety procedures.’ (Handbook ASEAN MRA, 2013)

•  Kompetensi umum/Generic Competencies: kompetensi-kompetensi dimana industri setuju bahwa ini


adalah esensial untuk dicapai oleh seseorang untuk diterima sebagai kompeten pada suatu divisi
sekunder. Istilah ‘life skills’ kadang digunakan untuk mendeskripsikan kompetensi ini, seperti contoh ini:
‘Use common business tools and technology,’ and ‘Manage and resolve conflict situations.’ (Handbook
ASEAN MRA, 2013)

•  Kompetensi pilihan/fungsional (Functional Competencies): kompetensi fungsional yang spesifik pada


suatu peran atau jabatan kerja dalam suatu divisi kerja, dan mencakup ketrampilan spesifik dan
pengetahuan (know-how) untuk mengerjakan/melakukannya secara efektif. Seperti: ‘Receive and
process reservations, Provide housekeeping services to guests, and Operate a bar facility.’ These
competencies could be generic to a Labour Division as a whole, or be specific to roles, levels or jobs
within the Labour Division. (Handbook ASEAN MRA, 2013)

CONTOH

37
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

38
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

LEVEL DESKRIPSI OKUPASI/PERAN


SERTIFIKASI KERJA:
KUALIFIKASI

Sertifikat II bidang Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana,
Tata Boga (Food terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah Kitchen Hand,
Production) ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia
harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan
Butcher, Baker.
tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat III bidang Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas
Tata Boga dengan Assistant
(Operasional) menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan
prosedur kerja serta menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur,
Catering
yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus Manager.
memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait
dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan metode yang
sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab
terbatas atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat IV bidang Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang
Tata Boga keahlian tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama Second Chef,
dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan
memiliki inisiatif; serta, Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
Demi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan Chef, Assistant
mutu dan kuantitas yang terukur.
Head Chef.
Sertifikat V bidang Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis
Tata Boga pengtahuan Head Chef,
tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas;
Memformulasikan masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan
Assistant to the
menyusun laporan tertulis secara komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan Executive Chef.
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga
dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

6)  Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar


internasional/ standar khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh
okupasi/job titles termasuk deskripsi dan tugas/fungsi serta wewenangnya,
yang kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung jawab dan
ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit kompetensi
dari bidang lain terkait.
7)  Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar
kompetensi, unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan
kualifikasinya berdasarkan deskripsi setiap level kualifikasi KKNI.

39
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Identifikasi unit-unit kompetensi pada


level kualifikasi
•  Identifikasi kompetensi inti pada setiap okupasi/job titles
pada level KKNI yang sama.

•  Lakukan pembandingan (pairing) unit2 kompetensi yang ada


pada setiap okupasi pada level uang sama.

•  Kombinasikan seluruh kompetensi inti menjadi kompetensi


inti kualifikasi pada level yang sama.

•  Kombinasikan seluruh kompetensi umum menjadi


kompetensi umum kualifikasi pada level yang sama.

•  identifikasi seluruh kompetensi pilihan/fungsional menjadi


kompetensi pilihan/fungsional kualifikasi pada level yang
sama, masing-masing fungsi tetap diidentifikasi sesuai
kelompoknya.

Identifikasi unit-unit kompetensi pada


setiap level kualifikasi
LEVE Okupasi Unit kompetensi Okupasi Unit kompetensi Unit
pada kategori pada kategori kompetensi
L kompetensi (inti, kompetensi (inti, pada level
umum, pilihan/ umum, pilihan/
fungsional) fungsional)
Kualifikasi
Inti: Inti: Inti:

Umum: Umum: Umum:

Fungsional Fungsional Fungsional

Inti: Inti: Inti:

Umum: Umum: Umum:

Fungsional Fungsional Fungsional

40
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Kerangka kualifikasi dan unit


kompetensi yang dicakup
LEVEL DESKRIPSI Unit kompetensi dalam
KUALIFIKA Kompetensi inti,
SI* kompetensi umum dan
kompetensi fungsional
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
*) pada setiap level dapat terdiri lebih dari satu berdasrkan fungsi-fungsi mayor

Latihan III. Identifikasi Peta Skema


Kualifikasi dan Okupasi !

LEVEL SERTIFIKASI DESKRIPSI OKUPASI/PERAN UNIT-UNIT


KUALIFIKASI KERJA YANG DAPAT KOMPETENSI (Core,
DICAKUP Generic, Functional)

41
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

TP4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA


SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN
OKUPASI

4. MENYUSUN JASTIFIKASI SKEMA


SERTIFIKASI KUALIFIKASI DAN OKUPASI
1)  Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai
dengan Pedoman BNSP.
2)  Latar belakang perumusan skema sertifikasi
diidentifikasi tuntutan dan pentingnya sertifikasi
kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang
ditetapkan.
3)  Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi
diidentifikasi.
4)  Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi.
5)  Acuan normative pengembangan dan penerapan
skema sertifikasi diidentifikasi.

42
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1) Susun Rancangan skema sertifikasi sesuai dengan


Pedoman BNSP.

•  Peraturan BNSP 1/2014: PBNSP 201


PEDOMAN PENILAIAN
KESESUAIAN PERSYARATAN
UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI
•  Peraturan BNSP 4/2014: PBNSP 210
PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN
PEMELIHARAAN SKEMA
SERTIFIKASI PROFESI
•  SKKNI Asesmen Kompetensi

2) Identifikasi Latar belakang perumusan skema sertifikasi berdasar


tuntutan dan pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema
sertifikasi yang ditetapkan.

Tuntutan diperlukannya
perumusan skema sertifikasi,
dapat mencakupi:
•  Regulasi di sektor terkait;
•  Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/
atau KADIN;
•  Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;
•  Pasar terkait dari hasil survei;
•  Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan
industri terkini.

43
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

3) Identifikasi Ruang lingkup penerapan


skema sertifikasi

•  Sertifikasi kompetensi profesi.


•  Acuan pengembangan SDM di
Industri.
•  Acuan dalam pengembangan
program pelatihan dan pendidikan
vokasi.

4) Identifikasi Tujuan penyusunan skema


sertifikasi

•  Sebagai acuan untuk memastikan


bahwa proses sertifikasi dilakukan
dengan menggunakan standar dan
aturan khusus serta prosedur yang
sama.
•  Memastikan dan memelihara
kompetensi pelaku terkait, sesuai
dengan tuntutan industri, tuntutan
profesi serta tuntutan pasar/
konsumen.

44
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

5) Identifikasi acuan normative pengembangan


dan penerapan skema sertifikasi

•  Standar, mencakupi: standar,


pedoman, code of practice.
•  Regulasi teknik: Peraturan
Pemerintah, Peraturan Menteri,
Peraturan Ketua BNSP, dan lai-lain.

CONTOH
H
TO
N
CO

45
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

H
TO
N
CO

LATIHAN IV. SUSUN JASTIFIKASI SKEMA SERTIFIKASI


KUALIFIKASI DAN OKUPASI !

! 

1. Latar Belakang ! 
! 
! 
! 

2. Ruang Lingkup ! 
! 
! 
! 

3. Tujuan ! 
! 
! 
! 

4. Acuan Normatif ! 
! 
! 

46
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

TP5. MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN


SKEMA SERTIFIKASI KERANGKA
KUALIFIKASI DAN OKUPASI

5. MENYUSUN PAKET DAN PERSYARATAN SKEMA


SERTIFIKASI KERANGKA KUALIFIKASI DAN OKUPASI

1)  Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi.


1.  Bila skema Kualifikasi
1.  Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup.
2.  Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi kualifikasi.
3.  Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan pada level skema sertifikasi dalam industri.
4.  Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan).
5.  Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
6.  Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan
kompetensi fungsional (pilihan)).
7.  Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2.  Bila skema Okupasi:
1.  Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup.
2.  Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi.
3.  Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi.
4.  Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi.
5.  Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi.
6.  Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi.
7.  Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
8.  Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi umum (generic/common), dan
kompetensi fungsional (pilihan)).
9.  Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2)  Bila tersedia, Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi.
3)  Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat diidentifikasi
4)  Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi.
5)  Proses sertifikasi diidentifikasi.
6)  Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi

47
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

1) Identifikasi Paket/kemasan kompetensi

Skema Kualifikasi
•  Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup.
•  Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi
kualifikasi.
•  Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan
pada level skema sertifikasi dalam industri.
•  Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan).
•  Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada
level ini.
•  Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi
fungsional (pilihan)).
•  Daftar unit kompetensi diidentifikasi.

CONTOH

48
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

Skema Sertifikasi Okupasi


1. Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup.
2. Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi.
3. Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi.
4. Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi.
5. Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi.
6. Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi.
7. Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada
level ini.
8. Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core),
kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi fungsional
(pilihan)).
9. Daftar unit kompetensi diidentifikasi.

49
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

CONTOH

50
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH

CONTOH

51
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

3) Identifikasi hak pemohon dan kewajiban


pemegang sertifikat
•  Bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan
berhak mengikuti proses pra asesmen dan asesmen
dengan asesor yang telah ditugaskan oleh LSP.
•  Peserta yang dinyatakan kompeten akan memperoleh
sertifikat kompetensi.
•  Menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti
keahlian sesuai jenis skema sertifikasinya.
•  Peserta berhak mengajukan banding atas keputusan
sertifikasi.
•  Peserta berhak mengajukan keluhan terkait
pelaksanaan proses sertifikasi.
•  Peserta berhak mengajukan sertifikasi ulang
maksimal 6 bulan setelah proses sertifikasi.

Kewajiban pemegang sertifikat, dapat


mencakupi:
•  Melaksanakan keprofesiannya dengan
tetap menjaga kode etik profesi.
•  Mengikuti program surveillance yang
ditetapkan LSP, minimal satu tahun
sekali.
•  Melaporkan rekaman kegiatan sesuai
bidang tugasnya setiap 6 bulan sekali.

52
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

4) Identifikasi Struktur biaya sertifikasi

•  Biaya pendaftaran dan


verifikasi kelengkapan
dokumen permohonan.
•  Biaya penggunaan TUK,
•  Biaya asesmen,
•  Biaya surveilan.

5) Identifikasi proses sertifikasi

53
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

!Proses!Ser(fikasi!
a.  Persyaratan!Penda2aran
b.  Proses!Asesmen!
c.  Proses!Uji!Kompetensi
d.  Keputusan!Ser(fikasi
e.  Pembekuan!dan!Pencabutan!Ser(fikat
f.  Pemeliharaan!ser(fikasi/!survailen
g.  Proses!Ser(fikasi!Ulang
h.  Penggunaan!Ser(fikat
i.  Banding

Persyaratan Pendaftaran ( Rujuk


klausal 9.1 PBNSP 201:2014 ):
•  Pemohon memahami proses
asesmen untuk skema ini.
•  Pemohon mengisi formulir
Permohonan Sertifikasi (APL 01)
dan Asesmen Mandiri (APL 02) dan
dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukung
•  Pemohon menyatakan setuju untuk
memenuhi persyaratan sertifikasi

54
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Proses Asesmen ( Rujuk kalusal 9.2


PBNSP 201:2014)
•  Rencanakan asesmen sesuai dengan persyaratan
skema
•  Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment
tools) yang dipilih diinterpretasikan untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan
bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
•  Rincian mengenai rencana asesmen dan proses
asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan
Peserta sertifikasi
•  Bukti yang dikumpulkan dari dokumen lampiran APL
02 (portofolio) diperiksa dan dievaluasi
•  Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan
bukti direkomendasikan

Proses Uji Kompetensi ( Rujuk kalusal


9.3 PBNSP 201:2014)

•  Uji kompetensi dirancang untuk menilai


kompetensi secara praktek, tertulis, lisan,
pengamatan atau cara lain yang andal dan
objektif,
•  Peralatan teknis yang digunakan dalam proses
pengujian diverifikasi atau dikalibrasi
•  Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek,
lisan, tertulis dan lainnya diperiksa dan
dievaluasi
•  Rekomendasi hasil proesesuji kompetensi

55
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Keputusan Sertifikasi ( Rujuk kalusal 9.4


PBNSP 201:2014)

•  Validasi dan verifikasi


terhadap rekomendasi asesor
kompetensi dilakukan
•  Hasil validasi dan verifikasi
digunakan untuk menetapkan
status kompeten dan belum
kompeten

•  Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


( Rujuk kalusal 9.5 PBNSP 201:2014)
Skema sertifikasi harus menjelaskan persyaratan tentang
prosedur pembatalan sertifikat bila pencabutan
dilakukan dalam masa berlakunya sertifikat.
•  Pemeliharaan sertifikasi ( jika ada )
•  Tatacara surveilan terhadap pemegang sertifikat
selama masa berlaku sertifikat ditetapkan
•  Metode dan tatacara surveilan dan harus dilakukan
sesuai dengan tujuannya.

56
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

•  Proses Sertifikasi Ulang ( Rujuk


kalusal 9.6 PBNSP 201:2014)
Uraikan tatacara dan mekanisme sertifikasi
ulang

•   Penggunaan Sertifikat ( Rujuk


kalusal 9.7 PBNSP 201:2014)
Uraikan tatacara aturan penggunaan sertifikat

•  Banding ( Rujuk kalusal 9.8 PBNSP


201:2014)
Skema sertifikasi harus memuat tata cara
dalam proses penanganan banding

6) Identifikasi kode etik profesi *


•  Pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya.
•  Fungsi:
o  pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
o  sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
o  mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi

57
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

CONTOH
KODE ETIK INSINYUR INDONESIA

Latihan VI. SUSUN PAKET DAN PERSYARATAN SKEMA


SERTIFIKASI KERANGKA KUALIFIKASI DAN
OKUPASI !

58
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

TP6. VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA


SERTIFIKASI

6. VERIFIKASI RANCANGAN SKEMA


SERTIFIKASI
1)  Kesesuaian pengorganisasian dan proses penyusunan
skema sertifikasi diverifikasi.
2)  Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi, dengan
tetap memperhatikan harmonisasi/negoisasi dengan lintas
sektor dan/atau lintas Negara.
3)  Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang lingkup, tujuan
dan acuan normative diverifikasi.
4)  Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi diverifikasi.
5)  Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi.
6)  Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan dibahas oleh
Komite Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan Komite dapat
mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas.
7)  Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan, bila
tersedia, dengan instansi terkait untuk disyahkan.

59
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

60
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

61
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

LATIHAN IV. LAKUKAN VERIFIKASI RANCANGAN


SKEMA SERTIFIKASI !

62
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Terimakasih atas perhatian anda

VI. BAHAN BACAAN YANG DISARANKAN

Tahun
No Judul Buku Pengarang
Pembuatan
Pengimplementasian Jalur Kuali kasi
Ray Powell, Mark Killner, Ida
1. Kompetensi Kerja pada Kerangka
Trisnasari, Nurul Imany
2014
Kuali kasi Nasional Indonesia
Personal Career Development for
2. Professionals
Joseph A. Raelin 2002
3. Human Resource Development Jon Werner, Randy DeSimone 2008
Competence Based Assessment
4. Techiques
Shirley Fletcher 2005
5. training in Australia , 4Th Edition Diane lawlor and Michael Tovey 2011

63
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

VII. ASESMEN MANDIRI

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

Nama Peserta : ________________________ Tanggal/Waktu : _____________,____________


Nama Asesor : 1. ______________________ Tempat :__________________________
2.______________________

Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan diujikan.

1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK), batasan variabel, panduan penilaian dan aspek kritis
serta yakinkan bahwa anda sudah benar-benar memahami seluruh isinya.
2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki secara
obyektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (K) atau
belum kompeten (BK).
3. Siapkan bukti-bukti yang anda anggap relevan terhadap unit kompetensi, serta ‘matching’-kan setiap bukti
yang ada terhadap setiap elemen/ KUK, konteks variable, pengetahuan dan keterampilan yang
dipersyaratkan serta aspek kritis.
4. Asesor dan asesi menandatangi form asesmen mandiri.

Unit Kompetensi :
Nomor : SERT-300-01
Judul : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?

1. MENGINTEPRETASI 1.1. Mengidentifikasi Sistem Standardisasi


PERSYARATAN Kompetensi Kerja Nasional
PEMETAAN SKEMA 1.2. Mengidentifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional
SERTIFIKASI dan internasional
1.3. Mengidentifikasi Sistem sertifikasi kompetensi
profesi
1.4. Mengidentifikasi Pedoman BNSP terkait
pengembangan skema sertifikasi
1.5. Mengkoordinasi dan mengorganisasikan Para
pemangku kepentingan melalui Komite Skema
Sertifikasi sesuai sektor.
1.6. Membentuktim perumus Skema Sertifikasi dan
memberikan bimbingan teknis/pelatihan
pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA 2.1. Mengidentifikasipeta kompetensi pada
STANDARDISASI SKKNI, Standar Internasional, standard
KOMPETENSI khusus.
2.2. Bila tersedia peta tersebut,Mengidentifikasi
dan menkontekskanfungsi-fungsi kerja
standardisasi kompetensi berdasarkan Sistem
Standardisasi Nasional.
2.3. Melakukan pemetaan fungsi kerjaberdasarkan
acuan normatif pemetaan standard kompetensi
3. IDENTIFIKASI PETA 3.1. Mengidentifikasi Pemaketan

64
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?

SKEMA SERTIFIKASI kualifikasidiidentifikasi dari SKKNI.


KUALIFIKASI DAN 3.2. Mengidentifikasi Ruang lingkup peta skema
OKUPASI sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang
berdasarkan peta standardisasi yakni dari
fungsi kunci dan/atau fungsi mayor.
3.3. Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi
berdasarkan fungsi kunci dan fungsi major dan
verdasarkan KKNI (9 level).
3.4. Menyusun deskripsi pada setiap level skema
sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI
yang dikontekstialisasikan dengan
sektor/bidangnya.
3.5. Mengidentifikasidan mengelompokkan unit-unit
kompetensi dari kemasan okupasi sesuai level
KKNI berdasarkan deskripsi setiap level.
3.6. Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi
dari SKKNI/standar internasional/ standar
khusus, melakukan riset untuk identifikasi
seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi
dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang
kemudian dibuat matriks fungsi dan tanggung
jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang
ada dan dapat diimpor unit kompetensi dari
bidang lain terkait.
3.7. Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan
yang tersedia hanya standar kompetensi,
mengidentifikasi mengelompokkan unit-unit
kompetensi kualifikasinya berdasarkan
deskripsi setiap level kualifikasi KKNI.
4. MENYUSUN 4.1. Menyusun rancangan skema sertifikasi sesuai
JASTIFIKASI SKEMA dengan Pedoman BNSP.
SERTIFIKASI 4.2. Mengidentifikasi latar belakang/jastifikasi
KUALIFIKASI DAN perumusan skema sertifikasi tuntutan dan
OKUPASI pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk
skema sertifikasi yang ditetapkan.
4.3. Mengidentifikasi ruang lingkup penerapan
skema sertifikasi
4.4. Mengidentifikasi tujuan penyusunan skema
sertifikasi
4.5. Mengidentifikasi acuan normative
pengembangan dan penerapan skema
sertifikasi
5. MENYUSUN PAKET 5.1. Mengidentifikasi Paket/kemasan kompetensi.
DAN PERSYARATAN 5.1.1. Bila skema Kualifikasi
SKEMA SERTIFIKASI 5.1.1.1. Peta kualifikasi diidentifikasi
KERANGKA dari hasil pemetaan sesusi
KUALIFIKASI DAN ruang lingkup.
OKUPASI 5.1.1.2. Deskripsi dan sikap kerja
diidentifikasi pada setiap
level skema sertifikasi
kualifikasi.
5.1.1.3. Peran kerja dan/atau
kemungkinan jabatan yang
dapat ditempatkan pada level
skema sertifikasi dalam

65
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?

industri.
5.1.1.4. Informasi jalur dalam
kualifikasi (masuk dan
lanjutan).
5.1.1.5. Bila tersedia, Informasi
regulasi teknis tentang status
penerapan pada level ini.
5.1.1.6. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema sertifikasi
(kompetensi inti (core),
kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.1.7. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.1.2. Bila skema Okupasi:
5.1.2.1. Peta okupasi diidentifikasi
dari hasil pemetaan sesuai
ruang lingkup.
5.1.2.2. Deskripsi diidentifikasi pada
setiap judul okupasi.
5.1.2.3. Nomor index pekerjaan (job
index number) diidentifikasi.
5.1.2.4. Nama/Gelar okupasi profesi
diidentifikasi.
5.1.2.5. Tugas dan wewenang (bila
tersedia) diidentifikasi pada
setiap okupasi.
5.1.2.6. Persyaratan untuk mengikuti
sertifikasi pada setiap
okupasi.
5.1.2.7. Bila tersedia, Informasi
regulasi teknis tentang status
penerapan pada level ini.
5.1.2.8. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema sertifikasi
(kompetensi inti (core),
kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.2.9. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.2. Mengidentifikasi persyaratan dasar pemohon
sertifikasi
5.3. Mengidentifikasi hak pemohon dan kewajiban
pemegang sertifikat
5.4. Mengidentifikasi Struktur biaya sertifikasi
5.5. Mengidentifikasi Proses sertifikasi
5.6. Mengidentifikasikode etik profesi

66
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?

6. VERIFIKASI 6.1. Memverifikasi kesesuaian pengorganisasian


RANCANGAN SKEMA dan proses penyusunan skema sertifikasi
SERTIFIKASI 6.2. Memverifikasi Kesesuaian struktur skema
sertifikasi, dengan tetap memperhatikan
harmonisasi/negoisasi dengan lintas sektor
dan/atau lintas Negara.
6.3. Memverifikasi Kesesuaian judul skema,
latarbelakang, ruang lingkup, tujuan dan acuan
normative
6.4. Memverifikasi kesesuaian kemasan/paket
kualifikasi/okupasi
6.5. Memverifikasi kesesuaian proses sertifikasi
6.6. Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan
dan dibahas oleh Komite Skema Sertifikasi.
Dalam pembahasan Komite dapat
mengundang pemangku kepentingan yang
lebih luas.
6.7. Melaporkan hasil verifikasi kepada Ketua
BNSP dan, bila tersedia, dengan instansi
terkait untuk disyahkan.

Rekomendasi Asesor :
Asesi :

Nama
Tanda tangan/
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg.
Tanda tangan/
Tanggal

67
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

VIII. LEMBAR EVALUASI PESERTA

MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

Pilih yang sesuai dalam kotak Setuju Tidak tahu Tidak setuju Tidak dapat
diterapkan
Terlalu banyak materi yang diberikan sehingga
terkesan terburu-buru.
Hampir semua kompetensi relevan dengan
saya.
Kompetensi yang diberikan sesuai dengan level
dimana saya berada.
Saya mendapat cukup bantuan dari trainer
saya.
Jumlah aktivitas sesuai.
Kompetensi ini membiarkan saya untuk
menggunakan inisiatif sya sendiri.
Pelatihan ini diselenggarakan dengan baik.
Trainer saya mempunyai waktu untuk
menjawab pertanyaan saya.
Saya mengerti bagaimana saya nantinya akan
diuji.
Saya diberikan waktu yang cukup untuk
berlatih.
Umpan balik dari trainer saya sangat
membantu.
Peralatan pelatihan cukup dan bekerja dengan
baik.
Aktivitas dalam pelatihan terlalu sulit untuk
saya.

Hal terbaik tentang pelatihan unit ini adalah:


___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

Hal terburuk tentang pelatihan unit ini adalah:


___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Hal yang harus saya ubah dari pelatihan unit ini adalah:
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

68
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

IX. KURIKULUM
KODE MP : SERT-300-01
A. JUDUL MATERI PEMBELAJARAN : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

B. FILOSOFI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETESI:


1. Berstandar kompetensi (SKKNI, standar internasional, dan/atau standar khusus)
2. Melatih sampai kompeten
3. CBA "Sertifikasi kompetensi
C. RUANG LINGKUP KOMPETENSI: Unit ini berhubungan dengan proses mengumpulkan informasi tentang kebutuhan kompetensi pekerja melalui rekam jejak
perkembangan kompetensi pekerja, menganalisis dan merumuskan alternatif program pengembangan pekerja.

D. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

TUJUAN UMUM TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS/ SUB METODE MEDIA KELUARAN WAKTU
PEMBELAJARAN (LEARNING TOPIK PEMBELAJARAN/ KRITERIA Peralatan & ref TENTATIF
OUTCOME)/ TOPIK PENCAPAIAN (jam @ 45’)
PEMBELAJARAN: Te=(O + 4M +
P) ÷ 6
1. MENGINTEPRETASI 1.1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja • Presentasi • Komputer/ Hasil 2 jam
PERSYARATAN Nasional diidentifikasi. • Diskusi laptop interpretasi
PEMETAAN SKEMA 1.2. Kerangka Kualifikasi Nasional dan • Workshop • LCD projector
SERTIFIKASI internasional diidentifikasi. • Studi kasus • Software
1.3. Sistem sertifikasi kompetensi profesi • Buku referensi
diidentifikasi. • Modul
1.4. Pedoman BNSP terkait pengembangan
skema sertifikasi diidentifikasi
1.5. Para pemangku kepentingan
dikoordinasikan dan diorganisasikan
melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai
sektor.
1.6. Bila diperlukan, tim perumus Skema
Sertifikasi dibentuk dan diberikan
bimbingan teknis/pelatihan
pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA 2.1. Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, • Presentasi • Komputer/ Peta 4 jam
STANDARDISASI Standar Internasional, standard khusus. • Diskusi laptop Standardisas
KOMPETENSI 2.2. Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi • Workshop • LCD projector i hasil
kerja standardisasi kompetensi • Studi kasus • Software identifikasi
diidentifikasi dan dikontekstalisasi • Buku referensi
berdasarkan Sistem Standardisasi • Modul
Nasional.
2.3. Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja
dilakukan berdasarkan acuan normatif
pemetaan standard kompetensi dilakukan
dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi
kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi
kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi
utama.
3. IDENTIFIKASI PETA 3.1. Bila tersedia dan relevan, Pemaketan • Presentasi • Komputer/ Peta skema 6 jam
SKEMA SERTIFIKASI kualifikasidiidentifikasi dari SKKNI. • Diskusi laptop sertifikasi
KUALIFIKASI DAN 3.2. Ruang lingkup peta skema sertifikasi • Workshop • LCD projector kualifikasi
OKUPASI kualifikasi suatu sektor/bidang • Studi kasus • Software dan okupasi
diidentifikasi berdasarkan peta • Buku referensi
standardisasi yakni dari fungsi kunci • Modul
dan/atau fungsi mayor.
3.3. Level skema sertifikasi kualifikasi
diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci
dan fungsi major dan verdasarkan KKNI
(9 level).
3.4. Deskripsi pada setiap level skema
sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi
KKNI yang dikontekstialisasikan dengan
sektor/bidangnya.
3.5. Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari
kemasan okupasi diidentifikasi dan
dikelompokan sesuai level KKNI
berdasarkan deskripsi setiap level.
3.6. Bila yang tersedia hanya unit-unit
kompetensi dari SKKNI/standar
internasional/ standar khusus, riset

69
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

dilakukan untuk identifikasi seluruh


okupasi/job titles termasuk deskripsi dan
tugas/fungsi serta wewenangnya, yang
kemudian dibuat matriks fungsi dan
tanggung jawab dan ketersediaan unit
kompetensi yang ada dan dapat diimpor
unit kompetensi dari bidang lain terkait.
3.7. Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi
dan yang tersedia hanya standar
kompetensi, unit-unit kompetensi
diidentifikasi dan dikelompokan
kualifikasinya berdasarkan deskripsi
setiap level kualifikasi KKNI.
4. MENYUSUN 4.1. Rancangan skema sertifikasi disusun • Presentasi • Komputer/ Jastifikasi 2 jam
JASTIFIKASI SKEMA sesuai dengan Pedoman BNSP. • Diskusi laptop pengembang
SERTIFIKASI 4.2. Latar belakang/jastifikasi perumusan • Workshop • LCD projector an skema
KUALIFIKASI DAN skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan • Studi kasus • Software
OKUPASI dan pentingnya sertifikasi kompetensi • Buku referensi
profesi untuk skema sertifikasi yang • Modul
ditetapkan.
4.3. Ruang lingkup penerapan skema
sertifikasi diidentifikasi.
4.4. Tujuan penyusunan skema sertifikasi
diidentifikasi.
4.5. Acuan normative pengembangan dan
penerapan skema sertifikasi diidentifikasi.
5. MENYUSUN PAKET 5.1. Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi. • Presentasi • Komputer/ Paket dan 6 jam
DAN PERSYARATAN 5.1.1. Bila skema Kualifikasi • Diskusi laptop persyaratan
SKEMA SERTIFIKASI 5.1.1.1. Peta kualifikasi • Workshop • LCD projector skema
KERANGKA diidentifikasi dari hasil • Studi kasus • Software sertifikasi
KUALIFIKASI DAN pemetaan sesusi ruang • Buku referensi kerangka
OKUPASI lingkup. • Modul kualifikasi
5.1.1.2. Deskripsi dan sikap kerja dan okupasi
diidentifikasi pada setiap
level skema sertifikasi
kualifikasi.
5.1.1.3. Peran kerja dan/atau
kemungkinan jabatan yang
dapat ditempatkan pada
level skema sertifikasi
dalam industri.
5.1.1.4. Informasi jalur dalam
kualifikasi (masuk dan
lanjutan).
5.1.1.5. Bila tersedia, Informasi
regulasi teknis tentang
status penerapan pada
level ini.
5.1.1.6. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema
sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.1.7. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.1.2. Bila skema Okupasi:
5.1.2.1. Peta okupasi diidentifikasi
dari hasil pemetaan sesuai
ruang lingkup.
5.1.2.2. Deskripsi diidentifikasi
pada setiap judul okupasi.
5.1.2.3. Nomor index pekerjaan
(job index number)
diidentifikasi.
5.1.2.4. Nama/Gelar okupasi
profesi diidentifikasi.
5.1.2.5. Tugas dan wewenang (bila
tersedia) diidentifikasi pada
setiap okupasi.
5.1.2.6. Persyaratan untuk
mengikuti sertifikasi pada
setiap okupasi.
5.1.2.7. Bila tersedia, Informasi

70
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

regulasi teknis tentang


status penerapan pada
level ini.
5.1.2.8. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema
sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.2.9. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.2. Persyaratan dasar pemohon sertifikasi
diidentifikasi.
5.3. Hak pemohon dan kewajiban pemegang
sertifikat diidentifikasi
5.4. Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi.
5.5. Proses sertifikasi diidentifikasi.
5.6. Bila tersedia, kode etik profesi
diidentifikasi
6. VERIFIKASI 6.1. Kesesuaian pengorganisasian dan proses • Presentasi • Komputer/ Hasil 4 jam
RANCANGAN SKEMA penyusunan skema sertifikasi diverifikasi. • Diskusi laptop Verifikasi
SERTIFIKASI 6.2. Kesesuaian struktur skema sertifikasi • Workshop • LCD projector rancangan
diverifikasi, dengan tetap memperhatikan • Studi kasus • Software skema
harmonisasi/negoisasi dengan lintas • Buku referensi sertifikasi
sektor dan/atau lintas Negara. • Modul
6.3. Kesesuaian judul skema, latarbelakang,
ruang lingkup, tujuan dan acuan
normative diverifikasi.
6.4. Kesesuaian kemasan/paket
kualifikasi/okupasi diverifikasi.
6.5. Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi.
6.6. Laporan verifikasi dibuat untuk
disampaikan dan dibahas oleh Komite
Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan
Komite dapat mengundang pemangku
kepentingan yang lebih luas.
6.7. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua
BNSP dan, bila tersedia, dengan instansi
terkait untuk disyahkan.

71

Anda mungkin juga menyukai