Modul Memetakan Dan Mengembangkan Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Verified & Corrected1 PDF
Modul Memetakan Dan Mengembangkan Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi Verified & Corrected1 PDF
0
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
1
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
© BNSP 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini diproduksi oleh BNSP
2
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………… 4
II. Tujuan Pelatihan………………………………………………………...……………………………………… 5
III. Standar Kompetensi…………………………………………………………………………………………… 5
IV. Gambaran Umum Memetakan Dan Mengembangkan Skema Sertifikasi Kompetensi Profesi …………… 14
V. TP1: Mengintepretasi Persyaratan Pemetaan Skema Sertifikasi ....………………………………. 19
VI. TP2: Identifikasi Peta Standardisasi Kompetensi……….....……………………………………….. 25
VII. TP 3:Identifikasi Peta Skema Sertifikasi Kualifikasi ……………………………………………… 30
VIII. TP4:Menyusun Jastifikasi Skema Sertifikasi Kualifikasi Dan Okupasi 39
IX. TP5: Menyusun Paket Dan Persyaratan Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Dan Okupasi 43
X. TP6:Verifikasi Rancangan Skema Sertifikasi 53
XI. Bahan Bacaan Yang Disarankan……………………………………………………………………………… 58
XII. Asesmen Mandiri………………………………………………………………………………………………… 64
XIII. Lembar Evaluasi Peserta……………………………………………………………………………………… 68
XIV. Kurikulum………………………………………………………………………………………………………… 69
3
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
I. PENDAHULUAN
! Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee
baik dalam pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk
memetakan dan mengembangkan skema sertifikasi kompetensi profesi.
! Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan skema sertifikasi pada KSS
(Komite Sertifikasi Sektoral) dengan metode instruksi pelatihan berbasis komnpetensi (Competency
based training=CBT) dan asesmen berbasis kompetensi (Competency based assessment = CBA). CBT
dan CBA ini merupakan model yang dipilih oleh ASEAN (Association of South-East Asian Nations)
sebagai model untuk melatih tenaga kerja pada Negara-negara anggota ASEAN.
! Apa itu CBT dan CBA system dan mengapa ASEAN mengadopsinya?
a. CBT adalah model pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga
kerja atau yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
membantu peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang
dipersyaratkan tempet kerja. CBT berusaha mengembangkan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar
kompetensi. ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system untuk menghasilkan tenaga
kerja yang diinginkan industri, sehingga akan meningkatkan peluang peserta pelatihan
mendapatkan pekerjaan.
b. CBA mencakupi pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika trainee sudah dapat
mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja,
maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melaui RPL untuk mengikuti jenjang
pelatihan berikutnya atau RCC untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
b. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia), Standar Kompetensi Internasional, dan Standar Kompetensi Khusus.
c. Pada modul ini, karena belum tersedia standar kompetensimemetakan dan mengembangkan
skema sertifikasi, maka dikembangkan unit kompetensi memetakan dan mengembangkan skema
sertifikasi dengan konteks Kualifikasi dan Okupasi dalam rangka menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN, yang disusun sesuai dengan kerangka pengembangan standar kompetensi.
d. Pada modul akan ditampilkan seluruh komponen standar kompetensi yang mencakupi:
• Judul Unit: merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan
dilakukan. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata
kerja aktif atau performatif yang terukur.
• Deskripsi Unit: Berisi deskripsi tentang lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu secara kompeten, dalam
kaitannya dengan unit kompetensi. Dalam deskripsi, dapat pula disebutkan keterkaitan unit
kompetensi ini dengan unit kompetensi lain yang memiliki kaitan erat.
• Elemen: Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud biasanya disusun dengan mengacu pada
proses pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.
• Kriteria Unjuk Kerja: Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan
4
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja dirumuskan
secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang
terukur, yang dibuat dalam kata kerja pasif.
• Batasan variabel: Berisi deskripsi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan, yang berupa
lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, norma dan standar,
rentang pernyataan (range of statement) yang harus diacu, serta peraturan dan ketentuan
terkait yang harus diikuti.
• Panduan Penilaian: Berisi deskripsi tentang berbagai kondisi atau keadaan yang dapat
dipergunakan sebagai panduan dalam asesmen kompetensi. Diantaranya deskripsi tentang
konteks penilaian, persyaratan kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya (bila diperlukan),
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai, sikap kerja yang harus ditampilkan,
serta aspek kritis yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
! Dalam modul ini akan diberikan gambaran umum tentang unit kompetensi ini, tujuan dan standar
kompetensi. Dalam modul ini pada setiap elemen dilakukan latihan untuk mendemonstrasikan
kompetensinya melakukan tahap-tahap pekerjaan, sehingga diakhir elemen, trainee sudah mampu
mendemonstrasikan seluruh tahapan kerja sesuai persyaratan kriteria unjuk kerja. Selanjutnya
dilakukan asesmen mandiri secara terstruktur untuk memastikan secara mandiri bahwa trainee telah
keompeten. Bila belum kompeten maka perlu re-training.
! Bagi para peserta bimbingan teknis, ingat bahwa fasilitator anda disini membantu cara mencapai
kompetensi anda, sehingga jangan ragu-ragu untuk bertanya hingga anda kompeten.
DESKRIPSI UNIT : Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk pemetaan
dan mengembangkan skema sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk
pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi, klaster maupun unit
kompetensi. Skill for employability dalam unit sudah menjadi bagian dari
kriteria unjuk kerja.
5
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
6
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
7
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya
akses sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang mencakupi target asesi, jalur asesmen,
konteks asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Kata-kata yang dicetak tebal, jika digunakan pada Kriteria Unjuk Kerja, diberikan penjelasan.
1.3 Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional, adalah: Tatanan keterkaitan komponen
standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai
tujuan standardisasi kompetensi kerja nasional di Indonesia.
1.4 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi
8
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
1.5 Kerangka Kualifikasi internasional adalah: Kerangka Kualifikasi yang ditetapkan hasil harmonisasi
antar Negara, seperti AQRF (ASEAN Qualification Framework).
1.6 Sistem sertifikasi kompetensi profesi, adalah: tatanan keterkaitan komponen sertifikasi kompetensi
profesi yang mencakup pembentukan kelembagaan sertifikasi, lisensi lembaga sertifikasi,
pelaksanaan sertifikasi, harmonisasi sertifikasi, pengendalian mutu sertifikasi, dan pengembangan
sistem informasi dan komunikasi sertifikasi yang sinergis dan harmonis dalam rangka mencapai
tujuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja nasional.
1.10 Tim perumus Skema Sertifikasi yang dibentuk Komite Skema, terdiri dari para pakar dibidanya dan
mempunyai tugas:
! Mengidentifikasi kategori dan jenis kualifikasi/okupasi nasional/klaster yang dibutuhkan dunia
kerja.
! Mengidentifikasi jenis standar kompetesi kerja yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
! Mengidentifikasi jenis jabatan yang akan dituangkan dalam skema sertifikasi.
! merumuskan persyaratan kompetensi sesuai dengan jenis skema yang akan disusun.
! menuangkan dan menyusun konsep skema sertifikasi kedalam format skema sertifikasi.
1.11 Peta kompetensi, adalah: gambaran komprehensif tentang kompetensi dari setiap fungsi dalam
suatu lapangan usaha yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar
kompetensi. Fungsi kerja mencakupi:
! fungsi bisnis.
! fungsi kunci
! fungsi utama
! fungsi dasar
1.12 Sistem Standardisasi Nasional, adalah: tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi
kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka mencapai tujuan standardisasi
kompetensi kerja nasional di Indonesia.
9
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
1.13 KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), adalah: kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor
1.18 Kompetensi inti (core), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa penting untuk
dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi primer tertentu kerja. Mereka
langsung terkait dengan tugas-tugas pekerjaan kunci dan termasuk unit seperti 'Bekerja secara
efektif dengan rekan-rekan dan pelanggan, dan Melaksanakan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja. "
1.19 Kompetensi umum (generic/common), merupakan kompetensi dimana industri sepakat bahwa
penting untuk dicapai jika seseorang harus diterima kompeten dalam divisi sekunder tertentu kerja.
Sering disebut sebagai life skills, seperti: menggunakan peralatan dan teknologi bisnis, dan
“mengelola dan mengatasi situasi konfik”
1.20 kompetensi fungsional (pilihan)), merupakan kompetensi spesifik terhadap peran kerja dalam suatu
divisi kerja, dan mencakup ketrampilan dan pengetahuan spesifk (know-how) untuk dilakukan
secara efektif, seperti “ Menerima dan memproses reservasi, mengoperasikan fasilitas Bar”.
10
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
1.23 Nama/Gelar okupasi profesi, adalah penanda seorang berperan professional dan bersertifikat
kompetensi profesi sesuai skema sertifikasi profesi setelah melalui asesmen kompetensi melalui
lembaga sertifikasi profesi yang terlisensi/terakreditasi.
1.28 kode etik profesi, dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
kode etik juga bertujuan untuk memperlancar buang air besar agar pencernaan kita baik.
11
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks kerangka program asesmen
kompetensi sesuai konteks yang ditetapkan diatas.
1.2 Tidak diperlukan TUK khusus untuk mendemonstrasikan unit ini.
1.3 Pelaksanakan asesmen terhadap personil yang akan diases, harus dilakukan oleh asesor
kompetensi.
1.4 Ikhtisar Asesmen
Untuk memperagakan/mendemonstrasikan kompetensi unit ini, asesi harus dapat membuktikan
bahwa mereka telah mengembangkan rancangan skema sertifikasi Kualifikasi dan Okupasi.
1.4.1 Produk-produk yang dapat digunakan sebagai bukti harus mencakupi:
a. Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/atau Okupasi.
1.4.2 Proses yang bisa digunakan sebagai bukti seharusnya mencakupi:
a. Hasil intepretasi persyaratan pemetaan skema sertifikasi
b. Hasil identifikasi peta standardisasi kompetensi
c. Hasil identifikasi peta skema sertifikasi kualifikasi
d. Hasil verifikasi rancangan skema sertifikasi
12
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
13
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
UK-SERT-300-01
DESKRIPSI
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan
untuk pemetaan dan mengembangkan skema
sertifikasi. Unit ini dapat digunakan untuk
pengembangan skema sertifikasi Kualifikasi, Okupasi,
klaster maupun unit kompetensi. Skill for
employability dalam unit sudah menjadi bagian dari
kriteria unjuk kerja.
14
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
! PENTING
Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus
dapat memberikan bukti:
• Rancangan skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi dan/
atau Okupasi.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. MENGINTEPRETASI 1) Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional diidentifikasi.
PERSYARATAN 2) Kerangka Kualifikasi Nasional dan internasional diidentifikasi.
PEMETAAN SKEMA 3) Sistem sertifikasi kompetensi profesi diidentifikasi.
SERTIFIKASI 4) Pedoman BNSP terkait pengembangan skema sertifikasi
diidentifikasi
5) Para pemangku kepentingan dikoordinasikan dan diorganisasikan
melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai sektor.
6) Bila diperlukan, tim perumus Skema Sertifikasi dibentuk dan
diberikan bimbingan teknis/pelatihan pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA 1) Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, Standar Internasional,
STANDARDISASI standard khusus.
KOMPETENSI 2) Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi kerja standardisasi
kompetensi diidentifikasi dan dikontekstalisasi berdasarkan
Sistem Standardisasi Nasional.
3) Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja dilakukan berdasarkan
acuan normatif pemetaan standard kompetensi dilakukan
dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi kunci, fungsi utama
untuk setiap fungsi kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi utama.
15
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3. IDENTIFIKASI PETA SKEMA 1) Bila tersedia dan relevan, Pemaketan kualifikasi diidentifikasi dari SKKNI.
SERTIFIKASI KUALIFIKASI 2) Ruang lingkup peta skema sertifikasi kualifikasi suatu sektor/bidang diidentifikasi
berdasarkan peta standardisasi yakni dari fungsi kunci dan/atau fungsi mayor.
3) Level skema sertifikasi kualifikasi diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci dan fungsi
major dan verdasarkan KKNI (9 level).
4) Deskripsi pada setiap level skema sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi KKNI yang
dikontekstialisasikan dengan sektor/bidangnya.
5) Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari kemasan okupasi diidentifikasi dan dikelompokan
sesuai level KKNI berdasarkan deskripsi setiap level.
6) Bila yang tersedia hanya unit-unit kompetensi dari SKKNI/standar internasional/ standar
khusus, riset dilakukan untuk identifikasi seluruh okupasi/job titles termasuk deskripsi
dan tugas/fungsi serta wewenangnya, yang kemudian dibuat matriks fungsi dan
tanggung jawab dan ketersediaan unit kompetensi yang ada dan dapat diimpor unit
kompetensi dari bidang lain terkait.
7) Bila okupasi/job title tidak teridentifikasi dan yang tersedia hanya standar kompetensi,
unit-unit kompetensi diidentifikasi dan dikelompokan kualifikasinya berdasarkan
deskripsi setiap level kualifikasi KKNI.
4. MENYUSUN JASTIFIKASI 1. Rancangan skema sertifikasi disusun sesuai dengan Pedoman BNSP.
SKEMA SERTIFIKASI 2. Latar belakang/jastifikasi perumusan skema sertifikasi diidentifikasi tuntutan dan
KUALIFIKASI DAN OKUPASI pentingnya sertifikasi kompetensi profesi untuk skema sertifikasi yang ditetapkan.
3. Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi diidentifikasi.
4. Tujuan penyusunan skema sertifikasi diidentifikasi.
5. Acuan normative pengembangan dan penerapan skema sertifikasi diidentifikasi.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5. MENYUSUN PAKET DAN 1) Paket/kemasan kompetensi diidentifikasi.
PERSYARATAN SKEMA SERTIFIKASI 1. Bila skema Kualifikasi
KERANGKA KUALIFIKASI DAN • Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup.
OKUPASI • Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi kualifikasi.
• Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan pada level skema
sertifikasi dalam industri.
• Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan).
• Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
• Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi
umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)).
• Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2. Bila skema Okupasi:
• Peta okupasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesuai ruang lingkup.
• Deskripsi diidentifikasi pada setiap judul okupasi.
• Nomor index pekerjaan (job index number) diidentifikasi.
• Nama/Gelar okupasi profesi diidentifikasi.
• Tugas dan wewenang (bila tersedia) diidentifikasi pada setiap okupasi.
• Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi pada setiap okupasi.
• Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada level ini.
• Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti (core), kompetensi
umum (generic/common), dan kompetensi fungsional (pilihan)).
• Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
2) Bila tersedia, Persyaratan dasar pemohon sertifikasi diidentifikasi.
3) Hak pemohon dan kewajiban pemegang sertifikat diidentifikasi
4) Struktur biaya sertifikasi diidentifikasi.
5) Proses sertifikasi diidentifikasi.
6) Bila tersedia, kode etik profesi diidentifikasi
16
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
6. VERIFIKASI 1) Kesesuaian pengorganisasian dan proses penyusunan
RANCANGAN skema sertifikasi diverifikasi.
SKEMA SERTIFIKASI 2) Kesesuaian struktur skema sertifikasi diverifikasi, dengan
tetap memperhatikan harmonisasi/negoisasi dengan lintas
sektor dan/atau lintas Negara.
3) Kesesuaian judul skema, latarbelakang, ruang lingkup,
tujuan dan acuan normative diverifikasi.
4) Kesesuaian kemasan/paket kualifikasi/okupasi diverifikasi.
5) Kesesuaian proses sertifikasi diverifikasi.
6) Laporan verifikasi dibuat untuk disampaikan dan dibahas
oleh Komite Skema Sertifikasi. Dalam pembahasan Komite
dapat mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas.
7) Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua BNSP dan, bila
tersedia, dengan instansi terkait untuk disyahkan.
Acuan Normatif
• PP 31/2006: SISLATKERNAS
• PP 23/2004: BNSP
• PERPRES 8/2012: KKNI
• Permenaker 14/2014: Pedoman Penerapan KKNI
• Permenakertrans 5/2012: Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional
• Permenakertrans 8/2012: Tatacara Penerapan SKKNI
• Peraturan BNSP 1/2014: PEDOMAN PENILAIAN
KESESUAIAN PERSYARATAN UMUM LEMBAGA
SERTIFIKASI PROFESI
• Peraturan BNSP 4/2014: PEDOMAN PENGEMBANGAN
DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI
no 13
17
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
MENYUSUN
MENYUSUN PAKET DAN
MENGINTEPRETASI JASTIFIKASI PERSYARATAN VERIFIKASI
IDENTIFIKASI PETA IDENTIFIKASI PETA SKEMA SKEMA RANCANGAN
PERSYARATAN
STANDARDISASI SKEMA SERTIFIKASI
PEMETAAN SKEMA
KOMPETENSI KUALIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI SKEMA
SERTIFIKASI KUALIFIKASI KERANGKA SERTIFIKASI
DAN OKUPASI KUALIFIKASI
DAN OKUPASI
18
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
19
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Lisensi LSP
Sertifikasi
SKKNI
Pengembangan SDM
Kompetensi Profesional
Standar
MRA Kompeten
Kompetitif
Kerjasama
Harmonisasi
Standardisasi Notifikasi
2)
9 • Adalah kerangka penjenjangan
8 kualifikasi kompetensi yang dapat
7 menyandingkan, menyetarakan,
6 dan mengintegrasikan antara
5 bidang pendidikan dan bidang
4 pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian
3
pengakuan kompetensi kerja
2 sesuai dengan struktur pekerjaan
1 di berbagai sektor.
20
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
JENJANG&Nasional
2) Kerangka Kualifikasi KANDUNGAN&dan UNSUR internasional
KANDUNGAN&UNSUR
KUALIFIKASI
KOMPETENSI&EDUCATIONAL KOMPETENSI&OCCUPATIONAL
S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF
8 K
Profesi VII
7
S1 D&IV VI MANAJERIAL
6
D&III V TEKNISI /
5 ANALIS
D&II IV
4
D&I III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA& Sekolah&Menengah&Kejuruan& II MOTORIKOPERATO
(3) (3)
2I R
9&&Tahun&Pendidikan&Dasar&(6+3) TEKNIKAL
Pendidikan&Pra&Sekolah&(1>2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
DIT BELMAWA, 2013 (DUDI, LATKER, MASY)
7 7 7
6 6 6
Qualifications Qualifications
5 5 5
(A)
(B)
4 4 4
3 3 3
2 2 2
Illustration 1 1 1
Country A AQRF Country B
21
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Conceptual Framework
ASEAN Recognition of
MRA qualifications
Development of COMPETITIVENESS
MOBILITY OF
OF ASEAN
NQF qualifications PROFESSIONALS PROFESSIONALS
Harmonizaation
AQRF of qualifications
3)
22
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
23
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
24
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
TP2. IDENTIFIKASI
PETA
STANDARDISASI
KOMPETENSI
25
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Permennakertrans 8/2012
CONTOH
26
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
27
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
28
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
• Lakukan
Standardisasi Nasional.
identifikasi peta kompetensi pada
sektor/subsektor anda. (Fungsi Utama,
Fungsi Kunci dan Fungsi Mayor) !
29
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
30
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
31
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
CONTOH
32
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
33
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Pengemban
gan
Pariwisata
P. destinasi
CONTOH
34
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Sertifikat II bidang Tata Boga (Food Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat
Production) rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan,
pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung
jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat III bidang Tata Boga Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas dengan
(Operasional) menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja serta
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja
sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab
terbatas atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat IV bidang Tata Boga Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang keahlian
tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama dan melakukan
komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif; serta, Bertanggung
jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
Sertifikat V bidang Tata Boga Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis pengtahuan
tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas; Memformulasikan
masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara
komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur.
35
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
36
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
37
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
38
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Sertifikat II bidang Kualifikasi ini merefleksikan peran individu dalam melaksanakan tugas sederhana,
Tata Boga (Food terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah Kitchen Hand,
Production) ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya. Ia
harus memiliki pengetahuan faktual serta bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan
Butcher, Baker.
tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat III bidang Kualifikasi ini merefleksikan peran individu yang terampil dalam melaksanakan tugas
Tata Boga dengan Assistant
(Operasional) menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan
prosedur kerja serta menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur,
Catering
yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Ia harus Manager.
memiliki pengetahuan operasional, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait
dengan bidangnya, mampu menyelesaikan masalah yang lazim dengan metode yang
sesuai dan bekerjasama dalam lingkup kerjanya serta dapat diberi tangggung jawab
terbatas atas pekerjaan orang lain.
Sertifikat IV bidang Kualifikasi ini memberikan kepada individu agar kompeten dalam : Prinsip dasar bidang
Tata Boga keahlian tertentu agar dapat menyelaraskan dengan permasalahan Faktual; Bekerja sama Second Chef,
dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan
memiliki inisiatif; serta, Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
Demi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. Sehingga dapat menunjukkan kinerja dengan Chef, Assistant
mutu dan kuantitas yang terukur.
Head Chef.
Sertifikat V bidang Kualifikasi ini mencerminkan peran individu yang menggunakan konsep teoritis
Tata Boga pengtahuan Head Chef,
tertentu secra umum untuk : Menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup yang luas;
Memformulasikan masalah penyelesaian prosedural; Mengelola kelompok kerja dan
Assistant to the
menyusun laporan tertulis secara komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan Executive Chef.
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapain hasil kerja kelompok. Sehingga
dapat menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
39
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
40
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
41
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
42
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Tuntutan diperlukannya
perumusan skema sertifikasi,
dapat mencakupi:
• Regulasi di sektor terkait;
• Dunia usaha melalui asosiasi industri terkait dan/
atau KADIN;
• Dunia Profesi melalui asosiasi profesi terkait;
• Pasar terkait dari hasil survei;
• Otoritas Kompeten terkait sesuai perkembangan
industri terkini.
43
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
44
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
H
TO
N
CO
45
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
H
TO
N
CO
!
1. Latar Belakang !
!
!
!
2. Ruang Lingkup !
!
!
!
3. Tujuan !
!
!
!
4. Acuan Normatif !
!
!
46
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
47
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Skema Kualifikasi
• Peta kualifikasi diidentifikasi dari hasil pemetaan sesusi ruang lingkup.
• Deskripsi dan sikap kerja diidentifikasi pada setiap level skema sertifikasi
kualifikasi.
• Peran kerja dan/atau kemungkinan jabatan yang dapat ditempatkan
pada level skema sertifikasi dalam industri.
• Informasi jalur dalam kualifikasi (masuk dan lanjutan).
• Bila tersedia, Informasi regulasi teknis tentang status penerapan pada
level ini.
• Bila tersedia, Aturan pemaketan skema sertifikasi (kompetensi inti
(core), kompetensi umum (generic/common), dan kompetensi
fungsional (pilihan)).
• Daftar unit kompetensi diidentifikasi.
CONTOH
48
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
49
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
CONTOH
50
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
CONTOH
51
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
52
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
53
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
!Proses!Ser(fikasi!
a. Persyaratan!Penda2aran
b. Proses!Asesmen!
c. Proses!Uji!Kompetensi
d. Keputusan!Ser(fikasi
e. Pembekuan!dan!Pencabutan!Ser(fikat
f. Pemeliharaan!ser(fikasi/!survailen
g. Proses!Ser(fikasi!Ulang
h. Penggunaan!Ser(fikat
i. Banding
54
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
55
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
56
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
57
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
CONTOH
KODE ETIK INSINYUR INDONESIA
58
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
59
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
60
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
61
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
62
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Tahun
No Judul Buku Pengarang
Pembuatan
Pengimplementasian Jalur Kuali kasi
Ray Powell, Mark Killner, Ida
1. Kompetensi Kerja pada Kerangka
Trisnasari, Nurul Imany
2014
Kuali kasi Nasional Indonesia
Personal Career Development for
2. Professionals
Joseph A. Raelin 2002
3. Human Resource Development Jon Werner, Randy DeSimone 2008
Competence Based Assessment
4. Techiques
Shirley Fletcher 2005
5. training in Australia , 4Th Edition Diane lawlor and Michael Tovey 2011
63
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan diujikan.
1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK), batasan variabel, panduan penilaian dan aspek kritis
serta yakinkan bahwa anda sudah benar-benar memahami seluruh isinya.
2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki secara
obyektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (K) atau
belum kompeten (BK).
3. Siapkan bukti-bukti yang anda anggap relevan terhadap unit kompetensi, serta ‘matching’-kan setiap bukti
yang ada terhadap setiap elemen/ KUK, konteks variable, pengetahuan dan keterampilan yang
dipersyaratkan serta aspek kritis.
4. Asesor dan asesi menandatangi form asesmen mandiri.
Unit Kompetensi :
Nomor : SERT-300-01
Judul : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?
64
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?
65
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?
industri.
5.1.1.4. Informasi jalur dalam
kualifikasi (masuk dan
lanjutan).
5.1.1.5. Bila tersedia, Informasi
regulasi teknis tentang status
penerapan pada level ini.
5.1.1.6. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema sertifikasi
(kompetensi inti (core),
kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.1.7. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.1.2. Bila skema Okupasi:
5.1.2.1. Peta okupasi diidentifikasi
dari hasil pemetaan sesuai
ruang lingkup.
5.1.2.2. Deskripsi diidentifikasi pada
setiap judul okupasi.
5.1.2.3. Nomor index pekerjaan (job
index number) diidentifikasi.
5.1.2.4. Nama/Gelar okupasi profesi
diidentifikasi.
5.1.2.5. Tugas dan wewenang (bila
tersedia) diidentifikasi pada
setiap okupasi.
5.1.2.6. Persyaratan untuk mengikuti
sertifikasi pada setiap
okupasi.
5.1.2.7. Bila tersedia, Informasi
regulasi teknis tentang status
penerapan pada level ini.
5.1.2.8. Bila tersedia, Aturan
pemaketan skema sertifikasi
(kompetensi inti (core),
kompetensi umum
(generic/common), dan
kompetensi fungsional
(pilihan)).
5.1.2.9. Daftar unit kompetensi
diidentifikasi.
5.2. Mengidentifikasi persyaratan dasar pemohon
sertifikasi
5.3. Mengidentifikasi hak pemohon dan kewajiban
pemegang sertifikat
5.4. Mengidentifikasi Struktur biaya sertifikasi
5.5. Mengidentifikasi Proses sertifikasi
5.6. Mengidentifikasikode etik profesi
66
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PENILAIAN BUKTI
DAFTAR PERTANYAAN PENDUKUNG
ELEMEN KOMPETENSI
K BK
APAKAH ANDA DAPAT ............?
Rekomendasi Asesor :
Asesi :
Nama
Tanda tangan/
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg.
Tanda tangan/
Tanggal
67
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
Pilih yang sesuai dalam kotak Setuju Tidak tahu Tidak setuju Tidak dapat
diterapkan
Terlalu banyak materi yang diberikan sehingga
terkesan terburu-buru.
Hampir semua kompetensi relevan dengan
saya.
Kompetensi yang diberikan sesuai dengan level
dimana saya berada.
Saya mendapat cukup bantuan dari trainer
saya.
Jumlah aktivitas sesuai.
Kompetensi ini membiarkan saya untuk
menggunakan inisiatif sya sendiri.
Pelatihan ini diselenggarakan dengan baik.
Trainer saya mempunyai waktu untuk
menjawab pertanyaan saya.
Saya mengerti bagaimana saya nantinya akan
diuji.
Saya diberikan waktu yang cukup untuk
berlatih.
Umpan balik dari trainer saya sangat
membantu.
Peralatan pelatihan cukup dan bekerja dengan
baik.
Aktivitas dalam pelatihan terlalu sulit untuk
saya.
68
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
IX. KURIKULUM
KODE MP : SERT-300-01
A. JUDUL MATERI PEMBELAJARAN : MEMETAKAN DAN MENGEMBANGKAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
TUJUAN UMUM TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS/ SUB METODE MEDIA KELUARAN WAKTU
PEMBELAJARAN (LEARNING TOPIK PEMBELAJARAN/ KRITERIA Peralatan & ref TENTATIF
OUTCOME)/ TOPIK PENCAPAIAN (jam @ 45’)
PEMBELAJARAN: Te=(O + 4M +
P) ÷ 6
1. MENGINTEPRETASI 1.1. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja • Presentasi • Komputer/ Hasil 2 jam
PERSYARATAN Nasional diidentifikasi. • Diskusi laptop interpretasi
PEMETAAN SKEMA 1.2. Kerangka Kualifikasi Nasional dan • Workshop • LCD projector
SERTIFIKASI internasional diidentifikasi. • Studi kasus • Software
1.3. Sistem sertifikasi kompetensi profesi • Buku referensi
diidentifikasi. • Modul
1.4. Pedoman BNSP terkait pengembangan
skema sertifikasi diidentifikasi
1.5. Para pemangku kepentingan
dikoordinasikan dan diorganisasikan
melalui Komite Skema Sertifikasi sesuai
sektor.
1.6. Bila diperlukan, tim perumus Skema
Sertifikasi dibentuk dan diberikan
bimbingan teknis/pelatihan
pengembangan skema.
2. IDENTIFIKASI PETA 2.1. Identifikasi peta kompetensi pada SKKNI, • Presentasi • Komputer/ Peta 4 jam
STANDARDISASI Standar Internasional, standard khusus. • Diskusi laptop Standardisas
KOMPETENSI 2.2. Bila tersedia peta tersebut, fungsi-fungsi • Workshop • LCD projector i hasil
kerja standardisasi kompetensi • Studi kasus • Software identifikasi
diidentifikasi dan dikontekstalisasi • Buku referensi
berdasarkan Sistem Standardisasi • Modul
Nasional.
2.3. Bila tidak tersedia, pemetaan fungsi kerja
dilakukan berdasarkan acuan normatif
pemetaan standard kompetensi dilakukan
dengan: Menentukan fungsi bisnis, fungsi
kunci, fungsi utama untuk setiap fungsi
kunci, fungsi dasar untuk setiap fungsi
utama.
3. IDENTIFIKASI PETA 3.1. Bila tersedia dan relevan, Pemaketan • Presentasi • Komputer/ Peta skema 6 jam
SKEMA SERTIFIKASI kualifikasidiidentifikasi dari SKKNI. • Diskusi laptop sertifikasi
KUALIFIKASI DAN 3.2. Ruang lingkup peta skema sertifikasi • Workshop • LCD projector kualifikasi
OKUPASI kualifikasi suatu sektor/bidang • Studi kasus • Software dan okupasi
diidentifikasi berdasarkan peta • Buku referensi
standardisasi yakni dari fungsi kunci • Modul
dan/atau fungsi mayor.
3.3. Level skema sertifikasi kualifikasi
diidentifikasi berdasarkan fungsi kunci
dan fungsi major dan verdasarkan KKNI
(9 level).
3.4. Deskripsi pada setiap level skema
sertifikasi disusun berdasarkan deskripsi
KKNI yang dikontekstialisasikan dengan
sektor/bidangnya.
3.5. Bila tersedia, unit-unit kompetensi dari
kemasan okupasi diidentifikasi dan
dikelompokan sesuai level KKNI
berdasarkan deskripsi setiap level.
3.6. Bila yang tersedia hanya unit-unit
kompetensi dari SKKNI/standar
internasional/ standar khusus, riset
69
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
70
PENGEMBANGAN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
71