PENDAHULUAN
2009, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit dan cacat serta produktif secara ekonomi dan sosial.
diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum
seorang pekerja.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan bagian
tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya. Semakin jauh posisi bagian tubuh
dari pusat gravitasi, semakin tinggi pula terjadi keluhan otot skeletal. Sikap kerja
nyeri di daerah leher, bagian atas punggung, bahu, lengan atau tangan merupakan
1
2
Nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang paling umum ditemui di
klasifikasi IHS (International Headache Society) Edisi 2 dari yang terbaru tahun
2004, nyeri kepala terdiri atas migren, nyeri kepala tipe-tegang (tension-type
other primary headaches. Telah dilaporkan bahwa sebagian besar dari sakit
kepala adalah sakit kepala tipe tegang (Tension-Type Headache) dan migrain
(Abu-Arafeh, 2001, dikutip oleh Kandil et al., 2014). Dalam pembahasan ini,
kami akan membahas tentang salah satu jenis nyeri kepala yakni nyeri kepala tipe-
Infrequent episodic TTH (<12 hari per tahun), (2) Frequent episodic TTH (antara
12 dan 180 hari per tahun), (3) Chronic TTH (minimal 180 hari per tahun)
termasuk dalam sakit kepala primer oleh International Headache Society (IHS)
masing adalah 38% dan 2-3% (Moraska et al., 2015). Menurut penelitian Waldie
et al. (2015) di New Zealand, wanita dua kali lebih berisiko dibanding laki-laki.
Nyeri kepala tegang otot atau tension-type headache (TTH) adalah bentuk sakit
kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu
Episodik Tension type Headache 31%, Chronic Tension type Headache (CTTH)
24% (A S, 2012).
bukti yang menunjukkan bahwa beberapa kondisi mungkin berasal dari kontraksi
Kontraksi otot yang berlebih dapat mengakibatkan kekurangan gizi lokal karena
iskemia, yang dapat menghasilkan trigger poin (titik pemicu) dalam otot. Regio
trigger poin otot yang berkontraksi begitu ketat dapat tetap berkontraksi untuk
jangka waktu yang cukup panjang bahkan tanpa aktivasi simpatik, hal tersebut
neuromuskuler yang ditandai dengan ketegangan grup otot dimana juga terjadi
pemendekan atau kontraktur grup otot tersebut. Grup otot yang dirujuk dan
servicis, dimana pola nyeri rujukan tersebut biasanya konstan dan mirip, tidak
khas ditandai dengan adanya nyeri penekanan bilateral yang terjadi pada area
frontal atau occipital, dengan intensitas ringan hingga sedang (Waldie et al.,
2015).
beberapa intervensi, seperti jarum kering, pijat kepala dan relaksasi sebagai
psikoanalisis, namun secara luas digunakan pada pasien ini. Tiga metode
psikoterapi didukung oleh bukti: relaksasi, biofeedback dan terapi kognitif. Terapi
fisik, sebagai bagian penting dari perawatan non-farmakologis, terdiri dari koreksi
postur, terapi olahraga, relaksasi, pijat, jarum kering, hot pack, ice pack,
Salah satu perawatan terbaik untuk sakit kepala adalah pijat yang tidak
memiliki efek samping. Puustjärvi dkk. mengaplikasikan10 sesi terapi pijat pada
signifikan dari nyeri leher pada kelompok perlakuan. Pijat juga mempengaruhi
sirkulasi darah, menghilangkan spasme pada otot, dan memberikan efek relaksasi.
release (MFR) merupakan salah satu terapi manual yang banyak digunakan untuk
mengurangi nyeri kepala dalam jangka pendek dan jangka panjang, mengurangi
5
penggunaan obat, karena memiliki teknik dasar untuk menonaktifkan trigger poin.
de Sousa dan Ludmilla Karen Brandao Lima de Matos “The Myofascial Release
Release Therapy in Tension Type Headache” oleh Dr. L.Rameshor Singh dan Dr.
Vivek Chauhan tahun 2014, yang menunjukkan hasil bahwa teknik myofascial
release merupakan pilihan intervensi yang lebih baik dalam mengurangi nyeri dan
keterbatasan, pada subyek dengan trigger poin pada otot suboccipital pada
tension-type headache.
Intervensi lain yang dapat memperbaiki MPS yaitu taping dengan metode
Kinesio Taping (KT). Metode ini populer digunakan pada cedera olahraga,
komplikasi post operative dan berbagai masalah nyeri, tetapi sedikit penilitan
yang benar-benar fokus pada MPS dengan metode KT (Wu, 2015). Pada
penelitian Wei-Ting Wu et al. 2015 yang berjudul “The Kinesio Taping Method
yang lebih baik dan dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
mengurangi faktor kimia yang menyebabkan nyeri pada area trigger poin dengan
yang dikombinasi dengan metode kinesio taping memiliki manfaat yang baik.
pengaruh dari kedua intervensi tersebut. Padahal sudah diuraikan diatas bahwa
terapi kombinasi dengan taping menunjukkan efek yang lebih baik terhadap
penurunan nyeri (Wu, 2015), sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan
headache.
B. Rumusan Masalah
masalah sebagai berikut: (1) Apakah ada pengaruh pemberian myofascial release
terhadap penurunan nyeri pada tension-type headache? (2) Apakah ada pengaruh
pemberian myofascial release dan taping terhadap penurunan nyeri pada tension-
release dengan myofascial release dan taping terhadap penurunan nyeri pada
tension-type headache? (4) Manakah pengaruh yang lebih baik antara pemberian
C. Tujuan Penelitian
nyeri pada tension-type headache, (4) pengaruh yang lebih baik antara pemberian
D. Manfaat Penelitian
efektifitas modalitas yang digunakan, (2) bagi fisioterapis dan institusi pelayanan,
kinesio taping dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memilih
intervensi yang tepat terhadap kasus tension-type headache, (3) pendidikan, hasil
myofascial release dengan myofascial release dan kinesio taping pada kasus-