Anda di halaman 1dari 4

1.

Pola Peledakan

a) Pola Peledakan Hole by Hole


Pada pola hole by hole, sistem tunda atau delay dari setiap lobang ledak diatur agar
meledak secara bergantian setiap lubangnya sehingga tidak ada lubang ledak yang meledak
secara bersamaan.

Gambar 1. Gambar Pola Peledakan Hole by Hole


b) Pola Peledakan Row by Row
Pada pola ini waktu tunda diatur agar lubang ledak yang sebaris meledak secara bersamaan
secara bergantian atara baris yang didepannya (yg paling dekat dengan free face) disusul
baris yang di belakangnya secara bergantian.

Gambar 2. Gambar Pola Peledakan Row by Row


c) Pola Peledakan V-Cut
Pola peledakan v-cut merupakan pola peledakan dimana delay diatur dimana lubang ledak
yang menyala secara bersamaan berada pada posisi “V”, diharapkan arah lemparan hasil
peledakan kedepan dan menumpuk di tengah.

Gambar 3. Gambar Pola Peledakan V-Cut


d) Pola Peledakan Box Cut
Pada pola ini arah lemparan seluruhnya ketengah area peledakan, biasa digunakan apabila
kesulitan atau tidak ada free face lain selain diatas. Untuk mengurangi getaran dan suara
bising maka biasanya juga dibuat free face baru di tengah-tengah are beruba lubang bor
namun tidak diisi bahan peledak. Jika tidak memungkinkan maka ledakan awal akan
menjadi free face baru untuk proses peledakan selanjutnya.

Gambar 4. Gambar Pola Peledakan Box Cut


2. Mengapa semakin tinggi muka kerja maka semakin diperlukan keakuratan dalam
pemboran ?

Dalam operasi peledakan perlu perhitungan detail untuk menghasilkan material blasting
yang baik dan maksimal. Baik buruknya hasil peledakan akan sangat ditentukan oleh “mutu”
lubang bor.
“Mutu” lubang bor dalam hal ini ditinjau dari segi :
a. Keteraturan tata letak lubang bor.
b. Penyimpangan arah dan sudut pemboran
c. Kedalaman dan kebersihan lubang bor.

Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan lubang bor dan alat muat
yang tersedia. Ketinggian jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang.
Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan. Ada 3 kriteria
yang menentukan dalam pemilihan diameter lubang bor yaitu ketersediaan alat bor, kedalaman
yang akan diledakkan dan jarak terdekat terhadap bangunan. Secara praktis hubungan antara
lubang bor dengan ketinggian jenjang dapat diformulasikan sebagai berikut :

K = 0,1 – 0,2 d

Dimana, K = tinggi jenjang (m).


d = diameter lubang bor

” Semakin Tinggi muka kerja maka semakin diperlukan keakuratan dalam pemboran ”.
Hal itu karena, pada kegiatan pemboran lubang ledak, tinggi muka kerja sangat berpengaruh
terhadap nilai dari geometry peledakan ( diameter lubang,burden,spacing,tinggi jenjang,sub
drilling,stemming). Sehingga diperlukan keakuratan dalam perhitungan geometry peledakan agar
hasil peledakan sesuai dengan apa yang di inginkan ( tidak terdapat kejadian adanya bidang yang
belum hancur sempurna )
Tinggi muka kerja berpengaruh pada :
 Kemampuan alat muat
 Kemampuan alat bor
 Kestabilan lereng, semakin tinggi muka kerja,kestabilan lereng akan semakin rentan.
 Geometry peledakan
Biasanya tinggi jenjang berkisar antara :

K = Tinggi jenjang
B = Burden
Atau bila dibanding dengan diameter lubang bornya maka tinggi jenjang berkisar antara :

K = Tinggi jenjang
D = Diameter lubang bor

Anda mungkin juga menyukai