Anda di halaman 1dari 6

Penyakit Dactylogyrus Pada Ikan

dactylogyrusDactylogyrosis adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh infeksi cacing


Dactylogyrus sp.pada insang. Umumnya cacing ini menyerang pada spesies-spesies ikan air
tawar. Cacing Dactylogyrus merupakan cacing golongan Trematoda Monogenea. Bentuk
cacing ini pipih seperti daun. Ukuran panjang cacing ini antara 0,2 – 0,5 mm dan dapat
mencapai 2 mm pada cacing dewasa (Anonim, 2004). Siklus hidup cacing ni secara
langsung, di mana cacing ini berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan telur-telur
yang memiliki filamen yang panjang. Telur-telur cacing akan berkembang menjadi
onchomiracidium, yang selanjutnya akan menempel pada insang ikan.
Gejala Klinik
Dactylogyrosis umumnya menyerang pada ikan-ikan yang hidup di air tawar. Cacing yang
menempel/melekat pada insang ikan akan menyebabkan sekresi mukus yang berlebihan
(banyak), dan terkumpul pada bagian tepi. Ikan akan menjadi anoxic (mengalami gangguan
pernafasan) dan terjadi pembengkakan operculum dari insang.
Gejala klinis yang lain yang tampak adalah:
insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan
kulit berlendir dan berwarna pucat
ikan lebih sering mengambang di permukaan kolam
hilangnya nafsu makan
lethargi
meningkatnya gerak pernafasan
tampak mukus berwarna keputihan yang menyelubungi insang
Perubahan Patologik
Gambaran makroskopis
Infeksi Dactylogyrus pada insang akan menyebabkan perubahan warna pada insang, di
mana insang tertutup oleh mucus berwarna keputihan. Selain itu, insang akan mengalami
kerusakan dan perdarahan akibat menempelnya mulut Dactylogyrus. Insang biasanya akan
membengkak yang ditandai dengan penonjolan operkulum (Anonimus, 1999).
Gambaran mikroskopis
Perubahan mikroskopik yang ditimbuilkan Dactylogyrus pada insang tersifat oleh adanya
hiperplasia dari kartilago insang. Selain itu juga tampak potongan cacing pada lamela
primer.

SIKLUS HIDUP DACTYLOGYRUS SP

Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam philum Vermes, sub-philum Platyhelmintes, kelas


Trematoda, ordo Monogenea, famili Dactylogyridae, sub-famili Dactylogyrinae dan
genus Dactylogyru. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah
(Trematoda). Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan air tawar, payau dan
laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur
cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris.

Kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus sp
mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal
yang terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang mata yang
terletak di daerah pharynx. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar . Gejala infeksi pada
ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih.

Parasit Dactylogyrus spp mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu
inang. Parasit ini merupakan ektoparasit pada insang ikan. Telur-telur yang dilepaskan akan
menjadi larva cilia yang yang dinamakan
penetasan oncomiracidium. Oncomiracidium mempunyai haptor dan dapat menyerang sampai
menyentuh inang.
Sebagian besar parasit monogenea seperti Dactylogyrus spp bersifat ovivarus (bertelur)
dimana telur yang menetas menjadi larfa yang berenang bebas yang dinamakan oncomiracidium.
Insang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan. Penyerangan
dimulai dengan cacing dewasa menempel pada insang atau bagian tubuh lainnya (Gusrina,
2008).
Beberapa gejala klinis akibat infeksi parasit yang dapat digunakan sebagai presumtif
enderu antara lain ikan tampak lemah, tidak nafsu makan, pertumbuhan lambat, tingkah laku dan
berenang tidak normal disertai produksi ender yang berlebihan. Ikan sering terlihat mengumpul
di sekitar air masuk, karena pada daerah ini kualitas air terutama kadar oksigen lebih tinggi.
Sering mengapung dipermukaan air. Insang tampak pucat dan membengkak, sehingga operculum
terbuka. Kerusakan pada insang menyebabkan sulit bernafas, sehingga tampak megap-megap
seperti gejala kekurangan oksigen. Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan serta
berlebihan ender (stadium awal). Dalam keadaan serius enderu insang akan rusak dan enderum
ikan tidak tertutup dengan sempurna mengakibatkan kesulitan bernafas.
Secara mikroskopis terlihat ada nekrosis pada insang yang berwarna kekuningan atau
putih, selain itu juga terjadi proliferasi di kartilago hialin pada lamella sekunder. Penyebabnya
end karena tertular dari ikan yang terinfeksi, kolam tempat pemeliharaan ikan yang
menggunakan sumber air tanah dan kurang bersih.
Penularan parasit ini melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit dengan ikan yang
sehat, atau antara ikan dengan lingkungannya. Apabila terserang parasit ini, biasanya
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh
2. Kulit berwarna putih keabu-abuan
3. Produksi lendir (muskus) tidak normal, biasanya berlebih dengan lendir yang kental sehingga
kulit ikan terlihat kusam
4. Sisik dan/atau kulit terkelupas, biasanya akan diikuti luka
5. Proses osmoregulasi dan respirasi terganggu
6. Ikan sering menggosok-gosokkan badan pada jaring atau diding dan dasar kolam
7. Sel darah putih meningkat (dilihat melalui pengamatan sel darah)
8. Nafsu makan rendah dan gerakan lamban sehingga pertumbuhan ikan menjadi terganggu

 Dactylogyrus

Parasit ini menyebabkan penyakit Dactylogyriasis pada ikan tawar. Berbeda dengan
Gyrodactylus, Dactylogyrus menyerang pada bagian insang saja sehingga bisanya ikan yang
terserang akan megap-megap dan insang agak pucat dan rusak. Parasit ini biasanya ada bersama
dengan Gyrodactylus, yang menyerang ikan ukuran benih 3-10 cm. Bentuk Dactylogyrus hampir
menyerupai Gyrodactylus, bentuknya panjang membulat atau oval, pipih namun berwarna
bening. Jika pada Gyrodactylus terdapat 16 kait tepi, pada Dactylogyrus hanya terdapat 14 kait
dan letaknya agak kedalam dari opisthaptor. Lekukan pada bagian anterior parasit ini juga
berbeda, terdapat 4 lekukan dan mempunyai bintik mata. Perkembang biakannya pun hampir
sama yaitu tidak memerlukan inang sementara, hanya saja Dactylogyrus bertelur untuk
menghasilkan larvanya. Telur yang telah menetas akan menghasilkan larva yang jika dalam 4-10
jam tidak menemukan inang, maka larva akan mati, namun jika sudah mendapatkan inang, hanya
dalam 7-8 jam larva kan menjadi dewasa dan dapat menghasilkan telur. Telur Dactylogyrus akan
menetas dalam 3-5 hari, tergantung pada seuhu perairannya
(Ikan yang terserang Dactylogyrus, tampak bintik putih pada insangnya)
Gejala klinis dari ikan yang terinfeksi hampir sama dengan Gyrodactylus, seperti produksi
muskus yang berlebih, insang pucat dengan tutup insang yang agak membuka karena
pembengkakan insang, nafsu makan rendah sehingga ikan kurus, dan produksi sel darah putih
meningkat.
Untuk mengetahui penyebab penyakit suatu ikan, perlu diadakan diagnosa agar langkah
yang diambil dapat sesuai dengan penyebab penyakitnya. Untuk penyakit akibat parasit, yang
biasanya dilakukan adalah dengan mengambil bagian yang sakit, baik insang maupun kulit.
Bagain tersebut diletakkan pada gelas objek, untuk bagian yang agak tebal dapat dicacah terlebih
dahulu agar mudah diamati. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop cahaya, perlu perhatian
lebih karena warna yang cenderung bening.
Jika serangan terlah terjadi, ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk
mengobati serangan parasit. Umumnya dilakukan dengan cara direndam (karena termasuk
ektoparasit). Bahan yang digunakan untuk perendaman ada beberapa macam, yang biasa
digunakan antara lain :
1. Methylene Blue
Pemberian dilakukan dengan perendaman dengan dosis 3 ppm selama 24 jam atau lebih, jika
larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi biru terang, maka larutan perlu diganti
dengan yang baru
2. Larutan ammonium
Perendaman dilakukan dengan larutan ammonium 1:2000 selama 5-15 menit.umunya dalam
jangka waktu tadi kedua monogenia di atas sudah dapat diberantas. Untuk mendapatkan larutan
ammonium 1:2000, dilakukan dengan membuat larutan dengan perbandingan ammonium dengan
air 1:9. Kemudian dari campuran tadi, diambil sekitar 5% untuk dicampurkan dengan 1 liter air
sehingga didapat larutan ammonium 1:2000
3. Formalin atau MGO
Menggunakan dosis 15-50 ppm atau dengan MGO 0,1ppm selama 24 jam. Perendaman
dilakukan 3x selama seminggu untuk memastikan ikan terbebas dari parasit
4. Garam dapur
Garam merupakan yang paling mudah didapat dan cukup efektif. Perendaman dilakukan dengan
dosis 100-500 ppm dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, atau 1-2% selama 30menit.
Perendaman dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam air terlebih dahulu atau langsung
ditebar di kolam
Pengobatan lain yang dapat dilakukan antara lain ; perendaman dalam PK 4-5 mg
perliter; perendaman dengan larutan bromex (dimetil 1.2-dibromo-2.2-dichloro-etilphospat) 0.1-
1.2 ppm; dan perendaman dalam larutan neguvon 2-3.5% selama 15 detik atau 1% selama 2-3
menit. Selain dengan perendaman, perlakuan fisik juga bisa dilakukan untuk pengobatan, namun
utama sebagai tindak pencegahan. Suhu air yang lebih dari 300C dapat membunuh parasit di atas,
namun perlu pengawasan karena kenaikan suhu dapat meningkatkan resiko ikan stress.
Kembali ke awal, pencegahan lebih baik dan mudah daripada pengobatan. Untuk
mencegah serangan panyakit di kolam budidaya, perlu dilakukan tindakan persiapan kolam yang
matang, mulai dari pengeringan, pembalikan dasar kolam dan pengapuran untuk memutus siklus
hidup parasit. Pada kolam permanen dapat dilakukan disenfektan dengan Methylene Blue dengan
dosis 1gram/m3. Kualitas harus selalu dikontrol agar dapat mendukung kehidupan ikan budidaya.
Padat tebar dan pakan diperhitungkan dalam budidaya, padat tebar yang lebih tinggi menuntut
penyediaan nutrisi yang mencukupi agar ikan dapat tumbuh dengan optimal, namun padat tebar
yang tinggi juga meningkatkan resiko ikan stress jika kualitas air tidak dikontrol dengan teratur

Anda mungkin juga menyukai