Anda di halaman 1dari 3

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap pembuatan

makalah yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pembuatan makalah.
Tanpa Perumusan Masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak
akan membuahkan hasil apa-apa.

Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:


1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah
ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti
sampai di lapangan.
3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai
data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi
kegiatan penelitiannya.
4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan
pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

Kriteria Perumusan Masalah:

Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan


penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan
melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Pada
bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud
kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.

Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta
teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut:

1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan


2. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
3. Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Cara untuk memformulasikan masalah:

1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika
masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan
teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti
bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama
sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat
membentuk sebuah teori.

Contoh Rumusan Masalah :

Latar Belakang
Pada dasarnya Guru adalah seorang pendidik,pendidik adalah orang dewasa dengan segala
kemampuan yang dimilikinya yang dapat mengulas psikis dan pola psikis anak didiknya dari
tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Tugas yang harus dilakukan
seorang guru adalah mengajar dikelas. Salah satunya yang paling penting adalah performance
di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menetapkan model atau metode
pembelajaran yang sesuai dengan karaktristik peserta didiknya. Setiap kelas kemungkinan
bias menggunakan metode yang berbeda-beda . Untuk itu seorang guru harus mampu
menciptakan model atau metode pembelajaran agar peserta didik merasa nyaman dan senang
dalam menerima pelajaran yang diberikan.
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan tehadap model pembelajaran yang
diterapkan oleh gurunya pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan
pembelajaran dirasakan monotun dan ini dirasakan dalam waktu yang cukup lama.
Pembelajaran bersifat kompleks artinyatidak hanya guru saja yang terlibat dan aktif dalam
pembelajaran melainkan siswa dan guru.
Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada
siswa. Untuk itu guru perlu mengdakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan
kemampuan siswa. Selain menggunakan model atau metode pembelajaran diharapkan
seorang pendidik harus menguasai media pembelajaran. Secara umum media adalah alat
bantu yang bias merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan belajar
siswa.Media menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponem system
pemblajaran.Tanpa media komunikasi tidak akan terjadi dan proses pemblajaran tidak
berlangsung secara optima. Begitu pula halnya dengan model atau metode pembelajaran yang
harus dikuasai dengan baik oleh pendidik agar tujuan pembelajara tercapai dengan maksimal.
Bila suatu proses pembelajaran tersebut ingin berjalan dengan baik dan sempurna maka
metode-metode dan media pembelajaran harus dapat dikuasai. Dalam makalah ini akan
dipaparkan mengenai macam-macam model atau metode pembelajaran dan media
pembelajaran serta bagaimana langkah-langkah model tersebut ketika menerapkannya dalam
proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja macam-macam model pembelajaran?
b. Seperti apa media pembelajaran itu?
c. Apa itu pendekatan konstrutivisme belajar?

Kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan di Kolom Komentar.

« Contoh Karya Tulis Tentang Strategi Pembelajaran Susunan Pembuatan Karya Ilmiah Yang
Benar »

Komentar

21 tanggapan untuk "Cara Membuat Rumusan Masalah yang Baik dan Benar"

trianita pada 18:39, 12-Okt-14

Maksud dari rumusan karya ilmiah itu apa ?

susan kristine pada 13:58, 22-Okt-14

tidak adakah pendahuluan atau kalimat pendahuluan sebelum pertanyaan-pertanyaan itu di


lontarkan?

Anda mungkin juga menyukai