Pengolahan Bijih Besi
Pengolahan Bijih Besi
Pada prinsipnya terdapat dua jenis bahan baku besi yang ada di Kendawangan,
yaitu vein massif dan lateritik. Diperkirakan hasil penambangan akan
memberikan fraksinasi ukuran material atau run of mine (ROM) berikut ini.
1. Vein, dapat berupa bongkahan atau boulder berukuran paling besar 750
mm, berupa mineral terutama hematite dan sedikit magnetit.
2. Lateritik, berupa campuran material berukuran kurang dari 30 mm,
kebanyakan berukuran halus, berisi terutama mineral limonit untuk ukuran
yang halus dan sebagian hematite untuk ukuran yang relative kasar.
Gambar 1 s/d 11 menunjukkan beberapa contoh yang diambil untuk dua jenis
bahan baku besi yaitu vein dan lateritik di dua tempat yaitu di Bukit Bajal dan
Bukit Besi.
1
Gambar 1. Bounder bahan baku vein yang diambil dari Bukit Bajal. Terlihat dua
boulder yang telah disayat untuk penyelidikan mineragrafi.
Gambar 2. Bahan baku besi vein Bukit Bajal setelah direduksi ukurannya
menggunakan jaw crusher. Boulder dari Bukit Bajal ini sangat keras, memerlukan
jaw crusher untuk mereduksi ukurannya.
2
Gambar 3. Bahan baku besi vein Bukit Bajal yang telah di reduksi ukurannya
menggunakan Jaw Crusher, dipilih yang berukuran -50+20 mm.
Gambar 4. Sebagian fraksi halus bahan baku besi vein Bukit Bajal yang tertarik
oleh batang magnet, mengindikasikan terdapatnya mineral magnetit.
3
4
Gambar 5. Pecahan hasil peremukan dengan jaw crusher terhadap bahan baku
besi vein Bukit Bajal berukuran 20 mm dan 50 mm yang tertarik magnet
mengindikasikan sebagai mineral magnetit.
5
Gambar 6. Boulder bahan baku besi vein dari Bukit Besi.
Gambar 7. Bahan baku besi vein Bukit Besi yang telah diremuk menggunakan
palu. Boulder ini sangat getas, mudah di pecah tanpa menggunakan jaw crusher.
Umumnya terdiri dari mineral hematite dan sangat sedikit yang tertarik magnet,
itupun setelah digerus halus.
6
Gambar 8. Bahan baku besi dari Bukit Besi yang berukuran -50+20mm yang
terdapat disekitar singkapan. Umumnya terdiri dari mineral hematite dan hanya
sedikit yang tertarik magnet, itupun setelah digerus halus.
7
Gambar 9. Bahan baku lateritik yang diambil dari Bukit Bajal.
8
Gambar 10. Bahan baku besi lateritik dari Bukit Besi.
Gambar 11. Bahan baku besi lateritik dari Bukit Besi dipilih yang berukuran
-50+20mm.
9
Berdasarkan dua jenis ROM tersebut, yaitu vein masif dan lateritik, maka
diusulkan proses pengolahan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 12 untuk
bahan baku besi vein, dan Gambar 13 untuk bahan baku besi lateritik.
ROM vein
Pengangkutan ROM
vein dengan truk jungkit
Hopper
+ 60 mm
-30 mm
Direct reduction
plant Ya Ya
Fe>65% Fe>65%
Pig iron plant
Tidak Tidak
Lump ore
A B
product
10
B
A
Secondary
crushing
Kominusi : grinding
Screening
Konsentrasi: Tailing
gravitasi, magnetic, flotasi
Konsentrat, Fe>65%
Peletizing plant
Hopper + feeder
Roasting
Rotary kiln, 850oC
Partikel halus
Cyclone D
Partikel kasar
C
11
C D
Clissifier Konsentrat
Over
size
Under size Dewatering
Pelletizing Plant
Gambar 1 menjelaskan diagram alir untuk proses pengolahan bahan baku besi
vein. Material yang ditambang merupakan boulder dengan ukuran -750 mm yang
diangkut dengan truk jungkit (dump truck) menuju processing plant. Material
atau ROM dituang ke dalam sebuah hopper yang memiliki kapasitas kurang lebih
6 (enam) kali kapasitas truk jungkit yang dapat sekaligus berfungsi sebagai
penampung. Selanjutnya dengan sebuah vibrating grizzly feeder material dari
hopper ini disalurkan dengan kecepatan feeding tertentu, sekaligus difraksi
dengan ukuran bukaan 60 mm.
Material dengan ukuran -60+30 mm akan menjadi lump ore product bila
kandungan Fe totalnya sama atau lebih besar dari 65%. Lump ore ini kemudian
dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan baku pig iron plant atau direct
reduction plant. Sementara itu material berukuran -60+30 mm yang mengandung
Fe total kurang dari 65% perlu dikonsentrasi dahulu. Untuk itu material ini perlu
12
di kominusi lebih lanjut menggunakan penggerus (grinding) dengan tujuan untuk
meliberasi hematit dan magnetit dari pengotornya (sebagian besar adalah silika,
SiO2). Produk penggerusan ini dijadikan satu dengan hasil kominusi
menggunakan grinding mill terhadap material berukuran -30 mm yang
kandungan Fe totalnya kurang dari 65%. Kedua material ini selanjutnya
diumpankan ke instalasi konsentrasi menggunakan magnetic separator,
konsentrator gravitasi dan atau flotasi. Hasil dari konsentrasi akan berupa
konsentrat berukuran -65 mesh dengan kandungan Fe>65%. Tailingnya
sebagian besar adalah silika (SiO2). Penentuan metoda konsentrasi sangat
dipengaruhi oleh analisis komposisi mineral, keterikatan antar mineral, serta uji
konsentrasinya. Hal terakhir, yaitu uji konsentrasi tidak termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini. Akan tetapi saat ini sedang dilakukan persiapan pengujian
konsentrasi terhadap bahan baku bijih Ketapang ini.
Gambar 2 menjelaskan diagram alir untuk proses pengolahan bahan baku besi
lateritik. Material yang ditambang merupakan material relatif halus dengan
ukuran -20 mm yang diangkut dengan truk jungkit (dump truck) dari tambang
menuju processing plant. Material atau ROM ini selanjutnya dituang ke dalam
sebuah hopper yang memiliki kapasitas kurang lebih 6 (enam) kali kapasitas truk
jungkit yang dapat sekaligus berfungsi sebagai penampung.
Selanjutnya dengan sebuah vibrating feeder material dari hopper ini disalurkan
dengan kecepatan feeding tertentu untuk diumpankan ke dalam roasting dengan
peralatan rotary kiln dengan temperatur operasi 850 oC. Tujuan utama dari
roasting atau pemanggangan ini adalah untuk mengeluarkan air kristal yang
terdapat di dalam limonit sehingga hasil akhirnya adalah hematit. Bila dilanjutkan
dengan pemanggangan reduksi maka akan diperoleh magnetit.
13