PTK-fisika-smp-www Maribelajarbk Web Id
PTK-fisika-smp-www Maribelajarbk Web Id
PENDAHULUAN
penemuan baru di bidang ilmu pendidikan dan teknologi pendidian yang akan
peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi muri-murid. Bahkan
kondisional yang baru pula baik sarana fisik atau sarana psikis. Di samping
memadahi juga diperlukan cara-cara bekerja dan sikap yang baru juga peralatan
Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya
pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang
bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir
Belajar Fisika Melalu Metode Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
pelajaran 2005/2006?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
F. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
G. Batasan Masalah
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran
2005/2006.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar
merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap
dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir
yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang
yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam
telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar
menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
mengerjakan sesuatu.
dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau
digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa
yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam
faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
B. Hakikat Fisika
secara alam. Perkembangan Fisika tidak hanya ditandai dengan adanya fakta,
tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan
bentuk angka-angka.
2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan
asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam
suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap
C. Pengajaran Kooperatif
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa
bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan sama lain.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,
silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata”.
interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam
penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam tidap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga
belajar. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) taraf kemampuan siswa, (2)
berikut:
berorientasi pada tugas, dari jenis tugas yang sederhana hingga yang
kompleks.
sebagai berikut.
teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak
agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah
belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar
masih baru, guru perlu memberi tahu para siswa bahwa mereka harus
belajar.
yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai pemberi
semangat, dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinya kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat
anggota yang tidak melakukan apa pun demi kelompok. Untuk menjamin
agar seluruh anggota kelompok benar-benar menjalin kerja sama dan agar
sedang dipelajari.
diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu yang
macam. Oleh karena itu, guru perlu mendifinisikan perkataan kerja sama
jawabannya.
4) Mendorong semua anggota kelompok agar berpartisipasi dalam
menyelesaikan tugas.
l. antau perilaku siswa. Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru harus
menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang memiliki
masalah dalam menjalin kerja sama. Dalam kondisi semacam itu, guru
p. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai kualitas
mereka.
siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada
hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakukan untuk mengetahui apa
yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki
nomor berbeda.
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
jawaban tersebut.
dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti,
(b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi
social ekperimental.
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana
guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,
sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data
1. Tempat Penelitian
3. Subyek Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
together (NHT)
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
mengelola pembelajaran.
5. Tes formatif
pokok bahasan ………… Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-
mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas
pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
2001: 72)
b. Reliabilitas
2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js
d. Daya Pembeda
B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
P
Siswa yang tuntas belajar
x100%
Siswa
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
Numbered Head Together dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
model Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 745. Harga
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 26)
dengan r (95%) = 0,388. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 21 soal mudah
- 15 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 15 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal, dan yang
berkriteria tidak baik 1 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan
pembeda.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Skor No. Urut Skor
T TT T TT
1 70 √ 14 80 √
2 70 √ 15 70 √
3 40 √ 16 60 √
4 80 √ 17 80 √
5 100 √ 18 60 √
6 50 √ 19 80 √
7 80 √ 20 70 √
8 60 √ 21 80 √
9 40 √ 22 40 √
10 80 √ 23 50 √
11 70 √ 24 70 √
12 50 √ 25 70 √
13 90 √ 26 70 √
Jumlah 880 8 5 Jumlah 880 9 4
Jumlah Skor 1760
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2600
Rata-Rata Skor Tercapai 67,69
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,69 dan ketuntasan
belajar mencapai 65,38% atau ada 17 siswa dari 26 siswa sudah tuntas
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
tujuan pembelajaran
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-
dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
mengajar.
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Keterangan Keterangan
No. Urut Skor No. Urut Skor
T TT T TT
1 70 √ 14 60 √
2 80 √ 15 70 √
3 50 √ 16 70 √
4 90 √ 17 80 √
5 100 √ 18 80 √
6 70 √ 19 80 √
7 90 √ 20 80 √
8 40 √ 21 70 √
9 70 √ 22 60 √
10 60 √ 23 40 √
11 70 √ 24 90 √
12 80 √ 25 90 √
13 70 √ 26 80 √
Jumlah 940 10 3 Jumlah 950 10 3
Jumlah Skor 1890
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2600
Rata-Rata Skor Tercapai 72,69
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-
jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Keterangan Keterangan
No. Urut Skor No. Urut Skor
T TT T TT
1 80 √ 14 80 √
2 90 √ 15 90 √
3 60 √ 16 90 √
4 70 √ 17 80 √
5 80 √ 18 80 √
6 90 √ 19 90 √
7 90 √ 20 80 √
8 60 √ 21 70 √
9 90 √ 22 80 √
10 90 √ 23 60 √
11 90 √ 24 80 √
12 80 √ 25 90 √
13 80 √ 26 90 √
Jumlah 1050 11 2 Jumlah 1060 12 1
Jumlah Skor 2110
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2600
Rata-Rata Skor Tercapai 81,15
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
sebesar 81,15 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 23 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
d. Revisi Pelaksanaan
kooperatif model Numbered Head Together dengan baik dan dilihat dari
mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu
dapat tercapai.
C. Pembahasan
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing
65,38%, 76,92%, dan 88,46%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-
dikategorikan aktif.
Numbered Head Together dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru
cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Fisika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.
Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitian Pelatihan
Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA
…………………………………………………..
TAHUN 2005/2006
KARYA ILMIAH
OLEH
……………………………
NIP: ……………………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.
……………………. ……………………….
NIP: …………………. NIP: ……………….
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan ……………… Kepala Cab. Din. Pendidikan
……………………
………………….
………………….. …………………………
NIP: 130 501 909
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI
………………….. ………………
…………………………. …………………
Pembina Utama Muda NPA: ……………
NIP: ………………………
KATA PENGANTAR
karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Melalu Metode
Pelajaran 2005/2006”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dFisika kai
dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dFisika kai sebagai perbandingan
dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan
Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara
mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan
mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (1) Bagaimanakah peningkatan
prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
NHT? (2) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model NHT
terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model NHT. (2) Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran
kooperatif model NHT.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas
………………………. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,38%), siklus II (76,92%),
siklus III (88,46%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode numbered head together dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa ……………………….., serta
model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran
Fisika .
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Daftar Isi .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
C. Pembahasan ....................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 49
B. Saran-saran ........................................................................ 49