Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

KAJIAN RENCANA PENGEMBANGAN INDUSTRI PROVINSI


SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NO.3 TAHUN 2014
DI KALIMANTAN TIMUR

1. LATAR BELAKANG

Kebijakan industry Nasional, Visi Pembanguna industri Nasional sebagaimana yang


tercantum dalam Peraturan Presiden nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Idustri Nasional
adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh pada tahun 2025, dengan visi antara pada
tahun 2020 sebagai Negara Industri Maju Baru, karena sesuai dengan deklarasi Bogor tahun
1995 antara kepala Negara APEC pada tahun tersebut liberalisasi di Negara-negara APEC sudah
terwujud.
Pembanguna Industri ke depan ditujukan agar sektior industry dapat tumbuh lebih
cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam penciptaan nilai tambah yang berujung pada
peran sektor industry pada peningkatan peryumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pertumbuhan dan peran sektor industry tersebut, akan dapat dicapai apabila
berbagai permasalahan yang dihadapi aat ini dapat diatasi, yaitu:
1. Masih lemahnya daya saing industry nasional
2. belum kuat dan belum dalamnya struktur industry nasional
3. masih belum terkonsentrasinya kegiatan industry di pulau jawa, dan
4. belum optimalnya regulasi pemerintah
Potensial Unggulan Daerahdalam rangka Pengembangan Industri di Kalimantan Timur,
Dilakukan melalui Pendekatan Pengembangan Komoditas, dan memperhatikan ragam komoditas yang
dikembangkan, serta keterbatasan-keterbatasan dalam pengembangannya, maka komoditas-komoditas
lebih lanjut diklasifikasi dalam 2(dua) kategori, yaitu komoditas focus ( potensial dan prospektif )
 Komoditas Unggulan, yang mendominasi di 10 Kabupaten/kota adalah Komoditas kelapa
Sawit,karet,kakao,pisang,rumputlaut, kayu HTI dan Rotan alam serta hasil perikanan
 Komoditas focus, merupakan komoditas yg dijadikan sebagai kandidat pengembangan
berdasarkan penilaian yang dilakukan pada sub criteria dengan mempertimbangan aspek
keunggulan, perbandingan tingkat kepentingan, penggabungan nilai Unggulan dan
perbandingan berpasangan, pada komoditas focus ditentukan 5 komoditas utama yang dapat
dikembangkan secara prospektif dan potensial, yaitu kayu, batubara, kelapa sawit, kakao, dan
karet. Potensi produk komoditas industry menengah besar di Kalimantan timur.

Undang-Undang no.3 tahun 2014 tentang perisdutrian disusun dengan tujuan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Undang-Undang tersebut memberikan peran yang lebih besar terhadap
pemerintah dalam mendorong kemajuan industry nasional secara terencana. Peran tersebut
diperlukan sebagai jawaban terhadap gagalnya mekanisme pasar dalam mengarahkan
perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat danmengejar ketertinggalan dari Negara lain yang
lebih dahulu maju. Sesuai dengan amanah Undang-Undang no.3 tahun 2014 tentang perindustrian,
peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industry kedepan dilakukan secara terencana
serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan
tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam
pembangunan sektor industry dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pembangunan industry nasional.
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) disusun sebagai pelaksanaan amanat
pasal 8 ayat 1, undang-undang no.3 tahun 20014, dan menjadi pedoman bagi pemerintah dan
pelaku industry dalam perencanaan pembangunanindustri sehingga tercapai tujuan
penyelenggaraan perindustrian yaitu:
1. Mewujudkan industry nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional
2. Mewujudkan kedalam dan kekuatan struktur industry
3. Mewujudkan industry yang mandiri, berdaya saing dan maju, serta industry hijau
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau
penguasaan industry oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasaan kesempatan kerja
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan industry keseluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahan nasional,dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan
RIPIN memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila diperlukan dapat ditinjau
kembali setiap 5(lima) tahun

Agenda Nawa Cita, Membangun industry yang tangguh dan berdaya Saing, Dalam
menjalankan roda pemerintah selama oeriode 2014-2019, Presiden Joko Widodo memiliki Sembilan
agenda prioritas yang disebut sebagai Nawa Cita. Kesembilan agenda prioritas itu adalah : (1)
menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan member rasa aman pada
seluruh warga Negara, (2) membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, (3) membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
Selanjutnya, (4) menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi system dan penegakan
hokum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, (5) meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia, (6) meningkatan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasioanal,(7)
melakukan revolusi karakter bangsa, dan (8) memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat
restorasi Indonesia.
Dalam pembangunan sektor industry, agenda Nawa Cita diimplementasikan dalam bentuk Quick
Wins Perindustrian cabinet kerja 2014-2019, ada tujuh program Quick Wins Perindustrian, yaitu:re-
desain Roadmap Industrialisasi yang sejalan dengan Trisakti dan Nawa Cita, pembangunan 13
kawasan industry diluar pulau jawa, melalui kerjasama pemerintah dan swasta, kegiatan expo dan
pemberian penghargaan terhadap inovasi produk-produk industry, kampanye sistematis dan kreatif
untuk menumbuhkan apresiasi terhadap kegiatan industry dalam Peningkatan Penggunan Produk
Dalam Negeri (P3DN), serta penguatan struktur industry melalui keterkaitan antara industry hulu
(dasar), industry antara (intermediate) dan industry hilir (light).
Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan industry jangka
menengah tahun 2015-2019. Adapun tujuan dari pembangunan industry adalah terbangunnya
industry yang tangguh dan berdaya saing.Sedang sasaran pembangunan industry tahun 2015-2019
yang telah ditetapkan adalah : meningkatkannya pertumbuhan sektor industry pengelolahan
nonmigas, meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri, meningkatnya penyerapan
tenaga kerja di sektor industry pengelolaan non migas, menurunnya rasio impor bahan baku sektor
industry terhadap PDB sektor industry pengelolan non migas, meningkatnnya investasi di sektor
industry, serta meningkatnya penyebaran dan pemerataan industry.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembanguna industry, pemerintah juga telah menetapkan
strategi pembangunan industry tahun 2015-2019, ada sepuluh strategis yang ditetapkan, yakni:
mengembangkan industry hulu dan antara berbasis sumber daya alam, pengendalian ekspor bahan
mentah dan sumber energy, meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industry(WPPI),
Kawasan Industri(KI), dan Sentra Industri Kecil dan Menengah.
Strategi lainnya adalah : menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas, pembangunan sarana dan prasarana
industry, pembangunan industry hijau, pembangunan industry strategis, peningkatan penggunaan
produk dalam negri, serta kerjasama internasional bidang industry.
Visi RPJMD Provinsi Kalimantan timur Tahun 2013-2018 adalah Mewujudkan Kalti Sejahtera
Yang Adil Merata dan Berkeadilan Berbasis Agro industry dan Energi Ramah Lingkungan. Sedang
Misi-nya adalah: a. mewujudkan kualitas SDM yang mandiri dan berdaya saing tinggi, b.
mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energy
terbarukan, c. mewujudkan infrastruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat secara merata, d.
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang professional, transparan dan berorientasi pada
pelayanan public, dan e. Mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dan sehat serta berspektif
perubahan iklim.
Indikator mikro pembanguna daerah merupakan ukuran keberhasilan pembanguna paling
utama dari sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018 yang harus dicapai pada akhir
periode lima tahun. Indikator-indikator dimaksud adalah; a. indeks Pembanguna manusia pada
tingkat 78,00;, b. Indeks Gini pada skala 0,32;, c. Tingkat inflasi sebesar 5,50 %; d. Tingkat
Pengangguran 5,11%; e. Tingkat kemiskinan sebesar 5%; f. Pertumbuhan Ekonomi sebesar 4,70%-
5,30% ; dan f. Indeks Kualitas Lingkungan pada skala 82,00. Indikator ini menjadi acuan bagi
kabupaten/kota dalam menyusun dokumen rencana pembangunan.
Bahwa untuk menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien dan bersasar, maka
diperlukan perencanaan pembangunan yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode lima tahun yang harus dijadikan pedoman dalam menyusun
Rencana Strategis (RESTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD).
Sehubungan dengan Rencana Pengembangan Industri Provinsi, maka diperlukan DOKUMEN
Perencanaan Pembangunan dan Kebijakan Industri Nasional dan Daerah sebagai Panduan dan
Acuan. Dalam hal ini perlu dipersiapkan suatu kajian sebagai bahan dasar dan rancangan awal
(Draft) penyusunan Perda tentang Perencanaan Pengembangan Industri Provinsi, sehubungan
dengan hal tersebut perlu adanya suatu kajian ilmiah berupa Rencana Pengembangan Industri
Provinsi sesuai dengan UU No.3 Tahun 2014 di Kalimantan Timur.

2. TUJUAN
Tujuan
Tujuan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Kajian Hilirisasi
Industri Pengolahan Unggulan Daerah di Kalimantan Timur, adalah:
1 . Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa selaku
konsultan pelaksanan yang memuat masukan,azas,criteria,keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
penyusunan kajian dimaksud.
2 . Dengan penugasan ini diharapkan konsultan pelaksana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini.
3. HASIL KEGIATAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pelaksana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
a. Tahap Konsep Rencana Kerja
i . Konsep penyiapan rencana kerja, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
ii. Konsep skematik rencana kerja, laporan data dan informasi lapangan, termasuk hasil
survey lapangan dan data pengguna, peraturan-peraturan, dan lain-lain
b. Tahap Persiapan Penyusunan Kajian.
i. Data dan Informasi pengembangan Penyusunan Kajian.
ii. Uraian Konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
iii. Draf rencana anggaran biaya
iv. Draf rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
v. Hasil Konsultasi Penyusunan kajian dengan pengguna
c. Tahap Penyusunan Kajian.
i. Penyusunan materi kajian lengkap
ii. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
iii. Rencana Anggaran Biaya
iv. Laporan materi, method, analisa dan kesimpulan lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang diperlukan
d. Tahap Pelelangan
i. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
ii. Laporan bantuan kerja dan administrative pada waktu pelelangan.
e. Tahapan Publikasi
i. Laporan Publikasi hasil kajian
ii. Dokumentasi Hasil Kajian
4. SUMBER PENDANAAN
Adapun pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan ini dibebankan kepada Dinas
Perindustrian, Perdagangan,Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim tahun anggaran 2015, dengan
total biaya seluruhnya sebesar Rp. 235.000.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Rupiah ).
5. LINGKUP,LOKASI KEGIATAN,DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN
a. Lingkup Kegiatan.
Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Kajian rencana Pengembangan Industri Provinsi sesuai
dengan UU No.3 tahun 2014 di Kalimantan Timur antara lain adalah Penyusunan Kajian :
i. Kajian Rencana Pengembangan Industri Provinsi sesuai dengan UU No.3 tahun 2014
di Kalimantan Timur terkait dengan Kebijakan ,Peraturan/ Perundang-undangan,
Potensi Sumber Daya, Perekonom ian, Perdagangan, Sosial Budaya, Finansial,
Teknologi Pengolahan (termasuk Rekayasa Industri) dan Lingkungan Hidup baik
pada Tingkat Lokal,Domestik,Regional maupun Internasioal.
ii. Kajian terkait dengan infrastruktur (JALAN,DERMAGA,BANDARA,SUMBER
ENERGI,AIR BAKU/ AIR BERSIH,TELEKOMUNIKASI,Finansial dan lain-lain)
b. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan penyusunan Kajian Rencanna Pengembangan Industri Provinsi sesuai dengan UU
No.3 Tahun 2014 di Kalimantan Timur meliputi :
i. Pekerjaan Analisis Kebijakan dan Peraturan Perundang-undangan terkait Rencana
Pengembangan Industri Nasional serta RPJMD Provinnsi Kaltim Tahun 2013-2018
dan RPJMD kabupaten Kota se-Kaltim
ii. Pekerjaan Analisi Pertanian dalam arti Luas (Agro) dan Minerba terkait
Pengembangan Industri Prioritas Daerah di Kabupaten/Kota.
iii. Pekerjaan Analisi Ekonomi (Perdangan dan Investasi) terkait Pengembangan
Industri Prioritas Daerah di Kabupaten/Kota
iv. Pekerjaan Analisis Teknologi Aplikatif ( termasuk Rekayasa Industri) dan Terintregasi
Industri Prioritas Daerah Skala Industri Kecil Menengah dan Besar yang berwawasan
Lingkungan.
c. Lingkup Tugas.
Konsultan Pelaksana Pekerjaan Penyusunan Kajian Rencana Pengembangan Industri
Prioritas Provinsi di Kalimantan Timur bertugas :
i. Persiapan Data dan Informasi termasuk survey
ii. Penyusunan materi dan Methode Kajian
iii. Penyusuna Rencana Anggaran Biaya
iv. Penyusunan Pengorganisasian dan jadwal Waktu Pelaksanaan
v. Pelaporan dan Publikasi Hasil Kajian.
d. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi untuk Pekerjaan Penyusunan Kajian Rencana Pengembangan
Industri di Kalimantan Timur adalah berlokasi di wilayah kabuapaten/Kota se- Kalimantan
Timur
e. Data dan Fasilitas Penunjang
Penyediaan Oleh Pengguna Jasa berupa Data dan Fasilitas yang disediakan oleh penyedia
jasa :
a) Laporan dan Data yang Mendukung pekerjaaan;
b) Pekerjaan ini didampingi oleh Tim Supervisi dari Lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Timur

6. JADWAL PEKERJAAN
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini diperkirakan 3(tiga) bulan. Seperti dalam table terlampir
(table : 1)
Tabel 1

No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Persiapan
Koordinasi Tim x
Pemahaman KAK x
Kajian Literatur x x
2 Pekerjaan Kajian
Identifikasi dan
Analisis
Pengumpulan x x x x x
Materi/Literatur
Identifikasi dan x x x x x
Survey
Konsultasi kerja x x x x x x x
dengan stakeholder
Tinjauan dan Analisis x x x x x x
3 Penyusunan Laporan
Akhir
Penyusunan Kajian x x x x x x x
Lengkap
Seminar/Lokakarya
Dinas
4 Pelaporan dan
Diskusi Laporan
a.Laporan x
Pendahuluan
b. Laporan Kemajuan x
c. Laporan Akhir x
d. Penyerahan x
Laporan Final
7. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
a. Ketua Tim/ Ahli Ekonomi Pembangunan
Ketua Tim Ahli/Ahli Ekonomi Pembangunan seorang ketua Tim/Tenaga Ahli yang memiliki
latar belakang Pendidikan Strata-2 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman sekurang
kurangnya 5 (lima) tahun serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman
dibidangnya dan mempunyai sertifikat keahliannya
b. Tenaga Ahli Teknik Industri
Ahli Teknik Industri Seorang Tenaga ahli yang memiliki latar belakang Pendidikan strata-1
Teknik Industri sekurang kurangnya 5(lima) tahun dan mempunyai sertifikat keahlian
c. Tenaga Ahli Pertanian/Pengelolaan Hasil Perkebunan
Ahli/Pertanian/Pengelolaan Hasil Perkebunan seorang tenaga ahli yang memiliki latar
belakang Pendidikan Strata-1 Pertanian (Pengelolaan Hasil Perkebunan) dengan
pengalaman sekurang kurangnya 5 (Lima) tahun dan mempunyai sertifikat keahlian
d. Tenaga Ahli Hukum
Ahli Hukum Seorang Tenaga ahli yang memiliki latar belakang Pendidikan strata-1 Ilmu
Hukum sekurang kurangnya 5(lima) tahun dan mempunyai sertifikat keahlian
e. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Ahli Sosial Ekonomi Seorang Tenaga ahli yang memiliki latar belakang Pendidikan strata-1
sosial ekonomi sekurang kurangnya 5(lima) tahun dan mempunyai sertifikat keahlian
f. Tenaga Ahli Lingkungan
Ahli Lingkungan Seorang Tenaga ahli yang memiliki latar belakang Pendidikan strata-1
Teknik Lingkungan sekurang kurangnya 5(lima) tahun dan mempunyai sertifikat keahlian

8. KRITERIA
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pelaksana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan criteria umum penyusunan kajian disesuaikan berdasarkan
kondisi dan kompleksitas kajian, yaitu :
i. Persyaratan wajib Peruntukannya :
 Menjamin Hasil Kajian dimanfaatkan sesuai dengan maksud dan tujuan serta
fungsinya secara maksimal
 Menjamin keilmuan, validitas,keaslian hasil kajian dan implementatif
ii. Persyaratan Ekonomi dan Investasi :
 Menjamin hasil kajian berdasarkan method, prinsip,rumusan, hukum dan
analisis Ekonomi Investasi terkait Industri Prioritas daerah dan
produk/komoditas unggulan daerah.
 Menjamin hasil kajian dapat dijadikan dasar dan pedoman bagi pemerintah
daerah dan/atau pusat serta para pemangku kepentingan(stakeholder) dalam
membuat kebijakan dan mengambil keputusan terkait pengembangan Industri
dan Produk unggulan daerah
 Menjamin hasil kajian dapat dijadikan pedoman/acuan bagi para pelaku usaha
dari BUMD?BUMN dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusa terkait
prespektif dan prospektif investasi industry prioritas daerah.
iii. Persyaratan Bisnis dan Perdagangan:
 Menjamin hasil kajian berdasarkan method, prinsip, rumusan, peraturan
perundang undangan, kebijakan dan analisis Bisnis dan Perdagangan(dalam dan
luar negri) terkait industry Prioritas daerah dan produk/komoditas unggulan
daerah.
 Menjamin hasil kajian dapat dijadikan dasar dan pedoman bagi pemerintah
daerah dan/atau pusat serta para pemangku kepentingan(stakeholder) dalam
membuat kebijakan dan mengambil keputusan terkait pengembangan Industri
dan Produk unggulan daerah
iv. Persyaratan Perkebunan :
 Menjamin hasil kajian menyediakan rumusan dan peta sebaran potensi
perkebunan kelapa sawit local,regional, domestic, internasional dalam
menjamin ketersediaan bahan baku komoditi unggulan daerah.
v. Persyaratan Teknolodi Proses Produksi:
 Menjamin hasil kajian menyediakan teknologi proses produksi terkait konstruksi
pabrik, Mesin Peralatan dan Fasilitas Penunjang, proses kimia dan fisika yang
merupakan teknologi terbaru, canggih, murah, efisien dan ramah lingkungan
serta tersedia( utama produksi ) di dalam negeri.
 Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kevcelakaan atau luka yang
disebabka kegagalan teknologi proses produksi
 Menjamin perlindungan Properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan teknologi dan konstruksi.
vi. Persyaratan Hukum dan Administrasi:
 Menjamin hasil kajian menyediakan sistematika, prespektif dan aspek Hukum
Terkait Rancangan awal penyusunan perda tentang Rencana Pengembangan
Industri Provinsi
vii. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
 Menjamin terwujudkan tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian terhadap lingkungannya
 Menjamin bangunan pabrik yang dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan
9. PELAPORAN
Jenis pelaporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :

a. Laporan Pendahuluan, berisi :


1) Rencana kerja terinci sesuai KAK
2) Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang tersebut
dalam lingkup pelaksanaan kegiatan, daftar kebutuhan data dan informasi
3) Mengakomodir masukan bersifat konstruktif dan narasumber dan /atau peserta
seminar Pendahuluan sekaligus sebagai perbaikan KAK.

Laporan harus diselesaikan selambat-lambatnya 4(empat) minggu sejak penerbitan Surat


Perintah Mulai Kerja ( SPMK) sebanyak 5(lima) buku laporan

b. Laporan Kemajuan, berisi :


1) Hasil kajian Literatur
2) Hasil konsultasi dengan instansi pemerintah pusat, daerah, dan swasta
3) Data dan Informasi terkait kegiatan
4) Mengakomodir Masukan yang bersifat konstruktif dari narasumber dan/atau peserta
Seminar Antara

Hasil Sementara pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan selambat lambatnya 8 (


delapan) minggu sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK) sebanyak 5 (lima)
buku laporan.

c. Laporan Akhir, berisi :


1) Seluruh hasil pelaksanaan kegiatan yang diminta dalam Kerangka Acuan Kerja setelah
melalui proses pembahasan baik dengan Tim Supervisi dari Pihak Penyedia, Pengelola
dan Pembiayaan yang nelibatkan Instasnsi Terkait di Pemerintah Pusat, Pemerinta
Daerah, Akademisi, Pelaku Usaha dan Mayarakat.
2) Analisis, Hasil Analisis, Kesimpulan dan rekomendasi kajian.
3) Mengakomodir masukan yang bersifat konstruktif dari narasumber dan/atau peserta
seminar untuk kesempurnaan Penyusunan Laporan Akhir dari DED tangki timbun.

Hasil Sementara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaporkan selambat lambatnya 12 ( Dua


Belas ) minggu sejak penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Kerjaan ( SPMK) sebanyak 5 (
Lima ) buku laporan

d. Penyapaian Laporan Final sebagai Hasil Pekerjaan.


Laporan Final Hasil dari Penyempurnanan laporan akhir harus diserahkan selambat
lambatnya 13 ( Tiga belas ) minggu sejak penerbiata Suarat Perintah Mulai Kerja (SPMK )
sebanyak 10 ( Sepuluh ) buku laporan dan 10 ( Sepuluh) Soft Copy CD ( Compact Disc ).
Demikian Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai
acuan dan panduan pelaksanaan pekerjaan dimaksud pada butir- butir penjelasan diatas.

Samarinda, Maret 2015


Kuasa Pengguna Anggaran,

Restiawan Baihaqi
NIP. 19701101 199703 1 009

Anda mungkin juga menyukai