Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Syariat qurban berawal dari Nabi Ibrahim a.s. ketika mendapat wahyu
lewat mimpinya supaya menyembelih putranya yang bernama Ismail a.s. Perintah
itu sebagai bentuk ujian dari Allah swt kepada Nabi Ibrahim a.s. Dalam suatu
riwayat dijelaskan bahwa ketika belum mempunyai anak, Nabi Ibrahim a.s.
pernah berkata berkaitan dengan qurban. Beliau mengatakan, ”Jangankan harta
benda, anak pun kalau saya punya, saya mau menqurbankannya. Setelah
mempunyai anak, perkataan itu ditagih oleh Allas swt, karena ketaqwaannya Nabi
Ibrahim a.s. memenuhi permintaan Allah swt. Meskipun Ismail diganti dengan
seekor Kibas. Inilah awal mulanya di Syariatkannya Qurban.
Setiap Muslim pasti menginginkan anak yang shaleh dan shalehah, berbakti
kepada orang tua, agama, bangsa, dan Negara. Usaha untuk menjadikan anak
shaleh dan shalehah, antara lain dengan memberii bekal, ilmu pengetahuan yang
cukup. Salah satu hal yang tidak kalah penting tugas kedua orang tua kepada anak
adalah memberikan nama yang baik bagi anaknya yang lahir. Nah dalam hal ini
proses pemberian nama lebih dikenal dengan Aqiqah.

B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan kita tidak keluar dari sub judul, ada baiknya pemakalah
akan merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Pengertian dan dasar hokum Qurban dan Aqiqah
2. Syarat-syarat hewan untuk Qurban dan Aqiqah
3. Tata cara penyembelihan Qurban dan Aqiqah
4. Hikmah Qurban dan Aqiqah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyembelihan Hewan
1. Pengertian
Dalam istilah fiqih, penyelembelihan (adz-dzabhu) Secara Bahasa berarti at-
tabayyun, yaitu bau yang sedap. Hal ini disebabkan pembolehan secara hukum
syar’imenjadikannya menjadi baik harum. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki,
penyembelihan adalah terpotongnya empat urat leher, yaitu urat tenggorokan, urat
pencernaan, dan dua urat nadi. Adapun menurut Mazhab Syafi’I dan Hambali
penyembelihan adalah terpotongnya dua saluran di leher hewan, yaitu saluran
nafas yang terletak di leher dan saluran makanan/pencernaan.[1][1]
Jadi, yang dimaksud menyembelih adalah memotong saluran nafas dan
saluran makanan dari seekor binatang menurut aturan yang telah disyariatkan oleh
agama, kecuali ikan dan belalang keduanya halal dimakan dengan tidak
disembelih.[2][2]Berdasarkan hadis Rasulullah saw, yang berbunyi :
)‫ (رواه ابن ماجه‬.‫احلت لنا ميتتان السمك والجراد‬
“Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai ; ikan dan belalang”. (Riwayat Ibnu
Majah)

Penyembeliahan hewan menurut ketentuan agam, yaitu melenyapkan nyawa


binatang (yang halal) untuk dimakan dengan sesuatu alat yang tajam selain tulang
dan gigi. Binatang yang halal bisa menjadi haram untuk dimakan karena tata cara
penyembelihannya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Misalnya, tidak
menyebutkan asma Allah atau menyebut selain nama Allah, binatang yang mati
karena dicekik, dipukuli, atau karena jatuh.[3][3] Berdasarkan firman Allah Swt.
Surah al-Ma’idah : 3 yang berbunyi :
‫حرمت عليكم الميتة والدم ولحم الختزير وما اهل لغير هللا به والمنخنقة والموقوزة والمتردية والنطيحة وما‬
.‫ وما زبح علي النصب‬.‫اكل السبع اال ما زكيتم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan daging yang
disembelih bukan atas nama Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang

2
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.
Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala”.[4][4]
Jika hewan yang akan disembelih adalah hewan liar yang susah untuk
ditangkap atau sulit untuk disembelih pada lehernya, diperbolehkan melukai
bagian tubuh yang mematikan dengan menyebut nama Allah Swt. Rasulullah Saw
bersabda :
‫ طعنت في‬: ‫ قيل يا رسو ل هللا اما تكون الدكات اال في الخلق ولبت؟ قال‬: ‫عن ابي العشراء عن ابيه قال‬
)‫ (رواه الترمدي‬.‫فخدها الجزاء عنك‬
"Dari Abu Usyra’, dari ayahnya, ia berkata bahwa Rasulullah saw, ditanya
“apakah tidak ada penyelembelihan itu selain dikerongkongan dan dileher?,
“Rasulullah saw bersabda “kalau kamu tusuk pahanya, niscaya cukuplah hai
itu”. (Riwayat at-Tirmizi)[5][5]

2. Ketentuan Penyelembelihan Binatang


Dalam penyelembelihan , ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu
tentang orang yang menyelembelih, dan alat yang digunakan untuk
menyelembelih.
Syarat-syarat Orang yang menyembelih
· Islam, penyelembelihan yang dilakukan oleh orang non-Islam adalah tidak sah.
· Berakal sehat, penyelembelihan yang dilakukan orang gila tidak sah.
· Mumayyiz
· Berdo’a

Syarat-syarat Binatang yang akan disembelih


· Binatang itu masih hidup
· Binatang itu termasuk binatang yang halal, baik cara memperoleh maupun
zatnya.

Syarat-syarat Alat yang digunakan untuk menyelembelih


· Alat yang digunakan tajam, tidak runcing dan tidak tumpul
Seperti yang Rasulullah SAW lakukan:

3
ْ‫علَى‬ َ ‫بْاَْلح‬
َ َْْ‫سان‬ َّْ َ َّْْ‫للَاْصلىْهللاْعليهْوسلمْ(ْْإن‬
َْ َ ‫للَاَْ َكت‬ ُ ‫ْ ْقَا َْلْ َْر‬:َ‫شدَّادْْبنْْْأ َوسْْرضيْهللاْعنهْ ْقَال‬
َّْ َ ْ‫سو ُْل‬ َ ْْ‫ََ َوعَن‬
َْ ‫ ْ َوليُرحْ ْذَبي‬,ُ‫ ْ َوليُح َّْد ْْأ َ َح ُدكُمْ ْشَف َرتَه‬,َ‫ ْ َوإذَا ْ ْذَبَحت ُمْ ْ َفأَحسنُوا ْاَلذبحَة‬,َ‫ ْ ْفَإذَا ْ ْقَتَلت ُمْ ْ ْفَأَحسنُوا ْْا َلقتلَة‬,‫شيء‬
ُْ‫حتَ ْه‬ َْ ْ ْ‫كُل‬
ْْ‫)ْْ َر َواهُْْ ُمسلم‬
Dari Syaddad Ibnu Aus bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat kebaikan terhadap segala
sesuatu. Maka jika engkau membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik dan jika
engkau menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaklah di
antara kamu mempertajam pisaunya dan memudahkan (kematian) binatang
sembelihannya." Riwayat Muslim.
· Terbuat dari besi, baja, batu, dan kaca
· Tidak menggunakan kuku, gigi, dan tulang.[6][6]
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
َّْ َ ْ ‫ ْ َْوذُك َْر ْاس ُْم‬,‫ ْ( ْ َما ْأُنه َْر ْاَل َّد ُم‬:َ‫عنْ ْاَل َّنبيْ ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْ َقال‬
ْ‫للَا‬ َْ ْ ْ‫ََ َوعَنْ ْ َْرافعْ ْبْن‬
َْ ْ ‫خديجْ ْرضي ْهللا ْعنه‬
َ ْْ‫ْفَ ُمدَىْاَل َحبَشْْ)ْْ ُمت َّ َفق‬:‫سْْا َلسنَّْْ َْوال ُّظف َر;ْأ َ َّماْْا َلسنُّ ;ْفَ َعظم;ْ َوأ َ َّماْْا َل ُّظفُ ُر‬
‫علَيه‬ َْ ‫ْ ْفَكُلْْْلَي‬,‫علَيه‬
َ
Dari Rafi' Ibnu Khodij Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apa yang dapat menumpahkan darah dengan diiringi sebutan
nama Allah, makanlah, selain gigi dan kuku, sebab gigi adalah tulang sedang kuku
adalah pisau bangsa Habasyah." Muttafaq Alaihi.
Sunnah menyembelih
1. Memotong dua urat yang ada dikiri kanan leher, agar lekas matinya.
2. Binatang yang disembelih itu, hendaklah dimiringkan ke sebelah rusk
kirinya, supaya mudah bagi orang yang menyembelihnya.
3. Dihadapkan ke Kiblat.
4. Membaca bismillah dan shalawat atas Nabi saw.[7][7]

B. QURBAN
1. Pengertian dan Hukum Qurban
Qurban berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata : qaruba – yaqrabu –
qurban wa qurbaanan. Artinya, “dekat” atau “mendekatkan diri”, mendekati atau
menghampiri. Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan
maupun. Dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah swt. Hewan

4
yang digunakan untuk qurban adalah binatang ternak, seperti kambing, sapi, dan
unta.[8][9]
Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau
adh-dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata
dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan
penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00. Udh-hiyah adalah
hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban
dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid
Sabiq, Fikih Sunnah XIII/155; Al Jabari, 1994).

Ibadah qurban hukumnya sunnah muakkad, artinya sunnah yang sangat


dianjurkan bagi orang yang sudah mampu. Sebagaimana firman Allah swt :

“Sesungguhnya Kami telah memberi kepadanya nikmat yang banyak.Maka


dirikanlah salat karena Tuhanmu,dan berkurbanlah.”(Al-Kausar:1-2)

“Dan bagi tiap-tiap umat Telah kami syariatkan penyembelihan (kurban),


supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang Telah
direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa,
Karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).”
Dan Dalam hadits dinyatakan,dari Abu Hurairah r.a. berkata,bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda :
ْ,‫سعَةْْ َولَمْْيُضَح‬َ ُْ‫للَاْصلىْهللاْعليهْوسلمْ(ْ َْمنْْكَانَْْلَ ْه‬ َّْ َ ْ‫سو ُْل‬ُ ‫ْ َقا َْلْ َر‬:َ‫ََ َوعَنْْأَبيْ ُْه َري َر ْةَْرضيْهللاْعنهْ ْقَال‬
ُْ‫غي ُرهُْْ َوقفَه‬َ ُْ‫حْاَْلَئ َّم ْة‬
َْ ‫ْلَكنْْ َر َّج‬,‫ص َّح َح ْهُْاَلْحَاك ُم‬ َ ‫ْ َو‬,‫ْ َوابنُْْ َْماجَه‬,ُ‫لْيَْق َربَنَّْْ ُْمص ََّلنَاْ)ْْ َْر َواهُْْأَح َمد‬
َْ َ‫ف‬

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa


Sallam bersabda: "Barangsiapa mempunyai kemudahan untuk berkurban, namun
ia belum berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat sholat kami."
Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Hadits mauquf
menurut para imam hadits selainnya. [9][10]

5
2. Ketentuan Hewan Qurban
Yang dimaksud dengan hewan qurban tersebut adalah binatang ternak yang
dipelihara dan dikomsumsi dagingnya, misalnya unta, sapi, kerbau, kambing, atau
domba. Binatang yang sah untuk menjadi qurban, ialah yang tidak mempunyai
cacat seperti ; pincang, sangat kurus, sakit, terpotong telinganya,
dll.[10][11] Dikatakan syah, jika binatang tersebut memenuhi syarat-syarat
binatang/hewan yang telah ditetap kan syariat.[11][12] Adapun syarat-syarat
binatang/hewan untuk dijadikan qurban adalah :
 Cukup umurnya
1. Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun;
2. Kambing, sekurang-kurangnya berumur dua tahun;
3. Unta sekurang-kurangnya berumur empat tahun dan masuk tahun kelima;
4. Sapi, sekurang-kurangnya berumur dua tahun dan masuk tahun ketiga.
ُ ‫ ْإ َّْل ْأَنْ ْيَع‬,ً‫للَا ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْ( ْ َْل ْْت َذ َب ُحوا ْإ َّْل ْ ُمسنَّة‬
ْ‫س َْر‬ ُ ‫ ْ َقا َْل ْ َْر‬:َ‫جابرْ ْرضي ْهللا ْعنه ْ ْقَال‬
َّْ َ ْ ‫سو ُْل‬ َْ ْ ْ‫ََ َوعَن‬
‫جذَع َْةًْمنَْْْا َلضَّأنْْ)ْْ َر َواهُْْ ُْمسلم‬
َْ ْ‫علَيكُمْْفَتَذبَ ُحوا‬
َ
Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan
menyembelih kecuali hewan yang umurnya masuk tahun ketiga. Bila engkau sulit
mendapatkannya, sembelihlah kambing yang umurnya masuk tahun kelima."
Riwayat Muslim.
· Tidak cacat , Tidak sakit, Tidak pincang, Tidak buta, Tidak kurus, Tidak putus
telinga atau tanduknya.[12][13]. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW :
ْ:َ‫ْْللَاْْصلىْهللاْعليهْوسلمْ َفقَال‬ َّ َ ‫سو ُل‬ َ َ‫ْ َقا َمْْفين‬:َ‫ْْللَاُْْعَن ُه َماْقَال‬
ُ ‫اْر‬ َّ َ ‫ْْرض َي‬ َ ‫ْراءْْبنْْعَازب‬ َ َ‫ََ َوعَنْْاَلب‬
ُ‫ير ْة‬ َ َ‫ْوال َعرجَا ُءْْاَل َبينُ َظل ْعُه‬,‫َا‬
َ ‫ْْوالكَس‬ َ ‫ضه‬ ُ ‫ْوال َمريضَةُْْاَل َبينُْْ َم َر‬,‫ا‬
َ ‫ْاَل َعو َرا ُءْْاَل َبينُْْع ََو ُر َه‬:‫ضحَا َيا‬
َّ ‫وزْْفيْاَل‬ َ ‫(أَر َبع‬
ُ ‫ْْلْْت َ ُج‬
ََْْ‫ْوابنُْْحبَّان‬,
َ ‫ي‬ ُّ ‫ص َّح َحهُْْاَلترمذ‬
َ ‫ةَُْْْو‬
َ َ ‫يْ)ْْر َواهُْْاَل َخم‬
‫س‬ َ َ ‫ْاَلَّت‬
‫يْلْْت ُنق‬
Al-Bara' Ibnu 'Azib Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda: "Empat macam hewan
yang tidak boleh dijadikan kurban, yaitu: yang tampak jelas butanya, tampak jelas
sakitnya, tampak jelas pincangnya, dan hewan tua yang tidak bersum-sum."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi dna Ibnu
Hibban
· Waktu penyembelihan Qurban

6
Waktu penyembelihannya ialah sesudah shalat ‘Idul Adha, dan akhir
waktunya ialah ‘Ashar hari tasyriq, yakni sejak tanggal 10 Dzulhijah hingga
terbenamnya matahari tanggal 13 Dzulhijah.
ْ‫للَا ْصلى ْهللا ْعليه ْوسلم ْفَلَ َّما‬ ُ ‫ ْ( ْشَهدتُْ ْْا َْلَضحَى ْ َم َْع ْ َْر‬:َ‫سفْيَانَْ ْرضي ْهللا ْعنه ْقَْال‬
َّْ َ ْ ْ‫سول‬ ُ ْ ْ‫ََ َوعَنْ ْ ُجندُبْ ْبن‬
ْْ‫ ْ َو َمنْ ْلَمْ ْيَكُن‬,‫ح ْقَب َْل ْاَلص ََّلةْ ْ َفليَذبَحْ ْشَاةًْ ْ َمكَانَهَا‬
َْ َ‫ ْ َمنْ ْ ْذَب‬:َ‫ ْفَ َقال‬,‫غنَمْ ْ َقدْ ْ ْذُبحَت‬ َْ ْ ‫قَضَى‬
َْ ْ ‫ ْ َْن َظ َْر ْإْ َلى‬,‫ص َلت َ ْهُ ْبْال َّناس‬
ْ‫علَيه‬ َ ْْ‫حْفَل َْيذ َبح‬
َّْ َ ْْ‫ع َلىْاسم‬
َ ْْ‫للَاْ)ْْ ُمتَّفَق‬ َْ ‫ذَ َب‬
Jundab Ibnu Sufyan Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mengalami hari raya Adlha
bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Setelah beliau selesai sholat
bersama orang-orang, beliau melihat seekor kambing telah disembelih. Beliau
bersabda: "Barangsiapa menyembelih sebelum sholat, hendaknya ia menyembelih
seekor kambing lagi sebagai gantinya; dan barangsiapa belum menyembelih,
hendaknya ia menyembelih dengan nama Allah." Muttafaq Alaihi.

3. Sunnah-sunnah waktu menyembelih Qurban


Disunnahkan sewaktu menyembelih korban beberapa perkara berikut ini :
 Membaca “Bismillah Wallahu Akbar” dan Shalawat atas Nabi s.a.w.
 Orang yang berkurban sendiri disunnatkan menyembelihnya, dan jika
ia wakil menyembelihkannya, maka disunnatkan ia hadir ketika
menyembelih.
 Berdoa supaya kurban diterima Allah.
Sunnat membaca do’a :
)ْْ‫ْ َومنْْأُمةْْ ُم َح َّمد‬,ْ‫ْْا َللَّ ُه َّْمْْت َ َق َّبلْْمنْْ ُْم َح َّمدْْ َوآلْْ ُم َح َّمد‬,‫للَا‬
َّْ َ ْْ‫بسم‬
"Dengan nama Allah. Ya Allah, terimalah (kurban ini) dari Muhammad,
keluarganya, dan umatnya." Kemudian beliau berkurban dengannya.”
 Binatang yang disembelih disunnatkan dihadapkan ke kiblat.[13]]14[

4. Hikmah Qurban
Qurban merupakan satu bentuk ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi illahiyah dan dimensi social. Melaksanakan qurban berarti mentaati
syariat Allah swt, yang membawa pahala baginya. Selain itu, qurban berarti

7
memberikan kebahagian bagi orang lain, khususnya faqir miskin untuk dapat
menikmati daging hewan qurban.[14][15]
Ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari disyariatkannya qurban, antara
lain :
· Akan menambah cinta dan keimanannya kepada Allah Swt.
· Sebagai rasa syukur pada Allah Swt. atas karunia yang dilimpahkan pada
dirinya.
· Menambah rasa peduli dan tolong-menolong kepada orang lainyang kurang
mampu.
· Akan menambah persatuan dan kesatuan karena ibadah kurban melibatkan
seluruh lapisan masyarakat.[15][16]

C. AQIQAH
Setiap Muslim pasti menginginkan anak yang shaleh dan shalehah, berbakti
kepada orang tua, agama, bangsa, dan Negara. Usaha untuk menjadikan anak
shaleh dan shalehah, antara lain dengan memberii bekal, ilmu pengetahuan yang
cukup. Salah satu hal yang tidak kalah penting tugas kedua orang tua kepada anak
adalah memberikan nama yang baik bagi anaknya yang lahir.[16][17]
1. Pengertian Aqiqah
Aqiqah menurut bahasa berarti “bulu” atau “rambut” anak yang baru lahir.
Sedangkan menurut istilah berarti : menyembelih hewan tertentu sehubungan
dengan kelahiran anak, sesuai dengan ketentuan syara’.[17][18] Sedangkan
menurut pendapat lain adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh dari
kelahiran seorang bayi. Apabila bayi yang lahir itu laki-laki, aqiqahnya adalah
duaekor kambing. Apabila bayi itu perempuan, aqiqahnya satu ekor kambing.
Bersamaan dengan hari pemotongan hewan aqiqah, bayi tersebut diberi nama
yang baik dan dicukur rambutnya.[18][19]

Aqiqah hukumnya sunat bagi orang yang wajib menanggung nafkah si


anak.[19][20]Asal sunat menyembelih aqiqah itu sesuai dengan hadits Aisyah dan
Samurah, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda :

8
ُ ْْ‫ْ(ْ ُك ُّل‬:َ‫ْْللَاْْصلىْهللاْعليهْوسلمْ َقال‬
ُْْ‫ْتُذبَ ُحْْعَنه‬,‫غ َلمْْ ُمرتَهَنْْبعَقيقَته‬ َّ َ ‫سو َل‬ َ َ ‫س ُم َرةَْْرضيْهللاْعنهْأ‬
ُ ‫نَّْْر‬ َ ْْ‫ََ َوعَن‬
ْ‫ص َّح َحهُْْاَلترمذي‬ َ ُ ‫سة‬
َ ‫ْو‬, َ ‫ىْ)ْر َواهُْْاَل َخم‬
َ ‫س َّم‬ َ ‫ْويُح َلق‬,
َ ُ‫ْوي‬,ُ َ ‫سابعه‬ َ ْْ‫يَو َم‬
Dari Samurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya; ia disembelih hari
ketujuh (dari kelahirannya), dicukur, dan diberi nama." Riwayat Ahmad dan
Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
2. Ketentuan hewan Aqiqah
Hewan aqiqah adalah kambing atau domba. Bagi anak laki-laki dua ekor
kambing sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing. Sebagaimana hadis
Nabi Saw, yang berbunyi :
َّ ‫ْْللَاْْصلىْهللاْعليهْوسلمْأَم َرهُمْْأَنْْيُ َع‬
ْْ‫قْْعَنْْاَلغُ َلمْْشَاتَان‬ َّ َ ‫سو َل‬ َ َ ‫ْْللَاُْْعَنهَاْ(ْأ‬
ُ ‫نَّْْر‬ َ َ‫ََ َوعَنْْعَائشَة‬
َّ َ ‫ْْرض َي‬
‫ْْوصَحَّ حَه‬
َ ‫ي‬ُّ ‫ْْ)ْْر َوا ُهْْاَلترمذ‬
َ ‫ْوعَنْْاَلجَار َيةْْشَاة‬,
َ ‫ُمكَافئَتَان‬
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur
dan besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.
Hadits shahih riwayat Tirmidzi.[20][21]
Binatang yang sah untuk menjadi aqiqah sama halnya dengan
hewan/binatang yang sah untuk berqurban, baik dari segi umurnya, macam-
macamnya, dan tanpa cacat.[21][22]

3. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan akikah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini
berdasarkan sabda Nabi Saw, yang telah disebutkan diatas
Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa
dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua
puluh satu, ini berdasarkan hadis Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: “Hewan akikah itu
disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, dan keduapuluhsatu.” (Hadis hasan
riwayat Al Baihaqiy)
Sedangkan untuk Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh
disunnahkan juga untuk disembelihkan akikahnya, bahkan meskipun bayi yang
keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan

9
ibunya. Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan akikah oleh
orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih akikah dari dirinya
sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: Dan bila tidak diakikahi oleh ayahnya
kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa.[22][23]
4. Hikmah disyariatkannya Aqiqah
Ada beberapa fungsi atau hikmah bagi orang-orang yang mengerjakan aqiqah,
antara lain :
· Sebagai bukti rasa sukur orang tua kepada Allah swt, atas nikmat yang
diberikannya berupa anak.
· Membiasakan bagi orang tua untuk berqorban demi kepentingan anaknya yang
baru lahir.
· Sebagai penebus gadai anak dari Allah swt, sehingga anak menjadi hak baginya
dalam beramal dan beribadah.
· Hubungan dengan tetangga dan sanak kerabat lebih erat dengan adanya
pembagian daging aqiqah.
· Sebagai wujud menteladani sunah Rasulullah saw, sehingga akan memperoleh
nilai pahala disisi Allah swt.
· Menghilangkan gangguan dari sesuatu yang tidak baik terhadap si
anak.[23][24]

10
BAB III
PENUTUP

Dalam istilah fiqih, penyelembelihan (adz-dzabhu) Secara Bahasa berarti at-


tabayyun, yaitu bau yang sedap. Hal ini disebabkan pembolehan secara hukum
syar’imenjadikannya menjadi baik harum. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki,
penyembelihan adalah terpotongnya empat urat leher, yaitu urat tenggorokan, urat
pencernaan, dan dua urat nadi. Adapun menurut Mazhab Syafi’I dan Hambali
penyembelihan adalah terpotongnya dua saluran di leher hewan, yaitu saluran
nafas yang terletak di leher dan saluran makanan/pencernaan.[1]

11

Anda mungkin juga menyukai