Anda di halaman 1dari 68

CT Abdomen Wanita

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis :

Dilakukan MSCT/CT scan abdomen sampai pelvis potongan aksial dengan slice interval . . . mm
dan slice thickness . . . mm. Dibuat rekonstruksi coronal dan sagital dengan slice interval . . . mm.
Scanning dengan memakai kontras oral, I.V., dan per rektal.
Scanning daerah :
 Gaster : Tampak distensi dengan penebalan dinding yang reguler/ireguler. Tampak
penyempitan pada bagian . . .Tidak tampak massa. Ekstravasasi kontras.
 Hepar : Ukuran tidak membesar, permukaan rata, densitas homogen. Tidak tampak massa.
Vena porta tidak melebar. Vena hepatika tidak melebar. Venacava inferior tidak melebar.
Duktus biliaris intrahepatal tidak melebar. Tidak tampak koleksi cairan di sekitarnya.
 Kantung empedu : Ukuran tidak membesar, dinding tidak menebal, reguler. Tidak tampak
massa/batu. Duktus biliaris ekstrahepatal tidak melebar.
 Limpa : Ukuran tidak membesar, densitas homogen. Vena lienalis tidak melebar. Tidak
tampak koleksi cairan di sekitarnya.
 Traktus intestinalis: Diameter (melebar atau menyempit) usus halus, caecum, colon ascendens,
transversum, descendens. Tebal dinding, reguler/ireguler. Ekstravasasi kontras.
 Pankreas : Ukuran tidak membesar, densitas homogen, duktus pankreatikus tidak melebar.
 Ginjal kanan : Ukuran tidak membesar, struktur parenkim homogen, sistem pelvokalises tidak
melebar, tidak tampak batu/ massa.
 Ginjal kiri : Ukuran tidak membesar, struktur parenkim homogen, sistem pelvokalises tidak
melebar, tidak tampak batu/ massa.
 Adrenal kanan : Ukuran tidak membesar, tidak tampak massa.
 Adrenal kiri : Ukuran tidak membesar, tidak tampak massa.
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas . . . HU di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan
rongga pelvis.
Kesan: Koleksi cairan di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan rongga pelvis  sugestif suatu
darah.
 Tampak bayangan hipodens di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan rongga pelvis.
Kesan: Ascites.
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas udara di ekstraluminal.
Kesan: Pneumoperitoneum.
 Tidak tampak bayangan hipodens dengan ring enhancement di paraaorta dan parailiaka.
 Tidak tampak kalsifikasi pada aorta abdominalis, arteri iliaka komunis, arteri iliaka eksterna
dan interna.
 Vesika urinaria : Terisi penuh, tidak tampak batu/massa. Perivesical fat normal.
 Uterus : Ukuran tidak membesar, densitas homogen. Parametrium bilateral tampak normal
 Rektum : Posisi normal, dinding tidak menebal, perirectal fat normal.
 M. obturator internus, m. piriformis, m.iliopsoas tampak normal.
 Skeletal dan soft tissue tampak normal.
 Pada toraks yang terscanning: tampak bayangan hipodens pada hemitoraks kanan/kiri posterior
bawah dengan bayangan yang lebih hiperdens di anteriornya.
Kesan: Efusi pleura dengan penebalan pleura

Kesan :
MSCT Scan abdomen sampai pelvis menunjukkan :
 Scanning hepar, kantung empedu, limpa, pankreas, ginjal kanan dan kiri, vesika
urinaria, uterus dan rektum tidak tampak kelainan.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.


Salam sejawat,
CT Abdomen Pria

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis :

Dilakukan MSCT/CT scan abdomen sampai pelvis potongan aksial dengan slice interval . . . mm
dan slice thickness . . . mm. Dibuat rekonstruksi coronal dan sagital dengan slice interval . . . mm.
Scanning dengan memakai kontras oral, I.V., dan per rektal.

Scanning daerah :
 Gaster : Tampak distensi dengan penebalan dinding yang reguler/ireguler. Tampak
penyempitan pada bagian . . .Tidak tampak massa. Ekstravasasi kontras.
 Hepar : Ukuran tidak membesar, permukaan rata, densitas homogen. Tidak tampak massa.
Vena porta tidak melebar. Vena hepatika tidak melebar. Venacava inferior tidak melebar.
Duktus biliaris intrahepatal tidak melebar. Tidak tampak koleksi cairan di sekitarnya.
 Kantung empedu : Ukuran tidak membesar, dinding tidak menebal, reguler. Tidak tampak
massa/batu. Duktus biliaris ekstrahepatal tidak melebar.
 Limpa : Ukuran tidak membesar, densitas homogen. Vena lienalis tidak melebar. Tidak
tampak koleksi cairan di sekitarnya.
 Traktus intestinalis: Diameter (melebar atau menyempit) usus halus, caecum, colon ascendens,
transversum, descendens. Tebal dinding, reguler/ireguler. Ekstravasasi kontras.
 Pankreas : Ukuran tidak membesar, densitas homogen, duktus pankreatikus tidak melebar.
 Ginjal kanan : Ukuran tidak membesar, struktur parenkim homogen, sistem pelvokalises tidak
melebar, tidak tampak batu/ massa.
 Ginjal kiri : Ukuran tidak membesar, struktur parenkim homogen, sistem pelvokalises tidak
melebar, tidak tampak batu/ massa.
 Adrenal kanan : Ukuran tidak membesar, tidak tampak massa.
 Adrenal kiri : Ukuran tidak membesar, tidak tampak massa.
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas . . . HU di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan
ronggal pelvis.
Kesan: Koleksi cairan di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan rongga pelvis  sugestif suatu
darah.
 Tampak bayangan hipodens di sekitar hepar, limpa, usus-usus dan rongga pelvis.
Kesan: Ascites.
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas udara di ekstraluminal.
Kesan: Pneumoperitoneum.
 Tidak tampak bayangan hipodens dengan ring enhancement di paraaorta dan parailiaka.
 Vesika urinaria : Terisi penuh, tidak tampak batu/massa. Perivesical fat normal.
 Prostat : Ukuran tidak membesar, densitas homogen.
 Rektum : Posisi normal, dinding tidak menebal, perirectal fat normal.
 M. obturator internus, m. piriformis, m.iliopsoas tampak normal.
 Skeletal dan soft tissue tampak normal.
 Pada toraks yang terscanning: tampak bayangan hipodens pada hemitoraks kanan/kiri posterior
bawah dengan bayangan yang lebih hiperdens di anteriornya.
Kesan: Efusi pleura dengan penebalan pleura
Kesan :
MSCT Scan abdomen sampai pelvis menunjukkan :
 Scanning hepar, kantung empedu, limpa, pankreas, ginjal kanan dan kiri, vesika
urinaria, prostat, dan rektum tidak tampak kelainan.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.


Salam sejawat,
 Gaster : Tampak distensi dengan penebalan dinding (<5mm)yang reguler/ireguler. Tampak
penyempitan pada bagian . . .Tidak tampak massa. Ekstravasasi kontras.
 Hepar : Ukuran tidak membesar (ukuran craniocaudal <15cm atau kissing type),
permukaan rata, densitas homogen(Densitas tanpa kontras: 65±10HU). Tidak tampak massa.
Vena porta tidak melebar(<15mm). Vena hepatika tidak melebar(<5mm). Venacava inferior
tidak melebar (<2,5cm). Duktus biliaris intrahepatal tidak melebar (Normal tidak terlihat
setelah pemberian kontras). Tidak tampak koleksi cairan di sekitarnya. (Bedakan efusi
pleura dengan ascites. Ascites terletak di anterior dari diafragma. Efusi pleura terletak
di posterior dari diafragma. Ascites tidak mengelilingi “bare area of the liver”. Efusi
pleura tampaknya mengelilingi “bare area of the liver”).
 Kantung empedu : Ukuran tidak membesar (diameter aksial<5cm), dinding tidak
menebal(<3mm), reguler. Tidak tampak massa/batu (Densitas isi : 0-25HU). Duktus biliaris
ekstrahepatal (CBD<8mm, post cholecystectomy < 10mm) tidak melebar.
 Limpa : Ukuran tidak membesar (Ukuran craniocaudal < 11cm atau Depth:4-6cm, Width
7-10cm, Length 11-15cm, Splenic index : DxWxL : 160-440), densitas homogen (Pada fase
arteri, normal tampak inhomogen “marble”, fase vena dan non kontras: homogen
(Densitas: 45±5HU)). Vena lienalis tidak melebar(>1,2cm). Tidak tampak koleksi cairan di
sekitarnya.
 Traktus intestinalis: Diameter (melebar atau menyempit) usus halus, caecum, colon ascendens,
transversum, descendens (Rule of 3). Tebal dinding(<3mm), reguler/ireguler. Ekstravasasi
kontras.
 Pankreas : Ukuran tidak membesar (Caput – corpus – cauda: 3,5 – 2,5 – 2,5 cm atau
bandingkan dengan corpus vertebra, namun perlu nomogram), densitas homogen
(Densitas: 40±10HU), duktus pankreatikus tidak melebar (Normal tidak terlihat atau 1-
3mm).

 Ginjal kanan : Posisi normal (Batas atas terletak pada bata superior L1). Ukuran tidak
membesar(AP:4cm, transversal:5-6cm, craniocaudal:8-13cm atau 3,5 tinggi corpus
vertebra), struktur parenkim homogen (Densitas 30-45 HU, postkontras: 140HU, lebar
cortex 4-5mm), sistem pelvokalises tidak melebar (ureter :4-7mm), tidak tampak batu/
massa(lihat batu atau kalsifikasi pada prekontras) .
 Ginjal kiri : Posisi normal (Batas atas terletak pada batas inferior Th12). Ukuran tidak
membesar (AP:4cm, transversal:5-6cm, craniocaudal:8-13cm atau 3,5 tinggi corpus
vertebra), struktur parenkim homogen (Densitas 30-45 HU, postkontras: 140HU, lebar
cortex 4-5mm), sistem pelvokalises tidak melebar (ureter :4-7mm), tidak tampak batu/
massa(lihat batu atau kalsifikasi pada prekontras).
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas . . . HU di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan
rongga pelvis.
Kesan: Koleksi cairan di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan rongga pelvis  sugestif suatu
darah.
 Tampak bayangan hipodens di sekitar hepar, limpa, usus-usus, dan rongga pelvis.
Kesan: Ascites.
 Tampak bayangan hipodens dengan densitas udara di ekstraluminal.
Kesan: Pneumoperitoneum.
 Tidak tampak bayangan hipodens dengan ring enhancement di paraaorta dan parailiaka
(Ukuran >1cm curiga patologis).
 Tidak tampak kalsifikasi pada aorta abdominalis, arteri iliaka komunis, arteri iliaka eksterna
dan interna. (Diameter aorta:18-30mm) (Densitas darah prekontras 40-55 HU)
 Vesika urinaria : Terisi penuh (Tebal dinding <3mm pada keadaan terisi penuh), tidak
tampak batu/massa.
 Uterus : Ukuran tidak membesar, densitas homogen. Parametrium (cari tanda parametrial
stranding (terutama >3mm dan pada pemberian kontras menyangat))

 Prostat : Ukuran tidak membesar, densitas homogen.

 Rektum : Posisi normal, dinding tidak menebal(Diameter<5mm pada keadaan distensi),


prerectal fat normal.
 Pada toraks yang terscanning: tampak bayangan hipodens pada hemitoraks kanan/kiri posterior
bawah dengan bayangan yang lebih hiperdens di anteriornya.
Kesan: Efusi pleura dengan penebalan pleura
Batas vertikal : vena hepatika dekstra, media, dan sinistra
Batas horisontal : vena porta cabang kanan (8/5, 7/6) dan kiri (4A/4B, 2/3)
Figure 1. Graphical representation of the American Association of Surgeons in Trauma grading system: grades
1–5. (a) Grade 1: subcapsular hematoma (arrow). (b) Grade 2: superficial renal laceration (arrow) with perirenal
hemorrhage (arrowhead). (c) Grade 3: deep laceration (arrows) without extension into the collecting system of the
kidney. (d) Grade 4 parenchymal injury: deep laceration (straight arrows) that involves the renal collecting system
(curved arrow). (e) Grade 4 vascular injury: thrombosis of a segmental renal arterial branch (arrows) with segmental
renal infarction (shaded area). (f) Grade 5 parenchymal injury: multiple deep lacerations that result in a shattered
kidney. (g) Grade 5 vascular injury: traumatic occlusion of the main renal artery due to intimal injury (solid arrow)
with distal arterial thrombosis (open arrows). (h) Grade 5 vascular injury: renal arterial avulsion (arrow).
Ca Cervix
Gunakan kontras oral, rectal dan iv
Scan delay 50 detik untuk penilaian tumor primer dan juga untuk penilaian metastasis hepar pada
fase portovenous (vena).
Scan delay 10 menit untuk penilaian vesica urinaria dan ureter

Aspek yang perlu dinilai.


Ekstensi ke dinding pelvis
 Jarak massa <3mm dari dinding pelvis, nilai keterlibatan m.obturator interna.
 Meliputi vaskular
Ekstensi ke parametrium:
 Obstruksi ureter
 Obliterasi periureteral fat
 Obliterasi parametrial fat atau parametrial fat stranding
Invasi ke bladder dan rectal:
 Obliterasi perivesical dan perirectal fat.
 Penebalan dinding vesica urinaria atau rektum yang ireguler, asimetris, dan nodular.
 Massa intraluminal.
 Gambaran udara di dalam vesica urinaria.
Tumor primer
 Hipo/isodens, gas (jika ada nekrosis atau post biopsi)
 Ukuran >3,5cm atau jika ukuran AP > 6cm maka prognosis buruk
 Jika terbatas pada uterus maka batas tegas tepi reguler
KGB

Keterlibatan KGB paraaorta, supraclavicula, dan mediastinal dikategorikan sebagai metastasis


(M1)

Ekspertise:
Tidak tampak obliterasi dinding lateral pelvis. M.obturator interna bilateral tampak normal. (tumor
<3mm dari dinding pelvis)
Tidak tampak ekstensi massa ke parametrium, tidak tampak parametrial fat stranding. (tebal >3-
4mm).
Periureteral fat tampak normal.
Perivesical fat dan perirectal fat tampak normal.
Tidak tampak bayangan hipodens dengan ring enhancement di paraaorta, parailiaka komunis,
parailiaka eksterna dan interna maupun presacral.

Kesan:
Tidak tampak ekstensi ke dinding lateral pelvis.
Tidak tampak ekstensi ke parametrium
Tidak tampak invasi ke vesica urinaria maupun rektal.
Tidak tampak pembesaran KGB di paraaorta, parailiaka komunis, parailiaka eksterna dan interna
maupun presacral.
Ca Colorectal
Gunakan kontras iv positif, kontras oral dan rektal (positif atau negatif)
Scan delay 50 detik untuk penilaian tumor primer dan juga untuk penilaian metastasis hepar pada
fase portovenous (vena).
Scan delay 10 menit untuk penilaian vesica urinaria dan ureter
Posisi supine dan prone dapat digunakan untuk membedakan massa dan fecal dari sifat dependent

CT scan untuk penilaian:


1. Ekstensi regional
2. Lymphadenopathy
3. Metastasis

Massa soft tissue fokal yang menyempitkan lumen kolon


Penebalan fokal yang disertai penyempitan lumen ireguler
Komplikasi
 Obstruksi
 Perforasi
 Fistula

Penilaian ekstensi:
 Pericolic/perirectal fat
Ekspertise:
Tampak penebalan fokal asimetris pada dinding colon disertai penyempitan lumen yang ireguler
Tampak pericolic/perirectal fat stranding (jika terdapat invasi melewati dinding colon  T3)

Kesan:
Penebalan fokal asimetris pada dinding colon disertain penyempitan lumen yang ireguler dengan
invasi ke pericolic/perirectal fat
Tidak tampak pneumoperitoneum
Tidak tampak tanda-tanda ileus.
Tidak tampak tanda-tanda fistula.
CT Kepala
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan kepala potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan slice thickness
. . . mm dimulai di daerah basis sampai vertex. Potongan dibuat sejajar supraorbitomeatal /
canthomeatal (orbitomeatal). Dibuat bone window. Scanning tanpa memakai kontras media.

Jaringan lunak ekstra calvaria, dan calvaria masih memberikan bentuk dan densitas yang normal.
Pada bone window tidak tampak garis fraktur.
Sulci dan gyri corticalis, fissura Sylvii bilateral dan fissura interhemisfer tampak normal
Bentuk dan posisi ventrikel lateralis bilateral simetris. Ukuran ventrikel lateralis kanan dan kiri,
ventrikel 3 dan 4 tampak normal.
Ruang subaraknoid tampak normal.
Sisterna ambiens dan basalis tampak normal.
Daerah sela tursika dan jukstasella serta daerah “cerebello-pontin angle” masih dalam batas
normal.
Pada parenkim cerebri, cerebellum dan pons tidak menunjukkan densitas patologis.
Ganglia basalis, kapsula interna, thalamus bilateral dan corpus callosum tampak normal.
Tampak kalsifikasi fisiologis di daerah glandula pinealis, pleksus choroideus bilateral, dan ganglia
basalis bilateral.
Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal.
Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, maksilaris, dan frontalis bilateral yang terscanning dalam batas
normal.
Bulbus okuli dan ruang retrobulber bilateral dalam batas normal.
Tidak tampak pergeseran struktur garis tengah.

Kesimpulan :
 CT Scan kepala tanpa kontras saat ini tidak menunjukkan adanya perdarahan, lesi
iskemik, maupun kelainan lainnya.
 CT Scan kepala tanpa kontras saat ini tidak menunjukkan adanya perdarahan, lesi
iskemik, SOL/massa, malformasi vaskuler maupun kelainan lainnya.
 Tidak tampak fraktur calvaria.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,
Epidural hematoma
Tampak lesi hiperdens berbentuk bikonveks dengan ketebalan maksimal . . . dan panjang
maksimal . . . yang mengisi konkavitas . . .

Subdural hematoma
Tampak lesi hiperdens, permukaan rata dengan tebal maksimal . . . yang mengisi konkavitas . . .

Perdarahan subaraknoid
Tampak lesi hiperdens yang mengisi sulci corticalis di daerah . . . , fissura sylvii kiri/kanan, fissura
interhemisfer anterior/posterior, sisterna basalis dan ambiens.

Perdarahan intraserebri
Tampak lesi hiperdens berbatas tegas tepi ireguler/regular, berukuran . . . x . . . x . . . di daerah . . .
dengan lesi hipodens di sekitarnya.
Kesan: Perdarahan intraserebri di daerah . . . dengan edema perifokal.

Cari efek massa:


Sulci corticalis di daerah lesi, fissura sylvii kiri/kanan, ventrikel lateralis kanan/kiri, 3, 4 tampak
menyempit.
Tampak pergeseran struktur garis tengah sejauh . . . ke kanan/kiri.

Perdarahan akut/subakut/kronis

Stroke Infark Akut


Tampak lesi hipodens berbatas tidak tegas di daerah ganglia basalis kanan/kiri, cortical subcortical
lobus . . ., pons, cerebellum.
Kesan: Infark di daerah . . .

Stroke Infark Lama


Tampak lesi hipodens berbatas tegas di daerah . . .
dengan densitas yang menyerupai LCS
disertai pelebaran ventrikel atau pelebaran sulcus/fissura Sylvii/fissura interhemisfer.
Kesan: Infark lama di daerah . . .

Stroke MIL
Tampak lesi hipodens kecil-kecil, berbatas tidak tegas, berukuran 2-3mm di daerah ganglia basalis
kanan/kiri/bilateral, substansia alba periventrikuler lateralis kanan/kiri/bilateral, pons, cerebellum.
Kesan: Multiple infark lacunar di daerah . . .

Meningitis.
Post contrast scanning, tampak meningeal enhancement.
Kesan: Meningitis.
Stroke infark
Fase hiperakut < 12 jam : insular ribbon sign, pengaburan batas nucleus lentiformis, pengaburan
batas subs. alba dengan subs. grisea, hiperdens MCA (60-90HU), sulcus yang menyempit. (Tanda-
tanda tersebut lebih jelas >8jam.
Fase akut 12-24 jam: Mass effect lebih jelas.
Fase subakut: hari ke-2 – 2minggu: Edema meningkat (maks: hari ke-3), mass effect, herniasi
Fase kronik 2 minggu – 2 bulan: Atrofi, gliosis, cavity (ensefalomalasia), dilatasi ex vacuo dari
ventrikel yang berdekatan

Stroke infark pada MRI


DWI pada 30 menit pertama. (Sensitivitas 88-100%, Spesifisitas 86-100%)
FLAIR pada 6 jam pertama

MRI konvensional dan CT scan kurang baik sensitivitasnya pada <6jam

Kalsifikasi pineal baru tampak usia 4 tahun ke atas dan tidak boleh lebih dari 10 mm.
Sutura <3mm pada anak 2tahun
<2mm pada anak 3 tahun

Nervus Cranial : III dan IV  mesensefalon


V - VII  pons
VIII – XII  medulla oblongata
WindowWidth 100
Window Centre 35
Outer edge of cranial vault
Midventricular scan prominent frontal horn
Cella media index:
B: jarak korteks terluar
A: jarak ventrikel lateral pada level yang sama

CT/MRI criteria for acute hydrocephalus include the following:


 Size of both temporal horns is greater than 2 mm, clearly visible. In the absence of hydrocephalus, the temporal
horns should be barely visible.
 Ratio of the largest width of the frontal horns to maximal biparietal diameter (ie, Evans ratio) is greater than 30%
in hydrocephalus.
 Transependymal exudate is translated on images as periventricular hypoattenuation (CT) or hyperintensity (MRI
T2-weighted and fluid-attenuated inversion recovery [FLAIR] sequences).
 Ballooning of frontal horns of lateral ventricles and third ventricle (ie, "Mickey mouse" ventricles) may indicate
aqueductal obstruction.
 Upward bowing of the corpus callosum on sagittal MRI suggests acute hydrocephalus.
CT/MRI criteria for chronic hydrocephalus include the following:
 Temporal horns may be less prominent than in acute hydrocephalus.
 Third ventricle may herniate into the sella turcica.
 Sella turcica may be eroded.
 Macrocrania (ie, occipitofrontal circumference >98 th percentile) may be present.
 Corpus callosum may be atrophied (best appreciated on sagittal MRI). In this case, parenchymal atrophy and ex-
vacuo (rather than true) hydrocephalus from a neurodegenerative disease should be considered.
Penutupan Fontanella
Fontanella posterior : 2-3 bulan
Fontanella sphenoidalis : 6 bulan
Fontanella mastoid : 6-18 bulan
Fontanella anterior : 1-3 tahun

Sinus Tampak Maturasi


Maksilaris Embrio 12-20 Tahun
Ethmoidalis Saat Lahir 12 Tahun
Sphenoidalis 1-3 Tahun 7-14 Tahun
Frontalis 1-4 Tahun ≥12 Tahun
CT Maksilofasial
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan kepala potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan slice thickness
. . . mm dimulai dari bawah mandibula sampai di atas sinus frontalis. Potongan dibuat sejajar
infraorbitomeatal (Reid) line. Dibuat bone window. Dibuat juga rekonstruksi coronal dan sagital
serta 3D. Scanning tanpa memakai kontras media.

Os nasalis tampak normal.


Struktur fossa lakrimalis dan jarak antar fossa lakrimalis kanan dan kiri tampak normal.
Struktur sinus ethmoidalis dan dinding medial orbita bilateral tampak normal.
Duktus nasofrontalis bilateral tampak normal
Tulang zygomaticum beserta arcus zygomaticum bilateral tampak normal.
Tulang maksilaris dan dan dinding sinus maksilaris bilateral tampak normal.
Sutura zygomaticofrontal, zygomaticotemporal, zygomaticomaxillary dan zygomaticosphenoid
tampak normal.
Alignment zygomaticosphenoid pada dinding lateral orbita tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur yang melewati foramen infraorbita.
Dinding orbita serta bentuk dan posisi otot-otot rectus oculi tampak normal.
Apeks orbita tampak normal.
Bulbus okuli dan ruang retrobulber bilateral tampak normal.
Struktur pterygomaxillary junction tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur pada palatum.
Struktur dentoalveolaris maksila dan mandibula tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur pada mandibula.
Posisi caput mandibula pada fossa mandibula tampak normal.
Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, maksilaris, dan frontalis bilateral tampak normal.

Kesimpulan :
 Struktur maksilofasial dengan vertical buttresses (lateral maxillary, medial
maxillary, posterior maxillary, posterior vertical) dan transverse buttresses (upper
transverse maxillary, lower transverse maxillary, upper transverse mandibular, lower
transverse mandibular) tampak normal.
 Struktur naso-orbitoethmoid, zygomaticomaxillary, dan orbita tampak normal.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,
Os nasalis tampak normal.
Struktur fossa lakrimalis dan jarak antar fossa lakrimalis kanan dan kiri tampak normal. (Jika
terdapat fraktur pada struktur fossa lakrimalis tentukan apakah kominutif atau nonkominutif,
kemudian ukur jarak antar fossa lakrimalis kanan dan kiri)
Struktur sinus ethmoidalis dan dinding medial orbita bilateral tampak normal.
Duktus nasofrontalis bilateral tampak normal (Jika terdapat fraktur, terdapat risiko pembentukan
mucocele pada sinus frontalis).
Tulang zygomaticum beserta arcus zygomaticum bilateral tampak normal. (Jika terdapat fraktur
pada arcus zygomaticum tentukan apakah kominutif atau nonkominutif) Perhatikan juga arcus
zygomaticum bagian os temporal.
Tulang maksilaris dan dan dinding sinus maksilaris bilateral tampak normal.
Sutura zygomaticofrontal, zygomaticotemporal, zygomaticomaxillary dan zygomaticosphenoid
tampak normal. (Untuk menentukan ada tidaknya fraktur tripod atau quadripod)
Alignment zygomaticosphenoid pada dinding lateral orbita tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur yang melewati foramen infraorbita (Untuk menentukan keterlibatan
cranial nerve V3).
Dinding orbita serta bentuk dan posisi otot-otot rectus oculi tampak normal.
Apeks orbita tampak normal.
Bulbus okuli dan ruang retrobulber bilateral tampak normal.
Struktur pterygomaxillary junction tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur pada palatum.
Struktur dentoalveolaris maksila dan mandibula tampak normal.
Tidak tampak garis fraktur pada mandibula.
Posisi caput mandibula pada fossa mandibula tampak normal.
CT Soft Tissue Tumor
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan . . . potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan slice thickness . .
. mm dimulai dari . . . sampai . . . Dibuat rekonstruksi coronal dan sagital. Scanning tanpa dan
dengan memakai kontras media.

Tampak lesi isodens/hipodens/hiperdens (densitas lemak/cairan) (Densitas otot: 45±5HU,


densitas lemak: -65 sampai -100HU) homogen/inhomogen (septa/kistik) tanpa/dengan
kalsifikasi, batas tegas/tidak tegas, tepi reguler/ireguler , berukuran . . . x . . . x . . . di daerah . . .
yang mengobliterasi . . .
Post contrast scanning tampak memberikan penyangatan . . .
Tidak tampak destruksi tulang.
Struktur vaskuler di sekitarnya tampak normal.

Kesimpulan :
 Massa solid, kistik, dominan kistik, dominan solid, berdensitas lemak, di daerah . . .
yang mengobliterasi . . .
 Tidak tampak destruksi tulang.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,
CT Leher, Nasofaring, Orofaring, Hipofaring, Laring, Tiroid, Lip & oral cavity,
Salivary Gland, Esofagus

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan nasofaring (leher) potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan
slice thickness . . . mm dimulai dari ketinggian caput clavicula sampai di midorbita. Potongan
dibuat sejajar palatum durum. Dibuat bone window. Dibuat rekonstruksi coronal dan sagital.
Scanning dilakukan tanpa dan dengan memakai kontras media.

Jaringan lunak nasofaring, orofaring, dan hipofaring tampak normal.


Recessus pharyngeus dan torus tubarius tampak normal.
Tidak tampak penebalan jaringan lunak preoccipital (N<1,5cm).
Cavum nasi dan concha nasalis bilateral tampak normal.
Septum nasi masih di tengah.
Kolom udara dalam faring, laring, glottis, dan trakea tampak normal.
Palatum, pterygoid plate dan mandibula tampak normal.
Kelenjar parotis dan submandibula bilateral tampak normal.
Retropharyngeal space, parapharyngeal space bilateral, carotid space bilateral, fossa
infratemporalis bilateral dan masticator space bilateral dalam batas normal.
Struktur vaskuler (a.carotis comunis bilateral dan v.jugularis interna) tampak normal.
Kelenjar tiroid kanan dan kiri tidak membesar. Kontur parenkim tampak homogen
Laring dan os hyoid dalam batas normal.
Epiglotis dan valekula tampak normal.
Tidak tampak destruksi tulang basis kranii dan tidak tampak infiltrasi intracranial.
Tidak tampak destruksi os maksilofasial dan mandibula.
Tidak tampak pembesaran KGB.
Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, dan maksilaris bilateral yang terscanning dalam batas normal.
Bulbus oculi dan ruang retrobulber yang terscanning tampak normal.
Daerah sela tursika dan jukstasella serta daerah “cerebello-pontin angle” masih dalam batas
normal.
Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal.
Esofagus tampak normal.
Struktur vertebra cervicalis tampak normal.

Kesimpulan :
 CT scan nasofaring saat ini tidak menunjukkan adanya tanda-tanda massa / SOL serta
kelainan lainnya
 Tidak tampak pembesaran KGB.
 Tidak tampak destruksi tulang.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,
Jika tampak massa tentukan daerah massa (nasofaring, orofaring, hipofaring, laring (supraglottis,
glottis, atau subglottis), tiroid, lip&oral cavity, salivary gland, atau esophagus) untuk menentukan
TNM yang digunakan. Kemudian nilai struktur-struktur yang berhubungan dengan TNM di daerah
tersebut.

Jaringan lunak nasofaring, orofaring (otot ekstrinsik lidah: genioglossus, hyoglossus,


styloglossus, palatoglossus), dan hipofaring tampak normal. (otot-otot dan jaringan kutan serta
subkutan)
Recessus pharyngeus dan torus tubarius tampak normal.
Cavum nasi dan concha nasalis bilateral tampak normal.
Septum nasi masih di tengah.
Kolom udara dalam faring, laring, glottis, dan trakea tampak normal. (Laring: 19±4mm, glottis:
21±4mm, trakea: 17±3mm)
Palatum, pterygoid plate dan mandibula tampak normal.
Kelenjar parotis dan submandibula bilateral tampak normal.
Retropharyngeal space (retropharyngeal space: 1,7±0,7mm, retroglottic 6±1,1mm,
retrotracheal: 8,4±2,5mm), parapharyngeal space (Ruang segitiga mulai dari anterior
processus stiloideus, angulus mandibula dan dinding lateral faring. Terdapat deep lobe of
parotid gland, lemak, struktur vascular dan cabang nervus cranial V3) bilateral, carotid space
bilateral, fossa infratemporalis bilateral dan masticator space (otot pterygoid medialis, otot
pterygoid lateralis, otot masseter, otot temporalis, ramus mandibula,dan cabang nervus
cranial V3) bilateral dalam batas normal.
Struktur vaskuler (a.carotis comunis bilateral (6-10mm) dan v.jugularis interna) tampak normal.
Kelenjar tiroid kanan dan kiri tidak membesar. (panjang craniocaudal: 3,6-6cm, lebar lobus
kanan atau kiri: 1,5-2cm, dalam anteroposterior:1-2cm)Kontur parenkim tampak homogen
(kista, nodul, kalsifikasi)
Laring (kartilago tiroid, krikoid, epiglottis, aritenoid, corniculate, cuneiforme serta vocal
cord dan vestibulum) dan os hyoid dalam batas normal.
Epiglotis dan valekula tampak normal.
Tidak tampak destruksi tulang basis kranii dan tidak tampak infiltrasi intracranial.
Tidak tampak pembesaran KGB.
Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, dan maksilaris bilateral yang terscanning dalam batas normal.
Bulbus oculi dan ruang retrobulber yang terscanning tampak normal.
Daerah sela tursika dan jukstasella serta daerah “cerebello-pontin angle” masih dalam batas
normal.
Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal.
Struktur vertebra cervicalis tampak normal.
Esofagus tampak normal. (Tebal dinding 3mm)
CT Torak

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis :

Di lakukan MSCT scan torak potongan aksial dengan slice thickness . . . mm dan slice interval . . .
mm. Dilakukan rekonstruksi potongan koronal dan sagital dengan slice thickness . . . mm dan slice
interval . . . . Scanning tanpa dan dengan memakai kontras intravena.

Scanning window mediastinum.


 Trunkus brakiosefalika beserta cabangnya (arteri karotis komunis kanan dan arteri
subklavia kanan), arteri karotis komunis kiri, dan arteri subklavia kiri masih tampak
normal.
 Aorta ascenden, arcus aorta, dan aorta descenden serta arteri dan vena pulmonalis masih
tampak normal.
 Vena brakiosefalika kanan/kiri/bilateral masih tampak normal.
 Vena cava superior dan vena cava inferior masih tampak normal.
 Tidak tampak pelebaran pembuluh darah kolateral pada dinding torak dan abdomen, vena
azigos, maupun vena hemiazigos.
 Tidak tampak pembesaran jantung.
 Esofagus tampak normal.
 Trakhea masih di tengah
 Cabang utama bronki kanan dan kiri terbuka. (jika ada massa apakah jaraknya >/< 2cm dari
karina atau mengobliterasi karina)
 Bronki lobaris paru kanan dan kiri terbuka.
 Tidak tampak bayangan massa isodens/hipodens/hiperdens di mediastinum
 Tidak tampak bayangan hipodens dengan ring enhancement
 Diafragma dalam batas normal.
 Tidak tampak kelainan pada pleura.
 Tidak tampak kelainan pada jaringan lunak dan skeletal dinding torak maupun pada
vertebra torakalis yang terscanning.

Scanning window paru:


 Tidak tampak infiltrat pada kedua lapang paru
 Tidak tampak bayangan massa hipodens / hiperdens pada kedua lapang paru
 Tidak tampak nodul hipodens / hiperdens pada kedua lapang paru

Abdomen yang terscanning


 Tidak tampak metastasis pada hepar, adrenal, dan limpa.

Kesan:
 Tidak tampak massa mediastinum ataupun massa paru
 Tidak tampak pembesaran KGB
 Tidak tampak kardiomegali

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,
 M0: No distant metastasis
 M1: Distant metastasis
o M1a: Separate tumour nodule(s) in a contralateral lobe or tumour with pleural
nodules or malignant pleural or pericardial effusion.
o M1b Distant metastasis
CT Angiografi Ekstremitas Inferior

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis :

Dilakukan CTA ekstremitas inferior dari aorta abdominalis segmen inferior sampai arteri dorsalis
pedis. Scanning dengan memakai kontras I.V.Visipaque 320mgI/cc sebanyak 120cc. Scan delayed
menggunakan bolus tracking method dengan target di bifurkasio iliaka (delayed: 12 detik). Flow
rate 4cc/detik untuk 50cc pertama dan 3cc/detik untuk 70 cc berikutnya, dilanjutkan dengan saline
20cc dengan flow rate 2cc/detik

Scanning daerah :
 Aorta abdominalis : tidak tampak stenosis/dilatasi.
 Arteri iliaka komunis kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi.
 Arteri iliaka interna kanan dan kiri beserta cabang-cabang utamanya: tidak tampak
stenosis/dilatasi.
 Arteri iliaka eksterna kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri iliaka sirkumfleksi superfisial kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri iliaka sirkumfleksi profunda kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri epigastrika superfisial kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri pudenda eksterna superfisial kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri femoralis superfisial kanan dan kiri : tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri femoralis profunda: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri femoralis sirkumfleksi medial dan lateral kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri femoralis perforator kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri genikularis descending kanan dan kiri : tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri poplitea kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri genikularis superior medial dan lateral kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri genikularis inferior medial dan lateral kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri tibialis posterior kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri tibialis anterior kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri fibularis kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi
 Arteri dorsalis pedis kanan dan kiri: tidak tampak stenosis/dilatasi

Kesan :
 Arteri-arteri ekstremitas inferior kanan dan kiri tidak tampak kelainan.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam sejawat,
CT Spine

Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis :

Dilakukan MSCT scan spine mulai dari vertebra . . . sampai vertebra . . . Scanning tanpa
menggunakan media kontras.

Scanning menunjukkan:
 Curve dan alignment dalam batas normal.
 Besar, bentuk, dan struktur trabekula vertebra cervicalis dalam batas normal.
 Discus intervertebralis tidak menyempit dengan kontur konkavitas posterior yang normal.
 Tidak tampak vacuum phenomenon pada discus intervertebralis.
 Foramina intervertebralis tidak menyempit
 Tidak tampak penyempitan pada komponen tulang dari kanalis spinalis.
 Pedikel dalam batas normal.
 Sendi faset dalam batas normal.
 Sendi uncovertebral pada vertebra servikalis dalam batas normal (Cervicalis).
 Interspinous distance dalam batas normal.
 Tidak tampak osteofit dan garis fraktur.
 Medula spinalis terletak di tengah dengan diameter yang normal.
 Jaringan lunak paravertebra tidak tampak kelainan.
 Atlantodental interspace dalam batas normal (Cervicalis).
 Retropharyngeal, retrolaryngeal, dan retrotracheal space dalam batas normal (Cervicalis).
 Sendi costovertebral dan costotransversus dalam batas normal. (Torakalis)
 Konus medularis tampak pada posisi normal setinggi vertebra L1 (Lumbalis)

Kesan :
MSCT Scan spine saat ini
 Tidak menunjukkan adanya SOL intramedulla, intradural ekstramedulla, maupun ekstradural.
 Tidak tampak tanda-tanda spondilosis

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.


Salam sejawat,
CT Orbita
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan orbita potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan slice thickness
. . . mm dimulai dari atas orbital roof sampai di bawah orbital floor. Potongan dibuat sejajar
infraorbital meatal line. Dibuat bone window. Scanning tanpa dan dengan memakai kontras
media.

Bentuk dan ukuran bulbus oculi bilateral tampak normal dan simetris.
Posisi bulbus oculi bilateral tampak normal dan simetris.
Densitas corpus vitreus dan anterior chamber masih tampak normal.
Bentuk dan densitas lensa masih tampak normal.
Fissura orbitalis superior dan inferior tampak normal.
Bentuk, ukuran, dan posisi musculus recti oculi bilateral tampak normal.
Jaringan lunak dan tulang yang membentuk dinding orbita tampak normal.
Daerah retroorbita (intraconal, conal dan ekstraconal) tampak normal.
Nervus optikus tampak normal.
Daerah intrakranial dan sinus paranasal yang terscanning tampak normal.
Vena opthalmika tidak melebar (jika menggunakan media kontras).

Kesimpulan :
 CT Scan orbita saat ini tidak menunjukkan adanya kelainan.
 Tidak tampak fraktur calvaria.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.

Salam Sejawat,

Posterior chamber sulit dinilai (terlalu kecil)


5 hal yang perlu diperhatikan pada CT Orbita pada trauma:
The anterior chamber is shallow  rupture.
Density in the anterior chamber is higher  hyphema.
Density of the lens is lower  a traumatic cataract.
High density in the vitreous body  hemorrhage.
The globe is flat on the posterior side  vitreous rupture.

Choroidal detachment melintasi ora serrata (pk 02.00 dan pk.10.00) dan melintasi optic nerve
sementara retinal detachment tidak.
CT Sinus Paranasal
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT/CT scan sinus paranasal potongan koronal dengan slice interval . . . mm dan
slice thickness . . . mm dimulai dari mid sella sampai sinus frontalis. Potongan dibuat tegak lurus
dengan orbitomeatal line. Dibuat soft tissue dan bone window. Scanning tanpa memakai kontras
media.

Sinus frontalis bilateral tampak normal dengan dinding yang tidak menebal.
Sinus ethmoidalis bilateral tampak normal dengan dinding yang tidak menebal.
Sinus sphenoidalis bilateral tampak normal dengan dinding yang tidak menebal.
Sinus maksilaris bilateral tampak normal dengan dinding yang tidak menebal.
Tidak tampak bayangan akar gigi yang menembus sinus maksilaris bilateral.
Tidak tampak deviasi septum nasalis.
Concha nasalis superior, media, dan inferior bilateral tampak normal.
Cavum nasi, faring dan struktur parafaring yang terscanning tampak normal.
Tidak tampak kelainan pada struktur tulang di daerah sinus paranasal.

Kesimpulan :
 CT Scan sinus paranasal saat ini tidak menunjukkan adanya kelainan.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.


CT Temporal Bone
Nomor : Tanggal :
Nama : Poli/Ruangan :
Umur : Pemeriksaan :

Klinis:

Dilakukan MSCT scan temporal bone potongan aksial dengan slice interval . . . mm dan slice
thickness . . . mm dimulai dari bawah processus mastoideus sampai di atas petrous ridge. Dibuat
rekonstruksi koronal. Potongan dibuat sejajar dengan infraorbitomeatal line. Dibuat bone window.
Scanning tanpa memakai kontras media.

Pars petrosus os temporal bilateral tampak normal dan simetris.


Kanalis akustikus internal bilateral tampak normal dengan diameter kanan . . . dan kiri . . .
Kontur kanalis akustikus internal bilateral tampak normal (Tidak tampak dilatasi bulbous di daerah
distal kanalis akustikus internal)
Cochlea dan kanalis semisirkularis bilateral tampak normal.
Round window tampak normal.
N.facialis pada kanalis di segmen labirin, timpani dan mastoid tampak normal
Diameter endolymphatic duct/vestibular aqueduct tampak normal (Lebih kecil dari diameter
kanalis semisirkularis posterior)
Mastoid air cell bilateral tampak normal.
Cavum timpani bilateral dan struktur scutum tampak normal.
Auditory ossicle bilateral tampak normal.
Kanalis akustikus eksternal bilateral tampak normal.
Aurikula bilateral tampak normal.
Tidak tampak kelainan di daerah batang otak yang terscanning.
Struktur dan perjalanan a.karotis interna, v.jugular dan sinus sigmoid bilateral yang terscanning
tampak normal.

Kesimpulan :
 CT Scan temporal bone saat ini tidak menunjukkan adanya kelainan.
Pada pemasangan implant
 Struktur cochlea tampak normal.
 Tidak tampak tanda-tanda otomastoiditis.
 Tidak tampak tanda-tanda mastoid sclerosis.
 Tidak tampak ossifikasi labirin maupun tanda-tanda retrofenestral otosclerosis (lesi
osteopenia di sekitar cochlea).
 Tidak tampak tanda-tanda facial nerve dehiscence.
 Tidak tampak pelebaran duktus endolymphatic duct/vestibular aqueduct
 Tidak tampak tanda-tanda high-jugular bulb (lebih tinggi dari kanalis semisirkularis
posterior) atau abberant carotid artery.
Jika terdapat otitis media atau mastoiditis
 Otitis media (perselubungan pada cavum timpani)
 Mastoiditis (perselubungan mastoid air cell)
 Tidak tampak adanya cholesteatoma (perhatikan daerah erosi pada scutum, auditory
ossicle, dan kanalis semisirkularis lateralis serta tegmen timpani)
 Tidak tampak tanda-tanda otomastoiditis
Jika terdapat fraktur os temporal
 Fraktur longitudinal/transversal os temporal dengan/tanpa keterlibatan struktur
cochlea, kanalis semisirkularis, kanalis n. facialis, auditory ossicle, struktur vaskular
disertai hematotimpanum/hematomastoid.

Terima kasih atas kepercayaan teman sejawat.


Perjalanan n.facialis
1. Segmen intrakranial (sisternal)
2. Segmen meatal (internal auditory canal)
3. Segmen labirin
4. Segmen timpani
5. Segmen mastoid
6. Segmen ekstratemporal (setelah keluar dari foramen stilomastoid)

Penghitungan dosis radiasi

DLP x 0,014 = EDP (effective dose patient)


EDP <20mSv (untuk pekerja radiasi)
Orang awam < 1mSv
Normal environment 2-3 mSV/year

Chest x ray: 0,1 mSv


Whole body CT: 10mSv
100rad = 1Gy
100rem = 1Sv
Chest x ray : 8 mrem = 0,08mSv
CT head and body : 1100mrem = 11mSv

Anda mungkin juga menyukai