0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan3 halaman
Analisis SAM regional atau IRSAM dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sosial-ekonomi antar provinsi atau wilayah. IRSAM pertama untuk Malaysia membagi negeri itu menjadi Barat dan Timur, sedangkan studi pertama IRSAM di Indonesia membagi negara itu menjadi Jawa, Luar Jawa, dan tujuh wilayah mikro lainnya. Model CGE regional pertama Indonesia dikembangkan berdasarkan SAM antar-regional untuk menganalisis struktur dan keterg
Analisis SAM regional atau IRSAM dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sosial-ekonomi antar provinsi atau wilayah. IRSAM pertama untuk Malaysia membagi negeri itu menjadi Barat dan Timur, sedangkan studi pertama IRSAM di Indonesia membagi negara itu menjadi Jawa, Luar Jawa, dan tujuh wilayah mikro lainnya. Model CGE regional pertama Indonesia dikembangkan berdasarkan SAM antar-regional untuk menganalisis struktur dan keterg
Analisis SAM regional atau IRSAM dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sosial-ekonomi antar provinsi atau wilayah. IRSAM pertama untuk Malaysia membagi negeri itu menjadi Barat dan Timur, sedangkan studi pertama IRSAM di Indonesia membagi negara itu menjadi Jawa, Luar Jawa, dan tujuh wilayah mikro lainnya. Model CGE regional pertama Indonesia dikembangkan berdasarkan SAM antar-regional untuk menganalisis struktur dan keterg
Analisis SAM regional dapat juga digunakan untuk menganalisis keterkaitan
sosial-ekonomi antar propinsi atau antar wilayah (dua wilayah atau lebih). Analisis ini dikenal dengan analisis SAM Interregional (IRSAM). Analisis IRSAM untuk Malaysia sudah dilakukan tahun 1970 (Pyatt dan Round, 1985), dengan membagi wilayah Malaysia menjadi dua wilayah, yaitu: Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Studi IRSAM di Indonesia dilakukan oleh Hidayat (1991). Hidayat membagi wilayah Indonesia menjadi dua wilayah makro (Jawa dan Luar Jawa) dan tujuh wilayah mikro, masing-masing tiga wilayah mikro di Jawa, dan empat wilayah mikro untuk luar Jawa. Studi ini digunakan untuk menguji struktur dan keterkaitan (interdependence) antar kedua wilayah makro dan menunjukkan implikasinya pada perekonomian secara menyeluruh, termasuk di dalamnya: distribusi pendapatan, peningkatan produksi dan kinerja ekspor dari sektor-sektor yang berlainan antara wilayah pinggir dengan wilayah pusat. Model CGE regional pertama (IRCGE) Indonesia dikembangkan oleh Wuryanto (Resosudarmo et al, 1999.). Merupakan model CGE statis, berdasarkan SAM antar-regional Indonesia (IRSAM), dengan menggunakan software GAMS. Disini Menggunakan model Interregional Accounting Matrix (IRSAM) Misalnya Untuk membagi wilayah studi menjadi Kawasan Barat Indonesia (meliputi Jawa dan Sumatera) dan Kawasan Timur Indonesia. Achjar et el (2003) menggunakan model IRSAM dengan wilayah studi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya di Luar Jawa. Sedangkan Alim (2006) menggunakan model IRSAM dengan wilayah studi Jawa dan Sumatera. Secara umum, hasil studi empirik sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan bahwa melebarnya kesenjangan ekonomi antar daerah antara lain bersumber dari hal-hal sebagai berikut: 1. Lebih dari 80% industri manufaktur yang didirikan di Indonesia berlokasi di Jawa, sekitar 12 - 13% di Sumatera, dan sisanya yang kurang dari 10% (antara 7–8%) berada di wilayah lainnya. Kontribusi nilai tambahnya kurang lebih sama dengan persentase sebaran industri tersebut; 2. Daerah-daerah Luar Jawa pada umumnya mengekspor produk-produk primer ke Jawa dan mengimpor produk-produk sekunder dari Jawa, dimana nilai impor daerah Luar Jawa jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Hal yang demikian, membuat neraca perdagangan daerah-daerah Luar Jawa mengalami defisit terhadap neraca perdagangan Jawa. Ketimpangan neraca perdagangan ini menjadi semakin parah manakala harga relatif produkproduk primer semakin rendah terhadap produk-produk sekunder. 3. Kegiatan produksi sektor-sektor ekonomi di Luar Jawa sangat bergantung pada input yang berasal dari Jawa, sedangkan sebaliknya tidak. Hal ini mengakibatkan efek multiplier yang diterima perekonomian Jawa atas kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa sangat besar, sedangkan sebaliknya tidak. Dengan kata lain spillover effect yang ditimbuhkan oleh kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa terhadap perekonomian Jawa jauh lebih besar daripada sebaliknya. Model-model analisa wilayah untuk kedua konsep wilayah berbeda satu sama lain. Tetapi pada prinsipnya dikenal dua macam analisa wilayah sebagai berikut : a. Analisa inter regional, yang membahas perencanaan antar wilayah- wilayah dan b. Analisa intra regional, yang membahas perencanaan di dalam wilayah, tetapi lebih tinggi tingkatannya dari pemerintahan lokal. Model-model perencanaan yang telah ada (konvensional) seperti : Survey Analisa Rencana Dikenal pula pengembangan model di atas, antara lain : a. Model Prediktip b. Model Perencanaan