Dasar Hukum Sekber Kartamantul Dan 6 Sektor
Dasar Hukum Sekber Kartamantul Dan 6 Sektor
SEKBER KARTAMANTUL
Dasar Hukum :
• Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta Nomor
04/Perj/RT/2001, 38/Kep.KPH/2001, dan 03 TAHUN 2001 tentang Pembentukan Sekretariat
Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten
Sleman, dan Kota Yogyakarta.
• Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta Nomor 152a TAHUN
2004, 02/SKB.KDH/A/2004, dan 01TAHUN 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama
Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta Nomor 04/Perj/RT/2001,
38/Kep.KPH/2001, dan 03 TAHUN 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan
Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota
Yogyakarta.
Subtansi Kerjasama :
Pembentukan Sekretariat Bersama sebagai forum yang membantu menyelaraskan dan menyerasikan
pengelolaan prasarana dan sarana perkotaan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang merupakan
kesatuan fungsi yang meliputi wilayah Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan sebagian
Kabupaten Bantul). Tugas Sekber Kartamantul melakukan fasilitasi, koordinasi, dan mediasi (FKM).
Kerjasama Sekber Kartamantul meliputi 6 sektor yakni : persampahan, limbah, jalan, drainase,
transportasi, dan air bersih.
Permasalahan : Kelembagaan Sekber Kartamantul masih belum jelas, sehingga sedikit menyulitkan
dalam penentuan kebijakan-kebijakan internal. Perlu kajian lebih lanjut.
1. SEKTOR PERSAMPAHAN
Dasar Hukum :
• Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, pemerintah
Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor
1/PERJ/Gub/II/2015, 11.2/PK/Bt/2015, 07/PK-KDH/A/2015, 31/Perj.YK/2015 tentang
Kontribusi Pembiayaan Operasional dan Pemeliharaan Tempat Pemrosesan Akhir Dan/Atau
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Piyungan Kabupaten Bantul.
Subtansi Kerjasama :
Mengatur pembiayaan operasional dan pemeliharaan TPA dan/atau TPST Piyungan secara terpadu
terutama pada masa transisi (2015).
Obyek kerjasamanya kontribusi pembiayaaan operasional dan pemeliharaan TPA dan / atau TPST
Piyungan meliputi biaya operasional dan pemeliharaan, biaya kompensasi lingkungan, dan biaya tim
teknis.
Permasalahan : pada masa transisi direncanakan banyak program dan kegiatan rutin maupun baru
dalam rangka peningkatan pelayanan sehingga diperlukan banyak koordinasi. Perlu dipikirkan
rencana pengelolaan setelah masa transisi.
Subtansi Kerjasama :
mewujudkan optimalisasi pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana air limbah terpusat
untuk memenuhi standar pelayanan yang berlaku.
Kerjasama meliputi pengelolaan, pengembangan dan pembiayaan sarana dan prasarana air limbah
sistem terpusat yakni IPAL terpusat dan jaringannya. Pembiayaan meliputi biaya operasional dan
pemeliharaan IPAL terpusat dan jaringan, biaya pemantauan dan pengendalian, biaya kompensasi
lingkungan, dan biaya tim teknis. Pembiayaan yang disharingkan merupakan pemeliharaan dan
operasional dengan proporsi 70% DIY, 30% kabupaten/kota yang didasarkan pada jumlah SR.
Permasalahan : kerjasama baru bisa dilaksanakan tahun 2016. Perlu pemilihan lebih lanjut terkait
item pembiayaan yang disepakati untuk disharingkan.
3. SEKTOR JALAN
Dasar Hukum :
• Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan
Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 18/PK/Bt/2014, 62.1/PK.KDH/A/2014, 51/Perj.YK/2014
tentang Pengelolaan Prasarana dan Sarana Jalan di Wilayah Perbatasan.
Subtansi Kerjasama :
Sinkronisasi pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah perbatasan kabupaten Bantul,
Sleman dan Kota Yogyakarta. Kerjasama meliputi penyusunan rencana dan program, pengelolaan
prasarana dan sarana jalan dan pengawasan.
Ada 36 pasang ruas jalan yang diperbatasan 3 kabupaten/kota yang kerjasamakan. Kegiatannya
meliputi pembangunan, peningkatan, dan rehabilitasi/pemeliharaan jalan.
Permasalahan : Belum semua jalan yang dikerjasamakan telah dilakukan penanganan, jangkauan
pengawasan jalan yang dikerjasamakan dirasa masih kurang dan belum rutin dilakukan.
4. SEKTOR DRAINASE
Dasar Hukum :
• Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan
Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 19/PK/Bt/2014, 62.2/PK.KDH/A/2014, 51/Perj.YK/2014
tentang Pengelolaan Prasarana dan Sarana Drainase di Wilayah Perkotaan Yogyakarta.
Subtansi Kerjasama :
Ada 9 kawasan sistem drainase di wilayah perkotaan Yogyakarta yang dikerjasamakan. Penentuan 9
kawasan didasarkan kerawanan terhadap genangan, arah aliran, inlet dan outlet drainase.
Kegiatannya meliputi penyusunan rencana, pengelolaan dan pengawasan. Pengelolaan meliputi
identifikasi dan penanganan masalah, pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan drainase, serta
pembangunan sumur resapan.
Permasalahan : Belum semua saluran drainase yang dikerjasamakan telah dilakukan penanganan,
beberapa tempat yang jauh dari perkotaan kurang terpantau.
5. SEKTOR TRANSPORTASI
Dasar Hukum :
• Perjanjian Kerjasama Antar Pemerintah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota
Yogyakarta Nomor 10/Perj/Bt/2001, Nomor 08/PK.KDH/2001, dan Nomor 05/PK/2001
tentang Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sistem Transportasi.
Subtansi Kerjasama :
Pengelolaan prasarana dan sarana sistem transportasi di wilayah perkotaan Yongyakarta meliputi 5
Kecamatan di Kabupaten Sleman, 9 Kecamatan di Kota Yogyakarta dan 4 Kecamatan di Kabupaten
Bantul
Permasalahan : Perkembangan perkotaan Yogyakarta yang sangat pesat sehingga mulai banyak
muncul permasalahan transportasi.
Subtansi Kerjasama :
Permasalahan : Perlu arahan kejelasan tindalanjut yang seharusnya dilakukan kab/kota terkait
pembangunan SPAM Regional .