Anda di halaman 1dari 1

“Ceritane Wayang Ramayana, ing negara Alengkadiraja, Ratu kutha Rahwana Raja, gawe geger

nyolong Dewi Sinta” Soundtrack lagu Ramayana memenuhi ruangan, sendratari ramai tepukan
tangan penonton, beberapa penari memenuhi pangung termasuk pemeran rama dan sinta dari
pentas drama yang baru saja usai, tarian bersama sebagai penutup

“Mas... apa kamu akan mencintaiku seperti Rama mencintai Sinta?” Una menatap lelaki yang duduk
di sebelahnya, mereka berdua berjalan menuju pintu keluar.

“mana mungkin aku mencintaimu seperti Rama” Aji santai menjawab, disebelahnya Una melotot
melepaskan pegangan tangannya dari lengan Aji.”kok dilepas si?ada yang salah ya sayang?” Aji pura-
pura bodoh bertanya, menahan tawa. “Kamu nggakk bisa ya? Jawab serius? Aku kan pingin
diroomantisin...” Una massih saja menatap suami barunya itu. “ahh sudahlah... ayo pulang saja”
tanpa merasa perlu meinta persetujuan, Aji merangkul Una begitu saja, dia terkekeh lalu mencium
kening istrinya, Una yang sebelumnya hendak berontak menolak, terkaget lalu menepuk bahu
suaminya, “dasar gombal!” lalu ikut merangkul suaminya.

Sekitar tiga ratus meter jarak dari ruangan pentas ke pintu keluar, lumayan jauh, sendratari itu masih
dipenuhi para penonton yang kini sudah berebut berfoto dengan para wayang, orang orag tampak
sengg. Una dan Aji tinggal beberapa langkah lagi mencapai ambang pintu keluar, tapi Una menoleh
ke panggung utama dari kejauhan, membuat Aji yang yang jalan bersamanya ikut menoleh, “kenapa
sayang?” Aji bertanya heran “Mas aku pingin foto sama mereka boleh?” Una berkata lirih, tatapan
matanya tetap tidak berpaling dari panggun pementasan, “ya bolehlah Unaku sayang...” Aji
langsung menggandeng tanagan istrinya.

Anda mungkin juga menyukai