Anda di halaman 1dari 3

Sistem Hidrolik Crane – (bagian 1)

Posted on Februari 1, 2012by ayahmuthia


Crane bekerja berdasarkan hukum Pascal dimana crane dapat
mengangkat beban yang berat dengan menggunakan penggerak (actuator)
yang kecil dengan media Oli hidrolik yang bertekanan tinggi.
Untuk mengangkat dan menurunkan boom, menggulung wire rope,
berputar (swing) crane menggunakan sistem jalur hidrolik (hydraulic circuit)
yang terdiri dari : Pompa Hidrolik yang membangkitkan pressure oli hidrolik
yang tinggi, actuator/penggerak yang berupa hydraulic cylinder & motor, dan
directional control valve sebagai pengontrol gerakan actuator).

Jadi ringkasnya bagian utama pada sistem Hidrolik Crane ada 4 :


1. Oil Tank
2. Hydraulic Pump
3. Directional Control Valve
4. Actuator
Prinsip kerja system Hidrolik Crane adalah sebagai berikut :

Pompa menghisap oli hidrolik yang tersimpan di dalam oil Tank dan
mendorongnya menuju actuator (penggerak). Directional control valve
berfungsi untuk mengubah arah aliran oli hidrolik yang menuju actuator
sehingga actuator dapat bergerak bolak-balik (maju-mundur pada cylinder
boom, berputar searah-berlawanan arah jarum jam bila actuatornya berupa
motor pada system winch atau swivel/swing). Bila directional control valve
pada posisi netral ( handle di posisi tengah) maka oli akan dibuang ke oil tank
kembali dan tidak keactuator.

Crane merupakan alat pengangkut yang biasa digunakan dalam proyek konstruksi. Crane
bekerja dengan mengangkat material yang akan dipindah secara horizontal lalu menurunkan
material ke tempat yang diinginkan. Berikut ini beberapa tipe crane yang umum digunakan:

1. Crane Beroda Crawler


Tipe ini memiliki bagian atas yang dapat bergerak 360 derajat
dengan roda crawler. Crane tipe ini bisa bergerak di dalam
lokasi proyek ketika melakukan pekerjaannya. Ketika crane
akan dipakai untuk proyek lain maka crane bisa diangkat
dengan memakai lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan
dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk
mempermudah pelaksanaan pengangkutan.

Sistem penerusan tenaga


Pemindahan daya mesin dengan mesin diesel ke drum penggulung, atau untuk
melakukan kerja slewing-travelling dimainkan dengan penting oleh : kopling fluida, transmisi
rantai, transmisi roda gigi dan clutch pengereman, sehingga dapatlah diketahui betapa
pentingnya mengetahui fungsi dari peralatan tersebut diatas dan mengetahui bagaimana cara
kerjanya. Kopling fluida dipasang pada poros output mesin.
Transmisi roda gigi berfungsi sebagai meneruskan putaran maupun sebaliknya pembalik arah
putaran untuk operasi tertentu.
Transmisi roda gigi dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sistem transmisi utama

Yaitu roda gigi yang selalu bekerja atau roda gigi penggerak utama bagi setiap gerakan kerja
dari crane. Roda gigi tersebut dihubungkan dengan satu buah rantai roll empat lapis (strand)
sebagai penerus tenaga dari mesin utama. System transmisi utama ini bekerja secara terus-
menerus, meskipun crane belum melakukan operasi pengangkatan beban.
Sistem transmisi tambahan Yaitu roda gigi yang bekerja apabila clutch pengereman
juga bekerja, clutch-clucth tersebut dipasang pada poros-poros yang selalu berputar
dan dihubungkan menggunakan pasak. Drum clutch akan bekerja apabila sepatu
genggam pada clutch menekan ke dinding dalam drum (dengan cara ekspansi).
System pengaturannya adalah dengan cara otomatis, dengan pengaturan secara
pneumatic

Anda mungkin juga menyukai