Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOFISIKA

“Biolistrik dalam Tubuh Manusia”

Disusun oleh:
Nama : Lili Yunita Sari
Nim : 1507045010

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata
kuliah BIOFISIKA.
Pada makalah ini saya akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang
saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya
juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang
dalam mata kuliah Biofisika.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau
kekurangan saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah
ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Samarinda, 08 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1 Kelistrikan…………………………....................................................................... 3
2.2 Biolistrik……………………………...................................................................... 5
2.3 Hukum Dalam Biolistrik.......................................................................................... 5
2.4 Alat Mengukur Isyarat Listrik Tubuh……………………...................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa
digunakan tetapi biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani
kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok,
batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu elektron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek
dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia,
serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang
ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup
dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik
yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf,
otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit
banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-
menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya
bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi
tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal
eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi
disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-
fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan.
Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal
listrik dalam tubuh yaitu mengenai sinyal listrik jantung atau elektrokardiogram (EKG)
dan sinyal listrik otot atau elektromiogram (EOG).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sinyal listrik pada tubuh.
3. Untuk menjelaskan efek kejutan listrik pada tubuh.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2. Dapat mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.
3. Dapat menjelaskan efek kejutan listrik pada tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik, dimana
kata listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amper yaitu electron. Listrik adalah aliran
elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Semua atom memiliki
partikel yang disebut elektron terletak pada orbitnya mengelilingi proton.
Atom yang paling sederhana adalah atom Hydrogen (Atom air), yaitu hanya
mempunyai satu elektron yang mengelilingi satu proton. Listrik juga dikatakan sebagai
kondisi partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan
penarikan dan penolakan gaya diantaranya. Listrik adalah sumber energi yang
disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari
saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik
membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme.
Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas,
seperti petir, medan listrik ,dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam
aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik (Cameron, 1978).
Terapi medan listrik tegangan tinggi yang berfungsi untuk merawat sakit
kepala, sakit otot, insomnia, konstipasi kronis, lumbago, darah tinggi, strok, gout, batu
karang, asma, lemah syahwat, senggugut, haid tidak teratur, penuaan, lemah-lemah
sendi dan lain-lain. Terapi medan listrik statik lemah yang berfungsi untuk
menggantikan akupuntur sebagai metode non invasif untuk mencegah atau merawat
tekanan darah tinggi, sindrom menopause, sakit gerakan, sakit kepala, sakit gigi, sakit
punggung, dismenorrhea dan masalah klinis lainnya (Purwanto, 2007).
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua
aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang
timbul di dalam tubuh manusia serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan
tubuh manusia. Pengetahuan tentang gelombang arus listrik ini penting, karena dalam
banyak hal berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf
motorik atau saraf sensorik. Kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh manusia
adalah ditimbulkan oleh sel saraf. Dalam dunia kesehatan arus listrik dimanfaatkan
untuk terapi. Terapi Listrik adalah jenis Pengobatan Alternatif yang mengunakan
media listrik melalui sentuhan jari penterapis. Bermanfaat untuk melenturkan urat
syaraf, melancarkan peredaran darah, melunturkan lemak dalam darah (kolestrol),
meningkatkan vitalitas tubuh, membakar kadar gula, dan lain-lain. Inti terapi listrik
adalah melancarkan peredaran darah, mengaktifkan ion-ion dalam tubuh, dan
memperbaiki kulitas darah. Satu kali sesi pengobatan hanya berlangsung 30
menit. Selama itu pentrapis akan mengalirkan listrik di sekujur tubuh pasien, melalui
simpul-simpul syaraf di tangan, kaki, kepala, punggung, atau leher (Purwanto, 2007).
Dengan beberapa fungsi tersebut, maka berbagai manfaat akan diperoleh,
seperti meningkatkan metabolisme, suplai darah meningkat, meningkatkan relaksasi,
menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan aktivitas kelenjar keringat. Selain itu
alat ini juga mempunyai efek terapeutik/pengobatan, di antaranya anti peradangan,
meningkatkan lekosit dan antibodi pada daerah tubuh yang terkena infeksi,
menghilangkan rasa sakit, dan meningkatkan absorpsi tulang serta aliran darah
(Ruslan, 2010).
Cara kerja terapi ini bagi tubuh manusia adalah dengan menyeimbangkan ion-
ion yang ada di tubuh manusia. Energi yang dihasilkan oleh tubuh kita akan menjadi
seimbang bila terdiri dari 80% ion-ion negatif dan 20% ion-ion positif. Gaya hidup
yang tidak sehat dan tingkat stress yang tinggi mempermudah datangnya ion-ion positif
dalam tubuh kita. Ion-ion positif ini bila tidak dikurangi jumlahnya tentunya akan
merusak keseimbangan dan berujung pada menurunnya kondisi kesehatan kita. Tubuh
kita akan lebih cepat memproduksi ion negatif bila diberi stimulus. Jadi, cara kerja
terapi listrik adalah mempengaruhi tubuh kita supaya dapat lebih cepat memproduksi
ion-ion negatif yang dapat melawan pengaruh buruk dari ion positif. Ion negatif yang
cukup akan mengaktifkan sel tubuh, meningkatkan metabolisme, mengaktifkan kerja
enzim-enzim pada tubuh dan juga bermanfaat dalam proses detoksifikasi zat-zat tidak
berguna dalam tubuh (Ruslan, 2010).

2.2 Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan
penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul
didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal,
daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak
oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal
harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita
atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari
ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi
yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan
fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan
tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.

2.3 Hukum Dalam Biolistrik


Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.
Hukum Ohm menyatakan bahwa “Perbedaan potensial antara ujung konduktor
berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan
tahanan dari konduktor”. Rumusnya yaitu :
R ꞊ V/I (2.1)
Dimana R: hambatan (Ω)
I: kuat arus (Ampere)
V: tegangan (Volt)
dan Hukum joule menyatakan bahwa “Arus listrik yang melewati konduktor dengan
beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu
Q =V.I.t (2.2)
dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule)
V : tegangan (Volt)
I : arus (A)
t : waktu lamanya arus mengalir (Second).
Medan listrik merupakan ruangan disekitar benda bermuatan listrik yang
mengalami gaya tarik atau tolak. Jika suatu benda yang bermuatan listrik diletakan di
suatu ruangan, maka ruangan tersebut terdapat medan listrik. Jika benda lain yang
bermuatan listrik di ruangan tersebut maka kedua benda akan mengalami gaya. Kuat
medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan sebagai besar gaya
coloumb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan uji.
Sifat - sifat muatan listrik adalah :
a. muatan listrik digolongkan menjadi 2 jenis, muatan positif dan muatan negatif.
b. Muatan listrik sejenis tolak - menolak, muatan listrik tak sejenis tarik menarik.
Potensial listrik adalah perubahan energi potensial persatuan muatan ketika
sebuah muatan diuji dipindahkan diantara dua titik. Untuk mengatur potensial listrik
digunakan alat ukur volt meter. Volmeter harus dipasang paraler dengan sumber listrik
atau peralatan listrik yang akan diukur beda potensial atau tegangannya.
V = Kq . R
V = Potensial listrik = Joule / coloumb
K = Tetapan = 9 x 109 Nm2 / C2
q = muatan listrik = C
r = jarak anatara dua muatan = m
Daya listrik adalah daya sebagai kecepatan melakukan usaha atau persatuan
waktu :
Daya = usaha P = W
P = watt
W = usaha (j )
t = waktu (s)

2.4 Alat Mengukur Isyarat Listrik Tubuh


Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang
dipengaruhi oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium
kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami. SA
node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat
ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung
terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sehingga terjadilah
repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV)
node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka
kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot
ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi. Pengukuran isyarat
listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang
fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan untuk
mengukur isyarat listrik tubuh adalah:
1. Electromiograf (EMG)
2. Electroneurograf (ENG)
3. Electroretionograf (ERG)
4. Electrookulogram (EOG)
5. Electrogastrograf (EGG)
6. Electroensefalograf (EEG)
7. Electrokardiograf (EKG)
EMG (Elektromiogram) merupakan metode pencatatan potensial otot biolistrik
selama pergerakan otot. Digunakan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
kelistrikan otot. Gerakan otot berkaitan dengan satu potensial aksi yang merambat
sepanjang akson dan diteruskan ke serat otot melalui motor end plate. EMG bisa
digunakan untuk mengukur sel otot tunggal maupun pada beberapa serat
otot. Elektrode permukaan diletakkan pada permukaan kulit untuk mengukur isyarat
listrik dari sejumlah unit motoris. Electrode jarum konsentris dimasukkan ke dalam
kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal.

Gambar 2.1 Sistem Kerja Listrik pada Otot


ENG (Elektroneurogram) Pembuatan ENG untuk mengetahui keadaan
lengkungan reflex, mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris, untuk
menentukan penderita miastenia gravis. Kecepatan normal konduksi saraf motoris
berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10 m/detik merupakan pertanda kelainan
saraf.
ERG (Elektroretinogram) Merupakan pencatatan bentuk kompleks potensial
biolistrik yang ada pada retina mata yang dikerjakan melalui rangsangan cahaya pada
retina. Isyarat ERG sangat kompleks, karena merupakan sumasi efek yang terjadi di
dalam mata. Bila gelombang B tidak tampak pada ERG, berarti retina penderita
mengalami retinitis pigmentosa.
EOG (Elektrookulogram) merupakan pengukuran berbagai potensial pada
kornea-retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
EGG ( Elektrogastrogram) yang berkaitan dengan gerakan peristaltik traktus
gastrointestinalis.
EEG ( Elektroensefalogram) merupakan pencatatan potensial aksi listrik otak
merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf di dalam otak. Amplitudo dari isyarat
EEG merupakan gelombang denyut demi denyut (peak to peak) dengan jarak antara 10
mV-100mV pada frekuensi di bawah 1 Hz sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG
bertujuan untuk menggantikan fungsi EKG sebagai alat monitor saat operasi,
mendiagnosis epilepsy dan klasifikasi epilepsy, menunjukkan tumor otak (aktivitas
listrik pada daerah tumor otak akan menurun). Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz, pada
penderita berjaga memiliki frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4 grup frekuensi normal isyarat
listrik EEG, Delta (lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7 Hz), Alfa ( normal ; 8-
13 Hz), Beta (cepat ; > 13 Hz).
EKG (Elektrokardiograf) yaitu depolarisasi dan repolarisasi otot-otot jantung
menyebabkan arus mengalir ke dalam torso, menyebabkan potensial listrik pada kulit.
Rekaman potensi jantung pada permukaan kulit disebut elektrokardiogram (ECG). Alat
yang digunakan untuk merekam potensial listrik jantung disebut Elektrokrdiograf.

Gambar 2.2 Sistem Kerja Listrik pada Otot Jantung


Jantung dapat digambarkan sebagai 2 pompa. 1 pompa (sisi kanan) mengirim
darah ke paru-paru Anda menjadi beroksigen dan untuk menghilangkan produk-produk
limbah (CO2) dan pompa lainnya (kiri) mengirimkan darah ke seluruh sirkulasi
sistemik untuk mengoksidasi semua sel di dalam tubuh. Jantung berat antara 7 dan 15
ons (200-425 gram) dan sedikit lebih besar dari ukuran kepalan tangan, terletak antara
paru-paru Anda di tengah-tengah dada, di belakang dan sedikit ke kiri dari tulang dada
(sternum ).
Jantung memiliki 4 ruang. Dua ruang atas disebut atrium kiri dan kanan, dan
dua kamar bawah disebut ventrikel kiri dan kanan. The septum (dinding otot)
memisahkan atrium kiri dan kanan dan ventrikel kiri dan kanan. Ventrikel kiri dikenal
sebagai terbesar dan terkuat ruang dalam hatimu dengan cukup kuat untuk mendorong
darah melalui katup aorta dan masuk ke tubuh Anda.
Ruang jantung memiliki katup yang membantu dalam transportasi aliran darah
melalui jantung, ini adalah:
• Trikuspid katup yang mengatur aliran darah antara atrium kanan dan
ventrikel kanan.
• Katup paru-paru mengontrol aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri paru-
paru, yang terdeoksigenasi membawa darah ke paru-paru oksigen.
• Mitral, atau gigi seri katup memungkinkan oksigen darah dari paru-paru
Anda lulus dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
• Katup aorta membuka jalan bagi darah oksigen untuk lulus dari ventrikel kiri
ke aorta, tubuh Anda arteri terbesar, dari sini darah didistribusikan ke seluruh
tubuh Anda.
Sistem listrik dalam hati Anda mengontrol kecepatan detak jantung Anda. Hati
Anda memiliki tiga komponen utama pada sistem, ini terdiri dari:
1. S-Sebuah simpul (node sinoatrial)
2. A-V node (atrioventrikular node)
3. Sistem Purkinje
SA node, juga disebut "alat pacu jantung alami", dari hati Anda, karena ia
mengendalikan detak jantung Anda. SA node ini terbuat dari sel-sel khusus yang
terletak di atrium kanan jantung. Nodus SA menciptakan listrik yang membuat jantung
anda berdetak. Nodus SA biasanya menghasilkan sinyal listrik 60-100 per menit - ini
adalah detak jantung Anda.
AV node seikat sel antara atrium dan ventrikel. Sinyal listrik yang dihasilkan
oleh SA node adalah "tertangkap" dan ditahan selama milidetik sebelum dikirim ke
berkas HIS (HIS sistem Purkinje).
HIS sistem Purkinje dalam ventrikel jantung. Listrik bergerak melalui sistem
Purkinje-Nya untuk membuat kontrak ventrikel Anda. Listrik dari nodus AV hits
berkas HIS sebelum diarahkan ke kanan dan kiri bungkusan cabang dan akhirnya ke
serat Purkinje yang terletak di otot jantung. Ini merangsang ventrikel berkontraksi.
SA node, juga disebut "alat pacu jantung alami", dari hati Anda, karena ia
mengendalikan detak jantung Anda. SA node ini terbuat dari sel-sel khusus yang
terletak di atrium kanan jantung. Nodus SA menciptakan listrik yang membuat jantung
anda berdetak. Nodus SA biasanya menghasilkan sinyal listrik 60-100 per menit - ini
adalah detak jantung Anda.
Alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi magnetis.
Apabila suatu konduktor listrik digerakkan dalam medan magnet akan menghasilkan
suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan gerakan ( Hukum Faraday). Prinsip
yang sama pula dipergunakan disini yaitu apabila konduktor bukan suatu melainkan
pipa konduksi yang ditempati pada medan magnet dan dilewati zat cair.
Apabila darah melewati pipa konduksi tersebut, dengan rata-rata kecepatan V melewati
medan magnet B maka tegangan yang dihasilkan antara elektroda dinyatakan:
Keterangan :
V = Tegangan ( Volt)
B = Kuat Medan Magnet ( Gauss)
D = Diameter Pembuluh darah
V = Kecepatan ( m/sec)
Metode induksi (metode kabel) merupakan metode yang dapat menimbulkan
efek medan listrik dan medan magnet secara bersamaan. Bagian tubuh yang akan
dipanaskan atau diobati ditempatkan dalam atau dekat induktor. Metode ini dilakukan
dengan cara melilitkan kabel pada daerah yang akan diobati, misal daerah abdomen
(perut). Arus 30 MHz dalam kumparan menghasilkan medan magnet bolak-balik dalam
jaringan yang menghasilkan arus bolak balik di dalamnya. Energi yang hilang oleh arus
bolak balik muncul sebagai panas dalam jaringan.

Gambar 3.1 Bentuk metode induktansi pada diatermi gelombang pendek

Terapi listrik adalah jenis pengobatan alternatif yang menggunakan sebuah


alat diatermi gelombang pendek. Efek diatermi gelombang pendek adalah :
• Menghasilkan panas dan meningkatkan efek fisiologis sebagai akibat dari
peningkatan temperatur, yaitu :
1) Meningkatkan metabolisme, perubahan struktur kimia yang
disebabkan kenaikan temperature (Hk. Vant Hoff)
2) Suplai darah meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya metabolisme.
3) Efek pada saraf, mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas.
4) Dengan meningkatnya temperature mengurangi relaksasi otot dan
meningkatkan efisiensi usaha otot. Otot akan berkontraksi dan relaksasi
semakin meningkat.
5) Oleh karena pemanasan maka terjadi koagulasi, sehingga terjadi destruksi
jaringan.
6) Penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh daerah.
7) Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
• Mempnyai efek terapeutik (pengobatan)
1) Terhadap daerah peradangan, dimana akan terjadi pelebaran pembuluh darah
sehingga dapat meningkatkan oksigen dan pengangkutan makanan untuk sel
sel.
2) Efek terhadap infeksi bakteri, terjadi peningkatan konsentrasi sel darah putih
dan antibodi pada daerah infeksi.
3) Menghilangkan rasa sakit, panas menyebabkan saraf sensoris mengalami
sedaktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik, dimana
kata listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amper yaitu electron. Listrik adalah
aliran elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Semua atom
memiliki partikel yang disebut elektron terletak pada orbitnya mengelilingi
proton.
2. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan.
3. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electromiograf
(EMG), Electroneurograf (ENG), Electroretionograf (ERG), Electrookulogram
(EOG), Electrogastrograf (EGG), Electroensefalograf (EEG) dan
Electrokardiograf (EKG).
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee.


Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta:
hhhhhhNuha Medika.
Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

Anda mungkin juga menyukai