Anda di halaman 1dari 32

ANGGOTA

1. Muhammad Lutfi 4. Indry Nur Septanti


Nugraha (142154115) (142154099)

2. Mentari Anggraeni K 5. Fitri Mahardika


(142154103) (142154110)

3. Rosanti (142154087)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sampai saat ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berupa laporan
penelitian konservasi yang berjudul “Burung raja udang yang
terlupakan di Situ Gede Tasikmlaya” sebagai salah satu tugas
mata kuliah Biologi Konservasi pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Tasikmalaya.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari banyak
kendala yang dihadapi, namun kendala tersebut dapat teratasi
seiring dengan banyaknya dukungan dan bantuan yang diberikan
dari berbagai pihak yang telah membantu. Dengan terselesaikan
makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini,
yaitu kepada Ibu Dr. Purwati Kuswarini, M.Si., Ibu Liah Badriah,
S.Pd., M.Pd., Ibu Tri Y, M.Si dan Bapak Diki Muhammad
Chaidir, S.Pd. M,Pd., selaku tim dosen pembimbing matakuliah
Biologi Konservasi, serta rekan-rekan seperjungan yang telah
memberikan semangat dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan ke arah yang lebih baik. Semoga laporan

i
ii

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, umumnya bagi


semua pembaca.

Tasikmalaya , 01 Desember 2017


RINGKASAN

Situ gede merupakan salah satu tempat wisata di


Tasikmalaya. Kawasan Situ gede termasuk ke dalam daerah
dengan ketersediaan air yang melimpah. Dengan tersedianya air
yang cukup melimpah, hal ini dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar untuk menambah mata pencaharian mereka. Penduduk
sekitar memanfaatkan situ untuk mencari ikan, mendirikan
tempat usaha, mencari rumput untuk menggembala kerbau
mereka, dan lain sebagainya. Para penduduk memanfaatkan
sumberdaya alam yang disediakan di daerah Situ Gede.
Keadaan Situ yang melimpah akan air, hal tersebut
menjadi tempat berkembang satwa air tawar. Tidak hanya ikan-
ikan tetapi dapat ditemukan pula jenis udang. Karena terdapat
udang pada Situ, hal tersebut mengundang pemangsa udang
untuk mendatangi Situ. Salah satunya adalah burung raja udang.
Seperti namanya, burung ini adalah burung pemangsa udang.
Burung raja udang adalah burung yang sangat indah
dengan warna bulu yang berwatna biru. Burung ini memiki suara
yang khas, sehingga mudah mengenali burung ini. Namun, tidak
mudah untuk kita dapat menemukan burung raja udang. Tidak
hanya karena bentuk tubuhnya yang kecil, namun burung ini
memiliki waktu tertentu untuk keluar memangsa udang.
Selain terdapat burung raja udang di Situ gede, terdapat
beberapa satwa lain seperti kerbau. Keberadaan situ yang

iii
iv

berdekatan dengan pemukiman warga menyebabkan banyak


warga yang memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di
Situ Gede.
Vegetasi tumbuhan di Situ Gede cukup optimal. Keadaan
vegetasi di Situ Gede masih terjaga dengan baik. Kita bisa
menemukan sekitar 550 pohon yang terdapat di sekitar Situ Gede.
Terdiri dari 49 jenis pohon dalam 27 family.
Kawasan Situ Gede masih berpusat pada kawasan Wisata.
Selain kita dapat melihat keindahan alam di Situ Gede, kita juga
dapat melihat kebudayaan yang masih di jaga yaitu keberadaan
makam Eyang Prabudilaya yang menjadi legenda di Situ Gede.
Karena kawasan ini berorientasi pada wisata dan
pemberdayaan air, sehingga belum ada upaya konservasi baik
dari Pemerintahan daerah maupun dari warga sekitarnya terhadap
flora maupun fauna liar yang ada di kawasan situ tersebut,
beberapa jenis satwa liar yang ada seperti Burung Raja Udang di
biarkan hidup bebas tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut
terhadap satwa liar yang ada.
Pemerintah hanya menyediakan sarana prasarana untuk
mempertahankan Situ Gede sebagai tempat wisata. Begitu juga
dengan masyarakat sekitar, mereka belum memiliki kesadaran
dalam upaya konservasi satwa yang terdapat di Situ Gede.
Mereka memanfaatkan dan menjaga kelestarian sumber daya
alam yang terdapat di Situ Gede Tasikmalaya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................... i


RINGKASAN ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Tujuan ...................................................................... 4
BAB II HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lapangan ................................. 5
B. Kondisi Ekologi ....................................................... 7
C. Upaya Konservasi yang Dilakukan ....................... 16
D. Sosial Ekonomi Masyarakat .................................. 17
E. Dukungan dari Para Pihak .................................... 18
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan .............................................................. 20
B. Rekomendasi ............................................................ 20
BAB IV PENUTUP ............................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Negara Indonesia termasuk ke dalam daerah tropis
dimana didalamnya terdapat banyak kekayaan hayati, baik
hutan maupun keanekaragaman satwa, hal itu menjadikan
Indonesia negara yang unik dan patut untuk dijaga dan
dilestarikan. Satwa-satwa yang dilindungi dan tidak
dilindungi sekalipun banyak diantaranya merupakan spesies
burung, bahkan Indonesia merupakan negara terkaya dalam
hal jumlah jenis burung endemis dan masuk dalam peringkat
empat besar dunia untuk kekayaan jenis burung secara
keseluruhan. Bahkan berdasarkan kajian Daftar Merah
BirdLife International, Indonesia memiliki setidaknya 48
jenis burung yang teridentifikasi sebagai jenis baru pada
2014 ini. Dengan demikian, jenis burung di tanah air pada
penghujung 2014 diperkirakan mencapai lebih dari 1650
jenis (Munandi, Aris: 2017).
Sayangnya banyak di antara jenis-jenis yang hanya
ada di Indonesia itu terancam punah. “Dari 380 jenis burung
endemik yang ada di tanah air, 74 di antaranya berstatus
terancam punah, ”tutur Agus Budi Utomo, Direktur
Eksekutif Burung Indonesia. Padahal kekayaan jenis tersebut
sepantasnya menjadi kebanggaan kita dan setiap elemen

1
2

masyarakat tergerak melestarikannya. Terlebih dengan


kecantikan bulu, kemampuan terbang, naluri navigasi, serta
kemerduan suaranya, burung juga memberikan inspirasi yang
luas dalam berbagai aspek kehidupan kita termasuk tradisi,
seni, dan budaya di Indonesia. Namun, sebagian besar
masyarakat masih awam dengan kekayaan yang kita miliki
itu.
Indonesia memiliki 16% dari 10.000 burung di dunia
namun dalam kenyataan hampir 1.600 jenis burung tersebut,
126 diantaranya merupakan jenis-jenis yang terancam punah,
bahkan diantaranya banyak yang tidak dilindungi dan
berkurang, padahal burung memiliki peranan penting dalam
ekosistem, mereka membantu penyebaran dan menyuburkan
tanaman, sehingga bumi menjadi hijau. Selain dari itu pada
faktanya pemerintah sendiri sudah membuat undang-undang
salah satunya adalah ancaman terhadap populasi dan
ekosistem satwa liar, sebagaimana tercantum dalam UU No.5
tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. (Kristianto:2010)
Jawa Barat yang merupakan provinsi dengan
kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, menjadi tempat
hidup bagi beberapa jenis satwa liar yang hidup di kawasan
hutan. Jawa Barat memiliki beberapa tempat konservasi yang
dapat digunakan sebagai tempat wisata. Salah satu tempat
3

wisata di Jawa Barat adalah Situ Gede yang terletak di kota


Tasikmalaya.
Situ Gede terletak di antara Kabupaten Tasikmalaya
dan Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Situ Gede
merupakan kawasan hutan kota yang berada di wilayah Kota
Tasikmalaya. Kawasan Situ Gede ini memiliki luas kurang
lebih 25 ha, yang terdiri dari tubuh air dan vegetasi pohon di
sekitar situ untuk menjaga kondisi hidrologis Situ. Terdapat
beberapa satwa liar yang dapat terlihat di Situ Gede. Salah
satunya adalah burung raja udang. Maka dari itu, penulis
ingin meneliti keberadaan burung raja udang di Situ Gede
Tasikmalaya.
Spesies burung raja udang yang tersebar di seluruh
dunia lebih kurang berjumlah 91 spesies dan 45 diantaranya
terdapat di Indonesia (Amri dan Sihombing, 2008). Burung
raja udang terbagi ke dalam tiga famili yaitu Alcedinidae
(river kingfishers), Halcyonidae (tree kingfishers), dan
Cerylidae (water kingfisher). Dua dari tiga famili burung raja
udang terdapat di Indonesia yaitu Alcedinidae dan
Halcyonidae.
Keberadaan burung Raja Udang tercatat di beberapa
wilayah di Jawa Barat. Salah satu tempat persebaran burung
Raja Udang adalah di Tasikmalaya. Terdapat bebrapa jenis
burung Raja Udang di Tasikmalaya salah satunya adalah
4

Halcyon cyanoventris. Halcyon cyanoventris merupakan


jenis burung Raja Udang yang sering hinggap di pepohonan.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
status dan keberadaan burung raja udang (Halcyon
cyanoventris) di Situ Gede Tasikmalaya.
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Umum Lokasi


1. Letak
Studi ini dilakukan di kawasan Situ Gede yang
secara administratif terletak di Kelurahan Linggajaya dan
Kelurahan Mangkubumi, Kecamatan Mangkubumi, Kota
Tasikmalaya. Saat ini Situ Gede cenderung lebih dikenal
sebagai daerah kunjungan wisata yang pemanfaatannya.

gambar 1. Peta lokasi Situ Gede Tasikmalaya


2. Luas
Secara topografi Situ Gede terletak pada
ketinggian rata-rata 325 – 375 m di atas permukaan laut,
merupakan cekungan alam dengan catchment area yang
tidak terlalu besar. Perbukitan di sekeliling situ cukup
landai hanya dibeberapa tempat yang memperlihatkan
berbukit dan sebagian merupakan pemukiman. Rata – rata

5
6

kedalaman situ adalah 6 meter dengan elevasi terdalam +


382 m dan sisi situ berkisar antara + 388 m pada bagian
datar dan + 389 m pada bagian perbukitan (Sub Dinas
Bina Teknik, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Propinsi Jawa Barat 2004).

Gambar 2. Situ Gede Tasikmalaya


3. Hidrologi
Berdasarkan kondisi fisik secara umum, Situ Gede
merupakan wilayah perairan umum dengan luas sekitar
40 s/d 47 Ha dan dapat mengairi irigasi area pesawahan
sekitar 277 - 400 hektar. Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Propinsi Jawa Barat, Radar Tasikmalaya.
Ketersediaan air di kawasan Situ Gede ini berasal dari
kawah Gunung Galunggung yang mengalir melalui aliran
Sungai Cikunir dan Cibanjaran di sebelah barat situ.
7

Gambar 3. Kondisi perairan Situ Gede Tasikmalaya


B. Kondisi Ekologi
1. Satwa

Gambar 4. Burung raja udang


Burung raja udang (Halcyon cyanoventris)
dengan klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Coraciiformes
8

Subordo: Alcedines
Genus: Halcyon

Spesies: Halcyon cyanoventris

Berdasarkan data IUCN, Halcyon cyanoventris


(Javan Kingfisher) memiliki status: Least Concern (LC)
ver 3.1, dan pop. trend: decreasing.
Raja-udang (Halcyon cyanoventris) merupakan
burung yang berukuran kecil hingga sedang. Semua
anggotanya berkepala besar; memiliki paruh yang besar
pula, panjang dan runcing, nampak kurang seimbang
dengan ukuran tubuhnya yang relatif kecil. Kaki pendek,
begitu juga lehernya. Tiga jari yang menghadap ke muka,
saling melekat sebagian di pangkalnya. Banyak dari para
anggotanya yang memiliki warna cerah, terutama biru
berkilau dan coklat kemerahan, di samping warna putih.
Pola warna sangat beragam.
Dikawasan Situ Gede, terdapat jenis Burung Raja
Udang yang sering datang disekitar Balong dekat
kawasan Situ Gede, yang mana Burung Raja Udang
tersebut terlihat di sekitar kawasan Situ pada waktu Pagi
hari dan Sore hari, Burung Raja Udang memangsa atau
memakan udang-udang kecil yang ada di sekitar balong
dan Situ Gede.
9

Keberadaan Burung Raja Udang tersebut sulit di


temukan, karena hanya ada pada waktu tertentu, yakni
pada saat pagi hari dan sore hari saja burung-burung
tersebut terlihat, namun pada sore hari suara burung raja
udang akan terdengar sangat jelas suaranya di sekitar
kawasan situ.
Sehingga keberadaannya memang ada di sekitar
kawasan situ Gede berdasarkan suara burung yang
terdengar merdu dan jelas. Burung ini sering hinggap
pada dahan pohon yang memiliki ketinggian 1-2 meter
dari permukaan air, untuk mengamati mangsanya.
Raja Udang mempunyai warna bulu biru kehijauan
yang menjadikan burung ini tampak sangat mempesona.
Apabila burung Tengkek Udang ini keadaan menukik
pada aliran air maka akan tampak bayangan biru
kehijauan dari bulunya. Tidak hanya warnanya yang
cantik, Tengkek Udang ini juga punya suara yang bagus
untuk digpakai sebagai burung masteran. Sekilas suara
Tengkek Raja Udang mirip dengan suara Jalak
Suren yang selalu ngekek. Secara menyeluruh, sebagian
besar spesies yang merupakan keluarga kingfisher tidak
termasuk burung yang layak dan cocok dipelihara. Karena
saat di alam liar, burung ini tidak lepas dari wilayah air.
Seluruh spesies dari keluarga raja udang
(kingfisher) di Indonesia merupakan burung yang
10

dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor


7 Tahun 1999. Interaksi dalam komunitas burung dapat
mempengaruhi ekosistem pada satu daerah. Penelitian
tentang burung merupakan hal yang sangat penting karena
burung bersifat dinamis dan mampu menjadi indikator
perubahan lingkungan yang terjadi pada tempat burung
tersebut berada.
Penelitian dan inventarisasi dibutuhkan sebagai
panduan dasar penyusunan skala prioritas yang layak
dijadikan acuan dalam rencana pelestarian
keanekaragaman hayati. Hal ini dikarenakan burung
merupakan vertebrata yang mudah terlihat secara umum,
mudah diidentifikasi, dengan persebaran yang luas,
namun dalam pengelolaan dan konservasinya cenderung
tidak banyak dilakukan di wilayah yang kelimpahan
burungnya tinggi termasuk Indonesia.
CITES and Flora dan fauna dan bagian-bagiannya
secara internasional. Tujuan kesepakatan internasional ini
adalah untuk menjamin bahwa perdagangan burung secara
internasional tidak akan mengancam kelestarian jenis-
jenis burung yang diperdagangkan CITES bekerja dengan
menetapkan tiga kategori jenis-jenis burung yang dapat
diperdagangkan secara internasional. Ketiga kategori ini
disebut dengan Apendiks Cites. Berdasarkan Apendiks
Cites burung Raja Udang termasuk kedalam Apendiks II
11

yaitu spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi


memungkinkan menjadi terancam punah akibat
perdagangan yang terus berlanjut tanpa adanya
pengaturan. Jenis burung yang terlampir dalam Apendiks
II bisa diperdagangkan melalui tatacara dan peraturan
yang berlaku. (Munandi, Aris: 2017)
2. Satwa lainnya
Berdasarkan hasil penelitian di kawasan Situ
Gede, terdapat satwa lain dari perairan diantaranya
terdapat Udang dan beberapa jenis ikan yaitu ikan gabus,
ikan mujair, ikan nila dan ikan mas. Beberapa jenis ikan
tersebut beberapa diantaranya ada yang di budidayakan
dan ada yang tidak. Selain itu juga terdapat satwa lain
yang hidup di daratan yaitu Kerbau yang berada disekitar
kawasan sawah dekat kawasan situ gede. Selain kerbau
ada beberapa jenis burung yang dapat dijumpai di Situ
Gede yaitu burung gereja, dan burung kuntul namun
burung kuntul hanya datang ketika musim kemarau saja.

Gambar 5. Burung gereja gambar 6. Burung kuntul


12

Burung Gereja (Passer montanus), berukuran


sekitar 14 cm, kepala merah bata tenggorokan berwarna
hitam dengan tepi leher berwarna putih. Bagian perut
putih keabu-abuan. Persebaran luas di daerah perkotaan.
Burung Kuntul Putih (Egretta alba) memiliki
warna bulu tubuh yang putih dari ujung kepala, leher,
badan, sayap hingga ekornya. Jika musim kawin, ada bulu
panjang hias muncul di tengkuknya yang membuat
burung ini menjadi tampak sangat artistik. Lehernya
jenjang,kakinya panjang berwarna hitam kelabu. Kakinya
sedikit berselaput.
3. Vegetasi
Jenis vegetasi pohon yang adadi Situ Gede
berdasarkan inventarisasidan identifikasi adalah
sebanyak 49 jenis pohon yang termasuk dalam 27
family. Jumlah pohon yang berada di Situ Gede adalah
sebanyak 550 pohon. Hasil inventarisasi pohon di Situ
Gede dapat disajikan dalam Tabel1.
13

Tabel 1.Jenis, jumlah, tinggi dan diameter pohon di Situ


Gede,Tasikmalaya
Nama
No Nama Botani Familia Populasi
Lokal

1 Akasia Acacia auricoliformis L. Mimosaceae 2

Caesalpiniace
2 AsamJawa Tamarindus indicusL 2
ae

3 Beringin Ficus benyaminaL. Moraceae 6

4 Burahol Stelechocarpus burahol Anonaceae 1

5 Durian Durio zibethinusMUR. Bombacaceae 3

Ochanostachys
6 Empilung Santalaceae 4
amentaceaeMast.

Elaeocarpus ganitrus
7 Ganitri ROXB Elaocarpaceae 2

8 Hantap Sterculia javanica R.Br. Sterculiaceae 3

Hantap Sterculia macrophile


9 Sterculiaceae 2
Heulang Wall.
Huru
10 Payung Actiodaphneexelsa Lauraceae 12
11 Jambu Batu Psidium guyava L. Myrtaceae 2
12 Jati Tectona grandis L.f. Verbenaceae 10

13 Jati Putih Gmelina arborea Lour. Verbenaceae 246


14

Leguminocea
14 Johar Cassia siamea Lamk. 12
e
15 Kalikiria Glyricidia sepium Papilionaceae 1
Planconella nitida
16 Kemit Sapotaceae 2
Dubard.

17 Kenanga CanangaodorataHook. Anonaceae 2

Kenari
18 Santiri agriffithii Burseraceae 3
hutan

19 Kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae 70

20 Ketapang Terminalia catapa L. Combretaceae 8

Horsfieldiairyaghedi
21 Ki Getih Myristiceae 6
Warb.

Ki
22 Hampelas Ficus amples Burm.F. Moraceae 6

23 Ki Payung Fillicium decipiens Thw. Sapindaceae 1

Ki
24 EvodialatipoliaDC. Rutaceae 4
Sampang
Cinnamomum iners
25 Ki Teja Lauraceae 3
Reinw..

26 Kondang Ficus variegataBL. Moraceae 12

Lame/
27 Alstonia scholaris R.Br. Apocynaceae 3
Pulai
15

28 Lamtoro Leuceina leucacephala Papiloneceae 1

Euphoria longana(Lour)
29 Lengkeng Sapindaceae 1
Steud.

Pometia tomentosa
30 Leungsir Sapindaceae 14
Anacardiacea
31 Limus Mangifera foetidaLour. 1
e

Swieteniama crophyla
32 Mahoni Meliaceae 36
King

33 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 5

34 Manglid Manglieta glauca BL. Magnoliaceae 2


Macaranga tanarius Euphorbiacea
35 Mara 11
Muel. e
36 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae 1
Aleurites moluccana Euphorbiacea
37 Kemiri 3
Willd. e
Arthocarpus integra
38 Nangka Moraceae 4
Merr.
Villebrunea rubescens
39 Nangsi Urticaceae 1
BL.
Payena macrophillla
40 Pasra Sapotaceae 1
Burck.
41 Petai Parkia spedciosa L. Mimosaceae 3

Pisitan
42 Dysoxilum alliaceum BL. Sapindaceae 26
Monyet
16

43 Putat Planconia valida BL. Lecythidaceae 1

44 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Bombacaceae 2

45 Sirsak Annona muricata L. Anonaceae 2

46 Sobsis Maesopsis Eminii Meliaceae 1

47 Sukun Arthocarpus altillis Moraceae 1

48 Tanjung Mimusops elengi L. Sapotaceae 1


Antocarpus elastica
49 Teureup Moraceae 4
Reinw.
Sumber:Data Sekunder, 2017
Tabel 1 menunjukkan bahwa kerapatan jenis
pohon didominasi oleh jati putih (Gmelinaarborea
Roxb.),kersen (MuntingiacaluburaL.), dan mahoni
(Swietenia macrophylla King.) dengan jumlah berturut-
turut sebanyak 246,70, dan 36 pohon dalam 25 ha.
Pohon dengan diameter terbesar dan tinggi yang hidup
diSitu Gede adalah jenis pasra (Payena macrophylla
Burck.) yang memiliki diameter 97 cm dan tinggi 30 m.
C. Upaya Konservasi Yang Dilakukan
Berdasarkan hasil observasi di kawasan Situ Gede
tersebut, sepertinya belum ada upaya konservasi baik dari
Pemerintahan daerah maupun dari warga sekitarnya terhadap
flora maupun fauna liar yang ada di kawasan situ tersebut,
beberapa jenis satwa liar yang ada seperti Burung Raja
Udang di biarkan hidup bebas tanpa adanya pengelolaan
17

lebih lanjut terhadap satwa liar yang ada. Tidak ada upaya
pelestarian burung raja udang oleh masyarakat sekitar. Selain
itu, sudah tidak ada lagi perburuan-perburuan satwa di Situ
Gede.
Upaya pelestarian burung di Indonesia yaitu dengan
meningkatkan fungsi fasilitas Rescue dan Rehabilitasi untuk
jenis-jenis burung paska penyitaan oleh BKSDA dan
Kepolisian. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, dipandang perlu menetapkan peraturan
tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dengan
Peraturan Pemerintah.
D. Sosial Ekonomi Masyarakat
Sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan Situ
Gede tersebut kebanyakan berprofesi sebagai pencari ikan
dan udang, juga kebanyakan masyarakat di sekitar kawasan
situ gede berwirausaha dalam bidang kuliner, karena sudah
sangat jelas bahwa kawasan situ gede merupakan salah satu
kawasan wisata yang hampir setiap hari selalu ramai
pengunjung. Ekonomi masyarakatnya cukup berkembang di
kawasan Situ gede.
Kurang adanya interaksi antara masyarakat daerah
situ gede dengan burung raja udang. Ini disebabkan karena
status raja udang di situ gede masih dianggap sebagai burung
liar. Interaksi masyarakat lebih intens dengan keberadaan
18

ikan sebagai sumber pencaharian masyarakat. Masih banyak


masyarkat yang memanfaatkan kekayaan alam di situ gede,
baik mencari ikan dan udang, ada juga yang mencari rumput
untuk menggembala kerbau.
Situ Gede merupakan obyek wisata yang
menawarkan keindahan panorama alam situ dengan hiasan
hutan alam yang berada pada sebuah pulau kecil (nusa) yang
terletak di tengah situ, dan ditengah nusa seluas satu hektar
terdapat Makam Eyang Prabudilaya, salah seorang tokoh
agama Islam dari Tasikmalaya.
Keberadaan Situ memiliki fungsi sebagai sumber
irigasi bagi lahan sawah di sekitarnya. Sementara
keberadaanya pun menjadi daya tarik wisata alam yang
cukup besar mengingat letaknya yang tidak begitu jauh dari
pusat Kota Tasikmalaya. Keberadaan Situ Gede pun
menawarkan berbagai alternatif wisata, seperti wisata air,
wisata ziarah, wisata olahraga, sampai wisata kuliner.
Ditengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1
Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang
legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya,
letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya,
kuang lebih 4 km. makam tersebut sebagai salah satu tempat
yang menarik untuk dikunjungi wisatawan sebagai tempat
ziarah ataupun hanya sekedar sebagai tempat untuk
19

berkunjung. Tempat tersebut masih dikelola baik oleh


pengurus makam.
E. Dukungan Dari Para Pihak
Kawasan Situ Gede memiliki kelengkapan sarana dan
prasarana yang setiap tahunnya dilengkapi oleh pemerintah.
Di antaranya gapura, loket, musola, toilet, jogging track,
serta taman. Masyarakat sekitar menjadikan kawasan
tersebut sebagai lahan mata pencaharian mereka di antaranya
kios-kios, warung nasi yang menawarkan aneka menu ikan
khas Situ Gede, penyewaan rakit, penyewaan perahu motor,
atau pun sekedar mencari ikan untuk dijual.
Pemerintah juga menyediakan bibit ikan untuk
dibudidayakan di situ gede oleh masyarakat dan pengelola.
Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan terhadap
pemberdayaan sumber daya airnya seperti irigasi dan lain
sebagainya.
Masyarakat juga memberikan dukungan terhadap
pengelolaan yang telah diberikan oleh Pemerintah dengan
ikut serta menjaga serta melestarikan lingkungan sekitar
kawasan situ gede.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa Kawasan Situ Gede masih berorientasi
pada Kawasan Wisata dan pemberdayaan air yang terdapat di
Situ Gede. Belum ada upaya dalam konservasi satwa yang
terdapat di Situ Gede. Beberapa jenis satwa liar yang ada
seperti Burung Raja Udang di biarkan hidup bebas tanpa
adanya pengelolaan lebih lanjut terhadap satwa liar yang ada.

B. REKOMENDASI
Adapun rekomendasi yang bisa disampaikan dalam
laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah tidak hanya memberikan perhatian pada
kemampuan Situ Gede sebagai tempat wisata saja, namun
memberikan perhatian pada pemuliaan satwa-satwa yang
ada di Situ Gede.
2. Adanya sosialisasi kepada pengelola Situ Gede dalam
memanfaatkan serta menjaga kelestarian alam Situ guna
meningkatkan kualitas wisata Situ Gede dan pengadaan
inventarisasi flora dan fauna yang terdapat di Situ Gede.

20
BAB IV
PENUTUP

Keberadaan burung Raja Udang di Situ Gede, belum


mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat sekitar. Keberadaan
burung Raja Udang dibiarkan hidup secara bebas di alam liar. Perlu
dilakukan perlindungan bagi satwa ini. Pelestarian satwa ini sangat
perlu didukung oleh aksi nyata dari berbagai pihak terkait. Tidak hanya
pelestarian bagi satwa bersarang saja, melainkan adanya pelestarian
secara ekologi lingkungannya sehingga lingkungan mampu
memberikan pakan bagi satwa ini. Hal tersebut memerlukan perhatian
khusus dari pihak terkait demi pelestarian jangka panjang. Aksi dan
langkah nyata dukungan bagi burung Raja Udang dari masyarakat Situ
Gede sangat penting untuk disinergikan demi kelestarian burung Raja
Udang.

21
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai