Anda di halaman 1dari 9

Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

[ARTIKEL PENELITIAN]

TREATMENT FOR ACNE VULGARIS


Resti Ramdani,1 Hendra Tarigan Sibero2
1
Medical Faculty of Lampung University , Dermatovenerologist Division of Abdoel Moeloek
2
Hospital , Faculty of Medicine, Universitas Lampung

ABSTRACT
Acne vulgaris is a common inflamation condition on pilosebaseus unit on face, elbow, neck, chect, upper
back and upper arm. Prevalence patien of AV 80-85% on teenagers that have a maximum age, about 15-18
years old, 12% on women that less than 25 years old and 3% on women that have been 35-44 years old. The
increase of acne vulgaris can be influence by some factors, such as cosmetic, gender, and smoker. Diagnosis
and severity of acne vulgaris as well as the management that can reduce the prevalence, recurrence rate,
and the incidence of complication of acne vulgaris.

Keywords : acne vulgaris, diagnosis, management, severity acne vulgaris.

ABSTRAK
Acne vulgaris (AV) adalah suatukondisi inflamasi umum pada unit pilosebaseus di muka, bahu, leher, dada,
punggung bagian atas dan lengan bagian atas. Prevalensi penderita AV 80 – 85% pada remaja dengan
puncak insidens usia 15 – 18 tahun, 12% pada wanita usia kurang dari 25 tahun dan 3% pada usia 35 – 44
tahun. Peningkatan kejadian acne vulgaris dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain kosmetik, jenis
kelamin, dan perokok. Diagnosis dan derajat keparahan dari acne vulgaris serta penatalaksanaan yang
adekuat dapat menurunkan prevalensi, angka kekambuhan, dan timbulnya komplikasi acne vulgaris itu
sendiri.
Kata Kunci : acne vulgaris, derajat keparahan AV, diagnosis, tatalaksana.

...
Korespodensi : Resti Ramdani, Hendra Tarigan S │ restiramdani@rocketmail.com

Pendahuluan penggunaan kosmetik, khususnya di


Acne vulgaris(AV) adalah penyakit kalangan wanita.2 Acnesering
peradangan menahun unit menjadi tanda pertama pubertas
pilosebasea, dengan gambaran klinis dan dapat terjadi satu tahun
biasanya polimorfik yang terdiri atas sebelum menarkhe atau haid
berbagai kelainan kulit berupa: pertama. Onset AV pada perempuan
komedo, papul, pustul, nodul, dan lebih awal daripada laki-laki karena
jaringan parut. Penderita biasanya masa pubertas perempuan
mengeluh akibat erupsi kulit pada umumnya lebih dulu dari pada laki-
pada tempat-tempat predileksi, laki.3
yakni muka, bahu, leher, dada,
punggung bagian atas dan lengan Prevalensi penderita AV 80 – 85%
bagian atas oleh karena kelenjar pada remaja dengan puncak insidens
sebasea pada daerah yang aktif.10 usia 15 – 18 tahun, 12% pada wanita
Acne vulgaris merupakan penyakit usia > 25 tahun dan 3% pada usia 35
yang kompleks (multifaktorial) – 44 tahun.Acne vulgaris yang berat
dengan elemen patogenesis yaitu terlihat pada laki-laki dan perokok.1
hiperproliferasi folikuler epidermal, Catatan kelompokstudi dermatologi
produksi sebum yang berlebihan, kosmetika Indonesia menunjukkan
inflamasi dan adanya aktifitas terdapat 60% penderita Akne
P.acne.Penyebab akne antara lain vulgaris pada tahun 2006 dan 80%

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |87


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

pada tahun 2007. Insiden jerawat bagi masyarakat, terutama mereka


80-100% pada usia dewasa muda, yang peduli akan penampilan.9
yaitu 14-17 tahun pada wanita, dan
16-19 tahun pada pria. Pada DISKUSI
umumnya banyak remaja yang Acne Vulgaris
bermasalah dengan jerawat, bagi
mereka jerawat merupakan siksaan Acne vulgaris adalah suatu kondisi
psikis.2 inflamasi umum pada unit
pilosebaseus yang terjadi pada
Perempuan ras Afrika Amerika dan remaja dan dewasa muda.2Etiologi
Hispanik memiliki prevalensi acne dan Patogenesis terjadinya acne
tinggi, yaitu 37%dan 32%, sedangkan vulgaris yang pasti belum diketahui,
perempuan ras Asia 30%, Kaukasia namun ada berbagai faktor yang
24%, dan India 23%. Pada rasAsia, berkaitan dengan patogenesis acne
lesi inflamasi lebih sering seperti: perubahan pola keratinisasi,
dibandingkan lesi komedonal, yaitu produksi sebum yang meningkat,
20% lesi inflamasi dan10% lesi peningkatan hormon androgen,
komedonal. Tetapi pada ras terjadinya stress psikis, faktor lain
Kaukasia, acne komedonal lebih yaitu usia, ras, familial, makanan,
sering dibandingkan acne inflamasi, cuaca.4 Pemakaian bahan kosmetika
yaitu 14% acne komedonal,10% acne tertentu dalam jangka waktu yang
inflamasi.3 lama akan dapat menyebabkan
timbulnya jerawat. Bahan yang
Pada umumnya acne vulgaris dapat dansering menyebabkan acne
terdapat pada masa remaja, vulgaris ini terdapat pada berbagai
meskipun kadang-kadang dapat krim muka sepertibedak, bedak
menetap sampai dekade ketiga atau dasar (foundation), pelembab
bahkan pada usia yang lebih lanjut. (moisturiser), dan krim penahan
Pada wanita, acne vulgaris sinar matahari (sunscreen).
berkembang lebih awal daripada Penyebab utama nya yaitu unsur
pria, yaitu pada saat premenarke. minyakyang berlebih yang
Lesi awal acne vulgaris dapat terlihat ditambahkan dalam kandungan
pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih kosmetik agar tampak lebih halus.
50-60% penderita acne menyatakan Kandungan minyak ini dapat
acne muncul pada usia remaja. menyumbat pori pori dan
2
Puncak insiden pada wanita menyebabkan timbulnya acne.
dijumpai pada usia 14-17 tahun Acne memiliki gambaran klinis
sedangkan pada pria antara usia 16- beragam, mulaidari komedo, papul,
19 tahun. Hampir 85% anak SMA pustul, hingga nodus danjaringan
yang berusia antara 15-18 tahun, parut, sehingga disebut
baik laki-laki maupun perempuan dermatosispoli morfik dan memiliki
menderita acne dengan berbagai peranan poligenetik. Pola
derajat keparahan.4 Meskipun penurunannya tidak mengikuti
begitu, acne tetap menjadi masalah Hukum Mendel, tetapi bila kedua
kesehatan yang umum, psikologis orangtua pernah menderita acne

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |88


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

berat pada masa remajanya, anak- in vitro pada folikel Acne tampak
anak akan memiliki kecenderungan sitokin seperti IL- 1 memodulasi
serupa pada masa pubertas. kornifikasi epidermis dan terlibat
Meskipun tidak mengancam jiwa, dalam menginduksi inflamasi
acne memengaruhi kualitas hidup komedo.1
dan memberi dampak sosio
ekonomi pada penderitanya.3 Androgen berperan penting pada
patogenesis acne tersebut. Acne
Mekanisme pembentukan AV mulai terjadi saat adrenarke,yaitu
sebagai berikut: pertama, stimulasi saat kelenjar adrenal aktif
produksi kelenjar sebaseus yang menghasilkan dehidroepi
menyebabkan hiperseborrea androsteron sulfat, prekursor
biasanya dimulai pada pubertas; testosteron. Penderita acne memiliki
kedua, pembentukkan komedo yang kadar androgen serum dan kadar
berhubungan dengan anomali sebum lebih tinggi dibandingkan
proliferasi keratinosit, adhesi dan dengan orang normal, meskipun
diferensiasi pada infrainfudibulum kadar androgen serum penderita
folikel pilosebaseus; ketiga, acne masih dalam batas normal.
pembentukkan lesi inflamasi dimana Androgen akan meningkatkan
yang berperan adalah bakteri ukuran kelenjar sebasea
anaerob yaitu P.acne.1 danmerangsang produksi sebum,
selain itu juga merangsang
Pada hiperproliferasi folikular proliferasi keratinosit pada duktus
epidermal salah satu yang berperan seboglandularis dan akro
yaitu interleukin 1 (IL-1). Penelitian infundibulum. Hiperproliferasi
pada keratinosit folikular manusia epidermis folikular juga diduga
memperlihatkan hiperproliferasi dan akibat penurunan asam linoleat kulit
pembentukkan mikrokomedo dan peningkatan aktivitas interleukin
setelah IL- 1 ditambahkan. Reseptor 1 alfa. Epitel folikel rambut bagian
antgonis IL-1 menghambat atas, yaitu infundibulum,menjadi
pembentukkan mikrokomedo. hiperkeratotik dan kohesi keratinosit
Beberapa sitokin terlibat dalam bertambah, sehingga terjadi
proses inflamasi tetapi hanya empat sumbatan padamuara folikel
yang berperan pada AV yaitu IL-1α, rambut. Selanjutnya di dalam folikel
interferon-gamma (IFN-γ), rambut tersebut terjadi akumulasi
transforming growth factor alpha keratin, sebum, dan bakteri, dan
(TGF- γ) dan IL-4. IL-1α berperan menyebabkan dilatasi folikel rambut
penting menyebabkan bagian atas, membentuk
pembentukkan komedo dan mikrokomedo. Mikrokomedo yang
menstimulasi imunitas spesifik. berisikeratin, sebum, dan bakteri,
Interleukin-1α mempunyai akan membesardan ruptur.
konsentrasi tinggi 1000 kali lebih Selanjutnya, isi mikrokomedo yang
tinggi di keratinosit interfolikular, keluar akan menimbulkan respons
komedo terbuka dan kelenjar inflamasi. Akan tetapi, terdapat
sebaseus. Penelitian terbaru secara bukti bahwa inflamasi dermis telah

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |89


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

terjadi mendahului pembentukan infertilitas dan sindrom metabolik,


komedo.3 gangguan psikologis, dan virilisasi.
P.acnes merupakan bakteri positif Penyebab utama hiperandrogenisme
gram dan anaerob yang merupakan adalah sindrom polikistik ovarium
flora normal kelenjar pilo sebasea. (polycystic ovarian syndrome, PCOS).
Remaja dengan acne memiliki Sebagian penderita PCOS,yaitu
konsentrasi P.acnes lebih tinggi sebanyak 70%, juga menderita acne.
dibandingkan remaja tanpa acne, Meskipun demikian, sebagian besar
tetapi tidak terdapat korelasi antara acne pada perempuan dewasa tidak
jumlah P. acnes dengan berat acne.1 berkaitan dengan gangguan
Peranan P.acnes pada patogenesis endokrin. Penyebab utama acne
acne adalah memecah trigliserida, pada kelompok ini adalah
salah satu komponen perubahan responsreseptor
sebum,menjadi asam lemak bebas androgen kulit terhadap perubahan
sehingga terjadi kolonisasi P. acnes hormon fisiologis siklus haid.
yang memicu inflamasi. Selain itu, Sebagian besar perempuan
antibodi terhadap antigen dindingsel mengalami peningkatan jumlah acne
P. acnes meningkatkan respons pada masa premenstrual atau
inflamasi melalui aktivasi sebelumhaid. 3
komplemen.3
Klasifikasi derajat dan penegakan
Enzim 5-alfa reduktase, enzim yang diagnosis
mengubah testosteron menjadi
dihidrotestosteron (DHT), memiliki Klasifikasi derajat AV yaitu dibagi
aktivitas tinggi pada kulit yang menjadi derajat ringan, sedang,
mudahberjerawat, misalnya pada berat, dan sangat berat. Yang dinilai
wajah, dada, dan punggung. Pada dalam klasifikasi antara lain dari
hiperandrogenisme, selain jerawat, jumlah komedo, jumlah pustul,
sering disertai oleh seborea, jumlah kista, inflamasi, dan jaringan
alopesia, hirsutisme, gangguan haid parutnya. 4
dan disfungsi ovulasi dengan

Tabel 1, klasifikasi derajat AV berdasarkan jumlah dan tipe lesi4


derajat Komedo Papul Nodul,kist Inflama Jaring
pus a, sinus si an parut
tul
Ringan <10 <10 - -
Sedang <20 10-50 + +
Berat 20-50 50-100 <5 ++ ++
Sangat >50 >100 >5 +++ +++
berat
Keterangan : (-) tidak ditemukan, (+) ada, (++) cukup banyak, (+++) banyak.
Pembagian klasifikasi AV
berdasarkan jumlah dan tipe lesi
dapat dipakai dalam menentukan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |90


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

penegakan diagnosis dan pemberian umum dan secara medikamentosa.


tatalaksana bagi penderita akne. Secara umum yaitu dengan
Dalam pemberian tatalaksana akne menhindari pemencetan lesi dengan
didasarkan kepada derajat non higienis, memilih kosmetik yang
keparahan dari AV itu sendiri, yaitu non komedogenik, dan lakukan
terdiri dari derajat ringan, sedang, perawatan kulit wajah. Sedangkan
dan berat. 4 secara medikamentosa dibagi
menurut derajat keparahan dari AV
Penatalaksanaan itu sendiri.11 Secara teori
manajemen AV yang efektif adalah
Penatalaksanaan AV bervariasi. menurunkan atau mengeliminasi lesi
Beberapa penelitian secara klinis primer secara klinik yaitu
telah dilakukan untuk mencari mikrokomedo yang merupakan
penatalaksanaan yang sesuai. prekursor untuk semua lesi AV.1
Penatalasanaan AV terbagi menjadi
2 yaitu penatalaksanaan secara

Tabel 2, algoritme internasional untuk pengobatan AV 4


Derajat ringan Derajat sedang Derajat berat Maintance
Retinoid topikal Retinoid topikal Isotretinoin Retinoid topikal
Benzoil Benzoil peroksida Atau retinoid Benzoil peroksida
peroksida atau atau antibiotik topikal, atau antibiotik
antibiotik topikal topikal topikal
Antibiotik oral Antibiotik oral
Terapi hormon Terapi hormon
obat bebas. Asam azaleat dengan
Sebagian besar acne ringan sampai konsentrasi krim 20 persen atau gel
sedang membutuhkan terapi topikal. 15% , memiliki efek antimikroba
Acne sedang sampai berat dankomedolitik, selain mengurangi
menggunakan kombinasi terapi pigmentasi dengan berfungsi
topikal dan oral. Terapi acne dimulai
dari pembersihan wajah sebagai inhibitor kompetitif
menggunakan sabun. Beberapa tirosinase. Benzoil peroksida
sabun sudah mengandung merupakan antimikroba kuat, tetapi
antibakteri, misalnya triclosan yang bukan antibiotik, sehingga tidak
menghambat kokus positif gram. menimbulkan resistensi.3
Selainitu juga banyak sabun
mengandung benzoil peroksida atau Retinoid topikal secara umum
asam salisilat. 3 bersifat komedolitik dan
menghambat pembentukkan
Bahan topikal untuk pengobatan mikrokomedo yang merupakan awal
acnesangat beragam. Sulfur, sodium dari AV. Target kerja retinoid yaitu
sulfasetamid,resorsinol, dan asam pada proliferasi abnormal dan
salisilat, sering ditemukan sebagai diferensiasi keratinosit serta
mempunyai efek antiinflamasi.1

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |91


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

Retinoid merupakan turunan vitamin mengurangi produksi sebum tetapi


A yang mencegah pembentukan dapat menurunkan konsentrasi
komedo dengan menormalkan asam lemak bebasdan menekan
deskuamasi epitel folikular. Retinoid pertumbuhan P .acnes. Akantetapi
topikal yang utama adalah tretinoin, tetrasiklin tidak banyak digunakan
tazaroten, dan adapalene.Tretinoin lagi karena angka resistensi P.acnes
palingbanyak digunakan, bersifat yang cukup tinggi. Turunan
komedolitik dan antiinflamasi poten. tetrasiklin yaitu doksisiklin dan
Secara umum, semua retinoid dapat minosiklin menggantikan tetrasiklin
menimbulkan dermatitis kontak sebagai terapi antibiotik oral lini
iritan. Pasien dapat disarankan pertama untuk acne dengan dosis
menggunakan tretinoin dua malam 50-100 mg dua kali sehari.
sekalipada beberapa minggu Eritromisin dibatasi penggunaannya,
pertama untuk mengurangi efek yaitu hanya pada ibu hamil, karena
iritasi. Tretinoin bersifat photolabile mudah terjadi resistensi P.acnes
sehingga disarankan aplikasipada terhadap eritromisin. Resistensi
malam hari.3 dapat dicegah dengan menghindari
penggunaan antibiotik monoterapi,
Antibiotik spektrum luas banyak membatasi lama penggunaan
digunakan dalam pengobatan akne antibiotik, dan menggunakan
vulgaris inflamatori. Pada Akne antibiotik bersama benzoil peroksida
vulgaris inflamatori dapat ditemukan jika memungkinkan.3
papul eritem, pustul, nodul dan kista
sedangkan akne vulgaris non Secara in vitro, P. acnes sangat
inflamatori hanya terdiri dari sensitif terhadap beberapa antibiotik
komedo. Antibiotik sistemik dari golongan yang berbeda,
diberikan pada akne derajat sedang termasuk makrolida, tetrasiklin,
sampai dengan berat, pada pasien penisilin, klindamisin, sefalosporin,
akne vulgaris yang gagal atau tidak trimetoprin, dan sulfonamid.
respon terhadap pemberian Azitromisin merupakan antibakterial
antibiotik topikal, dan pada pasien yang mengandung nitrogen dan
dengan akne vulgaris luas yang merupakan derivat metal dari
mengenai permukaan tubuh selain eritromisin dengan mekanisme kerja
wajah.1 Antibiotik sistemik pada dan penggunaan yang mirip dengan
akne vulgaris bekerja sebagai eritromisin. Waktu paruh dan
antibakteri, antiinflamasi, dan aktivitas azitromisin lama karena itu
imunomodulator. Antibiotik ini azitromisin tidak membutuhkan
terbukti dapat menghambat lipase dosis harian. Efek samping
bakteri dan menurunkan produksi azitromisin adalah gangguan
asam lemak bebas. Terapi antibiotik gastrointestinal (3%), sakit kepala (1-
yang efektif dapat mengurangi 2%), peningkatan enzim liver (<1%),
populasi P.acnes sebesar <90%. 5 dan penurunan leukosit (1%). 5

Tetrasiklin banyak digunakan untuk Isotretinoin oral adalah obat yang


acne inflamasi. Meskipun tidak palingefektif untuk acne. Dosis

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |92


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

isotretinoin yang dianjurkan adalah pemicunya. Melakukan perawatan


0,5-1 mg/kg/hari dengan dosis kulit wajah dengan benar.
kumulatif 120-150 mg/kg berat Menerapkan pola hidup sehat mulai
badan. Obat ini langsung menekan dari makanan, olah raga dan
aktivitas kelenjar sebasea, manajemen emosi dengan baik.2
menormalkan keratinisasi folikel Merokok dilaporkan berkontribusi
kelenjar sebasea, menghambat terhadap prevalensi acne dan
inflamasi,dan mengurangi derajat acne. Rokok mengandung
pertumbuhan P. Acnes secara tidak banyak asam arakhidonat dan
langsung. Isotretinoin paling efektif hidrokarbon aromatik polisiklik yang
untuk acne nodulokistik rekalsitran menginduksi jalur inflamasi melalui
dan mencegah jaringan parut. fosfolipaseA2, dan selanjutnya
Meskipun demikian, isotretinoin merangsang sintesis asam
tidak bersifat kuratif untuk acne. arakhidonat lebih banyak. Selain itu,
Penghentian obat ini tanpa disertai diduga terdapat reseptor asetilkolin
terapi pemeliharaan yang memadai, nikotinik keratinosit yang
akan menimbulkan kekambuhan menginduksi hiperkeratinisasi
acne. Selain itu, penggunaan obat ini sehingga terjadi komedo.3
harus berhati-hati pada perempuan
usia reproduksi karena bersifat Perokok pada umumnya
teratogenik. Penggunaan mengkonsumsi makanan
isotretinoin dan tetrasiklin yangbanyak mengandung lemak
bersamaan sebaiknya dihindari jenuh dan sedikit lemak tidak jenuh
karena meningkatkan risiko pseudo sehingga asupan asam linoleat lebih
tumor serebri.3 sedikit dibandingkan dengan bukan
perokok. Banyak penelitian belum
Suntikan glukokortiokoid intralesi dapat menyimpulkan peranan diet
dapatdiberikan untuk lesi acne terhadapacne dan membutuhkan
nodular dan cepat mengurangi penelitian lebihlanjut. American
inflamasinya. Risiko tindakan ini Academy of Dermatology
adalah hipopigmentasi dan atrofi. mengeluarkan rekomendasi pada
Modalitaslain yang dapat digunakan tahun2007 bahwa restriksi kalori
untuk mengatasiacne adalah radiasi tidak memiliki dampak pada
ultraviolet yang memiliki efek pengobatan acne dan bukti bukti
antiinflamasi terhadap acne. Radiasi yang ada belum cukup kuat untuk
UVB atau kombinasi UVB dan UVA menghubungkan konsumsi makanan
dapat bermanfaat untuk acne tertentu dengan acne. Akan tetapi,
inflamasi, tetapi perlu diwaspadai beberapa penelitian menemukan
potensi karsinogeniknya.3 bahwa produk olahan susu
memperberat acne.3

Pencegahan American Academy of Dermatology


mengeluarkan rekomendasi pada
Pencegahan akne dapat dilakukan tahun 2007 bahwa restriksi kalori
dengan menghindari faktor-faktor memiliki dampak pada pengobatan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |93


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

acne dan bukti-bukti yang cukup berat yaitu jenis bahan pembersih
kuat untuk menghubungkan wajah sebagai faktor pelindung
konsumsi makanan tertentu dengan (protektor) dalam pembentukan
kejadian acne vulgaris. Beberapa derajat akne. Berdasarkan teori,
penelitian menemukan bahwa pembersih yang digunakan harus
produk olahan susu memperburuk dapat menghilangkan kelebihan lipid
acne vulgaris. Produk olahan susu barier kulit, menghindari pengikisan
dan makanan lainnya, mengandung yang berlebihan karena akan
hormon 5 α reduktase dan prekursor merangsang hiperaktifitas kelenjar
DHT lain yang merangsang kelenjar sebasea untuk meningkatkan
sebasea. Selain itu, acne vulgaris produksinya sebagai mekanisme
dipengaruhi oleh hormon dan terhadap kehilangan lipid kulit.
growth factors, terutama insulin-like Sebaiknya menggunakan bahan yang
growth factor (IGF-1) yang bekerja tidak iritatif. Membersihkan kulit
pada kelenjar sebasea dan tidak menggunakan bahan yang
keratinosit folikel rambut. Produk kasar, cukup menggunakan ujung-
olahan susu mengandung enam ujung jari. 6
puluh growth factors, salah satunya
akan meningkatkan IGF-1 langsung Penderita akne, terutama wanita
melalui ketidakseimbangan sering merasa sulit untuk
peningkatan gula darah dan kadar meninggalkan kebiasaannya dalam
insulin serum. Makanan dengan memakai produk kosmetik. Oleh
indeks glikemik tinggi juga karena itu, perlu diberikan edukasi
meningkatkan konsentrasi insulin yang baik mengenai bahaya
serum melalui IGF-1 dan pengunaan kosmetik yang berganti–
meningkatkan DHT sehingga ganti berupa cara efektif, mudah
merangsang proliferasi sebosit dan dilaksanakan dan murah dengan
produksi sebum.4 memakai pembersih dan pelembab
yang non-abrasif dan menghindari
Bersama dengan terapi antiacne pemakaian produk kosmetik yang
standar,semua produk olahan susu meyebabkan timbulnya akne terut
dan makanandengan indeks glikemik
tinggi, sebaiknyadihentikan minimal SIMPULAN
6 bulan. Suplementasivitamin A Acne vulgaris (AV) adalah penyakit
dapat mengurangi sumbatanpori peradangan menahun unit
pada individu yang kekurangan pilosebasea, ditandai dengan adanya
asupanvitamin A. Makanan komedo, papul, pustul, nodul, dan
mengandung asamlemak esensial jaringan parut. Tempat predileksi
omega 3 dapat mengurang dari AV antara lain di muka, bahu,
iinflamasi.3 leher, dada, punggung bagian atas
dan lengan bagian atas. Prevalensi
Terdapat hubungan antara dari penderita AV 80-85% pada
penggunaan pembersih wajah yang remaja dengan puncak insidensi usia
digunakan dengan timbulnya akne 15-18 tahun, 12% pada wanita usia
vulgaris derajat ringan sedang dan >25 tahun dan 3% pada usia 35-44

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |94


Resti R, Hendra Tarigan S │ Treatment for Acne Vulgaris

tahun. Penegakan diagnosis 4. Movita T. Acne Vulgaris.


penderita AV berdasarkan klinis dan Contunuing Medical Education-
202. 2013; 40(3)
pemeriksaan fisik. Keparahan derajat 5. Rismana E, Kusumaningrum S,
AV di tentukan berdasarkan jumlah Rosidah I, Nizar, Yulianti E.
dan bentuk lesinya, yang dibagi Pengujian Stabilitas Sediaan Anti
menjadi derajat ringan, sedang dan Acne Berbahan Baku Aktif
berat. Tujuan pengobatan dari Acne Nanopartikel Kitosan/ Ekstrak
Manggis- Pegagan. Bul. Penelitian
Vulgaris adalah menurunkan atau Kesehatan. 2013; 44(4)
mengeliminasi lesi primer secara 6. Indrawan N. Hubungan Asupan
klinik yaitu mikrokomedo yang Lemak Jenuh dengan Kejadian
merupakan prekursor untuk semua Acne Vulgaris.Semarang. Fakultas
lesi AV. Secara umum pencegahan Kedokteran Universitas
Diponegoro. 2013
AV yaitu dengan menghindari 7. Jusuf M I.Hubungan Tingkat Stres
pemencetan lesi dengan non dengan Keparahan Akne Vulgaris
higienis, memilih kosmetik yang non Pada Pelajar Putri Madrasah Aliyah
komedogenik dan lakukan Negeri I Yogyakarta.Jurnal Pelangi
perawatan kulit wajah. Tatalaksana Ilmu. 2009; 2(5)
8. Sachdeva S.Lactic acid peeling in
untuk AVdiberikan sesuai dengan superficial acne scarring in Indian
derajat keparahannya (Tabel skin.Journal of Cosmetic
2).Edukasi pasien dan pemahaman Dermatology. 2010; 9(1)
mengenai dasar terapi diperlukan 9. Yenny S W, Lestari W.Terapi Akne
untuk mencegah kompikasi dan Vulgaris Berat dengan
Azitromisin Dosis Denyut. J Indon
menjamin keberhasilan terapi acne Med Assoc. 2011; 61(4)
vulgaris. 10. Kabau S. Hubungan Antara
Pemakaian Jenis Kosmetik Dengan
DAFTAR PUSTAKA Kejadian Akne Vulgaris. Semarang.
1. Tahir M. Pathogenesis of Acne Vulgaris: Fakultas Kedokteran Universitas
simplified. Journal of Pakistan Diponegoro. 2012
Association of Dermatologists. 2010; 11. Fitzpatrick’s Dermatology in
no.20 General Medicine. Edisi ke-6. New
2. Andi. Pengetahuan dan Sikap Remaja York : Mc Graw- Hill. 2003
SMA Santo Thomas 1 Medan Terhadap
Jerawat. Medan. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara. 2009
3. Yenni, Amin Safrudin, Djawad
Khairuddin. Perbandingan Efektivitas
Adapelene 0.1% Gel Dan Isotretinoin
0.05% Gel Yang Dinilai Dengan
Gambaran Klinis Serta ProfilInterleukin 1
(IL-1) Pada Acne Vulgaris.JST Kesehatan.
2011; 1(1)

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 2 | Januari 2015 |95

Anda mungkin juga menyukai