Anda di halaman 1dari 5

PERAWATAN LUKA

Diagnosis keperawatan untuk pasien yang mengalami luka berkisar di beberapa tema
dasar.Contoh diagnosis keperawatan dan masalaha kolaboratif untuk pasien luka akut
atau kronis1. Nyeri akut yang berhubungan denga dibredemen dan perwatan
luka,2.ketidakefektifan perfusi jaringan,3. Kerusakan integritas jaringan yang
berhubungan dengan luka,4. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan
tubuh,5. Risiko infeksi yang berhubungan dengan luka dan keberadaan bakteria,6.
Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan luka terbuka disfungsional atau
pembentukan jaringan parut,7. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan
dengan peningkatan metabilisme.Perawat luka bertujuan untuk mengatasi masalah-
masalah ini.

PENUTUPAN LUKA

Tujuan perawatan luka pada akhirnya adalah penutupan luka dan pengembalian
integritas kulit. Penutupan luka biasanya dipercepat dengan berbagai penanganan dan
balutan.

PENUTUPAN LUKA YANG DIBANTU VAKUM

Penutupan luka yang dibantu vakum (VAC, vacuumassisted wound closure) adalah
sebuah sistem yang membantu penutupan luka dengan memberikan tekanan negatif
secara lokal ke dasar luka dan tepi luka. Balutan oklusif meningkatkan lingkungan
lembap untuk penyembuhan luka dan tekanan negatif mengeluarkan drainase luka
yang berlebihan, membantu menarik tepi luka sehingga saling merapat.

Slang, sama dengan slang penghisap, ditempatkan ke balutan busa khusus.


Balutan busa dibentuk gulungan yang dipotong agar pas dengan luka. Spons
berbentuk gulungan dan slang kemudian ditutup dengan balutan transparan oklusif.
Slang kemudian dihubungkan ke unit vakum, pada tekanan penghisap yang rendah
(sesuai petunjuk pabrik). Tekanan negatif berfungsi untuk menarik tepi luka sehingga
saling merapat dengan mengempiskan balutan busa dan mengeluarkan cairan luka
saling mempertahankan lingkungan luka tetap lembapsehingga meningkatkan
penyembuhan. Jika balutan tidak mengempis, terdapat kebocoran dalam sistem VAC
dan balutan harus diganti dengan hati-hati saat memasang balutan oklusif transparan.
Balutan oklusif transparan harus difiksasi di tempatnya untuk mempertahankan
tekanan negatif di dalam luka. Bslutan tampak seperti “dibungkus ruang kedap”saat
balutan difiksasi dan ditutup.

Dengan sistem VAC, jaringan granulasi distimulasi, infeksi dan kolonisasi


bakteri berkurang, dan penutupan luka terjadi dalam lingkungan “kedap udara” yang
lembap. Selain itu, sistem VAC mengurangi frekuensi penggantian balutan, sehingga
mengurangi ketidaknyamanan pasien dan waktu intervensi keperawatan.

Sistem VAC dapat digunakan pada luka akut maupun kronis. Sistem VAC
dapat diindikasikan untuk luka kronis(termasuk luka diabetik dan ulkus tekan
nonpenyembuhan derajat III dan VI), flap dan tandur (keduanya luka bedah akut),
insisi dehisens, luka akut dan traumatik, dan luka bakar. Sistem VAC harus
digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien yang mengalami perdarahan aktif,
mereka yang sedang menjalani terapi antikoagulan, atau pasien yang mengalami
riwayat perdarahan tidak terkontrol. Sistem VAC dikontraindikasikan pada pasien
osteomletitis yang tidak diobati, kondisi jaringan nekrotik dengan keropeng,
keganasan lika, fistula, pembuluh darah atau organ yang terbuka, atau luka didekat
organ mayor. Spons VAC harus diposisikan pada jaringan yang hidup, oleh karena
itu, jika terdapat jaringan nekrotik atau mati, luka perlu didebridmen sebelum spons
VAC dapat digunakan. Sistem VAC dapat digunakan pada luka terinfeksi, tetapi
hanya dengan terapi antibiotik yang tepat.

Mengetahui cara pemakaian dan pemeliharaan sistem VAC merupakan


tanggung jawab perawat. Tanggung jawab keperawatan terdiri atas pengkajian luka
dan dokumentasi, bersamaan dengan menempatkan pasien pada sistem vakum,
mengganti selubung, dan mempertahankan sistem. Luka harus menunjukkan
penyembuhan progresif. Jika dokumentasi gagal menunjukkan penyembuhan luka
secara progresif dalam 30 hari, maka terapi alternatif harus dievaluasi.

JAHITAN, STAPLES,DAN PEREKAT LUKA

Jahitan atau staples harus dibersihkan dengan salin normal steril atau pembersih luka.
Segera setelah pembedahan, luka perlu ditutup dengan balutan steril yang kering.
Sering kali setelah awal periode pascaoperasi, staples atau jahitan ditinggalkan tetap
terbuka sehingga terpajan udara.

Perekat luka dapat digunakan pada luka bedah atau traumatik untuk
merapatkan tepi luka, pada kedua kondisi tersebut, jahitan digunakan untuk menutup
jaringan di bawah luka dan perekat luka digunakan secara topikal ke batas luka saat
batas luka tersebut saling didekatakan. Perekat luka tampak memiliki lapisan berkilau
yang bening di atas insisi. Pemakaian perekat luka harus dilakukan denga hati-hati
karena kondisi perekat yang cair. Perekat luka secara tidak sengaja dapat menyebar
kearea lain. Insisi tempat pengolesan perekat luka tidak dibersihan atau direndam
dengan pembersih luka, meskipun mungkin telah dibilas dengan cermat. Luka yang
menggunakan perekat luka dibiarkan tetap terbuka.

DRAINASE LUKA

Sering kali, sebuah drain dimasukkan ke dalam luka untuk mencegah


tergenangnya eksudat di dasar luka. Genangan eksudat di dasar luka mengurangi
penyembuhan dan meningkatkan kemungkinan infeksi. Jenis drain yang paling umum
adalah drain hemovac, drain Penrose, dan drain Jackson-pratt, serta slang dada.
Perawatan dasar untuk semua drain dan slang dada terdiri atas pembersihan dengan
salin normal steril dan di pakaikan balutan steril kering. Balutan menstabilkan drain
dan mencegah tempat insersi drain agar tidak bersentuhan dengan drainase dan
permukaan lain yang berpotensi menyebabkan infeksi. Drain dan tempat insersi
selang jangan pernah dibiarkan terbuka di udara karena adanya resiko infeksi.
Apabila drainase dari sumber lain berpotensi membasahi balutan (di atas
terpasangnya drain), maka balutan yang digunakan harus balutan oklusif. Slang drain
distabilkan dengan plester untuk mengurangi kemungkinan pencabutan dan
pengeluaran slang yang tidak disengaja. Pengeluaran drain secara tidak sengaja
meningkatkan nyeri dan infeksi dan beresiko mengubah luka akut menjadi luka
kronis.

Bacitracin atau Neosporin dapat digunakan, meslipun salep hydrogen


peroksida dan povidone-iodine (Betadine) selalu dihindari karena zat tersebut
merusak jaringan granulasi dan memperlama proses penyembuhan. Salin normal
tidak menyebabkan kerusakan di dasar luka dan bersifat normal secara fisiologis serta
harganya lebih murah. Beberapa institusi dapat menggunakan pembersih luka yang
telah dikemas. Sebagian besar pembersih luka memiliki sedikit potensi untuk
merusak jaringan granulasi (jika dibandingkan dengan salin normal), tetapi tidak
terlalu toksik terhadap jaringan granulasi jika dibandingkan dengan hydrogen
peroksida atau betadine. Pembersih luka yang telah dikemas berkembang dengan
cepat, menjadi lebih sedikit sitotoksik dan lebih efisien dari segi waktu dan efektif
dari segi biaya.

Kassa yang telah mengandung obat untuk membalut dari berbagai balutan
(mis, Betadine dan larutan Dakin) dapat digunakan pada luka terinfeksi, tetapi tidak
boleh digunakan sebagai obat luka yang rutin dalam waktu yang lama karena
merusak jaringan granulasi dan menghambat proses penyembuhan. Ingat bahwa
penggunaan produk ini menandai bahwa luka bukanlah luka akut tetapi telah menjadi
luka kronis.

BALUTAN LUKA
Tujuan balutan luka adalah melindungi luka dari infeksi dan meningkatkan
lingkungan yang lembap. Tersedia ratusan produk balutan. Pilihan balutan
bergantung pada luka. Robekan kulit (luka dengan ketebalan parsial) merupakan luka
akut akibat penggunaan plester atau balutan oklusif transparan dan harus dirawat
dengan menggunakan balutan tipe Adaptik (tanpa zat aditif iodin/Betadine) yang
kemudian ditutupi dengan balutan tipe Kling atau Kerlix untuk menghindari robekan
kulit lebih lanjut. Sangat penting untuk meminimalkan penggunaan plester dalam
segala bentuk pada pasien yang rentan mengalami robekan kulit.

Anda mungkin juga menyukai