BAB I
PENDAHULUAN
”Agar supaya para peserta residensi dapat memahami organisasi dan proses manajemen
rumah sakit dalam situasi yang nyata di Rumah Sakit”
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR
RSSM dikemukakan terdapat enam masa lintasan dalam sejarah rumah sakit tersebut. Enam masa
yang tersebut ialah:
1. Masa Pembangunan (1938-1939)
Masa ini lebih merupakan masa cikal bakal berdirinya RSSM, yang diawali
dengan pembelian sebidang tanah oleh para suster JMJ di jalan Standsweg
(penghibur), jalan Datuk Museng, dan Arendsweg (Lamadukelleng). Tanah ini dibeli
dari De Heer de Munnik, yang kemudian dilakukan pembangunan rumah sakit, dan
akhirnya pada 22 September 1939, rumah sakit tersebut diresmikan yang ditandai
dengan peresmian gedung “R.K.Z” (Room Katoliek Ziekenhius), atau Rumah Sakit
Katolik “Stella Maris”, dengan jumlah kapasitas awal sebanyak 40 tempat tidur,
dimana 20 tempat tidur bagi penderita kurang mampu dan 20 tempat tidur lainnya bagi
penderita yang mampu.
2. Masa Pertumbuhan (1939-1942)
Pada masa ini, RSSM dikelola secara sangat sederhana dengan fasilitas yang
belum memadai dan belum memiliki Direktur Rumah Sakit. Beranjak dari hal tersebut,
maka dalam memberikan pelayanan kepada penderita (pasien) secara maksimal, maka
pihak rumah sakit merasa perlu mendatangkan Dr. Smit dan perawatnya dari Rumah
Sakit Tentara.
3. Masa Pendudukan (1942-1945)
Pada masa ini, RSSM dikuasai oleh Tentara Jepang, sehingga namanya pun
diganti menjadi “Makassar Minseibu Bioing” (Rumah Sakit Daerah Makassar).
Meskipun demikian, fungsinya tetap melayani dengan kasih kepada masyarakat.
masyarakat bahkan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan juru rawat. Tidak hanya
itu, RSSM dilengkapi dengan bagian-bagian unit seperti: Bedah Umum, Gynekologi,
Interna, dan THT. Namun demikian, pada masa ini juga para perawat dan pegawai
rumah sakit tidak dapat bekerja dengan tenang dan aman, dikarenakan “diselimuti”
oleh kekejaman perang yang tentunya sewaktu-waktu dapat menelan korban. Selama
masa pendudukan yang menegangkan ini, Rumah Sakit berada dibawah
kepemimpinan di Azzuma yang berkebagsaan Jepang.
4. Masa Peralihan (1945-1947)
Pada masa ini, manajemen RSSM beralih dari tentara Jepang ke tentara sekutu
dibawah kendali pemerintah Hindia Belanda, yang dipimpin oleh Hope Oomen. RSSM
ini sempat harus menampung para mantan tawanan Jepang (Interneren) dari bangsa,
lapisan, dan usia. Mereka umumnya diserang penyakit beri-beri, disentril, dan lain-
lain. Beberapa diantaranya tidak sanggup berjalan, dan terpaksa merangak seperti anak
kecil. Namun demikian, untuk tetap memberikan pelayanan yang baik dan maksimal,
maka fasilitas Rumah Sakit, antara lain: tempat tidur, mebeulair, alat tenun, perban,
instrument, oba-obatan, dan lain-lain ditata dan diperlengkapi kembali.
5. Masa Perjuangan untuk Pengembalian (1947-1948)
Masa perjuangan pengembalian yang dimaksud adalah pengembalian RSSM
dari Pemerintah Departemen Kesehatan NIT kepada para para suster JMJ. Perjuangan
pengembalian akhirnya berhasil setelah kementrian kesehatan NIT menyetujui
pengembalian RSSM kepada para suster JMJ. Saat itu RSSM masih dipimpin oleh dr.
Hope Oomen.
Tabel 1
Berdasarkan hasil uji checklist mengenai visi rumah sakit, maka visi RSSM telah memberikan
gambaran yang jelas dari kondisi ideal organisasi di masa datang. Selain itu visi RSSM memiliki
pengaruh dan menantang, serta mudah dimengerti menarik bagi anggota organisasi (karyawan,
pelanggan dan stakeholders) dan visi bersifat tetap, namun dalam visi rumah sakit tersebut tidak
terdapat target tahun yang jelas di dalamnya. Namun secara keseluruhan visi RSSM sudah baik.
Tabel 2
Uji Checklist Misi
Berdasarkan hasil uji checklist mengenai misi, maka misi RSSM telah memberikan gambaran
yang jelas mengenai manfaat kehadiran organisasi. Tidak hanya itu, misi RSSM telah jelas dan telah
mengatakan dengan jelas kepeduliaan organisasi terhadap kepentingan stakeholder, serta misi RSSM
dapat bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam administrasi, dan mampu memberikan alasan
mengapa membelanjakan dana pada usaha-usaha organisasi dalam hal ini program atau sub program
yang akan dijalankan di rumah sakit, dilandaskan pada perkembangan kegiatan utama organisasi yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.. Secara keseluruhan misi Rumah Sakit Stella Maris
sudah baik.
“Sebagai Rumah Sakit Yang Selalu Siap Sedia Memberikan Pelayanan Kesehatan Secara
Menyeluruh Sesuai Dengan Perkembangan Teknologi Dan Kebutuhna Masyarakat Termasuk
Bagi Mereka Yang Berkekurangan”.
Tabel 3
Berdasarkan uji checklist untuk tujuan rumah sakit, maka tujuan dari RSSM secara garis
besar atau keseluruhan sudah baik karena merupakan penjabaran atau implementasi penjabaran Visi
dan Misi di Rumah Sakit. Selain itu, tujuan RSSM telah menggambarkan program yang direncanakan
serta memiliki tantangan bagi pelaku organisasi Rumah Sakit, agar memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat. Namun sayangnya, produk organisasi yang dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu relatif panjang (3 – 5 tahun) tidak tertuang dalam tujuan RSSM.
4. Rekam Medis
Secara organisasi Rumah Sakit Stella Maris merupakan unit kerja yang dikelolah oleh PT.
Citra Ratna Nirmala dan dimiliki oleh Tarekat Societes JMJ Indonesia. Berdasarkan susunan stuktural
organisasi Rumah Sakit Stella Maris, dapat dilihat bahwa susunan yang ada pada organisasi Rumah
Sakit Stella Maris yaitu :
1) Direksi
Kepala Sekretariat : Rosalina Lilla
Kepala Electronic Data Process. : Petrus Lumintang
2) Medis
Kepala Bidang Pelayanan Medis : dr. Hengky Liemowa
Kepala Bidang Admin Medis : dr. Desy Natalia
Kepala Instalasi Gawat Darurat : dr. Jerny Julianty
Kepala Instalasi Kamar Operasi : dr. Kipsanag A., Sp.B FICS
Kepala Instalasi Radiologi : dr. I Wayan S..Sp.Rad
Kepala Instalasi Laboratorium : dr. Ruland D.N P.,, Sp.PK
Kepala Instalasi Gizi : Prof.Dr.dr.Nurpudji Astuti
3) Keperawatan
Kepala Bidang Askep : Bernadeth Sanut, S.Kep, Ns
Kepala Bidang Pend. & Pelatihan : Debby Lempan, S.Kep, Ns
Kepala Bidang Pastoral Care : Sr. Rosalina M.,, JMJ
PERISTI & KIA : Prof.Dr.Djauhariah A. M.,
Sp.A(K)
4) Umum & SDM
Kepala Bagian Umum : Julius Jemmy Runtuwene
Kepala Bagian SDM & DIKLAT : Grestin S. R., S.Psi., M.Psi
Kepala Bagian Humas & Pemas. : Evivana Bernadeth Soekardi
Rumah Sakit Stella Maris adalah salah satu rumah sakit yang ada di Kota Makassar dan juga
merupakan rumah sakit umum kelas B dengan status kepemilikan swasta Katolik. Dengan nomor
kode Rumah Sakit Stella Maris yaitu 7371063 dan berlokasi di sebelah Barat Kota Makassar, serta
dapat dijangkau dengan transportasi umum dengan kedudukan sebagai berikut :
1. Alamat lengkap :
Jl. Somba Opu No. 273, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujung
90112, Indonesia
2. No. Telepon :
(0411) 854 341 – 871 391 – 873 346
3. Sarana dan prasarana :
a) Luas Tanah dan Bangunan :
1. Luas Tanah : 1,99537 ha
2. Luas Bangunan RS : 14.658 m2
b) Sumber Tenaga Listrik :
1. PLN : Kapasitas 3 x 335 KVA
2. Generator : Kapasitas 3 x 125 KVA
c) Sumber Air Bersih :
1. Air PAM, kapasitas 5 liter/detik
2. Air tanah (dangkal)
4. Pengolahan Limbah :
Incinerator, kapasitas 0.5 m3 / jam
5. Jumlah Tempat tidur :
a) Kapasitas :
218 Tempat Tidur (Termasuk Tempat Tidur ICU/ICCU)
b) Tersedia :
201 Tempat Tidur (Tidak Termasuk Tempat Tidur ICU/ICCU), perinciannya
yaitu :
1) Ruang Perawatan St. Yoseph : 30 tempat tidur
2) Ruang Perawatan St. Bernadeth : 92 tempat tidur
3) Ruang Perawatan St. Theresia : 40 tempat tidur
4) Ruang Perawatan St. Elisabeth : 12 tempat tidur
5) Ruang Perawatan St. Maria : 27 tempat tidur
6. Bangunan Rumah Sakit Stella Maris terdiri dari 4 (empat) lantai, yaitu :
a) Lantai I
Lantai I terdiri dari ruang radiologi, ruangan personalia, ruang CT-Scan dan
USG, ruang operasi, fisioterapi, pos keamanan (security), gudang farmasi, ruang
direktur, ruang sekretariat direksi, ruang bagian umum, ruang marketing dan
humas, ruang medical check up, ruang hemodialisis, rekam medik, ruang
Terdapat beberapa persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit yang tercantum dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 yang mencakup lingkungan bangunan
rumah sakit dan konstruksi bangunan rumah sakit, antara lain :
1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
a) Harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak
memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas. Pada
kenyataan di RS Stella Maris hanya gedung baru yang memiliki pembatas berupa
tembok, sedangkan gedung lama tidak memiliki pagar pembatas, tak ada pemisah yang
jelas dan kuat antara parkiran rumah sakit dan jalan raya.
b) Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan
sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir.
Rumah Sakit Stella Maris telah mempunyai tempat parkir yang memadai dilengkapi
dengan rambu parkir.
c) Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah. Di sepanjang koridor gedung
rumah sakit dapat di jumpai beberapa tempat sampah, demikian juga ruang tunggu dan
tempat lainnya.
2. Konstruksi Rumah Sakit
a) Lantai, dimana pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar
mudah dibersihkan. Pada kenyataan di RS Stella Maris pertemuan lantai dengan
dindisng tidak berbentuk lengkung, namun membentuk sudut 900.
b) Fasilitas Pemadam Kebakaran, dimana bangunan rumah sakit dilengkapi dengan
fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada kenyataan di RS
Stella Maris dapat dijumpai terdapat fire alarm dan tabung pemadam api di bebrap titik,
antara lain di IRJ, ruang perawatan Santa Maria II, ruang perawatan santa maria III, dan
ruang perawatan santa maria IV.
Tabel 4
Perbandingan Bangunan RS Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan RS Kemenkes
Tahun 2012
Standar Pedoman
No Kondisi RS.Stella Maris Keterangan
Penyelenggaraan
Luas lahan untuk RS bertingkat Luas Tanah :1,99537 ha dan
Memenuhi
1 minimal 2 kali luas bangunan Luas Bangunan RS :14.658
Standar
lantai dasar m2 untuk stella maris
Pelayanan rawat jalan adalah bentuk pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan
pasien tersebut di rawat inap. Fungsi rawat jalan ialah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,
pemeriksaan, dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing- masing yang disediaka untuk
pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
Dokteran. Poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagnosa dini, yaitu tempat
pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut di dalam tahap pengobatan
penyakit. Instalasi rawat jalan terletak di lantai satu gedung baru RSSM dekat dengan loket dan
laboratorium.
Adapun data kunjungan rawat jalan di RSSM seperti data tabel berikut:
Tabel 5
Berdasarkan tabel diatas mengenai kunjungan rawat jalan RSSM, maka data kunjungan baru
terbanyak di dapatkan di pelayanan rawat darurat, dimana sebesar 8964 kunjungan (36,23%),
kemudian disusul oleh pelayanan radiologi sebesar 6953 kunjungan (28,105), serta urutan ketiga
terbanyak ialah pelayanan penyakit dalam sebesar 1599 kunjungan (6,46%).
A. Poliklinik Umum
B. Poliklinik Spesialis, meliputi:
1) Poli Interna Umum 7) Poli Syaraf
2) Poli Paru 8) Poli Mata
3) Poli Jiwa 9) Poli THT
4) Poli Gigi dan Mulut 10) Poli Anak
5) Poli Kulit dan Kelamin 11) Poli Gizi
6) Poli Kandungan (Obgyn) 12) Poli Bedah
Adapun jadwal pelayanan rawat jalan di RSSM dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6
Berdasarkan hasil tabel diatas mengenai jadwal pelayanan rawat jalan di RSSM dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari jenis pelayanan rawat jalan (poli) di RSSM memberi
pelayanan dari Senin hingga Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WITA.
Instalasi Gawat Darurat adalah (IGD) merupakan suatu bagian pelayanan gawat darurat di
Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien sakit dan cedera yang dapat
mengancam kelangsungan hidupnya, serta yang menderita akut dan mengalami kecelakaan sesuai
dengan standar secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin. Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPDGT) adalah suatu sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang
terdiri dari unsure pelayanan pra-rumah sakit, pelayanan di rumah sakit, dan pelayanan antar rumah
sakit.
Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan:
Tabel 7
Berdasarkan data tabel diatas mengenai kegiatan pelayanan di instalasi gawat darurat dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien non rujukan yang menggunakan pelayanan non bedah mencapai
14863 (76,38%). Selain itu tindak lanjut pelayanan yang dilakukan sebesar 5824 (87,29%). Namun,
masih terdapat kematian terhadap pasien yang terbesar ialah pada pelayanan non bedah sebanyak 49
pasien (87,50%).
Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pengobatan kepada penderita di suatu pelayanan
kesehatan yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap di fasilitas kesehatan tersebut.
Pelayanan rawat inap diberikan kepada pasien yang diindikasikan untuk rawat inap. Pasien rawat inap
harus melalui unit rawat jalan (poliklinik) dan atau instalasi gawat darurat.
A. Pelayanan keperawatan
B. Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik)
C. Pelayaan penunjang medik (Konsutasi Radiologi, Pengambilan Sampel
Laboratorium, Konsultasi Anestesi, Gizi (Diet dan Konsultasi), Farmasi (Depo dan
Klinik), Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi dan Konsultasi).
Pelayanan Rawat Inap di tunjang oleh Pelayanan Medis Dokter Umum (Dokter Jaga) 24 Jam
dan Dokter Spesialis on Call. Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris, terdiri dari :
A. Santo Yoseph
B. Santa Bernadeth I
C. Santa Bernadeth IIA
D. Santa Bernadeth III B
E. Santa Maria I
F. Santa Maria II
G. Santa Elisabeth
H. Santa Theresia
Adapun alokasi tempat tidur untuk menunjang pelayanan rawat inap, dapat dilihat pada tabel
2 sebagai berikut:
Tabel 8
Jumlah Tempat Tidur Unit Perawatan
RS. Stella Maris Tahun 2013
Berdasarkan tabel mengenai jumlah tempat tidur Rumah Sakit Stella Maris dapat disimpulkan
bahwa jumlah tempat tidur di unit perawatan sebanyak 201 tempat tidur. Unit Perawatan Bernadeth
memiliki tempat tidur yang paling banyak yaitu 92 tempat tidur atau 45,78% dari total kamar yang
tersebar di unit perawatan.
Pelayanan bedah atau pembedahan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara elektif
maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan khusus lainnya. Kegiatan pelayanan bedah di
Rumah Sakit Stella Maris dibagi dalam kelompok spesialisasi dan golongan seperti tabel berikut:
Tabel 9
Kegiatan Pembedahan Menurut Golongan dan Spesialisasi
Rumah Sakit Stella Maris 2013
Bedah Syaraf 53 47 3 3 0 0
THT 126 76 47 3 0 0
Mata 13 13 0 0 0 0
Kardiologi 0 0 0 0 0 0
Paru-paru 21 1 0 14 6 0
A. Bedah Minor : Bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit,
ekstraksi kuku atau benda asing, sirkumsi
B. Bedah Umum / Mayor dan bedah digestif
C. Bedah Spesialistik : Bedah kebidanan, onkologi / tumor, urologi, orthopedic,
bedah plastic dan reanimasi, bedah anak, kardiotorasik dan vaskular
D. Bedah Sub Spesialistik : Transpalantasi ginjal, mata, sumsum tulang, kateterisasi
Jantung, dan lain-lain
Intensif Care Unit merupakan ruang untuk Dokteran pasien yang dalam keadaan belum stabil
sehingga memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera. Ruang dokteran intensif
merupakan unit pelayanan khusus di Rumah Sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif
dan berkesinambungan selama 24 jam.
Adapun penjabaran kegiatan kebidanan dan perinatologi di Rumah Sakit pada tabel 8 dan
tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 10
Kegiatan Kebidanan
Rumah Sakit Stella Maris 2013
Asal Pasien
Dirujuk
No Jenis Pelayanan Rujukan Non Rujukan
keatas
Jumlah Mati Jumlah Mati
* Pre Eclampsi 0 0 1 0 0
* Eclampsi 0 0 0 0 0
* Infeksi 0 0 0 0 0
* Lain-Lain 0 0 0 0 0
2 Sectio Ceasaria 0 0 64 0 0
3 Abortus 0 0 37 0 0
Imunisasi (a+b) 0 25
4 a) Tetanus 1 0 23
b) Tetanus 2 0 2
Berdasarkan data tabel ditas mengenai kegiatan kebidanan pada Rumah Sakit Stella Maris,
dapat disimpulkan bahwa bentuk jenis pelayanan persalinan mencapai 191 pasien (60,25%) yang
berasal bukan dari rujukan rumah sakit lain. Kemudian bentuk pasien menggunakan pelayanan section
ceasaria mencapai 64 pasien (20,19%), pelayanan, pelayanan abortus sebanyak 37 pasien (11,67%),
dan melakukan imuniasai pada kegaiatan kebidanan mencapai 25 pasien (7,89%).
Tabel 11
Kegiatan Perinatologi
Rumah Sakit Stella Maris 2013
1 * <2500 gram 22 0 22 0
Kematian Perinatal 8 0 8 0
2 *Kelahiran mati 6 0 6 0
*Aspyxia 0 0 0 0
*Trauma kelahiran 0 0 0 0
*BBLR 0 0 0 0
*Tetanus neonatorum 0 0 0 0
*Kel. Conginetal 0 0 0 0
*ISPA 0 0 0 0
*Diare 0 0 0 0
*Lain-lain 0 0 0 0
Berdasarkan data diatas mengenai kegiatan perinatologi di Rumah Sakit Stella Maris, bahwa
kelahiran hidup bayi di rumah sakit kurang dari 2500 gram sebanyak 22 bayi (10,84%) dan bayi yang
lahir lebih dari 2500 gram sebanyak 181 (89,16%). Lain halnya dengan angka kematian bayi, dari
data diatas dapat disimpulan bahwa kematian bayi saat dilahirkan sebanyak 6 bayi (75%) dan yang
hanya hidup kurang dari 7 hari sebanyak 2 bayi (25%).
Tabel 12
Keluhan Efek
Peserta KB Baru
Samping
Kunjung
No
1 IUD 8 0 0 8 42 12 0
2 Pil 3 0 4 7 5 0 0
3 Kondom 0 0 2 2 3 0 0
Obat
4 0 0 0 0 0 0 0
Vagina
5 MO Pria 0 0 0 0 0 0 0
MO
6 5 11 2 18 11 1 0
Wanita
7 Suntikan 13 9 8 30 39 5 0
8 Implant 0 0 0 0 3 0 0
TOTAL 29 20 16 65 103 18 0
(Sumber: Data Seknder 2012)
Berdasarkan hasil tabel diatas mengenai kegiatan kelurga berencana di Rumah Sakit Stella
Maris dapat dilihat bahwa peserta baru keluarga berencana paling banyak menggunakan metode
suntikan sebanyak 30 pengunjung (46,15%), sedangkan pada peserta kunjungan ulang paling banyak
menggunakan metode IUD sebanyak 42 (40,78%) dan metode suntikan sebanyak 39 kunjungan ulang
(37,86%). Namum dalam penggunaan beberapa metode dalam kegiatan keluarga berencana, terdapat
keluhan efek samping yang dirasakan pengunjung, dimana terdapat 12 (66,67%) pengunjung
merasakan keluhan efek samping dengan metode IUD.
Dalam pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit, berarti Rumah Sakit memahami berbagai
gangguan jiwa dan masalah kesehatan jiwa di masyarakat dan mampu memberikan pelayanan
kesehatan jiwa terintegrasi. Selain itu, mampu mendeteksi masalah kesehatan pada pasien yang
datang ke rumah sakit serta menegakkan diagnosis gangguan jiwa.
Adapun jenis pelayanan pada kesehatan jiwa di Rumah Sakit Stella Maris, diantaranya:
1. Psikotes 5. Psikoterapi
2. Konsultasi 6. Play Therapi
3. Terapi Medikamentosa 7. Psikiatrik
4. Elektro Medik 8. Kunjungan Rumah
Tabel 13
Kunjungan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Stella Maris – 2013
1 Psikotes 0
2 Konsultasi 5
3 Terapi Medikamentosa 0
4 Elektro Medik 0
5 Psikoterapi 19
6 Play Therapi 0
7 Psikiatrik 0
8 Kunjungan Rumah 0
TOTAL 24
Adapun kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit Stella Maris dalam hal pelayanan
rehabilitasi medik pada tabel berikut:
Tabel 14
1 Medis 0
Fisioterapi 844
Aktinoterapi 2173
2 Elektroterapi 4766
Hidroterapi 0
Lain-Lain 0
3 Okupasiterapi 0
4 Terapi Wicara 0
5 Psikologi 0
6 Sosial Medis 0
Ortotik Prostetik 0
Lain-lain 0
8 Kunjungan Rumah 0
TOTAL 10351
Berdasarkan data tabel diatas mengenai kegiatan pelayanan rehabilitasi medik di Rumah Sakit
Stella Maris dapat disimpulkan bahwa jumlah pelayanan rehabilitasi medik berjumlah 10351, dan
bentuk kegiatan pelayanan elektroterapi mencapai 4766 (46,04%), dan bentuk kegiatan latihan fisik
mencapai 2568 (24,80%), serta bentuk kegiatan pelayanan aktinoterapi mencapai 2173 (20,99%) dan
bentuk kegiatan pelayanan fisioterapi mencapai 844 (8,17%).
A. Exercise Therapy
B. Aktino Therapy (Infra Red Rays)
C. Pembuatan Alat Bantu (Polar Care)
D. Electro Therapy :
1. Ultrasonic
2. Interferensi
3. Teksis Cervical
4. Teksis Lumbal
5. Diathermy/UKG
Instalasi Radiologi melakukan pelayanan sesuai kebutuhan dan permintaan dari unit-unit
kesehatan lain. Rumah Sakit Stella Maris memberikan pelayanan radiologi sebagai penunjang medik
selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Tabel 15
Kegiatan Radiologi
Rumah Sakit Stella Maris – 2013
3 CT-Scan 2100
4 USG 2684
TOTAL 10186
(Sumber: Data Sekunder 2012)
Berdasarkan tabel diatas mengenai kegiatan radiologi di Rumah Sakit Stella Maris, dapat
disimpulkan bahwa jenis pemeriksaan yang paling banyak dilakukan terhadap pasien adalah jenis
pemeriksaan foto tanpa bahan kontras sebesar 5263 (51,67%), kemudian disusul jenis pemeriksaan
USG sebanyak 2684 (26,35%), jenis pemeriksaan CT-Scan sebanyak 2100 (20,62%), dan yang
terakhir yang dilakukan terhadap pasien ialah jenis pemeriksaan dengan bahan kontras sebesar 139
(1,36%).
Hemodialisa merupakan salah satu jenis kegiatan pada pelayanan khusus atau terapi di
Rumah Sakit Stella Maris. Pelayanan hemodialisa sendiri meupakan pelayanan bagi pasien yang
membutuhkan fasilitas cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal.
Adapaun kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit Stella Maris dalam hal pelayanan khusus
atau terapi pada tabel berikut
Tabel 16
3 Endoskopi 0
4 Hemodialisa 1855
5 Angiografi 0
6 Lymphografi 0
7 Koreksi Fraktur 0
8 Punksi 0
9 Spirometri 1
10 Tes Kulit 0
11 Topometri 0
12 Tredmil 62
13 Lain-lain 401
TOTAL 3966
Berdasarkan data tabel diatas mengenai kegiatan pelayanan khusus dan terapi dapat dilihat
bahwa kegiatan hemodialisa memiliki kegiatan terbanyak sebesar 1855 kali (46,77%)., kemudian
disusul kegiatan EKG sebesar 1647 kali (41,52%).
Adapun pelayanan Penunjang medis yeng tersedia di RS. Stella Maris, yaitu:
Pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang di pandang perlu oleh pelaksanaan
pengobatan lanjutan dan di laksanakan di bagian rumah sakit atau fasilitas khusus.
Adapun Pelayanan Penunjang Medis yang tersedia di RS. Stella Maris adalah sebagai
berikut :
2.4.1 Kegiatan Pelayanan Penunjang Medik
Instalasi laboratorium terletak di lantai satu gedung baru RS. Stella Maris, dekat dengan
loket, farmasi dan pelayanan rawat jalan. Instalasi laboraturium, meliputi:
a) Bedah Umum
b) Obgyn
c) Bedah Syaraf
d) THT
e) Mata
f) Kulit Kelamin
g) Gigi Mulut
h) Kardiologi
i) Bedah Orthopedi
j) Bedah Paru, dan lain-lain
2.4.1.5 Pelayanan Anastesi
Pelayanan anastesi di RS. Stella Maris meliputi:
1. Umum
2. Spiral
3. Lokal
4. Neurolep
2.4.1.6 Pelayanan Diagnostik & Terapi Lainnya
1) Fonokardiografi
2) Echo Kardiografi
3) Elektro Kardiografi
4) Hemodialisa
5) Elektro Encephalografi
6) Exercise Test
7) Punksi
8) Faal Paru (spirometri)
9) Karotik Kurve
10) ACG
Tabel 17
Dari tabel 6 dapat diketahui sebagian besar pelayanan penunjang medis di RS.
Stella Maris melayani 24 jam sehari kecuali CT-Scan dan fisioterapi.
a. Rekam Medis
Dalam pengelolaan dan penyelenggaraan Rekam Medis RS. Stella Maris selama
tahun 2010 dilakukuakn kegiatan rutin / non rutin antara lain :
Kegiatan Rutin
1. Pengelolaan berkas rekam medis pasien rawat inap :
a) Assembling
b) Analisa
c) Pengkodean (ICD X)
d) Index (Penginputan Data Medis)
e) Penyimpanan / Peminjaman RM
1. Pelaporan RL1, RL2a, RL2b, RL2a1, RL2b1, RL2.1, RL2.2, RL2.3, RL3, RL4,
RL5, Laporan kematian dan KLB.
1. Pengelolaan data sensus harian pasien rawat inap dan rawat jalan
2. Bimbingan terhadap mahasiswa praktek
3. Bimbingan terhadap mahasiswa magang
4. Pelayanan terhadap tenaga Penelitian
5. Pelayanan permintaan data dari unit/dokter.
b. Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Tabel 18
Kegiatan Bagian Perjanjian Kerjanjian Kerjasama selama Tercatat
Tahun 2011
Tabel 19
Tahun 2011
Total 4.288
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Bagian PKS selama Tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Rutin :
Penempatan 1 orang petugas pada bagian Registrasi Rawat Jalan yang bertanggung
jawab terhadap pelayanan pasien dengan Sistem Jaminan mulai dari proses
pendaftaran sampai dengan proses konfirmasi langsung kepada Pihak Penjamin
sehubungan dengan Pelayanan Pasien.
1. Fasilitas yang kurang memadai (Komputer, printer, mesin fax, jaringan internet)
2. Kurangnya komunikasi antara perawat dan pihak PKS mengenai pelaporan
tindakan terhadap pasien di beberapa bagian perawatan
3. Kurangnya pengetahuan dari beberapa unit tentang fungsi dan peran PKS (di
beberapa unit pelayanan mengira penjaminan pasien di keluarkan oleh pihak
PKS)
4. Di beberapa unit / bagian tidak ingin menerima telepon dari pihak asuransi untuk
menanyakan keadaan umum pasien
5. Sering terjadi revisi billing sehingga pihak PKS yang mendapatkan akibatnya
dari asuransi karena kurang kontrolnya bagian Keuangan
Kurangnya perhatian dokter untuk mengisi laporan medis untuk mempercepat
penjaminan dari pihak asuransi.
c. Administrasi dan Keuangan
Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011 secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Pencapaian Anggaran
a) Pendapatan
Realisasi pendapatan Tahun 2011 adalah 105% dari rencana
anggaran dan jika di bandingkan dengan tahun 2011 terdapat kenaikan
pendapatan sebesar 7.00 %. Hal ini dicapai karena adanya peningkatan
pendapatan dari sebagian besar unit profit center dalam RS. Stella Maris.
b) Biaya Langsung
Realisasi Biaya langsung (Biaya HPP) keseluruhan tahun 2011
adalah 101% dari rencana anggaran dan jika dibandingkan dengan tahun
2010, maka terdapat kenaikan sebesar 3%
c) Biaya Administrasi Umum
Pada tahun 2011 biaya administrasi dan umum secara keseluruhan
adalah 105% dari rencana anggaran, jika dibandingkan dengan tahun 2010
maka di tahun 2011 ini biaya administrasi & umum mengalami penurunan
sebesar 7%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen terhadap
pengefisienan biaya sudah mulai dilakukan secara maksimal.
d) Laba
Pencapaian Laba Tahun 2011 sebesar 140% dari rencana anggaran
dan jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami kenaikan yang cuku
signifikan.
2. Arus Kas
Berdasarkan data arus kas sepanjang tahun 2011, posisi cash flow rata-rata
dari januari s/d desember adalah berkisar Rp.1.000.000.000,- s/d 2.000.000.000,-
per bulan. Jika dibandingkan tahun – tahun sebelumnya maka pada tahun 2011
ini cash flow sudah mulai mengalami perbaikan, oleh karena itu manajemen cash
flow untuk tahun depan masih diharapkan dikelolah dengan baik lagi untuk
meningkatkan efisien modal kerja.
3. Bantuan Pasien
Bantuan pasien atau subsidi pasien sepanjang tahun 2011 mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2010, yaitu sebesar 37% dan perlu diketahui bahwa
bantuan pasien tersebut masih mencakup bantuan pasien untuk suster-suster
biarawati, pasien kurang mampu, pasien keluarga karyawan/dokter yang di beri
keringanan serta subsidi pasien jamkesmas.
4. Piutang Pasien Pribadi
Piutang pasien pribadi tahun 2011 masih mengalami peningkatan disbanding
tahun 2010, yaitu sebesar 4% dan perlu diketahui bahwa pada akhir tahun 2011
dilakukan penghapusan piutang pasien pribadi yang dianggap tidak bisa di tagih
lagi yaitu dari tahun 2006 s/d tahun 2009 sebesar Rp.681.989.012,- berdasarkan
hasil keputusan Rapat Direksi.
5. Sisa Hasil Usaha
SHU (Sisa Hasil Usaha) sepanjang tahun 2011 lebih baik disbanding SHU
tahun 2010, hal ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan dan di barengi
dengan pengefisiensian biaya.
1. Komunikasi
Bagian Komunikasi bertugas untuk member pelayanan komunikasi 24 jam
secara terus menerus. Adapun yang menjadi tugas pokok dari bagian ini adalah
sebagai berikut :
e) Memberi pelayanan kebutuhan komunikasi yang ada untuk kepentingan
Rumah Sakit dan keluarga pasien.
f) Mencatat aktivitas komunikasi setiap hari
g) Melayani / mengawasi penggunaan wartel
h) Menata dan membersihkan ruang komunikasi.
2. Linen I
Unit Linen I merupakan suatu unit RS. Stella Maris yang memegang
tanggung jawab atas pengelolaan bahan linen dalam hal pencucian dan
penyiapannya, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal Rumah Sakit.
Adapun Kegiatan Unit Linen I RS. Stella Maris Tahun 2010 adalah sebagai
berikut :
1. Penerimaan dan pencucian barang tenun kotor
2. Pengorganisasian tugas setiap staf di masing-masing Linen I melalui
pembagian dan penjadwalan tugas.
3. Pemberian Pelayanan setiap hari :
a) Senin s/d Kamis & Sabtu s/d Minggu : Pukul 07.00 – 14.00
WITA (Termasuk hari raya).
Analisis :
Pelayanan Kesehatan yang terdapat di Rumah Sakit Stella Maris Makassar ini telah
memenuhi standar pelayanan yang harus ada dalam PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 340 /MENKES /PER/III/2010
TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT, mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2
(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Pelayanan yang dimaksud adalah Pelayanan
Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan
Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Tabel 21
Bed Occupancy Rate (BOR)
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa BOR RS.Stella Maris dari data 3 tahun
terakhir 2010-2012 .Dari tahun 2011 sebesar 62,2,meningkat 10,28% menjadi
sebesar 72,48% pada tahun 2012 .Peningkatan ini menunjukkan bahwa angka BOR
RS.Stella Maris telah memenuhi standar Depkes , yakni 60%-85%.
Tabel 22
Bed Turn Over (Kali) Rumah Sakit Stella Maris 2013
Bed turn over Rumah Sakit Stella Maris pada keseluruhan perawatan rawat inap
pada 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa tahun 2012 jumlah yang diperoleh sebesar
44,51 kali lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni pada tahun 2011 sebesar
45,15%.Namun,penurunan angka BTO ini masih pada standar Depkes yang
menetapkan min 40-50 kali,artinya BTO pada tahun 2012 masih sesuai dengan
standar atau memenuhi standar.
Tabel 23
Average Length Of Stay (AVLOS) RS.Stella Maris 2013
Tabel 24
Berdasarkan rata-rata TOI secara keseluruhan pada perawatan rawat inap RS.Stella
Maris dapat disimpulkan bahwa Turn Over Internal selama 3 tahun terakhir dari tahun
2010-2012 terus mengalami penurunan,namun hal ini masih tetap sesuai dengan standar
depkes yakni selama 1-3 hari,sedangkan TOI pada tahun 2012 rata-rata selama
2,12,artinya masih memenuhi standar Depkes.
Tabel 25
Pada tahun 2012 terjadi penurunan angka GDR yang sangat drastis,dari tahun 2011
sebesar 53,62% menurun menjadi 12,5%.Angka ini sangat jauh lebih rendah dari angka
yang ditargetkan pada Depkes yang seharusnya angka GDR berkisar ≤
45%.Kesimpulannya angka Gross Death Rate RS.Stella Maris pada tahun 2012 belum
memenuhi standar.
Tabel 26
Pada tahun 2012 rata-rata keseluruhan jumlah pasien perawatan rawat inap angka Net
Death Rate (‰) RS.Stella Maris menunjukkan angka yang paling terkecil dari 2 tahun
sebelumnya,yakni 2012 sebesar 5,42 dan hal ini menunjukkan bahwa jauh dibawah
standar yang telah ditetapkan yang mengharuskan angka jumlah NDR berkisar < 25%
.Kesimpulannya angka Net Death Rate RS.Stella Maris pada tahun 2012 belum
memenuhi standar Depkes.
Tabel 27
Tahun Standar
No Variabel Ket
2010 2011 2012 (Depkes)
1 Bed Occupancy 61,05 64,90 72,8 60-85% Memenuhi
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan dari data 3 tahun terakhir 2010-2012.BOR
RS.Stella Maris ditahun 2010 paling rendah yaitu sebesar 61,05% dan dari tahun ke tahun
terus meningkat, dan pada tahun 2012 angka Bed Occupancy Rate sebesar 72,8%.Namun
angka Bed Occupancy Rate RS.Stella Maris ini maish mampu memenuhi standar
Depkes.Sedangkan pada variable BTO dilihat bahwa angka tertinggi terjadi pada tahun
2011 sebanyak 45,15 kali dan menurun hingga ke terendah yakni pada tahun 2012
sebanyak 43,05 dengan selisih 1,04%.Berdasarkan uraian angka Bed Turn Over
RS.Stella Maris masih memenuhi standar Depkes.Sedangkan ALOS terus mengalami
penurunan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai 2012,tahun 2012 merupakan
angka yang terendah yakni sebesar 5 hari,sedangkan standar Depkes mengharuskan 6-8
hari,artinya ALOS RS.Stella Maris tidak memenuhi standar.Angka GDR pada tahun 2012
sebesar 12,5% merupakan angka terendah dalam 3 tahun terakhir,angka ini menunjukkan
bahwa GDR RS.Stella Maris belum memnuhi standar.Selanjutnya,yang terakhir angka
NDR yang tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 25,63,namun menurun drastis
ditahun 2012 sebesar 5,42% dengan selisih 20,1 %,Angka ini menunjukkan bahwa angka
Net Death Rate RS.Stella Maris belum memenuhi standar Depkes.
Tabel 28
Data 10 Penyakit terbanyak pelayanan Rawat Inap Tahun 2013
Periode : 01-Jan-2013 - 31-Oct-2013
Berdasarkan daftar penyakit terbanyak rawat inap diatas dapat disimpulkan bahwa
penyakit terbanyak adalah penyakit Dengue Haemorrhagic Fever atau Demam Berdarah
dengan total jumlah paseinnya sebanyak 636 dan meninggal terbanyak sebanyak 7
orang.sedangkan penyakit terendah atau penderita penyakit yang paling sedikit adalah
Hipertensi yakni sebanyak 124 orang dengan total meninggal sebanyak 2 orang.
Tabel 29
Data Pelayanan Kunjungan Rawat Jalan RS. Stella Maris Tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelayanan rawat jalan untuk kunjungan baru
sebanyak 6.428 orang sedangkan untuk kunjungan ulang sebanyak 6.862 orang.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan rawat jalan terbanyak pada
rawat darurat dengan kunjungan baru sebanyak 2773 orang dan kunjungan ulang
sebanyak 6.862 orang.
Tabel 30
Kinerja Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Tahun 2011
Tahun
Jenis Pelayanan
2010 2011 2012
Bedah 4.052 5.228 4.374
Non Bedah 13.417 14.957 14.863
Kebidanan 152 274 223
Total 17.621 20.459 19.460
Sumber : Data Sekunder 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah pelayanan instalasi
gawat darurat mengalami penurunan sebesar 19.460 atau mengalami penurunan sebesar
4,88% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 sebesar 20.459 dan mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sebesar 16,10%. Berdasarkan tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa trend rata-rata pencapaian jumlah pelayanan instalasi
gawat darurat berada dalam trend fluktuasi dimana terjadi peningkatan dari tahun 2010-
2011 kemudian mengalami penurunan dari tahun 2011-2012.
Instalasi laboratorium terletak di lantai satu gedung baru RS. Stella Maris, dekat
dengan loket, farmasi dan pelayanan rawat jalan. Instalasi laboraturium, meliputi:
4) Pemeriksaan Bakteriologi
5) Pemeriksaan Gula darah
6) Pemeriksaan Liquor
7) Pemeriksaan Transudat/Exudat
8) Pemeriksaan Urine
9) Pemeriksaan Tinja
10) Pemeriksaan Analisa Gas Darah.
b. Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi memberikan pelayanan selama 24 jam, meliputi:
1) Foto tanpa bahan kontras
2) Foto dengan bahan kontras
3) CT-Scan
4) USG
c. Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi terletak di lantai satu gedung baru RS. Stella Maris, dekat dari loket,
laboratorium, instalasi rawat jalan, dan Instalasi Rawat Inap Santa Maria. Instalasi
farmasi meliputi:
1) Pelayanan obat Generik
2) Pelayanan obat Paten
d. Instalasi Fisioterapi
Instalasi Fisioterapi terdapat di gedung lama RS. Stella Maris berdekatan dengan
Instalasi Radiologi, pelayanan Instalasi Fisioterapi, meliputi:
- Diathermy/UKG
- Ultrasonic
- Interferensi
- Teksis Cervical
- Teksis Lumbal
1) Umum
2) Spiral
3) Lokal
4) Neurolep
d. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan di RS. Stella Maris, meliputi:
Pelayanan penunjang medis di RS. Stella Maris memiliki jadwal pelayanan yang telah
ditentukan oleh pihak rumah sakit, jadwal tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 31
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar pelayanan penunjang medis di
RS. Stella Maris melayani 24 jam sehari kecuali CT Scan, ECHO, dan Fisioterapi.
1. Komunikasi
dibuat dari tanaman alami seperti halnya karung dibuat dari kapas
atau wool yang dibuat dari bulu domba.
Linen dianggap penting karena dapat mempengaruhi
kenyamanan dan kepuasan pasien, disamping nilai atau harga linen
yang mahal yang sangat mempengaruhi biaya oprasional dan pada
akhirnya akan mempengaruhi untung ruginya Rumah Sakit
tersebut. Berikut kegiatan yang dilakukan oleh Linen II :
1. Kegiatan Pokok
a. Mengelolah Sub Bagian Linen II dan terselenggaranya fungsi
penunjang untuk pelayanan menyeluruh
b. Menyelenggarakan kegiatan administrasi yang terkait dan
melayani pelayanan Linen II
c. Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang dan
perawatan
2. Rincian kegiatan:
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pelayanan Linen II
sesuai kebutuhan unit-unit kerja
b. Menjamin pelayanan administrasi pada instalasi Linen II
c. Melakukan inventarisasi dan pemeliharaan alat-alat dengan
fasilitas lainnya dan keselamatan kerja
Pelayanan Kesehatan yang terdapat di Rumah Sakit Stella Maris Makassar ini
telah memenuhi standar pelayanan yang harus ada dalam PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 340 /MENKES /PER/III/2010
TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT, mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya
dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Pelayanan yang dimaksud adalah
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar,
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Tabel 32
A. Patologi Klinik
12 Lain-Lain 0 0 0 0
99 Total 314.698 63.519 10.571 388.788 100
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Tabel 33
Analisis :
Pada tahun 2012 jumlah pemeriksaan Laboratorium RS. Stella Maris mengalami
Peningkatan menjadi 388.788 dari tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 367.386
kemudian mengalami Penurunan dari tahun sebelumnya tahun 2010 sebesar 388.788. Bila
di lihat dari sisi trend rata-rata jumlah pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit Stella
Maris dalam periode 3 tahun terakhir berada dalam trend Fluktuasi sebagaimana di
uraikan berikut ini :
B. Patologi Anatomi
No Jenis Pemeriksaan Sederhana Sedang Canggih Total
1 Pemeriksaan Sitologi 0 0 0 0
2 Pemeriksaan Histologi 0 0 0 0
99 Total 0 0 0 0
Tabel 34
Kegiatan Radiologi RS. Stella Maris Tahun 2012
Tabel 35
Kegiatan Radiologi RS. Stella Maris Tahun 2012
Tabel 36
Kegiatan Radiologi RS. Stella Maris Tahun 2012
Tabel 37
Jenis Tahun
Pemeriksaan 2010 2011 2012
Foto tanpa bahan kontras 5.263 6.751 5263
Foto dengan bahan kontras 139 197 139
Foto Gigi 0 0 0
CT Scan 2.100 3.625 2100
USG 2.684 3.512 2684
Jumlah 10.186 14.085 10.186
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Analisis :
Pada tahun 2012 jumlah kegiatan Radiologi di RS. Stella Maris mengalami
Penurunan menjadi 10.186 dari tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 14.085
kemudian mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya tahun 2010 sebesar
10.186. Bila di lihat dari sisi trend rata-rata kegiatan Radiologi di Rumah Sakit
Stella Maris dalam periode 3 tahun terakhir dapat diketahui bahwa jumlah kegiatan
berada dalam trend Fluktuasi sebagaimana di uraikan berikut ini :
Tabel 38
A. Pengadaan Obat
Tabel 39
Tabel 40
Perbandingan Kegiatan Instalasi Farmasi RS. Stella Maris Tahun 2010 – 2012
Tahun
No Kegiatan
2010 2011 2012
1 Pelayanan Resep 256.144 246.669 256.144
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Analisis :
Tabel 41
Tabel 42
Perbandingan Jumlah Kegiatan Fisioterapi RS. Stella Maris Tahun 2010 – 2012
Tahun
Jenis Kegiatan
2010 2011 2012
Latihan Fisik 2.568 3.106 2.568
Aktinoterapi 2.173 2.398 2.173
Electroterapi 4.766 5.800 4.766
Jumlah 9.507 11.304 9.507
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Analisis :
Sakit Stella Maris dalam periode 3 tahun terakhir dapat di ketahui bahwa Jumlah
Kegiatan Fisioterapi berada dalam trend Fluktuasi, sebagaimana di uraikan berikut
ini :
Tabel 43
Kegiatan Pembedahan Menurut Golongan dan Spesialisasi di RS. Stella Maris Tahun 2012
4 THT 126 76 0 47 0 3 0 0 0 0
5 Mata 13 13 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kulit dan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kelamin
7 Gigi dan mulut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kardiologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Bedah Orthopedi 166 114 0 45 0 6 0 1 0 0
10 Paru-paru 21 1 0 0 0 14 0 6 0 0
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Tabel 44
Kegiatan kebidanan dan Perinatologi di Rumah Sakit Stella Maris Tahun 2012
a) Kebidanan
Asal Pasien
No Jenis Kegiatan Non TOTAL
Rujukan
Rujukan
1 Persalinan (a+b) 0 191 191
2 Persalinan Normal 0 140 140
3 Persalinan dengan 0 0 0
Komplikasi
4 Sectio Caesaria 0 64 64
5 Abortus 0 37 37
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Tabel 45
Kegiatan kebidanan dan Perinatologi di Rumah Sakit Stella Maris Tahun 2012
b) Perinatologi
Asal Pasien
No Jenis Kegiatan Non TOTAL
Rujukan
Rujukan
1 Kelahiran Hidup 0 203 203
Bayi Lahir Hidup < 0 22 22
2500gr
Bayi Lahir Hidup > 0 181 181
2500gr
2 Kematian Perinatal 0 2 2
Mati Neonatal < 7 Hari 0 2 2
Total 0 410 410
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Tabel 46
Tahun
No Jenis Kegiatan
2010 2011 2012
1 Persalinan 248 213 191
2 Abortus 56 65 37
3 Kelahiran Hidup 248 213 203
4 Bayi Lahir Hidup 30 19 22
< 2500 gr
5 Bayi Lahir Hidup 218 194 181
> 2500gr
6 Mati Neonatal < 7 Hari 2 1 2
TOTAL 554 492 636
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Analisis :
Tabel 47
Kegiatan Pelayanan Khusus/Diagnostik Terapi Lainnya RS. Stella Maris Tahun
2012
Tabel 48
Tahun
No Jenis Kegiatan
2010 2011 2012
1 Elektro Enchepalografi 0 0 0
2 Elektro Kardiografi 1.647 1.480 1647
3 Hemodialisa 1.855 2.127 1855
4 Punksi 0 0 0
5 Faal Paru (Spirometri) 1 3 1
6 Treadmill/Exercise Test 62 65 62
Jumlah 3.565 3.675 3.565
Sumber : Data RS. Stella Maris, 2012
Analisis :
Bila dilihat dari sisi trend rata-rata Pelayanan Diagnostik dan terapi di Rumah
Sakit Stella Maris dalam periode 3 tahun terakhir maka dapat di ketahui bahwa
jumlah pelayanan diagnostik dan terapi berada dalam trend Fluktuasi, sebagaimana
di uraikan sebagai berikut :
a. Tahun 2010 – 2011 Jumlah Pelayanan Diagnostik-Terapi lainnya mengalami
Peningkatan sebesar 3,11% .
b. Tahun 2011 – 2012 Jumlah Pelayanan Diagnostik-Terapi lainnya mengalami
Penurunan sebesar 2,99% .
2.8.1 Sumber Daya Berdasarkan Jenis Ketenagaan dan Status Waktu Kerja
Tabel 49
Daftar Ketenagaan Perawat Berdasarkan Status Kepegawaian RS Stela
Maris Tahun 2013
Tabel 50
Tahun 2013
S1 Kesehatan Masyarakat 1
Sarjana Ekonomi/Akuntansi 1
PERSONALIA SMEA 1
SLTP 1
D3 Sekretaris 1
S1 Keperawatan & Ners 1
ICU/ICCU Perawat Kesehatan 5
(SPK/SPR)
S1 Keperawatan & Ners 3
D3 Keperawatan 23
SLTP 5
SMA/SMU 1
SD 1
INSTALASI SMA/SMU 5
FARMASI
SD 2
Asisten Apoteker (SMF) 12
Apoteker 3
Sarjana Farmasi 1
D3 Farmasi 3
FISIOTERAPI SLTP 1
Fisio Terapis 4
HEMODIALISA S1 Keperawatan 1
SPSA 2
D3 Keperawatan 11
UGD SPSA 1
Perawat Kesehatan 7
(SPK/SPR)
S1 Keperawatan 1
D3 Keperawatan 17
Perawat Bidan/DI Bidan 1
INSTALASI GIZI SD 10
SLTP 9
SMA/SMU 4
SMEA 3
Tenaga Gizi Lainnya 6
/SMKK BOGA
Akademi/D3 Gizi/Dietsien 2
SMTA/SMU Lainnya SMK 2
PERHOTELAN
SMK ( tehnik Otomotif ) 1
KAMAR OPERASI ( SPSA 3
BEDAH )
ANASTESI 1
Perawat Kesehatan 8
(SPK/SPR)
S1 Keperawatan & Ners 1
D3 Keperawatan 15
Perawat Anastesi 1
LABORATORIUM SMA/SMU 4
Sarjana Teknologi 1
Laboratorium Kesehatan
Keteknisian Medis Lainnya 1
/ SMAK
Analisis Kesehatan 7
D3 Keperawatan 2
LINEN – I SD 4
SLTP 6
LINEN – II SPSA 1
SMKK/BUSANA 6
MEDICAL CHECK D3 Keperawatan 1
UP
SMA/SMU 1
POLIKLINIK Perawat Kesehatan 7
(SPK/SPR)
Perawat Bidan/DI Bidan 2
D3 Keperawatan 2
SLTP 1
D3 Kebidanan 1
D3 Kesehatan Gigi 1
PPI-RS Perawat Kesehatan 1
(SPK/SPR)
RADIOLOGI Perawat Kesehatan 2
(SPK/SPR)
SMA/SMU 2
Radiografer 5
D3 Keperawatan 1
REFTER BIARA/ SD 3
ASRAMA
REKAM MEDIS ( Tenaga Keperawatan 1
MRO ) Lainnya
SMEA 10
SPSA 1
S1 Kesehatan Masyarakat 1
S1 Keperawatan 1
Akademi Rekam Medis 2
III
Perawat Kesehatan 5
(SPK/SPR)
D3 Keperawatan 20
S1 Keperawatan 1
SLTP 3
STA. ELISABETH SD 1
SLTP 2
D3 Kebidanan 8
Bidan 1
Perawat Kesehatan 2
(SPK/SPR)
STA. MARIA - II SPSA 1
Perawat Kesehatan 4
(SPK/SPR)
SLTP 3
D3 Keperawatan 11
S1 Keperawatan & Ners 1
SD 1
STA. MARIA - III SPSA 1
Perawat Kesehatan 3
(SPK/SPR)
SLTP 5
D3 Keperawatan 13
S1 Keperawatan & Ners 1
STA. THERESIA SPSA 3
D3 Keperawatan 13
Perawat Kesehatan 1
(SPK/SPR)
SLTP 1
TENAGA SUSTER Apoteker 1
TETAP
Analisis Kesehatan 1
Tenaga Gizi Lainnya 1
/SMKK BOGA
D3 Kebidanan 1
Sarjana Tehnik 1
S1 Pendidikan & 1
Pengajaran Agama Katolik
TRANSPORTASI SD 1
SMA/SMU 4
SMEA 1
SLTP 1
TOTAL 563
Sumber : Data Sekunder 2013
Tabel 51
Data Pegawai Yang Ada Sertifikat
D3 Farmasi 4
INSTALASI GIZI Akademi/D3 Gizi/Dietsien 2
Tenaga Gizi Lainnya /SMKK 8
BOGA
KAMAR Perawat Anastesi 2
OPERASI Perawat Kesehatan 8
Sarjana Keperawatan 1
Akper/D3 Keperawatan 13
KEUANGAN Akper/D3 Keperawatan 2
KOMITE ETIS Dokter Spes. Penyakit Dalam 1
Dokter Umum 1
LABORATORIUM Sarjana Teknologi Laboratorium 1
Kesehatan
Keteknisian Medis Lainnya / 1
SMAK
Analisis Kesehatan 6
Akper/D3 Keperawatan 2
MEDICAL Akper/D3 Keperawatan 1
CHECK UP
PERAWATAN Perawat Kesehatan 9
UGD Sarjana Keperawatan 1
Akper/D3 Keperawatan 13
POLIKLINIK Perawat Kesehatan 7
Perawat Bidan/DI Bidan 3
Akper/D3 Keperawatan 2
RADIOLOGI Perawat Kesehatan 2
Radiografer 3
Teknisi Elektromedis 1
Akper/D3 Keperawatan 1
REKAM MEDIS Tenaga Keperawatan Lainnya 1
(MRO) Akademi Rekam Medis 2
SANITASI S1 Kesehatan Masyarakat 1
LINGKUNGAN
SEKRETARIAT S1 Kesehatan Masyarakat 2
ST. ELISABETH D3 Kebidanan 6
Perawat Kesehatan 2
Akper/D3 Keperawatan 1
Perawat Bidan/DI Bidan 1
ST. MARIA - II Perawat Kesehatan 5
Akper/D3 Keperawatan 10
Sarjana Keperawatan 1
ST. MARIA - III Perawat Kesehatan 3
Akper/D3 Keperawatan 12
Sarjana Keperawatan 1
ST. THERESIA Perawat Kesehatan 2
Akper/D3 Keperawatan 12
ST. YOSEPH Perawat Kesehatan 4
Akper/D3 Keperawatan 13
DOKTER TETAP Dokter S2/S3 Kesehatan 2
Masyarakat
Dokter Umum 5
Dokter Spesialis Bedah 1
Dokter Spesialis Obgin 1
TENAGA SUSTER Sarjana Keperawatan 2
TETAP Analisis Kesehatan 1
D3 Kebidanan 1
S1 Kesehatan Masyarakat 1
Perawat Kesehatan 1
TOTAL 314
Sumber : Data Sekunder 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa RS. Stella Maris memiliki 314
tenaga kerja yang memiliki sertifikat dari pelatihan. Pelatihan yang di berikan
dengan tujuan meningkatkan kualitas sumbar daya manusia rumah sakit dalam
keterampilan dan pengetahuan.
Tabel 52
Daftar Dokter RS. Stella Maris
Tahun 2013
Kelamin
14 Ahli Gizi 1 1
15 Umum 8 7 15
TOTAL 11 92 103
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa RS. Stella Maris memiliki
dokter dengan tiga belas jenis spesialis, ahli gizi dan dokter umum.
Diketahui pula bahwa RS. Stella Maris memiliki 103 tenaga dokter yang
terdiri atas tenaga kerja full time (11 orang) dan tenaga kerja part time
(92 orang). Sesuai dengan permenkes No.340 tentang klasifikasi Rumah
sakit, ketenagaan dokter di RS. Stella Maris yang telah memenuhi
standar yaitu dengan ketentuan pada pelayanan medik dasar minimal
harus ada 12 (dua belas) orang dokter umum dan 3 (tiga) orang dokter
gigi sebagai tenaga tetap.Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-
masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1
(satu) orang sebagai tenaga tetap.Pada Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis
dengan masing-masing 1 (satu ) orang dokter spesialis sebagai tenaga
tetap.Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing
minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. Pada
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal
1 (satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap. Pada Pelayanan
Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang
dokter sub spesialis dengan 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai
tenaga tetap.
BAB III
Ruang Perawatan Bernadeth I,II, & III mengacu pada misi RS.
Stella Maris, yaitu :
Senantiasa siap sedia memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas sesuai dengan perkembangan teknologi
dan kebutuhan masyarakat, termasuk bagi mereka yang
berkekurangan , dan dilandasi dengan semangat cinta
kasih Kristus kepada sesama.
Tabel 54
Checklist Misi
Analisis
3.1.1.4 Falsafah
Falsafah Ruang Perawatan Bernadeth dan St.Maria mengacu pada
falsafah RS Stella Maris, yaitu : Sebagai rumah sakit yang selalu siap
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat termasuk bagi mereka
yang berkekurangan.
3.1.1.5 Tujuan
Tabel 55
Uji Checklist
Analisis
Tujuan organisasi merupakan penjabaran/implementasi pernyataan
visi/misi organisasi , produk organisasi yang dicapai / dihasilkan dalam jangka
waktu relative panjang (3-5 tahun), tidak bersifat kuantitatif , namun harus
menunjukkan hal yang ingin dicapai organisasi di masa mendatang.
Kriteria tujuan organisasi :
a. Harus serasi dan mengklarifikasi upaya pencapaian visi,
pelaksanaan misi & memperhatikan nilai-nilai organisasi.
b. Berkontribusi untuk pelasanaan misi, program/subprogram
c. Cenderung secara esensial tidak berubah
d. Secara relative berjangkan panjang
e. Dapat mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan organisasi
saat ini dengan tingkat pelayanan organisasi yang diinginkan
f. Menggambarkan hasil program/subprogram yang direncanakan
g. Menggambarkan arah yang jelas dari “perjalanan” organisasi
h. Menantang ”pelaku organisasi, namun realistis dapat dicapai
Pembahasan Checklist
1. Tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan sasaran yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat termasuk bagi
mereka yang berkekurangan dan dilandasi dengan semangat cinta
kasih Kristus kepada sesama
2. Tujuan yang ditetapkan tersebut merefleksikan secara spesifik
pencapaian yang diinginkan
3. Pernyataan tujuan dapat mengukur kemajuan menuju pencapaian
suatu tujuan.
4. Tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang, realistis dan
dapat dicapai
5. Tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu hasil yang telah
ditargetkan,bukan aktivitas
Wadir Perawatan
Kepala Unit
Wakil Kepala Unit
Pembimbing
PJ shift
Klinik
Perawat
pelaksana
SPS/Pekarya
Keterangan:
------ : Garis koordinasi
: Garis komando
Analisis
Struktur organisasi instalasi ini meng unakan sistem organisasi
garis. Sebagaimana dalam bagan organisasinya terlihat adanya kesatuan
komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang dan setiap
bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Tabel 56
Antropometri Ruang Perawatan Bernadeth I,II, & III RS. Stella
MarisTahun 2010 Berdasarkan Standar Ruang Bangunan Perawatan
Menurut Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI 2007
Bernadeth I,II,&
No Ketentuan
III
Ketentuan untuk kamar mandi
1 Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 1 : 10 Ya
TT/kamar mandi
2 Bebas serangga dan tikus Ya
3 Tidak berbau Ya
4 Untuk karyawan 1 toilet untuk 20 karyawan Ya
5 Toilet dilengkapi dengan pegangan dan bel Tidak
6 Lebar minimal pintu : 1,20 m, tinggi minimal 2,10 Ya
7 Luas kamar mandi 2x 1,75 m2 Tidak (2 x 1,20
m2 )
8 Tinggi bibir kloset dari lantai 47,5 cm Tidak (60 cm)
9 Westafel Ya
10 Cermin Tidak
Analisis
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, sebagian besar Antropometri
ruang bangunan dan ruang pasien hampir sesuai dengan standar, adapun yang
masih belum sesuai antara lain tidak tersedianya pegangan tangan, tinggi bibir
kloset dari lantai, luas ventilasi, lebar area tempat tidur, dinding kamar yang sulit
dibersihkan, tinggi meja pelayanan dan lebar area meja untuk perawat.dan disetiap
ruangan perawatan juga tidak dilengkapi nursing bell.
1. 12 kamar rawat
2. Satu kantor Kepala Unit Perawat
3. Satu kantor Wakil Kepala Unit Perawat
4. Satu ruang perawat
5. Satu pantry
6. Satu gudang Peralatan
Kamar di Santa Maria II merupakan kamar rawat inap dengan
tipe kelas VIP yang terdiri atas 12 tempat tidur pada masing-
masing kamar. Dari 12 kamar rawat inap VIP ini kemudian terbagi
menjadi empat jenis, yaitu 1 kamar S. VIP, 3 kamar VIP A, 4
kamar VIP B dan 4 kamar VIP C.
BERNADETH II
1. 1 kamar rawat
2. Satu kantor Kepala Unit Perawat
3. Satu kantor Wakil Kepala Unit Perawat
4. Satu ruang perawat
5. Satu pantry
6. Satu gudang Peralatan
Kamar di Santa Maria III merupakan kamar rawat inap dengan
tipe kelas VIP yang terdiri atas 15 tempat tidur pada masing-
masing kamar. Dari 15 kamar rawat inap VIP ini kemudian terbagi
Gambar 12. Denah Unit Perawatan Santa Maria II dan Santa Maria III
Tahun 2013
Dari Gambar tersebut terlihat denah Santa Maria II. Santa Maria II ini
berada di lantai 2 gedung baru RS. Stella Maris,sedangkan St.Maria III berada
tepat di atas Santa Maria II tepatnya di lantai 3 gedung baru. Dapat diketahui pada
unit Santa Maria II terdapat 12 kamar rawat dan , 1 ruang perawat, 1 ruang kepala
bagian, 1 ruang administrasi rawat inap, 1 ruang pantry, 2 lift dan 1 ruangan
kosong yang digunakan sebagai gudang. Dari 13 kamar rawat inap ini terbagai ke
dalam 1 kamar Super VIP, 3 kamar VIP A, 4 kamar VIP B dan 5 kamar VIP C.
Sedangkan di Santa Maria III
Kelas VIP A
Gambar 14. Denah Ruang Perawatan Rawat Inap Santa Maria Kelas
Super VIP
Kelas VIP B
Kelas VIP C
Tabel 57
Perbandingan Standar Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Tipe B Tahun 2010 dengan Kondisi Ruang Unit Perawatan St.
Maria II & St.Maria III Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
2 Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada Unit perawatan St.Maria Memenuhi
pada lantai dasar, maka harus ada tangga memiliki lift dan tangga. Standar
landai atau Lift Khusus untuk mencapai
ruangan tersebut.
3 Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak Unit perawatan St.Maria Tidak
pada tempat yang tenang (tidak bising), berada dipinggir jalan yang memenuhi
aman dan nyaman tetapi tetap memiliki ribut dan tidak tenang Standar
kemudahan aksesibilitas dari sarana
penunjang rawat inap.
8 Tipe R. Rawat Inap adalah Super VIP, VIP Super VIP,VIP A,B,& C Memenuhi
A,B, dan C Standar
9 Stasi perawat harus terletak di pusat blok Stasi perawat terletak di Memenuhi
yang dilayani agar perawat dapat pusat blok. Standar
mengawasi pesiennya secara efektif,
maksimum melayani 25 tempat tidur.
Tabel 58
Perbandingan Standar Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Tipe B
Tahun 2010 dengan Kondisi Ruang Unit Perawatan St. Maria Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, ketentuan syarat bangunan rawat
inap ruang rawat inap santa Maria masih ada yang belum sesuai dengan standar
bisa dilihat belum adanya ruangan isolasi dan pertemuan antara lantai dan dinding
yang tidak melengkung.
Tabel 59
Daftar Inventaris Medis Unit Perawatan Bernadeth I RS. Stella Maris
Tahun 2013
Bernadeth I Bernadeth II Bernadeth III
Nama Tota Tota Keadaa
Keadaan Keadaan
No Barang/Perala Total l l n
tan Barang Bai Rusa Bara Bara
B R B R
k k -ng -ng
1 Ambubag 2 2 3 4 4
2 Section 2 1 1 2 3 3
3 Stetescop 1 1 2 2 2
monoculer
4 Stetescop 3 2 1 3 3 2
5 Nebulizer 1 1 1 1 1
6 Tempat tidur 32 32 41 41 20 2
pasien 0
7 Lemari laken 2 2 4 20 2 1
0
8 Kulkas 1 1 3 3 20 2
0
9 Komputer 1 set 1 1 3 3 3 3
10 Bak alat 7 4 3 8 8 2 10 1 1
instrumen 0
11 Balon EKG 4 4 6 3 6 6
12 Chateter logam 2 2 4 10 9 1
13 Balon tensi 4 3 1 4 4 5 5
14 Centimeter 1 1 2 2 2 2
15 Gagang cukur 1 1 2 2 3 3
16 Glumeter 1 1 2 2 4 3 1
17 Gunting 1 1 4 3 1 5 5
jaringan
18 Gunting plester 2 2 4 4 6 6
19 Klem lurus 2 2 3 3 4 4
20 Klem bengkok 2 2 2 2 3 3
21 Pot baring 5 5 8 8 8 1 1
22 Pot duduk 5 5 5 5 5 5
23 Regulator O2 4 3 1 5 5 10 10
24 Spatel stainless 1 1 8 7 1 16 1 1
25 Tempat 4 4 20 20 15 15
muntah
26 Tiang infus 26 26 45 45 24 24
27 Tabung O2 4 4 30 30 12 10 2
28 Urinal plastik 3 3 9 9 5 5
29 Tensimeter 3 3
30 Timbangan 2 1 1 4 4 4 4
berat badan
31 Tromol gsas 3 3 5 5 3 3
besar
32 Tromol gaas 3 3 4 4 4 4
kecil
33 Lumpang obat 1 1 - - 5 5
34 Manset tensi 4 3 1 5 5 8 8
35 Nierbeken 5 5 12 12 13 13
36 Sampiran biru 114 114
37 Sarung bantal 52 52 84 84 22 22
kepala
38 Stik laken 30 30 60 60 40 40
39 Taplak meja 4 4 23 22 21 21 1
ruangan
42 Laken 50 50 25 25
43 Tap tangan 5 5 8 8 10 10
handuk
44 Baju celemek 3 2 1 5 5 12 12
plastik
45 Salib duduk 4 4 32 32 25 25
46 Salib gantung 7 7
47 Tempat 2 2 5 5 5 5
sampah kecil
48 Tempat 2 2 12 12 10 10
sampah sedang
Sumber: Data sekunder 2012
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa barang/peralatan yang
rusak/tidak berfungsi dengan baik antara lain : Lemari pasien/meja pasien
kecil,Kursi kayu,Bunga meja,Baju celemek kain,Baju celemek plastik,Manset
tensi,Timbangan berat badan,Regulator O2,Balon tensi,Bak alat
instrumen,Stetescop,Section dan lainnya.
Tabel 60
Daftar Inventaris Kamar Perawatan Bernadeth RS. Stella Maris
Tahun 2013
Jumlah
Nama Barang Bernadet
Bernadeth I Bernadeth II
h III
1 Monitor - - -
2 O2 - - 4
3 Tempat tidur pasien 31 41 21
4 Tempat tidur penjaga - 2 2
5 Kasur 31 43 21
6 Sofa bed 5 10 12
7 Lemari 31 41 20
8 Meja makan + kecil 15+10 22+10 20+21
9 Kursi makan + kursi 35+15 52+19 30+20
plastik
10 Bedside kabinet / lemari - - 2
11 TV 5 12 20
12 AC 10 15 23
13 Kulkas 10 12 20
14 Ariston - - -
15 Rak Jemuran 8 12 15
16 Spenser - - -
17 Jam dinding 6 10 23
18 Aiphone - - -
19 Bantal kepala + guling 35+15 43+12 22+12
20 Kipas angin 2 1 2
Sumber : Data Sekunder 2012
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa barang/peralatan yang
tidak ada antara lain : Monitor, O2,khususnya di Bernadeth I&II, Bedside
kabinet/lemari, Ariston, Spenser, Aiphone.
Tabel 61
Daftar Inventaris Rawat Inap Santa Maria untuk RS Tipe B
Berdasarkan Standar Depkes Tahun 2008
Ketersediaan
Ketersediaan
Peralatan di
Standar Peralatan di
Unit Rawat
No Peralatan Ket Unit Rawat Inap Ket
Inap
Depkes 2008 Santa Maria III
Santa Maria II
RS Stella Maris
RS Stella Maris
Dokter spesialis atau dokter yang piket pada tiap hari berdasarkan jadwal
yang ditentukan dan pasien tidak memilki kewenangan untuk
menentukan dokter yang mana yang akan memeriksanya.
Setelah mendapatkan pemeriksaan dari dokter, perawat
kemudian melakukan tindakan perawatan kepada pasien. Dalam
melakukan tindakan keperawatan, perawat yang telah memberikan
tindakan keperawatan diwajibkan mencatat tindakan yang diberikan
kepada pasien ke dalam buku, demikian juga sebelum perawat
memberikan tindakan keperawatan kepada pasien diwajibkan untuk
mengecek buku tersebut. Sebelum melakukan pergantian shift, perawat
yang akan bertugas dan selesai bertugas melakukan kegiatan timbang
terima. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya miss
communication yang terjadi.
Proses monitoring, pelaporan dan evaluasi kegiatan pelayanan
ruang rawat inap dilaksanakan setiap enam bulan. Laporan aktivitas
pelayanan rawat inap dipertanggung jawabkan kepada Wadir
Keperawatan RS.Stella Maris dalam bentuk laporan pelaksanaan dan
laporan evaluasi. Dalam pelaksanaan monitoring harus berkoordinasi
sebelumnya dengan setiap unit/ bagian terkait. Hasil evaluasi kegiatan
akan ditindaklanjuti berdasarkan pertimbangan/ keputusan Direktur dan
Wadir Keperawatan RS.Stella Maris.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosa dari dokter,
perawat akan memberikan pelayanan keperawatan selama 24 jam sehari
sesuai dengan jadwal shift perawat. Dimana shift pagi di mulai jam
07.00- 14.00 WITA terdiri atas 6- 7 perawat, shift siang terdiri atas 4
perawat mulai dari jam 14.00-21.00 WITA, dan shift malam 4 perawat
mulai dari jam 21.00-07.00 WITA.
Pasien akan terus mendapatkan pemeriksaan dari dokter sesuai
dengan jam visite dokter jika dokter yang bersangkutan tidak
berhalangan yaitu dari jam 08.00 hingga 14.00 WITA. Namun jika
kondisi pasien memburuk dan dokter yang bersangkutan berhalangan
datang, maka pihak perawat akan meminta tolong kepada dokter ruang
perawatan lainnya dan dokter UGD. Pasien yang telah dirawat pada
akhirnya keluar dalam keadaan sehat maupun meninggal. Pasien yang
sehat bisa keluar setelah dinyatakan sehat atau ada izin dari
dokter.Kegiatan-kegiatan ini adalah kegiatan yang rutin dilakukan di
Unit Perawatan St.Maria yang berjalan baik dan optimal.
Tabel 62
Pemanfaatan Unit Perawatan Bernadeth RS. Stella Maris Tahun 2013
Bernadeth Bernadeth Bernadeth
No Variabel
I II III
1 Kapasitas TT 11346 15006 7320
2 Pasien Masuk 7893 11093 5642
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pasien keluar di Unit
Perawatan Bernadeth lebih sedikit dibanding jumlah pasien yang masuk . Hal ini
menunjukka bahwa terjadi terjadi perpindahan pasien ke ICU dan Unit Perawatan
lain (St. Maria, St. Theresia, St. Yoseph dan St. Elisabeth) dari unit Perawatan
Bernadeth.
Tabel 63
Pencapaian Indikator Mutu dan Efisiensi Pelayanan Unit Perawatan
Bernadeth RS. Stella Maris Tahun 2013
No Variabel Jumlah Standar Depkes
1 BOR RS (%) 73,35 60 – 85 %
2 Av LOS (hari) 7 6 – 8 hari
3 BTO (kali) 47,57 40 – 50 kali
4 TOI (hari) 2,49 1 – 3 hari
5 GDR (per 1000 orang) 16,63 < 45%o
6 NDR (per 1000 orang) 12,06 < 25%o
Sumber : Data Sekunder 2012
Dari tabel di atas diketahui bahwa Unit Perawatan Bernadeth pada standar
Tahun 2012 telah memenuhi standar indikator mutu dan efisiensi pelayanan.
Tabel 64
Pencapaian Indikator Mutu dan Efisiensi Pelayanan
Unit santa Maria RS.Stella Maris Tahun 2012
Hari
Kelas Kapasitas BOR ALOS TOI BTO
No perawatan
perawatan TT (%) (HARI) (HARI) KALI)
terpakai
1 S.VIP 3 1095 596 56,16
2 VIPA 5 1125 1345 69,18
3 VIP B 9 3885 2554 76,67
4 VIP C 10 3650 2983 78,68
KINERJA 27 9755 7478 73,61 5,24 1,84 52,47
Standar Depkes 60 – 6–8 1–3 40 –
85 % hari hari 50 kali
Sumber : Data Sekunder 2012
Analisis
Tabel 65
Pemanfaatan Unit Perawatan St. Maria II RS. Stella Maris
Tahun 2013
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada jumlah pasien rawat inap
St.Maria ada sebanyak 628 orang St.Maria II dan 766 St.Maria III sebanyak 774
pasien yang keluar hidup.
Tabel 66
Dari Tabel di atas diketahui BOR Rumah Sakit Stella Maris pada
tahun 2009-2011 menurun, namun mulai meningkat lagi di tahun 2012. BOR
tertinggi pada tahun 2012 yaitu 73,53 % dan terendah pada tahun 2011 yatu
62,2 %. AvlOS RS Stella Maris yang tertinggi pada tahun 2009 yaitu 8,49
hari dan menurun pada tahun 2010 yaitu 7 hari. BTO terendah pada tahun
2009 yaitu 337 kali dan tertinggi pada tahun 2012 yaitu 47,47 kali. TOI
tertinggi pada tahun 2011 yaitu 2,88 atau 3 hari dan terendah pada tahun
2010 yaitu 2,18 hari. GDR tertinggi pada tahun 2009 yaitu 17,46 per seribu
orang, dan terendah pada tahun 2010 yaitu 16,27. NDR tertingi pada tahun
2011 yaitu 13,8 perseribu orang darn terendah pada tahun 2010 yaitu 12,6
per seribu orang.
Tabel 67
Laporan Jumlah Penyakit Terbanyak Di Rawat Inap RS.Stella Maris
Periode : 01-Jan-2013 - 31-Oct-2013
3.1.5.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Unit Perawatan Bernadeth III , Tahun 2013
Unit Perawatan Bernadeth III memiliki 37 Perawat dan 15 SPS. Adapun
klasifikasi SDM di rumah sakit Stella Maris berdasarkan pendidikan terakhirnya
yaitu tertera pada tabel berikut :
Tabel 70
Sumber Daya Manusia (SDM) Unit Perawatan Bernadeth III , Tahun 2013
No Kualifikasi Total Pegawai
1 SKEP 1 Orang
2 AKPER 13 orang
3 SPK 4 Orang
4 SPS 5 Orang
Sumber : Data Sekunder 2012
Berdasarkan jumlah jumlah perawat di Bernadeth III sebanyak 37
perawat.jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang dimiliki sebanyak 20
maka telah memenuhi standar yang seharusnya 1 perawat : 1 tempat tidur.
Tabel 71
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa Unit Santa Maria memiliki
SDM dengan latar belakang Pendidikan sudah memenuhi standar sesuai dengan ketetapan
Permenkes RI No. 971 tahun 2009 tentang standar kompetensi pejabat struktural
a. Tugas:
1) Mendampingi dan membimbing seluruh staf
keperawatan yang berada dalam lingkup tanggung
jawabnya dalam hal teknis perawatan,
penyelenggaraan pelaksanaan kebijakan Rumah
Sakit.
2) Membantu Kepala Ruangan dalam mengelola unit
kerja.
3) Memberikan masukan atasan menegnai kebutuhan
yang berkembang an mengenai kebijakan yang
diperlukan.
4) Mengawasi pelaksanaan kepeerawatan dan
aktivitas lain yang terkait.
5) Mengupaakan agar tercipta situasi dan kondisi yan
menunjang perawatan pasien dalam ketertiban,
sanitasi lingkungan, membina suasana/hubungan
yang baik dengan pasien dan keluarganya, serta
memperhatikan kebutuhan pasien.
6) Memberikan bimbingan, teguran dan penilaian
kepada staf dalam teknis dan penyelenggaraan
kebijakan, ketentuan, dan prosedur keperawatan
yang ada.
b. Tanggung Jawab:
c. Wewenang:
1) Melakukan pengwasan, pengendalian dan evaluasi
atas segala kegiatan pelayanan keperawatan dan
non keperawatan.
2) Memberikan petunjuk dan advice dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
3) Mengusulkan rencaa kebuthan tenaga, peralatan,
obat/alkes dan lain-lain yang dibuthkan bersama
kepala unit.
4. Kepala Ruangan
Seorang Tenaga Keperawatan yang diberi tenggung jawab
dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan di ruang rawat.
a. Tugas:
1) Mengelola unit perawatan untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan secara menyeluruh.
2) Menyelenggarakan kegiatan administrasi yang
terkait dengan kegiatan keperawatan.
3) Melaksanakan koordinasi dengan dokter yang
bertugas/merawart pesien serta dengan unit terkatait.
4) Merencanaka, mengkoordiasi pelaksanaan semua
pelayanan perawatan sesuai kebutuhan pasien.
5) Menjamin terselenggaranaya asuhan keperawatan
sesuai standar asuhan keperawatan RS. Stella Maris.
6) Menjamin terselenggaranya catatan administrasi
pasien di unit yang menjadi tanggung jawabnya.
7) Membuat daftar dinas, pengabdian tugas, cuti dan
lembur.
c. Wewenang:
c. Wewenang:
Dalam melaksanakan tugas, penggung jawab shift
mempunyai wewenang:
1) Fungsi Kamar:
a) Membantu membagi makan pasien.
b) Mengganti alat tenun.
c) Menyiapkan wascom-wascom untuk pasien yang
dimandikan.
d) Membantu:
1) Memandikan pasien.
2) Mengganti alat-alat tenun dan merapikan
tempat tidur.
e) Membersihkan tempat tidur, meja, kursi, jendela,
lawa-lawa, kamar mandi, WC setiap hari.
f) Membuat kapas balut, lidi kapas, kapas savlon.
g) Membersihkan alat-alat penunjang keperawatan.
h) Menyiapakan tempat tidur siap pakai.
i) Membongkan dan mensterilkan ruangan/kamar.
j) Membuat laporan inventaris kamar setiap hari.
2) Fungsi Dapur:
a) Membagi makan/snack pasien.
b) Bantu menyuap pasien yang tidak bisa makan
sendiri.
c) Mengambil peralatan-peralatan yang kotor di
kamar.
d) Memcuci peralatan makan yang kotor.
e) Membersihkan dan mengepel dapur dan
sekitarnya.
f) Membuat daftar makanan sesuai dengan diit.
g) Inventaris alat-alat dapur dan membuat laporan
dan ditandatangani oleh Kepala Bagian.
3) Fungsi Slobzink:
a) Membantu membagi makan ke pasien.
Analisis
Semua bagian di Unit Perawatan Interna telah memiliki job
tersendiri sehingga para staf dapat bekerja sesuai dengan tugas dan
fungsi yang telah ditentukan sesuai job description yang telah
ditetapkan.
3.2.1.1 Visi
Tabel 72
Uji Checklist Visi Poliklinik Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
Visi Poliklinik mengacu pada visi Rumah Sakit Stella Maris. Visi
memberikan gambaran yang jelas terhadap kondisi idealnya di masa
mendatang hal ini terlihat poliklinik di masa mendatang ingin menjadi unit
pelayanan medis yang dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
semua pasiennya khususnya di bidang keperawatan.
Visi dapat dikatakan menantang dan memberikan pengaruh karena
dalam visi tersebut ingin memberikan pelayanan yang baik agar menjadi
Rumah Sakit yang terbaik di Sulawasi Selatan sehingga hal ini memberikan
tantangan dan pengaruh yang signifikan bagi karyawan di unit poliklinik
lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya. Visi dibuat dalam kalimat
yang singkat dan mudah dipahami oleh pembaca dan para sember daya
manusianya.
Visi poliklinik dikatakan begitu menarik baik dari perspektif
karyawan yakni memotivasi karyawan untuk melatih meningkatkan
3.2.1.2 Misi
Tabel 73
Uji Checklist Misi Unit Poliklinik Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
terhadap perubahan-perubahan
dalam administrasi ?
4 Apakah pernyataan misi itu
mampu menjawab pertanyaan
tentang : siapa kita, apa & untuk
siapa kita melakukan itu, &
mengapa itu penting ?
Analisis :
3.2.1.3 Motto
3.2.1.4 Falsafah
3.2.1.5 Tujuan
1. Memberikan pelayanan sesuai penyakit dan kondisi pasien
2. Membantu pasien memahami masalah kesehatannya secara
mengarahkan konsultasi atau rujukan kepada spesialisasi yang
sesuai
3. Tersedianya tenaga keperawatan yang terampil dalam pelayanan
ambulasi, melalui pendidikan berkelanjutan.
4. Terciptanya kerja sama tim poliklinik, dan dengan seluruh tim
kesehatan serta bagian terkait lainnya secara efektif
5. Tersedianya sarana dan prasarana di setiap klinik yang
menunjang pelayanan dan asuhan keperawatan yang
profesional.
Tabel 74
Uji Checklist TujuanUnit Poliklinik Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
KETERANGAN :
= PINTU
= KURSI TUNGGU
Gambar 18. Denah Unit Pelayanan Poliklinik RS. Stella
Maris, 2013
Dari denah ruang poliklinik diatas bahwa ruang poli sepesialis terbagi atas
ruang tunggu dan ruang periksa. Ruang tunggu yang cukup luas memiliki
beberapa kursi yang berada di depan masing-masing poli dan kasir juga
terdapat sebuah tv yang tertempel di dinding atas pintu kedua. Sedangkan
ruang periksa terbagi atas ruang poli syaraf, ruang poli kebidanan/kandungan,
poli kulit/kelamin, poli gigi, poli penyakit dalam, poli umum, poli bedah, poli
paru dan pernapasan, poli THT, poli gizi, poli sub spesialis penyakit dalam dan
sub spesialis bedah.
Tabel 75
Analisis Kesesuaian Standar Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Tahun 2012 dengan Kondisi Ruang Unit Poliklinik Rumah
Sakit Stella Maris Tahun 2013
Ruang poliklinik harus bisa menimbulkan rasa aman bagi pasien, tidak
merasa ada yang ikut mendengarkan keluhannya yang disampaikan kepada
dokter yang memeriksanya. Sehingga ruang poliklinik harus berdinding hingga
sampai ke langit-langit. Berikut alah satu denah ruangan poliklinik, poli
spesialis penyakit dalam (interna umum):
Luas ruangan poli spesialis penyakit dalam yaitu 4,5 x 3,5 m sedangkan
lantai dari ruangan poli spesialis penyakit dalam yaitu tegel dengan ukuran 30
x 30 cm. Ruangannya dibatasi oleh dinding berbahan tripleks dengan cat
warna putih. Ruangan dibatasi full oleh dinding tidak bercelah sehingga semua
keluhan pasien tidak terdengar oleh siapapun selain dokter dan atau perawat
yang berada dalam ruangan tersebut. Terdapat pintu dan jendela dengan
Tabel 76
Uji Ceklish Peralatan Poli Penyakit Dalam RS. Stella Maris
Tahun 2013
KETERSEDIAAN
NO PERALATAN TIDAK STANDAR
ADA
ADA
1 tempat tidur periksa Memenuhi
Dari tabel uji ceklish di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana di poli penyakit dalam sudah memenuhi standar pedoman
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit.
Tabel 77
Jadwal Pelayanan Poliklinik Spesialis RS. Stella Maris Makassar
Tahun 2013
Tabel 78
Jadwal Poliklinik Sub Spesialis RS. Stella Maris Makassar
Tahun 2013
Tabel 79
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan (Poliklinik) RS. Stella Maris Tahun 2012
Tabel 80
10 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan
Tahun 2012
KODE JUMLAH
NO PENYAKIT TERBANYAK
ICD
1. J06.9 Acute Upper Respiratory Infection, 2.296
Unspecified (ISPA)
2. K30 Dyspepsia – Indigestion 1.858
3. A09 Ge/Diare 1.622
4. I10 Hypertension-High Blood Pressure 1.505
5. R50.9 Fever, Unspecified-Hyperpyrexia 1.023
NOS-Pyrexia NOS
Dari tabel 10 penyakit terbanyak di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien
terbanyak yaitu penyakit Acute Upper Respiratory Infection, Unspecified
(ISPA) adalah 2296 pasien sedangkan jumlah pasien terkecil yaitu DHF/DBD
adalah 139 pasien.
3.2.5.1 Jumlah SDM Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) RS. Stella Maris
Perawat pelaksana :
1. Sr. Lena
2. Sr. Yuli
3. Sr. Adris
4. Sr. Ida
5. Sr. Marselina
6. Bd. Mari
7. Sr. Lita
8. Sr. Kristina
9. Sr. Damaris
12. Bd.Yustin
13. Karolus
Pekarya : Federika
dapat dijumlah ada lima belas tenaga, satu kepala ruangan, satu
(Poliklinik) :
1. Kepala Ruangan
1) Melaksanakan fungsi perencanaan :
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan
pelayanan keperawatan diruang perawatan yang
bersangkutan.
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan
dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk instalasi
rawat jalan, koordinasi dengan Wakil Direktur
keperawatan, Pendidikan dan Pelatihan dan pelayanan
Pastoral
2) Melaksanakan fungsi penggerak dan pelaksanan melipti :
Tabel 81
Ketenagaan Dokter Spesialis RS. Stella Maris
Tahun 2013
STATUS WAKTU
NO KEAHLIAN JUMLAH
FULL TIME PART TIME
1 Spesialis Anak 6 6
2 Spesialis Anastesi 2 2
3 Spesialis Bedah 1 23 24
4 Spesialis Penyakit 21 21
Dalam
5 Spesialis Kandungan 1 6 7
6 Spesialis Mata 5 5
7 Spesialis Syaraf 8 8
8 Spesialis THT 4 4
9 Spesialis Radiologi 2 2
10 Spesialis Jiwa 2 2
11 Spesialis Gigi dan 1 1 2
Mulut
12 Patologi Klinik 2 2
13 Spesialis Kulit & 2 2
Kelamin
14 Ahli Gizi 1 1
15 Umum 8 7 15
TOTAL 11 92 103
Dari table diatas dapat dilihat ada 103 dokter di Rumah Sakit Stella Maris
dari 11 doker full time dan 92 dokter part time maka sudah memenuhi standar.
Seperti jumlah dokter di poli penyakit dalam adalah 21 dokter jadi pada poli
penyakit dalam jumlah dokternya sudah memenuhi standar yaitu minimal 3
dokter spesialis dalam dengan ketentuan ketenagaan di permenkes No. 340
tentang Klasifikasi Rumah sakit.
Analisis :
1. Visi Instalasi Gawat Darurat tidak memberikan gambaran yang jelas
mengenai kondisi ideal Instalasi Gawat Darurat yang ingin dicapai di
masa yang akan datang.
Tabel 83
Uji Checklist Misi
Instalasi Gawat Darurat RS. Stella Maris Makassar, 2013
berkontribusi ?
Analisis :
Tabel 84
Uji Checklist Tujuan
Instalasi Gawat Darurat RS. Stella Maris Makassar, 2013
Analisis :
1. Tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan sasaran karena tujuan
memberikan pelayanan kegawatdaruratan kepada seluruh lapisan
masyarakat untuk mempertahankan kehidupan dan mencegah
kecacatan mendukung misi dalam hal pelayanan siaga bencana.
2. Tujuan secara spesifik merefleksikan pencapaian yang diinginkan
yaitu mempertahankan kehidupan dan mencegah kecacatan.
3. Kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat diukur dengan melihat
kinerja Instalasi gawat Darurat dalam memberikan pelayanan.
4. Tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang, namun realistis dan
dapat dicapai dalam periode perencanaan dan sumber-sumber daya yang
tersedia. Hal ini dapat dilihat dengan upaya RS untuk selalu memberikan
pelayanan maksimal dengan menggunakan SDM yang professional.
5. Tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu aktivitas yaitu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan.
6. Tidak ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut tetapi biasanya
berubah berdasarkan rencana strategis rumah sakit.
7. Telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian tujuan tersebut yaitu
seluruh SDM Instalasi Gawat Darurat.
8. Pencapaian tujuan akan memimpin kepada pencapaian sasaran karena
tujuan telah mencakup/mengarah kepada sasaran yang ingin dicapai.
9. Tidak ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk setiap sasaran yang
dirumuskan, karena pernyataan tujuan hanya satu.
10. Seseorang yang tidak akrab dengan unit anggaran (atau program/sub
program) memahami maksud dari tujuan yang ditetapkan, karena tujuan
dapat dipahami dan upaya atau aktivitas yang dilakukan dalam proses
pencapaian tujuan dapat terlihat dan dapat dirasakan oleh orang di luar
program.
Wadir Medis
RSSM
Kepala
Instalasi Gawat darurat
akses langsung ke jalan raya yaitu Jalan Datu Museng dan berada dalam
satu koridor dengan Unit Santa Bernadeth III serta memiliki akses
langsung ke lobi rumah sakit dan apotek. IGD mempunyai tanda yang
jelas baik dari jalan maupun dari dalam rumah sakit. Terdapat pintu utama
sebagai akses masuk bagi pasien yang dapat dicapai langsung dari jalan
raya serta akses ke pelayanan lain.
Sebelah kiri pintu masuk terdapat loket pendaftran dan sebelah kanan
adalah IGD. Ruangan Instalasi Gawat Darurat berdiri sendiri, terpisah
dengan pelayanan lainnya, namun secara fungsional tidak terpisah dari
unit lain.
3.3.2.2 Denah Instalasi Gawat Darurat
F : Ruang Triase
G : Ruang Revitalisasi
H : Toilet
I : Kantor Dokter
TT : Tempat Tidur
M : Meja
L : Lemari
K : Kursi
3.3.2.3 Deskripsi Fisik Bangunan Instalasi Gawat Darurat
IGD RS. Stella Maris adalah satu unit ruang yang terdiri dari 9
(Sembilan) ruangan, yaitu :
1. Ruang Bedah
2. Ruang Non Bedah
3. Ruang Administratif
4. Ruang Triase
5. Ruang Resusitasi
6. Ruang Kepala Instalasi Gawat Darurat
7. Ruang Dokter
8. Pantry
9. Toilet
a. Ruang Bedah
Ruang bedah merupakan sebuah ruangan persegi empat dengan
ukuran 6x6 meter, berlantai keramik dengan dinding berfinising cat
tembok putih. Sebelah kanan ruang bedah berbatasan dengan ruang
non-bedah sedangkan sebelah kiri adalah ruang kepala instalasi IGD.
Di bagian belakang terdapat taman dan kursi di bagian depan. Ruang
bedah ini sekaligus merangkap sebagai ruang observasi.
b. Ruang Non-bedah
Ruang non-bedah merupakan ruangan persegi empat dengan
ukuran 6x6 meter, berlantai keramik dengan dinding berfinising cat
Tabel 85
Analisis Kesesuaian Standar Penyelenggaraan di RS Menurut Depkes RI 2008
dengan Kondisi Fisik Instalasi Gawat Darurat RS Stella Maris
Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa IGD RS. Stella Maris
belum memenuhi standar persyaratan fisik bangunan UGD Rumah Sakit.
Tabel 86
Analisis Sarana dan Prasarana Instalasi Gawat Darurat Berdasarkan
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS Kelas B, Depkes 2010 dengan
IGD RS. Stella Maris, 2013
B RUANG TINDAKAN
7 Ruang resusitasi Ada dgn luas 36 Ada BMS
m2 Luas : 10 m2
8 Ruang bedah Ada dengan luas Ada MS
7.2 / meja Luas : 36 m2
tindakan
9 Ruang non Ada dengan luas Ada
bedah 7.2 / meja Luas : 36 m2
tindakan
10 Ruang dekon- Ada dengan luas Tidak ada BMS
taminasi min. 6 m2
C RUANG OBSERVASI
12. Ruang observasi Ada min. 7,2 m2/ Ada MS
tt. Periksa Luas : 18 m2
D RUANG KHUSUS
13 Ruang plester Ada dgn luas min. Tidak ada BMS
12m2
Tabel 87
Fasilitas dan prasarana medis IGD Level III (RS Tipe B)
Berdasarkan Standar Instalasi Gawat Darurat, 2013
Standar
IGD
IGD
No Kelas / Ruangan RS. Stella Ket.
Level
Maris
III
1. Ruang Triase
o Kit pemeriksaan Min 2 Ada MS
sederhana
o Brankar penerimaan Ada
pasien
o Pembuatan rekam medis Ada
khusus
o Label (pada saat korban Ada
masal)
2. Ruang Tindakan
a. Ruang Resusitasi
o Nasopharingeal tb Min. 1 Ada MS
o Oropharingeal tb Min. 1 Ada MS
o Laringoscope set anak Min. 1 Ada MS
o Laringoscope set Min. 1 Ada MS
dewasa
o Nasothracheal tb Min. 1 Ada MS
o Orotracheal Min. 1 Ada MS
o Suction Min. 1 Ada MS
o Thracheostomi Min. 1 Tidak ada TMS
o Bag walve mask Min. 1 Ada MS
o Kanul oksigen Sesuai Ada MS
TT
o Chest tube Min. 1 Tidak ada TMS
o Crico/tracheastomi Min. 1 Tidak ada TMS
o Ventilator transport Min. 1 Ada MS
o Vital sign monitor Sesuai Ada MS
TT
o Infusion pump 2-3 / TT Tidak ada TMS
o Syringe pump 2-3 / TT Tidak ada TMS
o Vena suction Min. 1 Ada MS
o ECG Min. 1 Ada MS
o Defibrillator Min. 1 Tidak ada TMS
o Gluko stick Min. 1 Ada MS
o Stetoskop Min. 1 Ada MS
o Thermometer Min. 1 Ada MS
o Nebulizer Min. 1 Ada MS
o Oksigen medis Rasio Ada MS
1:1 / TT
o Warmer Min. 1 Ada MS
o Neck collar Min. 1 Ada MS
o Splint Min. 1 Ada MS
o Long spine bord Min. 1 Tidak ada TMS
o Scoop strechter Min. 1 Ada MS
o Kendrik Min. 1 Tidak ada TMS
ExtrictionDevicer Set/TT
o Urine bag Min. 1 Ada MS
Set/TT
o NGT Min. 1 Ada MS
Set/TT
o Wound Toilet set Min. 1 Ada MS
Set/TT
b. Ruang tindakan bedah:
o Meja operasi/tempat Min. 3 Ada MS
tidur tindakan
o Dressing set Min. 10 Tidak ada TMS
o Infusion set Min. 10 Ada MS
o Torakosintesis set Min. 1 Tidak ada TMS
o Vena section set Min. 1 Tidak ada TMS
o Metal kauter Min. 1 Tidak ada TMS
Tabel 88
Obat dan Alat/Bahan Habis Pakai untuk IGD Level III
Berdasarkan Standar IGD RS, Depkes 2009
bisa ular dan anti rabies yang harus diambil dari farmasi pada saat
dibutuhkan.
pelayanan dokter empat spesialis dasar (bedah, anak, penyakit dalam dan
kebidanan) ditambah dokter spesialis paru, THT, Mata, jiwa dan dokter
spesialis bedah tulang secara on-call. Pasien dapat di observasi di IGD
minimal selama 2 jam. Setiap pasien yang akan berobat di IGD dapat
langsung masuk ke IGD tanpa mendaftar dulu di loket pendaftaran.
Jadwal kerja/pelayanan di IGD terdiri dari 3 shift yakni:
Pagi jam 07.00 – 14.00 Wita melayani pasien gawat darurat
Siang jam 14.00 – 21.00 Wita melayani semua kasus
Malam jam 21.00 – 07.00 Wita melayani semua kasus
3.3.4 Kinerja Kegiatan Instalasi Gawat Darurat RS. Stella Maris
Tabel 89
Kinerja Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Tahun 2012
Tahun
Tindak Lanjut
2010 2011 2012
Dirawat 5155 6760 6281
Dirujuk 184 340 215
Pulang 12229 13275 12623
Meninggal 53 84 52
Jumlah 17621 20459 19171
Sumber: Data Sekunder RS. Stella Maris, 2012
10000 Bedah
8000 Non Bedah
5228
6000 Kebidanan
4052 4115
4000
2000 152 274 209
0
2010 2011 2012
Grafik
Perbandingan Kinerja Kegiatan Instalasi Gawat Darurat
Berdasarkan Jenis Pelayanan Dari Tahun 2010 -2012
Tabel 90
Perbandingan Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat
Berdasarkan Tindak Lanjut Dari Tahun 2010 – 2012
Tindak Tahun
Lanjut
2010 2011 2012
Dirawat 5155 6760 6687
Dirujuk 184 340 229
Pulang 12229 13275 13438
Meninggal 53 84 56
Jumlah 17621 20459 20410
Sumber: Data Sekunder RS. Stella Maris, 2012
Interpretasi :
Pada tahun 2011, jumlah kunjungan IGD RS. Stella Maris mengalami
peningkatan sebesar 16,1% dari 17.621 menjadi 20.459. Sedangkan pada
tahun 2012, jumlah kunjungan IGD RS. Stella Maris mengalami
Tabel 91
Kualisifikasi Tenaga IGD Level III (Rumah Sakit Tipe B)
Instalasi Gawat Darurat RS. Stella Maris Makassar, 2013
Kualifikasi
No IGD Level III RS. Stella Maris Ket
Tenaga
1. Bedah, Obgyn, Semua
Dr. Spesialis Dokter BMS
Anak dan spesialis On call
Penyakit dalam
(On Site)
Dokter spesialis
lain (On call)
2 Dokter Umum On site 24 jam Semua Dokter MS
(+Pelatihan Umum (+ ATLS)
kegawat on site 24 jam
daruratan)
GELTS,ATLS,
ACLS dll)
Dari tabel diatas dapat dilihat, dokter spesialis 4 besar (bedah, obgyn,
anak, dan penyakit dalam) dan spesialis lain tidak on-site di IGD 24 jam
tidak sesuai standar. Untuk dokter umum (dokter jaga IGD) semuanya
dokter telah mengikuti pelatihan ATLS. Sedangkan dari tenaga perawat
yang ada tersebut, baru 15 perawat yang telah mengikuti pelatihan
BTLS/PPGD.
Uraian Jabatan:
1. Membuat perencanaan kebutuhan operasional bulanan, semester,
dan tahunan di jajaran IGD.
2. Melakukan pembinaan staf dan petugas pelaksanaan sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan.
3. Melakukakn monitoring dan supervisi kegiatan di seluruh unit
kerja IGD berdasarkan sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan.
4. Memimpin penyelenggaraan pertemuan staf dan pelaksana untuk
menyusun dan evaluasi secara periodik dan bulanan.
5. Melakukan kerja sama dengan unit kerja terkait di rumah sakit.
6. Memberikan laporan kegiatan operasional kepada pemimpin
rumah sakit dalam bentuk laporan bulanan, triwulan, semester
dan tahunan.
7. Melakukan pembinaan dan penilaian staf serta tugas pelaksanaan
rumah sakit.
8. Membantu Chief Medical Officer dalam menyusun kebijakan
pengelolaan fungsi IGD secara efektif dan efisien.
Tanggung Jawab:
1. Membuat perencanaan kegiatan dan kebutuhan IGD.
2. Membuat monitoring dan evaluasi kegiatan IGD.
3. Membuat laporan pelayanan gawat darurat.
Wewenang:
1. Meminta informasi dan petunjuk dari Direktur RS Stella Maris
Makassar.
2. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur RS Stella
Maris Makassar.
3. Mengorganisasi, mengendalikan penggunaan fasilitas, sarana,
SDM dan kegiatan pelayanan gawat darurat.
4. Memberi tugas dan petunjuk kepada bawahan.
5. Memberi pembinaan dan penilaian kepada bawahan.
Tugas pokok:
1. Menjawab konsultasi dari dokter jaga/SMF lain.
2. Melakukan tindakan medis terhadap pasien yang memerlukan
tindakan segera.
Uraian jabatan:
1. Dokter on call siap 24 jam ditempat lima belas menit setelah
dipanggil sudah berada di RS. Stella Maris Makassar.
2. On call sesuai penyakitnya.
3. Mengisi status rekam medik secara lengkap.
4. Mengonsulkan ke spesialis lain bila diperlukan.
5. Memberi instruksi lebih jelas kepada perawat.
6. Jika pasien dalam keadaan gawat darurat, dokter on call berada di
tempat selama observasi.
Tanggung jawab:
Bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien tanpa membedakan
derajat status sosial.
Wewenang:
1. Berwenang mewakili pelayanan kesehatan sesuai dengan
keahlian dan struktur pelayanan medis RS. Stella Maris
Makassar.
2. Berhak merujuk pasien bila diperlukan
l) Pengemudi Ambulance
Tugas pokok:
Memberi pelayanan pada pasien gawat darurat sesuai standar RS.
Stella Maris Makassar.
Uraian jabatan:
1. Pengemudi ambulance memeriksa dan menyiapkan kendaraan,
bila ada kerusakan diinventarisir dan dilaporkan ke karu rumah
tangga
2. Pengemudi ambulance memeriksa semua perlengkapan dalam
mobil ambulance, bila ada kerusakan dan kekurangan segera
dilengkapi dan diganti.
3. Melayani permintaan ambulance baik pasien biasa maupun
korban kecelakaan.
4. Bila permintaan ambulance ke luar Makassar lapor ke first aid.
5. Menjaga dan memelihara kendaraan agar siap pakai.
6. Mengisi buku kegiatan kendaraan.
7. Melaporkan hasil kegiatan ke atasan langsung yaitu Kepala IGD.
Tanggung jawab:
1. Atas pelaksanaan kegiatan ambulance rumah sakit.
2. Membuat laporan.
Wewenang:
Tabel 92
Standar Pelayanan Minimal IGD
Berdasarkan Kepmenkes RI no. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
No Indikator Standar
1. Kemampuan menangani live 100 %
saving anak dan dewasa.
No Indikator Standar
2. Jam buka pelayanan gawat 24 jam
darurat.
3. Pemberi pelayanan gawat darurat 100 %
yang bersertifikat yang masih
berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS.
4. Ketersediaan tim penanggulangan Satu tim
bencana
5. Waktu tanggap pelayanan dokter ≤ 5 menit terlayani, setelah
di gawat darurat. pasien dating
6. Kepuasan pelanggan. ≥ 70 %
7. Kematian pasien < 24 jam ≤ dua per seribu (pindah
ke pelayanan rawat inap
setelah 8 jam)
8. Tidak adanya pasien yang 100
diharuskan membayar uang
muka.
Sumber : Data sekunder, tahun 2013
B. Kebijakan SDM
1. Isi Kebijakan Berdasarkan SK Direktur tentang Pembentukan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Stella Maris:
a. Membentuk Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Stella Maris
guna memberi pelayanan kedaruratan medis bagi pasien yang
membutuhkan.
b. Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh kepala instalasi yang
bertanggung jawab langsung kepada Direksi; dibantu oleh
3.4.1 Organisasi dan Manajemen Unit ICU/ICCU Rumah Sakit Stella Maris
3.4.1.1 Visi
Visi Ruang Perawatan ICU/ICCU mengacu pada visi Rumah Sakit Stella
Maris Makassar yaitu :
Tabel 93
Uji Checklist Visi Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris Makassar Tahun 2013
Analisis :
4. Visi dapat berfungsi sebagai jembatan masa kini dan masa yang
akan datang.
1. Pernyataan visi memberikan gambaran yang jelas dari kondisi ideal yang
ingin dicapai di masa depan namun tidak menunjuk jangka waktu
pencapaian sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran kinerja.
2. Pernyataan visi menantang dengan menggugah emosi positif karyawan
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
3. Pernyataan visi bersifat singkat karena hanya terdiri dari beberapa kata
dan mudah dimengerti karena menggunakan bahasa yang mudah.
Tabel 94
Uji Checklist Misi Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris Makassar Tahun 2013
Analisis :
Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap group
kecil dalam organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para karyawan lebih
mengerti mengenai tujuan mereka.
2. Produk dan jasa (product and service), apakah produk atau jasa
utama perusahaan.
3.4.1.4 Falsafah
Falsafah Ruang Perawatan ICU/ICCU mengacu pada falsafah keperawatan
Rumah Sakit Stella Maris, yaitu :
1. Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan professional
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan dan merupakan bagian integral
dari upaya pelayanan kesehatan.
2. Bertujuan membantu manusia seutuhnya, mencakup aspek bio, psiko,
sosiokultural dan spiritual untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
3. Pelayanan keperawatan diberikan kepada individu, keluarga dan
masyarakat secara professional, melalui upaya preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative.
4. Dalam implementasi pelayanan keperawatan, dilandasi oleh cinta kasih
tanpa membedakan bangsa, suku, agama dan golongan.
5. Peningkatan mutu tenaga keperawatan secara berkesinambungan akan
menunjang profesionalitas pelayanan keperawatan.
3.4.1.5 Tujuan
Tujuan Ruang Perawatan ICU/ICCU, yaitu :
1. Menyelamatkan kehidupan dengan mencegah terjadinya kondisi
memburuk dan komplikasi.
2. Mengurangi angka kematian dan kecacatan serta mempercepat proses
penyembuhan.
3. Tersedianya tenaga keperawatan yang terampil, dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien kritis, melalui pelatihan dan pendidikan
berkelanjutan.
4. Terciptanya kerja sama tim dalam Ruang Perawatan Intensif, dan dengan
seluruh tim kesehatan serta bagian terkait lainnya secara efektif.
Tabel 95
Uji Checklist Tujuan Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris Makassar Tahun
2013
Analisis :
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan, antara lain:
1. Tujuan organisasi harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel
(dapat diukur)
2. Tujuan organisasi merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan
harus selaras dengan visi dan misi.
3. Tujuan organisasi menyatakan kegiatan khusus apa yang akan
diselesaikan dan kapan diselesaikannya?
Gambar 22. Struktur Organisasi Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris, Tahun
2013
Analisis :
3.4.2 Deskripsi Fisik dan Bangunan Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris Makassar
3.4.2.1 Letak Unit ICU/ICCU
Unit ICU/ICCU terletak di lantai 1 RS. Stella Maris, yang jika melalui pintu
masuk (loket registrasi), unit ICU/ICCU berada dekat dengan ruang Poliklinik,
ruang Operasi, ruang Perawatan St. Yoseph, dan juga Kantin. Jika melalui pintu
masuk IGD, unit ICU/ICCU berada dekat dengan ruang IGD, Perawatan St.
Elisabeth, dan juga ruang perawatan Obgyn. Unit ICU/ICCU memiliki Ruang
tunggu bagi keluarga pasien. Letak Ruang tunggu tersebut berada di depan ruang
Diklat, tepat bagian belakang dari kamar perawatan St. Yoseph.
3.4.2.2 Deskripsi fisik dan bangunan
Luas bangunan Ruang Perawatan ICU/ICCU adalah ± 585 m².
Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris, terdiri dari 6 pintu masuk, sebagai berikut :
1. Pintu masuk buat pasien (2 pintu), depan ruang Wadir Perawatan dan
dari Ruang Poliklinik
Sebelah kiri Unit ICU/ICCU dari pintu masuk pasien (depan Ruang Wadir
Perawatan), terdapat ruang ganti mahasiswa, ruang Kepala Ruang, ruang
slobzink, ruang clinical instruktur, dapur, KM/WC, ruang penyelia dan ruang
alat tenun. Sebelah kiri ruang alat tenun terdapat ruang makan bagi para
petugas unit ICU/ICCU. Sebelah kiri dari pintu masuk ruang rawat ICU dan
ICCU depan ruang Kepala Ruang,, terdapat kamar ganti wanita dan disebelah
kiri terdapat 2 kamar ganti pria.
Disebelah kanan dan kiri dari ruang dokter, terdapat ruang rawat bagi pasien
VIP dengan 4 (empat) buah tempat tidur pasien. 2 (dua) kamar di sebelah kiri
samping ruang PICU, dan 2 (dua) kamar disebelah kanan samping ruang
Isolasi.
Sepanjang sisi kanan ruangan terdapat tempat tidur pasien sebanyak 14 buah
yang masing-masing dipisahkan oleh tirai pemisah.
Diujung utara ruang ICU terdapat ruang isolasi seluas 17,5 m2 yang terdiri
dari 3 (tiga) buah tempat tidur dan di sebelah ruang isolasi terdapat ruang
kerja perawat.
Disepanjang kiri ruang ICU terdapat ruangan obat-obatan, meja tulis dan
kursi-kursinya yang berfungsi sebagai Nurse Station.
Di ujung utara ruang ICCU terdapat sebuah pintu menuju sebuah koridor
sepanjang 8,5 m dan lebar 2 m. sepanjang dinding kiri koridor terdapat ruang
– ruang :
a. Dapur seluas + 9 m2
b. KM / WC Dokter seluas + 2,5 m2
c. Ruang penyimpanan tabung – tabung Oksigen seluas + 6 m2
d. Ruang cuci alat seluas + 6 m2
Tabel 96
Analisis :
Sebagian besar sarana yang terdapat di unit ICU/ICCU RS. Stella Maris
telah memenuhi Standar Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Di Rumah Sakit
Menurut Kemenkes RI Tahun 2012.
3.4.2.3 Denah Unit ICU/ICCU Rumah Sakit Stella Maris Tahun 2013
Gambar 23. Denah Unit ICU/ICCU RS. Stella Maris, Tahun 2013
Tabel 97
Daftar inventaris Unit ICU/ICCU
Tipe/Model Jumlah
No NamaBarang/Alat /Spesifikasi Total
Baru Lama Tua Rusak
Lain
INSTRUMENT
BEDAH :
MINOR BASIC
INSTRUMENT
SET
1 Korentang Stainless 2 2 - - 4
2 Tempat Korentang Stainless - 2 - - 2
3 Bak Instrument Persegi - 3 - - 3
4 Piala Ginjal Stainless 3 2 - - 5
5 Doek Klem Stainless - 7 - - 7
6 Gunting Jaringan Stainless 2 - - - 2
7 Pengantar Jarum Stainless 2 1 - - 3
8 Gagang Pisau Stainless - - 1 - 1
Bedah
9 Pinset Sirurgis Stainless 4 - - 4 8
10 Pinset Anatomis Stainless 2 3 - - 5
11 Klem Pembuluh Stainless 6 8 - - 14
Darah
12 Kom Kecil Stainless 1 - - - 1
13 Gunting Benang Stainless 2 - - - 2
14 Bisturi/Pisau Stainless - 1 - 1 1
PERALATAN
MEDIK
ELEKTRONIK :
1 Lampu Sorot u/ Kaca - 1 - - 1
pemeriksaan
2 Laringoskopy Stainless - 1 - - 1
3 Lampu u/ Baca Foto Kaca - 1 - - 1
Rontgen
4 Mesin Oksigen Stainless - 1 - - 1
5 ECG Fukuda 2 - - - 2
6 Monitor Bedside Mindray 19 1 - - 20
7 DC-Shock Nichodin - 1 - - 1
8 Ventilator Acoma - 2 - - 2
9 Suction - 6 - - 6
10 Infuse Pump 1 6 - - 7
11 Syringe Pump - 3 - - 3
12 Incubator Besi - 1 - - 1
13 Glukometer - 1 - - 1
14 Nebulizer - 1 - - 1
15 Sterilisator Kering Stainless - 1 - - 1
16 Central Monitor - 1 - - 1
17 Alat Pencukur Besi - 1 - - 1
Rambut
PERALATAN
MEDIS-TANPA
TENAGA
LISTRIK
1 Thermometer 5 1 - - 6
- 1 - - 1
- 1 - - 1
- 1 - - 1
- 1 - - 1
2 Sphygmomanomete - 1 - - 1
r
- 1 - - 1
- 1 - - 1
- 1 - - 1
- 1 - - 1
3 Hammer Stainless - 1 - - 1
4 Regulator O2 Kaca - 32 - - 32
5 Tiang Infus Besi - - 40 - 40
6 Ambubag Dewasa 1 2 - - 3
Anak - 1 - - 1
7 Bak Instrument Stainless - 3 - - 3
8 Tromol Stainless - 2 - - 2
9 Timbangan Dewasa - 1 - - 1
Bayi - 1 - - 1
10 SPO2 Kaca - 1 - - 1
Karet - 1 - - 1
15 Kain Pintu - 1 - - 1
16 Kain Jendela - 5 - - 5
17 Sampiran - 50 - - 50
18 Jas Dokter 20 - - - 20
19 Lap Tangan Dokter 60 - - - 60
20 Kain Penutup - 2 - - 2
Peralatan
21 Kelambu - 1 - - 1
22 Sarung Guling 30 20 - - 50
23 Taplak Meja - 4 - - 4
24 Gurita Pasien - 1 - - 1
ALAT RUMAH
TANGGA
ELEKTRIK
1 AC 18 - - - 18
2 Kipas Angin Besi 1 - - - 1
3 Pemanas Air Besi 1 - - - 1
4 Dispenser Besi 7 - - - 7
5 Jam Dinding Kaca 10 - - - 10
6 Telepon 1 - - - 1
7 Lampu Emergency Kaca 1 - - - 1
8 Senter 2 - - - 2
9 Alat Pemadam 2 - - - 2
Kebakaran
10 Meja Kayu 25 - - - 25
Obat 1 - - - 1
Emergency
11 Perforator Besi 1 - - - 1
12 Kursi Besi-Lipat - 3 - - 3
Kayu - 3 - - 3
Plastik - 10 - - 10
13 Bangku Kecil Kayu - 4 - - 4
14 Lemari Alat Tenun - 2 - - 2
Pegawai 1 1
Alkes 1 1
Alat Dapur 2 2
15 Rak Terbuka - 2 - - 2
16 Ember Plastik 8 - - - 8
17 Gayung Plastik 10 - - - 10
18 Loyang Stainless - 27 - - 27
Plastik 5 - - - 5
19 Stop Map Plastik - 12 - - 12
20 Kotak Beroda Besi/Kayu - 2 - - 2
21 Tempat Sampah - 15 - - 15
22 Sepatu Laras Karet - 2 - - 2
23 Gunting Kuku Besi - 1 - - 1
24 Gelas Pegawai Kaca - 12 - - 12
25 Scall Stainless - 8 - - 8
26 Plato Stainless - 29 - - 29
27 Troli Makan Besi - 1 - - 1
28 Ceret Air Panas Aluminium - 1 - - 1
29 Kompor Gas Besi - 1 - - 1
30 Alat Pemukul Plastik - 1 - - 1
Nyamuk
31 Rak Jemuran Besi 5 - - 5
32 Termos Air Stainless - 2 - - 2
33 Termos Makanan Stainless - 1 - - 1
34 Rantang Plastik - 1 - - 1
35 Tempat Kue Dokter Plastik - 2 - - 2
36 Sendok Makan - 24 - - 24
Pegawai
37 Sapu Ijuk - 1 - - 1
Lidi - 1 - - 1
38 Sikat Panjang Plastik - 4 - - 4
39 Sisir u/ Pasien Plastik - 3 - - 3
40 Kop Sampah Plastik 3 - - - 3
41 Double Cup Plastik - 12 - - 12
42 Ember Pel 1 1 - - 2
Air Minum 2 - - - 2
Stainless - 1 - - 1
ALAT KANTOR
1 Hecter Besar - 2 - - 2
Kecil - 2 - - 2
2 Kalkulator Plastik - 3 - - 3
3 Penghapus Papan Karet - 1 - - 1
Analisis :
Tabel 98
Rumah Sakit
No. Standar Rumah Sakit Kelas B Keterangan
Stella Maris
Unit ICU :
1 Electrocardiograph Ada Memenuhi standar
2 Bed Side Monitor Ada Memenuhi standar
3 Defibrillator Ada Memenuhi standar
4 Operating Table Tidak Ada Belum memenuhi
standar
5 Operating Lamp Tidak Ada Belum memenuhi
standar
6 Suction Pump Ada Memenuhi standar
7 Sterisillisator Ada Memenuhi standar
8 Infusion Pump Ada Memenuhi standar
9 Resuscitator Ada Memenuhi standar
10 Ventilator Ada Memenuhi standar
11 Anaestesi Apparatus Tidak Ada Belum memenuhi
standar
12 Oxygen tent Ada Memenuhi standar
13 Sphygmomanometer Ada Memenuhi standar
14 Central Gas Ada Memenuhi standar
15 Central Suction Tidak Ada Belum memenuhi
standar
16 Suction Torax Tidak Ada Belum memenuhi
standar
17 Mobile X-Ray Unit Tidak Ada Belum memenuhi
standar
18 Heart Rate Monitor Tidak Ada Belum memenuhi
standar
19 Respiration Monitor Tidak Ada Belum memenuhi
standar
Analisis :
Tabel 99
Standar Kepmenkes
No. Kondisi RS. Stella Maris Keterangan
2010
1 1) Unit terbuka: 1) Tidak ada Belum
1 tempat cuci tangan Memenuhi
tiap 2 tempat tidur Standar
2) Unit Tertutup: 2) Ada
1 tempat cuci tangan
tiap 1 tempat tidur
Analisis:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Unit ICU/ICCU Rumah
Sakit Stella Maris jika dibandingkan dengan Standar Disain Unit ICU/ICCU
Rumah Sakit Kelas B (Kepmenkes RI No. 1778/MENKES/SK/XII/2010), belum
memenuhi standar. Ada beberapa inidkator yang belum memenuhi standar, seperti
stop kontak dan beberapa yang tidak dilakukan pengukuran karena adanya
kendala sehingga tidak bisa dikatakan memenuhi standar atau belum memenuhi
standar.
rujukan dari IGD, Poliklinik, Puskesmas perawatan, Rumah Sakit lain dan juga
dokter praktek.
Tabel 100
Tahun 2011
Unit Perawatan
No. Variabel
ICU/ICCU
1 Kapasitas TT 32
2 Pasien Masuk 4647
3 Pasien Keluar 502
a. Pasien Keluar Hidup 170
Tabel 101
Tahun 2012
Unit Perawatan
No. Variabel
ICU/ICCU
1 Kapasitas TT 28
2 Pasien Masuk 4.550
3 Pasien Keluar 560
c. Pasien Keluar Hidup 216
Tabel 102
UNIT PERAWATAN
ICU/ICCU STANDAR
No VARIABEL
DEPKES
2011 2012
1 BOR (%) 49,25 39,9 60-85%
10000
1000
181,1 182,9
Tahun 2011
100 49,25
39,9 Tahun 2012
19,8 17,5 12,24
11,79
10
4,34 4,004
3,068 2,929
1
BOR ALOS BTO TOI GDR NDR
Grafik
Analisis :
Pada tahun 2012 terjadi penurunan Bed Occupancy Rate (BOR) Unit
ICU/ICCU yaitu 49,25 menjadi 39,9 atau mengalami penurunan sebesar 18,98%
dari tahun sebelumnya dan belum memenuhi standar Depkes yaitu 60-85%.
Kemudian terjadi penurunan Average Length Of Stay (ALOS) yaitu 4,34
menjadi 4,004 atau mengalami penurunan sebesar 7,74% dari tahun sebelumnya
dan belum memenuhi standar Depkes yaitu 6-8 hari. Terjadi penurunan Bed
Turn Over (BTO) yaitu sebesar 11,61% dan penurunan yang terjadi belum
memenuhi standar Depkes yaitu 40-50 kali. Terjadi peningkatan Turn Over
Interval (TOI) yaitu sebesar 3,81% dan peningkatan yang terjadi telah melebihi
standar Depkes yaitu 1-3 hari. Terjadi peningkatan Gross Death Rate (GDR)
yaitu sebesar 0,99% dan peningkatan yang terjadi telah memenuhi standar
Depkes yaitu ≤ 45%. Terjadi penurunan Nett Death Rate (NDR) yaitu sebesar
4,53% dan penurunan yang terjadi telah memenuhi standar Depkes yaitu ≤ 25%.
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa trend tingkat pemakaian
unit ICU/ICCU cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari BOR, ALOS,
BTO dan NDR. Kemudian terjadi peningkatan pada TOI dan GDR.
3.4.5 Sumber Daya Manusia Unit ICU/ICCU Rumah Sakit Stella Maris
3.4.5.1 Jumlah dan Spesifikasi SDM
Sumber Daya Manusia pada Unit ICU/ICCU RS Stella Maris terdiri atas
46 karyawan dengan jenis tenaga dokter sebanyak 10 orang, perawat 30
orang dan SPS 6 orang dengan latar belakang pendidikan dan jabatan
masing-masing yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 103
Pendidikan
No. Jabatan Jumlah
Terakhir
S1 Keperawatan,
1 Kepala Ruangan 1 orang
Ners
Analisis :
Tabel 104
Standar
No. Jenis Tenaga RS.Stella Maris Keterangan
Kepmenkes 2010
1 Kepala ICU Dokter Intensivis S1 keperawatan Belum
atau Dokter Spesialis memenuhi
jika tidak ada Dokter standar
Intensivis
2 Tim Medis Dokter Spesialis Dokter dengan Belum
(yang dapat status on call ( tidak memenuhi
memberikan 24 jam) standar
pelayanan setiap
diperlukan)
FCCS
3 Perawat Minimal 50% dari Hanya 3 perawat Belum
jumlah seluruh yang telah memenuhi
perawat merupakan mengikuti pelatihan standar
terlatih dan (<50%)
bersertifikat ICU
4 Tenaga Non 1. Tenaga 1. Tenaga Memenuhi
Kesehatan Administrasi Administrasi standar
mampu mampu
mengoperasikan mengoperasikan
komputer komputer
2. Tenaga Pekarya 2. Ada
3. Tenaga 3. Ada
Kebersihan
Sumber: Data Primer, tahun 2013
Analisis :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa unit ICU/ICUU Rumah
Sakit Stella Maris belum memenuhi Standar Sumber daya Unit ICU/ICCU Rumah
Sakit Kelas B (Kepmenkes RI No. 1778/MENKES/SK/XII/2010). Dimana, kepala
unit Rumah Sakit Stella Maris adalah seorang perawat. Yang jika dibandingkan
dengan standar, seharusnya adalah seorang dokter. Selain itu dari segi tim medis,
unit ICU/ICCU Rumah Sakiu Stella Maris tidak memiliki dokter yang tetap (24
jam). Kemudian jumlah perawat yang mengikuti pelatihan pun tidak mencukupi
50% seperti yang telah ditetapkan dalam standar.
2. Hari non operasional (libur) adalah Hari Minggu dan Hari Libur Nasional
yang ditetapkan setiap tahun dan kebijakan RS. Stella Maris.
3. Absensi kehadiran di Bagian Pelayanan unit perawatan ICU/ICCU Rumah
Sakit menggunakan sistem absensi Sidik Jari, sebagaimana telah
diberlakukan di RS. Stella Maris.
4. Keterlambatan kehadiran SDM akan berimplikasi pada penilaian kinerja dan
ketentuan punishment yang diatur oleh RS. Stella Maris.
E. AKTIVITAS
i. Berdasarkan Struktur Organisasi RS. Stella Maris, Bagian Pelayanan unit
perawatan ICU/ICCU RS bertanggung jawab kepada Wadir Perawatan.
ii. Dalam menjalankan aktivitasnya, Bagian Pelayanan unit perawatan
ICU/ICCU RS berkoordinasi dengan setiap unit/bagian terkait dan
memperoleh persetujuan dari Direktur RS.
iii. Ruang lingkup aktivitas Pelayanan Rawat Inap mencakup bidang Pelayanan
Medis, Medical Record, Administrasi & Umum.
F. MONITORING, PELAPORAN, DAN EVALUASI
1. Proses monitoring, pelaporan, dan evaluasi kegiatan Pelayanan unit
perawatan ICU/ICCU RS dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan.
2. Laporan aktivitas Pelayanan unit perawatan ICU/ICCU dipertanggung
jawabkan kepada Wadir Keperawatan RS. Stella Maris dalam bentuk
Laporan Pelaksanaan dan Laporan Evaluasi.
3. Dalam pelaksanaan proses monitoring, Pelayanan unit perawatan ICU/ICCU
RS harus berkoordinasi sebelumnya dengan setiap unit/bagian terkait.
4. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan akan ditindaklanjuti berdasarkan
pertimbangan/keputusan Direktur dan Wadir Keperawatan RS. Stella Maris.
3.5.1.1. Visi
Visi Ruang Perawatan Anak sama dengan visi RS. Stella Maris,yaitu :
Tabel 105
Uji checklist pernyataan visi Unit Perawatan Anak RS Stella Maris Tahun 2013
No PertanyaanUji Ya Tidak
1 Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yang jelas √
dari kondisi ideal organisasi di masa datang?
2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan menantang? √
3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan mudah √
dimengerti?
4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi karyawan, √
pelanggan, dan stakeholders?
5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang waktu, √
selalu Up to date?
Sumber: Data primer.2013
Analisis:
1. Visi memberikan gambaran yang jelas akan kondisi RS di masa yang akan datang
yakni menjadi RS dengan pelayanan terbaik di Sulawesi Selatan.
2. Visi memiliki pengaruh dan menantang karena visi Rumah Sakit Stella Maris
adalah untuk menjadi Rumah Sakit terbaik di Sulawesi Selatan akan memacu
SDM untuk bekerja lebih giat.
3. Visi bersifat singkat dan mudah dimengerti karena visi Rumah Stella
Maris menggunakan kata-kata pendek dan sederhana yang mudah
dimengerti
4. Visi bersifat menarik karena visi Rumah Sakit yang ingin menjadi terbaik
di Sulawesi Selatan akan membangkitkan semangat kerja karyawan dan
mengharuskan RS untuk selalu menciptakan inovasi untuk mencapai visi
tersebut.
5. Visi bersifat sepanjang waktu karena visi Rumah Sakit Stella Maris tidak
menetapkan batas waktu untuk pencapaian visinya, visi tersebut akan terus
melekat pada Rumah Sakit sampai pada pencapaian visi dan bagaimana
cara mempertahankan visi Rumah Sakit.
3.5.1.2. Misi
Tabel 106
Uji checklist Pernyataan Misi Unit Perawatan Anak RS Stella Maris Tahun
2013
Analisis:
3.5.1.3. Motto
Motto ruang perawatan Anak sama dengan motto RS. Stella Maris, yaitu
: ”Melayani dengan Cinta Kasih.”
3.5.1.4. Falsafah
3.5.1.5. Tujuan
6. Terciptanya kerja sama tim dalam Ruang St. Theresia, dan dengan
seluruh tim kesehatan serta bagian terkait lainnya secara efektif
7. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang asuhan
keperawatan anak.
Tabel 107
Uji checklist Pernyataan Tujuan Unit Rawat Anak RS Stella Maris Tahun
2013
Analisis:
Gambar 24. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak RS Stella Maris 2013
Analisis:
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa Kepala Ruang perawatan anak
St. Elisabeth bertanggung jawab kepada Wadir Perawatan dan Bidang Perawatan
Rawat Inap, kemudian kepala ruang perawatan membawahi Penanggung Jawab
Shift, Pembimbing Klinik dan Pekarya. Dimana penanggung jawab shift tersebut,
terdiri dari ketua tim. Selain itu, Kepala Ruang perawatan anak St. Elisabeth
melakukan koordinasi bersama Penyelia.
Tabel 108
Tahun 2013
b. Ruang isolasi = 6
m2 b. R.Isolasi
minimal
6m2/TT b. Memenuhi standar
c. Ruang tindakan =
6m2 c. R. Tindakan
minimal 12 m2
d. Ruang Perinatal = c. Belum memenuhi
12 m2 d. Ruang perinatal standar
:-
d. Memenuhi standar
Lantai berwarna
ringan, sehingga
dapat memantulkkan
cahaya lebih baik
4 Kebersihan Kondisi ruang Bersih Memenuhi standar
perawatan cukup
bersih
5 Tempat a. Di ruang perawat 2 a. Di ruang A. Belum memenuhi
sampah tempat sampah perawat standar
terdapat
minimal 3
tempat
sampah, yaitu
tempat
sampah
medis,
dekontaminasi
dan umum
b. Ruang
b. 1 tempat sampah perawatan b. Belum memenuhi
untuk 2 kamar satu tempat standar
perawatan sampah.
horizontal,
d. Cukup bersih
d. Bersih
d. Memenuhi standar
Analisis:
Pasien boleh didampingi oleh maksimal dua orang penjaga yang menginap
di kamar perawatan pasien tersebut, namun pada kondisi tertentu bisa lebih dari
dua orang sesuai dengan kebijakan ruang perawatan anak.
shift perawat. Shift perawat terbagi atas tiga, dimana shift pagi biasanya terdiri atas
lima sampai enam perawat (07.00 – 14.00 WITA), shift siang terdiri atas
tigaperawat (14.00 – 21.00 WITA), dan shift malam dua perawat (21.00 – 07.00
WITA). Shift perawat ditentukan sesuai kebijakan kepala unit, dan perawat dapat
saling menukar dan saling menggantikan waktu shift sesuai kesepakatan dengan
perawat lain.
Bagi pasien asuransi, resep obat dari dokter dalam bentuk satu paket. Jika
menginginkan tambahan obat tertentu, dapat dibuatkan resep luar oleh dokter yang
bersangkutan. Namun, keluarga pasien sendiri yang membeli obat tersebut ke
apotek.
Pasien yang telah dirawat pada akhirnya akan keluar baik dalam keadaan
sehat maupun meninggal. Pada kasus istimewa, dapat dilakukan rujukan ke Rumah
sakit lain sesuai dengan petunjuk Dokter. Sebelum keluar, perawat akan melakukan
perincian terhadap biaya pelayanan yang telah diberikan dan kemudian diserahkan
ke bagian administrasi.
7. Bed Turn Over/BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu
(biasanya per tahun). Indikator ini memberikan gambaran tingkat
pemakaian tempat tidur rumah sakit.
Jumlah pasien yang keluar (hidup + mati)
BTO =
Jumlah tempat tidur
10. Nett Death Rate/NDR yaitu angka kematian > 48 jam setelah
dirawat untuk tiap 1000 pasien keluar.
Tabel 109
No Variabel Tahun
2010 2011 2012
1 Kapasitas TT 41 38 40
2 Pasien Masuk 1.792 4641 3691
3 Rata-rata pasien masuk/hari 5 13 10
4 Pasien Keluar 1.711 1418 1196
5 Rata-rata pasien keluar/hari 5 4 3
6 Pasien Keluar Hidup 1.663 1368 1169
7 Pasien Keluar Mati 48 50 27
8 Keluar Mati < 48 jam 37 37 22
9 Keluar Mati > 48 jam 11 13 5
10 Hari Perawatan Terpakai 6.758 3.946 3.432
Sumber : Data Sekunder,2012
Tabel 110
Dari tabel di atas, diketahui bahwa trend tingkat pemakaian unit perawatan anak
cenderung menurun, hal ini terlihat dari BOR, AvLOS, BTO, dan TOI Unit
Perawatan anak secara umum cenderung menurun dan belum memenuhi standar
Depkes kecuali BTO dan TOI yang masih memenuhi standar.akan tetapi, dari segi
kualitas pelayanan, unit perawatan anak menunjukkan peningkatan terlihat dari
kecenderungan menurunnya angka kematian > 48 jam.
Tabel 111
Perbandingan Peralatan Medis di Unit Perawatan St. Theresia
Rumah Sakit Stella Maris Dengan Standar Pedoman Penyelenggaraan
Rumah Sakit Tipe B Menurut Kemenkes RI Tahun 2012
Tabel 112
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter 4 Orang
3 SMA 2 Orang
4 SMP 2 Orang
Tabel 113
Tabel 114
Analisis:
Rumah Sakit Stella Maris tidak singkat tapi mudah dimengerti pembacanya. Selain itu,
visi tidak bersifat tetap sepanjang waktu dan tidak selalu up to date
3.6.1.2. Visi
1. Melayani dengan cepat, tepat, ramah dan informative
2. Menjalin kerjasama dengan Instalasi terkait
3. Memelihara peralatan Radiologi agar befungsi optimal
Tabel 115
Analisis:
perubahan-perubahan administrasi karena bersifat umum. Selain itu penjabaran Misi pada
Instalasi Radiologi mampu menjawab pertanyaan tentang siapa kita, untuk siapa kita
melakukan itu dan dapat menjawab pertanyaan mengapa itu penting. Tidak hanya itu,
misi mampu memberikan jawaban terhadap alasan mengapa kita membelanjakan dana
pada usaha-usaha organisasi, program atau sub program
3.6.1.3. Motto
Motto Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Stella Maris adalah “Pelayanan
Prima”.
3.6.1.4. Falsafah
Memberikan pelayanan radiodiagnostik imaging secara aman, professional,
optimal sehingga terwujudnya pelayanan radiologi diagnostik prima.
3.6.1.5. Tujuan
1. Memberikan pelayanan medis khususnya di bidang pemeriksaan
radiodiagnostik untuk menunjang diagnosa klinik.
2. Memberikan pelayanan Radiologi tanpa membedakan status dan
golongan.
Tabel 116
Analisis:
DIREKTUR
Dr. Thomas Soharto, MMR
WADIR MEDIS
Dr. Frieda Hoesan
KA.INSTALASI RADIOLOGI
KARU. RADIOLOGI
Tabel 117
Analisis:
Tabel 118
Analisis:
Tabel 119
Analisis:
v.Ultrasonografi
(Jadwal Pemeriksaan Jam 07.00 – 14.00 Wita (diluar jam kerja cito))
1) USG Abdomen
2) USG Ginekologis
3) USG Obstetris
4) USG Thyroid (Leher)
5) USG Mammae
6) USG Kepala
7) USG Pelvis
8) USG Scrotum
9) Echocardiografi
Adapun bentuk kegiatan pelayanan di unit radiologi di Rumah Sakit Stella Maris
di dasarkan pada PERMENKES 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 120
Analisis Kegiatan Peraturan Meneteri Kesehatan 2012
Dengan Pelayanan di Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Tabel 121
Program Kerja Unit Radiologi Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2012
1 SDM
Analisis
Berdasarkan hasil tabel diatas mengenai program kerja unit radiologi Rumah
Sakit Stella Maris pada tahun 2012, dapat dilihat, bahwa RSSM masih memerlukan SDM
untuk menunjang kegiatan pelayanan di dalamnya, selain itu juga untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, maka dilakukan orientasi dan diklat PARI di dalamnya. Tidak hanya
itu, pengendalian mutu tetap dilakukan dimana bersandar pada SOP (Standar Operasional
Procedure) yang berlaku.
1. Kegiatan Pokok
Melakukan rekrutmen berdasarkan pola ketenagaan di
Instalasi Radiologi yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit
Stella Maris Makassar
2. Rincian Kegiatan
Melakukan proses seleksi ketenagaan, meliputi:
1. Berkas
2. Kognitif / Psikologi
3. Kompetensi
3. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil seleksi
4. Melakukan rekrutmen terhadap SDM yang lulus seleksi
5. Melengkapi proses administrasi kepegawaian di Rumah
Sakit.
6. Cara Melaksanakan Kegiatan
a) Menentukan jadwal pelaksanaan rapat evaluasi
b) Membuat informasi yang bersifat undangan rapat
evaluasi
c) Menyiapkan kelengkapan rapat evaluasi
Tabel 122
Standar
No Kepmenkes Uraian RS.Stella Maris Ket.
2008
1 Peningkatan Dilakukan setelah Melakukan analisa Memenuhi
Jumlah Tenaga analisa beban kerja beban kerja dan Standar
dalam unit radiologi kemudian merekrut 2
diagnostik sesuai orang Radiografer.
dengan standar di atas
dan disesuaikan juga
dengan rencana
pengembangan unit
tersebut
Analisis:
Oleh karena itu dilakukan Rekrutmen pada bulan Desember tahun 2011
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2. Instalasi Radiologi Rumah Sakit Stella Maris memiliki Kebijakan
Pengembangan Staf, Pendidikan dan Pengendalian Mutu yang menjelaskan
bahwa staf unit kerja, ditugaskan secara selektif untuk mengikuti pelatihan,
seminar/symposium, dan kegiatan sejenisnya. Instalasi Radiologi
mengajukan rencana pendidikan berkelanjutan dan
pelatihan/seminar/workshop ke Bagian Pengembangan SDM beserta
kerangka acuan pelaksanaannya.Bagian pengembangan SDM membuat
rekapitulasi terkait rencana pendidikan dan pelatihan dari Instalasi
Radiologi terkait dan memuatnya dalam perencanaan Pengembangan SDM
di RS. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang telah
disetujui oleh Direktur RS Stella Maris akan difalitasi oleh bagian
pengembangan SDM dan dikoordinasikan dengan Instalasi/Bagian/Bidang
terkait. Pendidikan dan pelatihan yang direncakan Instalasi Radiologi telah
berjalan sesuai jadwal yang ditentukan
Tabel 123
Tabel 124
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan terkait dengan program Peningkatan
Kemampuan dan Keterampilan Tenaga
Instalasi Radiologi Tahun 2012
3 Pertemua
n 4 bulan
sekali
Analisis
Tabel 125
Tahun
2 Foto dengan bahan kontras 139 1.34 197 1.39 165 1.36
Analisis:
Tabel 126
2 Sistem urogenital
3 Sistem respiratorius
4 Sistem reproduksi
5 Organ superficial (mammae, thyroid, parotis dll)
6 Sistem musculoskeletal
7 Sistem limpatik
8 Sistem saraf
9 Sistem kardiovaskuler
(Sumber: Data Sekunder 2012)
Analisis
Tabel 127
Perbandingan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Stella Maris dengan Standar
Persyaratan Sumber Daya Manusia Instalasi Radiologi Rumah Sakit Kelas B
(Kepmenkes RI No. 1014/MENKES/SK/XI/2008)
Jumlah Tenaga
Jenis Tenaga Standar Keterangan
Kepmenkes RS.Stella Maris
2008
Spesialis Radiologi 2 orang 2 orang Memenuhi Standar
(Memiliki SIP)
Radiografer (D III 2 orang / alat 5 orang untuk 3 Belum Memenuhi
Teknik Radiologi & alat Standar
memiliki SIKR)
Petugas Proteksi 1 orang 1 orang Memenuhi Standar
Radiasi (PPR)
Medik(Tingkat I
&Memiliki SIB)
Fisikawan Medik (D 1 orang - Belum memenuhi
IV / S1) Standar
Analisis:
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa jumlah Sumber Daya Manusia
di Instalasi Radiologi belum memenuhi standar, tentunya hal ini akan berdampak pada
penurunan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang disediakan. Jumlah tenaga ( SDM )
yang memenuhi standar persyaratan Sumber Daya Manusia Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Stella Maris yakni jumlah tenaga seperti Spesialis Radiologi, Petugas Proteksi
Medik, Tenaga Elektromedis, dan Perawat, dan Tenaga Administrasi. Namun disamping
itu, tidak terdapat Fisikawan Medik serta, kurangnya jumlah Radiografer menyebabkan
Instalasi Radiologi belum memenuhi standar sumber daya manusia untuk Rumah Sakit
Tipe B sesuai Kepmenkes RI No. 1014/MENKES/SK/XI/2008).
5. Uraian Tugas
a) Melakukan pemeriksaan konvensional tanpa kontras
sesuai standar profesi
b) Melakukan pemeriksaan CT Scan tanpa dan dengan
kontras sesuai standar profesi di bawah penagawasan
spesialis radiologi
c) Melakukan tindakan teknik pemeriksaan radiologi
dengan bahan kontras dibawah pengawasan spesialis
radiologi
d) Melakukan tindakan proteksi radiasi
e) Membantu kegiatan pencatatan pasien
f) Menata, memelihara kemampuan dan ketrampilan
dalam pelaksanaan/pemberian pelayanan radiologi
D. Perawat Radiologi
1. Nama Jabatan :
Perawat Radiologi
2. Spesifikasi :
D III Keperawatan
3. Atasan Langsung
Kepala Ruang instalasi Radiologi
4. Tugas Pokok :
Membantu penyelenggaraan radiologi terutama pada saat
USG, Echocardiologi dan HSG serta membantu dalam
kegiatan administrasi.
5. Uraian Tugas :
a) Membantu dan menyusun laporan kegiatan
pelayanan ( harian, bulanan, dan tahunan )
b) Menghubungi ruangan perawatan dan membawa
pasien ke instalasi radiologi untuk dilakukan
tindakan seperti USG, Echocardiologi dan HS
c) Meminta alat dan bahan medis dan non medis ke
Logistik termasuk obat – obatan life saving dan
bahan kontras ke instalasi radiologi
d) Mendampingi dokter radiologi dalam melakukan
tindakan USG, Echocardiologi dan HSG
E. Administrasi
1. Nama Jabatan :
Administrasi Instalasi Radiologi
2. Spesifikasi :
Lulusan SMA/SMU
3. Atasan langsung : Kepala Ruang Instalasi Radiologi
4. Tugas Pokok :
Melakukan kegiatan administrasi yang meliputi : pencatatan
pendaftaran pasien, pengambilan hasil dan pengarsipan.
5. Uraian Tugas :
C. Kebijakan Fasilitas
1) Isi Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur tentang
Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Instalasi Radiologi Klinik
RSSM :
1. Memberlakukan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Stella Maris Makassar tentang pemeliharaan dan
kalibrasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Stella
Maris Makassar
2. Guna mendukung proses pelayanan di Instalasi
Radiologi, setiap peralatan Radiologi harus
dilaksanakan
3. Pemeliharaan dan dilaksanakan kalibrasi secara
berkala.
4. Pemeliharaan dilaksanakan oleh seluruh petugas
Radiologi, sedang kalibrasi peralatan dilakukan oleh
lembaga kalibrasi yang berwenang (BPFK,
BAPETEN)
D. Kebijakan Proedur
1) Isi Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur tentang
Prosedur Tetap Operasional Alat Radiologi /Manual dan
Pedoman Cara Mengoperasikan alat di Instalasi Radiologi
RSSM:
a) Memberlakukan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Stella Maris Makassar tentang Prosedur Tetap
Operasional Alat Radiologi cara Manua dan
Pedoman mengoprasikan di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
b) Alat-alat radiologi yang digunakan di radiologi
perlu dibuatkan Prosedur Tetap Operasional Alat dan
pedoman pengoperasian alat guna kelancaran
pelayanan di instalasi radiologi RS Stella Maris
Makassar Prosedur Tetap Operasional Alat dan
Pedoman cara Mengoperasikan alat harus dimengerti
dan diketahui semua petugas radiologi.
E. Kebijakan Pelayanan
1) Isi Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
tentang Visi,Misi dan Tujuan Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik RSSM :
c) Visi Radiologi RSSM Menjadikan Instalasi
Radiologi yang tanggap terhadap kebutuhan
pasien dan lingkungan dengan memperhatikan
unsur bahaya radiasi pengion dan sebagai
rujukan bagi Rumah Sakit di wilayah Sulawesi
Selatan.
d) Misi Radiologi Rumah Sakit Stella Maris :
F. Kebijakan Pemeriksaan
1) Isi Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
tentang Penetapan Jenis Pemeriksaan di Instalasi
Radiologi RSSM :
a) Memberlakukan Keputusan Direksi Utama
Rumah Sakit Stella Maris tentang kebijakan
Penetapan Jenis Pemeriksaan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Stella Maris
b) Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam diktum pertama adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini
a) Syok Anafilatik
b) Persiapan pasien pemeriksaan khusus Radiologi
c) Pemeriksaan BNO-IVP Radiologi
d) Persiapan tindakan Meylografi
e) Prosedur tetap pemeriksaan Colon In Loop
Radiologi
f) Pemeriksaan Retrograde Pyelographi (RPG)
Radiologi
g) Pemeriksaan Uretro Cystogram Radiologi
h) Pemeriksaan Thorax Radiologi
i) Pemeriksaan Abdomen Radiologi
j) Prosedur tetap pemeriksaan Abdomen 3 Posisi
Radiologi
k) Pemeriksaan Atresia Radiologi
l) Pemeriksan Shoulder Joint Radiologi
m) Prosedur tetap pemeriksaan Os Sternum Radiologi
n) Pemeriksaan Ossa Manus secara umum Radiologi
o) Pemeriksaan Wrist Joint Radiologi
p) Pemeriksaan Elbow Joint Radiologi
q) Pemeriksaan Os Femur Radiologi
r) Pemeriksaan Os Clavicula Radiologi
s) Pemeriksaan Os Humerus Radiologi
t) Pemeriksaan Blass Radiologi
u) Prosedur tetap pemeriksaan Vertebra Cervicals
Radiologi
v) Pemeriksaan Thoraco Lumbal Radiologi
w) Prosedur tetap pemeriksaan Lumbo Sacral Radiologi
x) Pemeriksaan Pelvis Radiologi
y) Prosedur tetap pemeriksaan Coxigis Radiologi
z) Prosedur tetap pemeriksaan Hip Joint Radiologi
aa) Pemeriksaan Articulated Genu Radiologi
bb) Pemeriksaan Patella Radiologi
cc) Pemeriksaan Os Cruris Radiologi
3.7.1.1. Visi
Tabel 128
Checklist Visi
dimengerti?
Analisis:
a. Visi bukan fakta tetapi gambaran saat ini tentang kondisi ideal yang
ingin diwujudkan organisasi di masa depan
b. Visi dapat memberikan arah tujuan untuk mendorong anggota
organisasi untuk memiliki semangat dan kinerja yang baik bagi
organisasi
c. Visi bersifat tidak statis dan berfugsi sebagai pedoman pelaku
organisasi
d. Visi berisi gambaran yang kredibel dan menarik menegnai keadaan
yang akan dicapai di masa depan
3.7.1.2. Misi
1. Setiap saat siap memberikan layanan dengan sepenuh hati kepada seluruh
lapisan masyarakat
2. Membina hubungan kerjasama yang baik karyawan intra lab, karyawan
lainnya dan mitra.
Tabel 129
Uji Checklist Misi
Analisis:
3.2.1.1.c Motto
Melayani dengan cinta kasih.
3.2.1.1.d Falsafah
Sebagai Rumah Sakit yang selalu siap memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan perkembangan teknologi dan
kebutuhan masyarakat termasuk bagi mereka yang berkekurangan.
3.2.1.1.e Tujuan
1. Membantu dokter dalam menegakkan diagnosis, memantau
perjalanan penyakit dan menatalaksana pasien.
2. Melaksanakan pendidikan berkesinambungan bagi karyawan
laboratorium dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
3. Menjalankan managemen yang baik untuk mendapatkan hasil yang
bermutu.
Tabel 130
Checklist Tujuan
Analisis:
1. Tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan sasaran yaitu setiap saat siap
memberikan layanan dengan sepenuh hati kepada seluruh lapisan
masyarakat dan mendukung pernyataan tujuan dengan membantu dokter
dalam menegakkan diagnosis, memantau perjalanan penyakit dan
menatalaksanakan pasien. Membina hubungan kerja sama yang baik
karyawan intra lab, karyawan lainnya, dan mitra pernyataan misi ini
didukung oleh pernyataan tujuan yang melaksanakan pendidikan
berkesinambungan bagi karyawan laboratorium dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi.
Analisis:
Struktur organisasi instalasi laboratorium RS. Stella Maris menganut
sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan organisasinya terlihat adanya
kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang dan setiap
bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organisasi merupakan faktor penting dalam menentukan dan
melihat cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui
strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian dan sub bagian,
wewenang masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub
bagian dalam pelaksanaan tugas serta tanggung jawab masing-masing dengan
pembagian tugas berdasarkan spesialisasi yang ada sehingga menggambarkan
saling ketergantungan antar bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa Kepala Ruang laboratorium
membawahi sekretaris/administrasi, koordinator teknik, bidang logistik dan
pemeliharaan, dan program pemantapan mutu. Dimana koordinator teknik
tersebut, terdiri dari sampling/rujukan, pemeriksaan rutin, hematologi,
pemeriksaan kimia klinik, dan pemeriksaan imunologi khusus.
Unit Laboratorium Rumah Sakit Stella Maris terletak di lantai I gedung baru
masuk dari pintu utama melalui lorong sebelah kanan. Luas Instalasi
laboratorium berukuran panjang 15,6 m dan lebar 7,2 meter. Merupakan satu unit
dalam satu ruang. Pintu masuk ke unit ada satu pintu, sebelah kanan berbatasan
dengan poliklinik penyakit dalam, sebelah kiri berseblahan dengan instalasi
farmasi, berseberangan dengan loket pembayaran dan ruang askes.
e. Loket
f. Ruang Pemeriksaan
g. Gudang
h. Wc
3.2.1.2.b Denah Instalasi Laboratorium
Analisis:
a. Secara khusus bagian laboratorium yang melayani cito, rawat jalan serta
bank darah hendaknya tidak jauh dari UGD dan laboratorium induk. Untuk
RS Stella maris: pelayanan cito, rawat jalan serta bank darah terpusat pada
Laboratorium Induk dan letaknya cukup dekat dari poliklinik tapi agak jauh
dari UGD.
b. Semua ruangan yang dipakai untuk pemeriksaan specimen harus memiliki
ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup. Untuk
Laboratorium RS Stella maris memiliki ventilasi yang baik dan cukup
mendapat sinar matahari
c. Ruang penerimaan dan pengambilan specimen harus terpisah dari ruang
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi, terutama ruang pemeriksaan
mikrobiologi dengan ruang pengelolaan darah untuk transfusi.
d. Untuk Laboratorium RS Stella maris ruang pengambilan sampel dan
pemeriksaan terpisah tetapi untuk pemeriksaan mikrobiologi dan
pengelolaan transfusi darah serta pemeriksaan lainnya masih bergabung
dalam satu ruangan.
e. Pada RS Stella maris: ruangan pemeriksaan hanya satu ruangan untuk
semua jenis pemeriksaan( ruang hematologi dan bank darah, ruang kimia
klinik, ruang serologi, ruang imunologi, dan lab cito)
f. RS stella maris tidak memiliki, ruang pembuatan sediaan PA dan Ruangan
penyimpangan jaringan.
Tabel 131
Analisis:
Tabel 132
Analisis:
Tabel 133
Analisis:
Tabel 134
34 Erlenmeyer 2 buah
35 Autoclik 12 buah
36 Beaker glass 2 buah
37 Oven Inventum 1 buah
38 Coagulation Timer CA501 1 buah
Sumber:Data RS. Stella Maris, 2012
Tabel 135
Tahun 2012
Ketersediaan
Standar Peralatan Minimal Peralatan
No Ket
Laboratorium RS Tipe B Laboratorium
RS Stella Maris
A. Lab kimia Klinik
1 Centfrifuge Memenuhi standar
2 Spectrophotometer Memenuhi standar
3 Electrolitphoesis Memenuhi standar
4 Water bath Memenuhi standar
5 Densitometer for protein - Belum memenuhi
standar
6 Analiti balance Memenuhi standar
7 PH meter - Belum memenuhi
standar
8 Flame photometer - Belum memenuhi
standar
9 Dry oven Memenuhi standar
10 Cholidemeter - Belum memenuhi
standar
11 Blood cell counter Memenuhi standar
12 Blood gas analyser - Belum memenuhi
standar
13 Coagulation timer Memenuhi standar
14 Micro Hematocrite centrifuge Memenuhi standar
15 Hemoglobine photometer Memenuhi standar
16 Iso enzym electrophoresis Memenuhi standar
17 Imono electrophoresis Memenuhi standar
18 Imono chemestri Memenuhi standar
19 Photo meter - Belum memenuhi
standar
20 PH blood gas analyser - Belum memenuhi
standar
21 Water destilator - Belum memenuhi
standar
22 Precician balance - Belum memenuhi
standar
23 Washing instrument Memenuhi standar
24 Blood chemestry analisis Memenuhi standar
25 Trombelasstograph - Belum memenuhi
standar
Sumber Data RS. Stella Maris, 2013
Analisis:
Berdasarkan tabel di atas dapat secara umum fasilitas Lab RS Stella maris
telah memenuhi syarat untuk tipe B khusus untuk pemeriksaan hematologi dan
kimia darah. Ada alat pemeriksaan yang bisa digunakan untuk beberapa jenis
pemeriksaan sekaligus, contohnya: automatic hematology. Pemeriksaan analisa
gas darah tidak bisa dilakukan kerusakan alat.
Tabel 136
standar
19 Cystology centifuges Memenuhi standar
20 Steam sterilizer Memenuhi standar
21 Ultrasonic cleaner - Belum memenuhi
standar
22 Micro plate reader - Belum memenuhi
standar
23 Glass ware set - Belum memenuhi
standar
24 Automatic microplate laser - Belum memenuhi
standar
25 Osmometer - Belum memenuhi
standar
Sumber: Data RS.Stella Maris, 2013
Analisis:
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum peralatan yang ada di
laboratorium RS. Stella masih belum memenuhi standar untuk cukup lengkap dan
memenuhi syarat untuk rumah sakit tipe B.
Tabel 137
Ketersediaan
Standar Peralatan Minimal Peralatan
Ket
No Laboratorium RS Tipe B Laboratorium RS
Stella Maris
Jenis
Lab. Mikrobiologi dan forensik
1 Incubator - Belum memenuhi
standar
2 Dry Oven Memenuhi standar
3 Sterilizator Memenuhi standar
4 Autoclav - Belum memenuhi
standar
Analisis:
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium RS Stella Maris untuk
pemeriksaan mikrobiologi dan forensik belum memenuhi standar berdasarkan Standar
Peralatan Patologi Medik Laboratorium Rumah Sakit Tipe B Menurut Pedoman
Penyelengaraan Pelayananan RS Kemenkes RI Tahun 2012.
Tabel 138
Alat Alat Non Medis Instalasi Laboratorium RS. Stella Maris Tahun 2013
16 Telepon 1
17 Televisi 1
18 Gunting 4
19 Rak tabung 12
20 Baju Praktek 34
21 Rak Susun 3
Sumber: Data Primer, 2013
Analisis:
Tabel 139
Tabel 140
Tahun 2012
standar
5 Serologi forensik - Belum memenuhi
standar
6 Sitologi - Belum memenuhi
standar
7 Histokimia - Belum memenuhi
standar
8 Toksikologi - Belum memenuhi
standar
Sumber: Data Primer, 2013
Analisis:
Tabel 141
Patologi Klinik
Analisis:
Tabel 142
Tabel 143
Tabel 144
d. Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala/wakil kepala Instalasi laboratorium
atas kelengkapan dan kelancaran kegiatan kesekretariatan
4. Penanggung jawab bidang teknis
a. Fungsi
Pelaksana yang mengatur kelancaran prosedur pemeriksaan (1) rutin
darah/hematologi dan urine, (2) kimia klinik, (3) Immunologi dan
pemeriksaan khusus, (4) sampling dan rujukan.
b. Tugas
1) Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan darah dan urine rutin
2) Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan kimia klinik
3) Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan iminologi dan khusus
4) Mengawasi pelaksanaan sampling dan rujukan
5) Membina dan memberikan bimbingan teknis untuk setiap pemeriksaan
6) Menjaga kebersihan tempat kerja
c. Wewenang;
1) Melaporkan pelaksana pemeriksaan(analis) yang tidak/kurang disiplin
2) Menagajukan permintaan bahan kimia/reagens kepada seksi logistic dan
pemeliharaan
3) Melaporkan gangguan pada alat kepada kepala/wakil kepala instalasi
laboratorium
d. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala/wakil kepala instalasi laboratorium
atas kelancaran prosedur pemeriksaan : (1) rutin darah/hematologi dan urine,
(2) kimia klinik, (3) Immunologi dan pemeriksaan khusus (4), smpling dan
rujukan
5. Penanggung jawab bidang logistik dan pemeliharaan
a. Fungsi
Pelaksana yang mengatur kelengkapan bahan-bahan reagen,alkes dan
fasilitas pemeliharaan ruang kerja laboratorium
b. Tugas:
1) Mengatur penyimpanan bahan-bahan reagen, alkes, dan fasilitas lainnya
guna pemeliharaan ruang kerja laboratorium
b. Tugas
1) Mengawasi kalau perlu melaksanakan pemeriksaan kimia darah
2) Membina disiplin kerja analis
3) Membina dan memberikan bimbingan kepada analis mengenai
pemeriksaan kimia klinik sesuai porsedur baku(protap)
4) Memantau ketersediaan bahan/reagens
c. Wewenang
Mengajukan permintaan bahan/reagen kepada kepala seksi
d. Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada coordinator teknik atas kelancaran
pelaksanaan pemeriksaan kimia klinik
10. Penanggung jawab pemeriksaan Imunologi dan khusus
a. Fungsi
Pelaksana yang mengatur kelancaraan pelaksanaan pemeriksaan
imunologi dan khusus(cairan tubuh, tinja)
b. Tugas :
1) Mengawasi(kalau perlu melaksanakan) pemeriksaan imunologi dan
khusus
2) Membina disiplin kerja analis
3) Membina dan memberikan bimbingan kepada analis mengenai imunologi
dan khusus sesuai prosedur baku(protap)
4) Memantau ketersediaan bahan/reagens
c. Wewenang
Mengajukan permintaan bahan/reagens kepada kepala seksi logistik atas
kelancaran pelaksanaan pemeriksaan imunologi dan khusus
d. Tanggung jawab
Bertanggung jawab: kepada coordinator teknik atas kelancaran
pelaksanaan pemeriksaan imunologi dan khusus
11. Analis pemeriksa
a. Fungsi
Pelaksana pemeriksaan laboratorium masing-masing sub seksi prosedur
baku(protap)
b. Tugas
Analisis :
Analisis :
Tabel 147
Uji Checklist Tujuan
Instalasi Gizi RS. Stella Maris Makassar, 2013
Analisis :
1. Tujuan instalasi gizi mendukung pernyataan misi untuk menyajikan
makanan yang berstandar dengan menjaga mutu makanan.
2. Tujuan instalasi gizi telah merefleksikan secara spesifik pencapaian yang
diinginkan yakni memperolaeh makanan bermutu dengan gizi yang lengkap
dalam mendukung penyembuhan pasien
DIREKTUR
WADIR MEDIS
KEPALA SEKSI
PJ. Penyuluhan
PJ. Pengolahan &
Perbaikan Mutu & Logistik
Penyajian makanan
Konsultasi
3.8.2 Deskripsi Fisik dan Bangunan Instalasi Gizi RS. Stella Maris
3.8.2.1 Letak Instalasi Gizi RS. Stella Maris
Instalasi Gizi RS. Stella Maris terletak di lantai 1 gedung lama RS.
Stella Maris, berdekatan dengan Linen, kamar mayat dan asrama rumah
sakit. Terdapat akses langsung ke Jalam Maipa sehingga memudahkan
pengantaran bahan makanan ke instalasi gizi, serta terdapat tempat parker
yang memadai bagi mobil pengangkut bahan makanan.
Instalasi Gizi memiliki 2 dapur, yaitu dapur besar dan dapur kecil.
I. Dapur Besar, terdiri dari :
Loket : 3,20 x 1,20 m
Ruang istirahat/ruang makan :6x3m
Ruang air minum :4x3m
Ruang kepala instalasi :3x3m
Ruang penyajian makanan
(kelas II, III, Biara dan asrama) :1x4m
Bak cuci :3x5m
Gudang basah :5x5m
Gudang beras : 3 x 4,5 m
II. Dapur Kecil, terdiri dari :
Loket : 3,20 x 1,20 m
Ruang administrasi : 4,5 x 3 m
Ruang penyajian
(VIP, kelas I, dokter) :7x4m
Gudang makanan kering : 3 x 1,5 m
Gambar 31. Denah Ruangan Instalasi Gizi RS. Stella Maris 2013
Ket :
Tabel 148
Analisis Kesesuaian Standar Penyelenggaraan RS Menurut Depkes RI 2008
dengan Kondisi Fisik Instalasi Gizi RS Stella Maris
Tahun 2013
Hasil
No Kriteria Standar Analisis
observasi
1 Ruangan R.penerimaa
n bhn Hanya
makanan memenhi
R.penyimpa standar
nan bhn sebesar 76,2%
makanan
R.persiapan
makanan
R. Penyajian
R.produksi
makanan
R. Distribusi
R. pencucian
alat
R.
penyimpana
n alat makan
R. konsultasi
gizi
2 Tata ruang a. Dekat
dengan
semua unit
rawat inap
b. diatur
sehingga
kegaduhan
dapur tidak
mengganggu
c. tidak dekat
dengan
lokasi
pembuangan
sampah
d. tidak dekat
kamar
jenazah
e. punya jalan
masuk /
pintu sendiri
3 Pencahaya Harus
an memenuhi
persyaratan
kondisi kerja
4 Suhu a. Suhu gudang
kering <
22oC
b. Ventilasi
yang cukup,
suhu dan
kelembaban
c. Suhu ruang
pendingin -
10 oC - 5 oC
5 Kebersiha a. Gudang
n harus anti
tikus &
serangga
b. Jendela &
pintu
dipasang
kaca
c. Pelindung
tikus dan
tempat
masuk pipa
ditutup
semen
Sumber : Instalasi Gizi RS. Stella Maris, 2013
Tabel 149
Analisis Kesesuaian Peralatan Instalasi Gizi RS Stella Maris dengan Standar
Depkes RI Tahun 2008
Dari tabel di atas Dapat diketahui bahwa sebagian besar peralatan wajib
untuk instalasi gizi RS tipe B dimiliki oleh instalasi gizi RS Stella maris.
e. Khusus intuk sayuran, suhu harus diperhatikan. Untuk buah ada yagn
tidak memerlukan pendingin. Perhatikan sifat buah sebelum
dimasukkan ke dalam ruangan/pendingin
7. Teknik Persiapan bahan makanan
Langkah-langkah Teknik Persiapan bahan makanan :
a. Penyiangan ; memisahkan bahan makanan yang bersih dari yang tidak
terpakai
b. Pencucian ; dilakukan sebelum bahan makanan dipotong, menggunakan air
bersih
c. Pengupasan dilakukan setelah bahan makanan dicuci
d. Pemotongan dilakukan sesudah penyiangan, pencucian, dan pengupasan,
besar pemotongan disesuaikan dengan kebutuhan
8. Pengaturan pemasakan makanan
Langkah-langkah Pengaturan pemasakan makanan :
a. Pemasakan dengan medium udara
1) Membakar dengan oven
2) Memanggang di atas bara
b. Pemasakan dengan medium air: Merebus dan menyetup
c. Pemasakan dengan menggunakan lemak: Menggoreng
d. Pemasakan langsung melalui dinding panci: Menyangrai dan membuat kue
wafel
e. Pemasakan dengan kombinasi: Menumis
f. Pemasakan dengan elektromagnetik: Microwave dan Rice cooke
9. Pelayanan dan distribusi makanan dilakukan secara sentralisasi
Keuntungan :
a. Tenaga lebih hemat sehingga menghemat biaya dan pengawasan
b. Pengawasan lebih mudah dan teliti
c. Sedikit kemungkinan kesalahan pemberian makanan
d. Ruang pasien terhindar dari keributan pada waktu pembagian makanan
e. Pekerjaan dilakukan lebih cepat
Kelemahan :
a. Memerlukan tempat, peralatan, dan yang lebih banyak
b. Memerlukan biaya tambahan biaya peralatan, perlengkapan, dan
pemeliharaan
Pengaturan jaga
Pengaturan jaga pada instalasi gizi disesuaikan dengan beban kerja yang
ada pada tiap shif, saat ini dilakukan 3 shif :
a. Cakupan Pelayanan
Porsi Pelayanan Makanan
Tabel 150
Porsi Pelayanan Instalasi Gizi RS Stella Maris
Tahun 2009-2011
Porsi/Tahun
Kelompok
2009 2010 2011
Pasien 54.152 50.269 53.869
Non-pasien 19.367 19.134 19.016
Total 73.519 69.403 72.885
Sumber : Data sekunder RS. Stella Maris,2011
Tabel 151
Menu Snack Unit Perawatan RS. Stella Maris Tahun 2013
Menu Snack
Hari
Pagi Sore
Unit Kelas I dan Kelas I dan
VIP VIP
Perawatan II II
1 Rol Tomat Nagasari Panada Roll Tart
2 Jalan Kotek Aram Bolu Rampa Cangkuning
Pandan
3 Lapis Jalan Kotek Pisang Keju Cake Pisang
Strawberry
4 Kura-Kura Lapis Warna Brownies Brudel
5 Coklat Bakpao Roti Goreng Nagasari
Cherry
6 Sus Fla Onde-Onde Bakpao Paparanggi
7 Roti Daging Dadar Nagasari Mabel
8 Arem-Arem Bolu Rampa Bluder Roti Goreng
9 Lumpia Jalan Kotek Cangkuning Apan Kenari
10 Dadar Lapis Tart Susu Arem-Arem
Surabaya
11 Lapis Panada Bakpao Bolu Rampa
Surabaya
Sumber : Instalasi Gizi RS Stella Maris,2013
Menu Makanan
o Menu Makanan VIP dan Kelas 1
Tabel 152
Susunan Menu Makanan Unit Perawatan VIP dan Kelas I
RS. Stella Maris Tahun 2013
Susunan Menu
Hari
Pagi Siang Malam
1 Nasi, sup Nasi, sup bakso Nasi, sup kental
jagung, telur ayam, ikan kowu, sayur, ayam kecap,
dadar, hati smor udang tepung + sayur tempe bumbu bali,
+ kentang. asam manis, sayur dan sayur sup.
lodeh (labu siam,
kacang panjang, dan
terong).
2 Nasi, sup Nasi, sup gebonden Nasi, sup makaroni,
kacang ijo, ikan (wortel, sosis, ikan kuah,sambal
kaleng, perkedel asparagus), daging buncis
daging + smor, tahu opor, dan goreng(hati,rempla),
kentang. tumis buncis cabai sayur cah vitsai
hijau + rempela (vitsai, wortel,
jamur hitam, dan
bakso).
3 Nasi, sup Nasi, sup campur, Nasi, sup bunga kol,
kembang tahu, Cumi cah, bakwan ayaam kentucky,
ikan saos tomat, udang (tepung, tauge, vah tahu tempe +
tahu sayur dan udang), dan sayur wortel, dan sayur
Dari tabel di atas, diketahui bahwa menu makanan untuk pasien rawat inap
VIP dan Kelas I disamakan dan terbagi atas makan pagi, siang, dan malam
dengan susunan menu yang terulang setiap sepuluh hari.
Tabel 153
Susunan Menu Makanan Unit Perawatan Kelas II dan III
RS. Stella Maris Tahun 2013
Susunan Menu
Hari
Pagi Siang Malam
1 Nasi, sup Nasi, sup bakso Nasi, sup kental
jagung, dan ayam, ayam bumbu sayur, ikan pepes,
telur dadar. bali, tempe bacam, cah bakso bihun,
dan tumis kangkung dan tumis vitsal +
tauge. wortel.
2 Nasi, sup Nasi, ikan saos, tahu Nasi, sup makaroni,
kacang ijo, bumbu kuning, sayur ayam smor, tempe
ikan, dan rica. kimlo, buncis, wortel, & tepung acar
dan laksa. (kacang panjang,
ketimun, dan
wortel).
3 Nasi, sup Nasi, sup campur, Nasi, sup bunga kol,
kembang ikan bumbu woku, ikan & tepung dan
tahu, dan sambal goreng hati + perkedel Jagung
telur kecap. tempe, sayur caisin +
tauge + labu besar.
4 Nasi, sup Nasi, sup kacang Nasi, sup tahu
bakso, dan merah, ayam bumbu bakso, ikan & bubur
Dari tabel di atas, diketahui bahwa menu makanan untuk pasien rawat
inap Kelas II dan Kelas III disamakan dan terbagi atas makan pagi, siang, dan
malam dengan susunan menu yang terulang setiap sepuluh hari.
Makanan saring digunakan untuk pasien yang tidak dapat mengonsumsi makanan
keras sesuai anjuran dokter.
Tabel 154
Susunan Menu Makanan Saring Unit Perawatan
RS. Stella Maris Tahun 2013
Susunan menu
Hari
Pagi Siang Malam
1 Bubur saring, sup Bubur saring, sup bakso Bubur saring, sup
jagung, orak arik ayam, ayam tim, tempe kental sayur, ikan
telur, dan ikan bumbu kuning, sayur kuah, sup kedele,
smor. bayam, dan buah. wortel saring, dan
buah.
2 Bubur saring, sup Bubur saring, sup Bubur saring, sup
kacang ijo, ikan gebonden, ikan sup, makaroni, ayam
pepes, dan tempe tahu kecap, labu kuning smor, tempe bumbu
bumbu tomat. saring, dan buah. kuning, lodeh
pepaya, dna buah.
3 Bubur saring, sup Bubur saring, sup Bubur saring, sup
kembang tahu, campur, daging cah, bunga kol, ikan
ayam kuah, dan kedele, kangkung bumbu tomat, hati
tahu saring. saring, dan buah. smor, labu kuning
saring, dan buah.
4 Bubur saring, sup Bubur saring, sup Bubur saring, sup
bakso ayam, telur vegetable, ikan pepes, tahu bakso, ayam
aromatik, dan tempe bacam, wortel bumbu kuning, tahu
corned. saring, dan buah. kecap, labu siam
saring, dan buah.
5 Bubur saring, sup Bubur saring, sup Bubur saring, sup
kacang ijo, ikan makaroni, ayam smor, jagung, telur orak-
kuah, dan tempe tahu tomat, pepaya arik, ikan pepes,
kuning. saring, dan buah. sayur kangkung, dan
buah.
31 Bubur saring, sup Bubur saring, sup Bubur saring, sup
campur, ayam kacang polong, ikan vegetable, ayam
woku, dan tahu bubur kuning, kacang saring, tempe tim,
tim. ijo saring, labu kuning, labu siam, dan buah.
dan buah.
Sumber : Instalasi Gizi RS Stella Maris,2013
Dari tabel di atas, diketahui bahwa menu makanan saring terbagi atas makan
pagi, siang, dan malam. Dimana semua bahan makanan disaring dan susunan menunya
terulang setiap sepuluh hari. Menu buah disesuaikan dengan musim.
Makanan diet diberikan kepada pasien dengan diet khusus seperti DM,
Hipertensi, Jantung, Kolesterol sesuai dengan anjuran dokter.
Tabel 155
Susunan Menu Diet Unit Perawatan RS. Stella Maris
Tahun 2013
Susunan menu
Hari
Pagi Siang Malam
1 Nasi, sup Nasi, sup bakso, Nasi, sup vegetable,
jagung, dan telur bakso ayam, ayam ikan bumbu toamt,
dadar, cah bakso wohu, tempe gimbal jagung, oseng-
+ tahu + wortel. goreng tepung, dan oseng kacang panjang +
cah caisin + tauge. daun halus.
2 Nasi, sup Nasi, ikan smor, Nasi, sup makaroni +
kacang ijo, ikan saos kentang wortel, ikan goreng,
pepes, dan kacang polong, tahu tempe bumbu kuning,
perkedel aromatik, dan sayur dan sayur bening.
daging.. kimlo.
3 Nasi, sup Nasi, sup bunga Nasi, sup labu merah,
kembang tahu, kol, ikan pamir, cah ayam pindang, perkedel
telur mata sapi, bihun + bakso, dan tahu, dan cah buncis +
dan oseng – sayur sup (kentang, wortel.
oseng tahu. caisin, wortel)
4 Nasi, sup bakso, Nasi, , ayam bumbu Nasi, sup tahu bakso,
dan telur mata kecap, tahu kari, ikan woku, tempe
sapi. dan sayur sup laksa goreng saos tomat, dan
tumis kangkung +
tauge.
5 Nasi, sup Nasi, sup makaroni, Nasi, sup jagung, ikan
kentang kacang ikan bakar, tempe pindang, som goreng,
polong, telur bumbu kuning, dan dan oseng-oseng
rebus, dan tahu cap cae. kacang panjang.
sayur (brokoli,
bakso)
6 Nasi, sup Nasi, sup bunga Nasi, sup campur, ayam
kacang ijo, ikan kol, ikan bumbu goreng, tahu vah, dan
wolu, dan tomat, bakwan sayur sup (caisin,
puyung hai. udang, dan sayur wortel, kentang)
asam (jagung, labu
siam, kacang
panjang, terong)
7 Nasi, sup Nasi, sup soupy, Nasi, sup kentang
vegetable, telur ayam smor, tahu kacang polong, ikan
dadar, dan goreng saus, dan pepes, perkedel
tempe bobor. sayur kiamlo. kembang tahu, dan cah
labu siam + wortel.
8 Nasi, sup Nasi, sup campur, Nasi, sup jagung, ikan
makaroni, ikan ikan goreng saus pesmol, tahu aromatik,
masak kuah, dan tomat, tempe dan cap cae (wortel,
cah bakso + bumbu kuning, dan buncis, caisin, brokoli)
wortel. tumis kangkung +
tauge.
9 Nasi, sup bunga Nasi, sup gebonden, Nasi, sup kacang ijo,
kol, dan telur ikan pepes, gimbal ayam masak kuah,
mata sapi, dan jagung, dan vitsai tempe goreng tepung,
tahu sayur. wortel. dan sayur bening.
10 Nasi, sup tahu Nasi, makaroni, Nasi, sup sonpy
bakso, ikan ayam goreng (kembang tahu,
goreng, dan tepung, tahu cah, bengkoang, dan telur),
tempe balado.. dan cah labu siam + ikan pindang, tempe
daun melinjo. bumbu tumat, dan sayur
kimlo.
31 Nasi, sup laksa Nasi, sup labu Nasi, sup kentang +
+ kentang + merah, daging cah, kacang polong, ayam
telur rebus, dan perkedel jagung, smor, tahu bumbu
perkedel dan cap cae. kuning, dan sayur asam.
kentang.
Sumber : Instalasi Gizi RS Stella Maris,2013
Dari tabel di atas, diketahui bahwa terdapat menu makanan diet untuk
pasien yang sedang dalam program diet, akan tetapi belum ada perencanaan
makanan terhadap penderita penyakit secara khusus. Menu makanan diet terbagi
atas makan pagi, siang, dan malam dengan susunan menu yang terulang setiap
sepuluh hari,
Tabel 156
Sumber Daya Manusia Instalasi Gizi RS. Stella Maris Tahun 2013
Pendidikan
No Jabatan Standar Ket.
Terakhir
1 S3 Gizi Kepala Unit S1 Gizi Memenuhi
2 D3 – Gizi Wakil Ka.Unit, Ada DIII Memenuhi
Pengatur Gizi, dan Gizi standar
Penata Gizi, Pj.
Penyuluhan dan
Konsul
3 D3 – Gizi PJ. Makanan Diet Ada DIII Memenuhi
Gizi standar
4 SMA PJ Pengadaan Tenaga/ Memenuhi
Bahan & Logistik juru
5 SMEA PJ Snack masak
6 SMKK PJ Makanan Pasien lain
Boga
7 SMKK PJ Distribusi
Boga Makanan
8 SMKK PJ Distribusi
Boga Makanan
9 SMKK PJ Pencatatan &
Boga Pelaporan Gudang
Kering & Basah
10 SMA PJ Pencatatan &
Pelaporan Gudang
Kering & Basah
11 SMKK PJ Inventaris
Boga Barang
12 SD PJ Snack Pasien
13 SD PJ Makanan Pasien
14 SMKK Petugas Pelaksana
Boga
15 SMKK Petugas Pelaksana
Boga
16 SMKK Petugas Pelaksana
Boga
17 SMKK Petugas Pelaksana
Parawisata
18 SMA Petugas Pelaksana
19 SMA Petugas Pelaksana
20 SMA Petugas Pelaksana
21 SMA Petugas Pelaksana
Wewenang :
Wewenang :
Wewenang :
1. Menerima/menolak bahan makanan yang datang.
Wewenang :
1. Melakukan percobaan standar resep yang ada.
2. Melakukan variasi dalam penyajian makanan.
3. Mengusulkan tentang cara-cara pengolahan bahan makanan supaya
tidak terjadi pemborosan.
4. Membuat pembagian tugas karyawan dapur agar penyelenggaraan
makanan dapat berjalan dengan lancer.
5. Mengusulkan kepada instalasi gizi tentang pengolahan/penyajian
makanan.
6. Meningkatkan mutu kerja karyawan bagian pengolahan/penyajian
makanan.
3.8.6 KEBIJAKAN
3.9.1.1 Visi
Tabel 157
Uji Checklist Visi Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana RS. Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
10. Visi dapat berfungsi sebagai jembatan masa kini dan masa yang
akan datang.
11. Visi berisi gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa
depan yang menarik.
6. Pernyataan visi memberikan gambaran yang jelas dari kondisi ideal yang
ingin dicapai di masa depan namun tidak menunjuk jangka waktu
pencapaian sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran kinerja.
7. Pernyataan visi menantang dengan menggugah emosi positif karyawan
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
8. Pernyataan visi bersifat singkat karena hanya terdiri dari beberapa kata
dan mudah dimengerti karena menggunakan bahasa yang mudah.
9. Pernyataan visi cukup menarik bagi karyawan, pelanggan, &
stakeholders karena ingin menjadi salah satu unit terbaik dalam
memberikan pelayanan pemeliharaan sarana prasarana.
10. Pernyataan visi selalu up to date.
3.9.1.2 Misi
1. Mengupayakan agar fasilitas sarana prasarana yang dimiliki oleh RS.
Stella Maris Makassar dapat berfungsi baik, selama 24 jam.
2. Meningkatkan dan memberdayagunakan sumber daya manusia yang ada.
Tabel 158
Uji Checklist Misi Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana RS. Stella
Maris Tahun 2013
Analisis :
11. Produk dan jasa (product and service), apakah produk atau jasa
utama perusahaan.
17. Fokus pada citra publik (concern for public image), apakah
perusahaan responsif terhadap masalah-masalah sosial, komunitas,
dan lingkungan hidup?
Tabel 159
Analisis :
Analisis :
Tabel 160
Ketentuan Syarat Bangunan Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana
Berdasarkan Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Kondisi
Standar Kepmenkes
No. Rumah Sakit Keterangan
No. 1204 Thn 2004
Stella Maris
1 Permukaan dinding harus rata Permukaan Memenuhi
dan berwarna terang. dinding berwarna Standar
terang
2 Lantai harus terbuat dari bahan Lantai IPSRS Memenuhi
yang kuat, mudah dibersihkan, terbuat dari bahan Standar
kedap air, dan berwarna terang yang kuat yaitu
dari bahan ubin
3 Langit-langit harus terbuat dari Langit-langit harus Memenuhi
bahan multipleks atau bahan terbuat dari bahan Standar
yang kuat, warna terang, mudah multipleks
dibersihkan, kerangka harus
kuat, dan tinggi minimal 2,70
meter dari lantai.
Analisis :
Tabel 161
Perbandingan Standar Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Tipe B Tahun 2010 dengan Kondisi Ruang Instalasi Pemeliharaan Sarana
Prasarana Rumah Sakit Stella Maris Tahun 2013
Besaran
Nama Kebutuhan Kondisi Rumah
No. Ruang / Keterangan
Ruangan Fasilitas Sakit
Luas
1. Ruang Min. 8 Meja, kursi, Ruang Kepala Memenuhi
Kepala m2 lemari IPSRS memiliki standar
IPSRS berkas/arsip, luas 28 m2
intercom/tele
pon, safety
box
2
2 Ruang 3~5 m / Kursi, meja, 1. Ruang kerja staf 1. Memenuhi
Kerja Staf petugas komputer, memiliki luas standar
(min. 12 printer, dan 264 m2 2. Belum
m2 ) peralatan 2. Tidak memiliki memenuhi
kantor komputer dan standar
lainnya. printer.
3 Ruang Min. 9 Kursi, meja, 1. Ruang rapat 1. Memenuhi
2
Rapat/ m screen, dll. memiliki luas standar
Pertemuan 264 m2 2. Belum
Teknis 2. Tidak memiliki memenuhi
screen. standar
4 Gudang Min. 9 Lemari/rak Gudang memiliki Memenuhi
2
m luas 28 m2 standar
Sumber : Data Primer, tahun 2013
Analisis :
Gambar 33. Denah Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana RS. Stella Maris,
Tahun 2013
kepala sub bagian berada di sebelah kiri gudang dan sebelah kanan gudang
adalah ruang auditorium. Ruang bengkel (workshop) berada di samping ruang
rapat.
Tahun
No. Nama Alat Merk Jumlah Keterangan
pembelian
1 Boor listrik 1990 1 Baik
2 Gurinda listrik Makita 1997 1 Baik
3 Snei pipa 1992 1 Digunakan
4 Klem 1997 1 Baik
5 Obeng plat besar 2003 1 Rusak
6 Obeng plat sedang 2003 4 Baik
7 Obeng bunga 2011 4 Baik
sedang
8 Mesin las listrik Esap 1950 1 Bisa
digunakan
9 Mesin las listrik 2011 1 Baik
10 Gergaji besi 2010 2 Rusak
11 Gergaji kayu 2009 1 Baik
potong
12 Gergaji kayu 2010 1 Baik
listrik
13 Mesin potong besi Bosch 2012 1 Baik
14 Mesin profil kayu 2011 1 Baik
15 Mesin ketam 2011 1 Baik
listrik
16 Tang ampar 2008 1 Baik
17 Tang biasa 2008 6 Baik
18 Tang jepit 2003 1 Rusak
19 Palu-palu 2003 2 Baik
20 Siku-siku 2009 2 Baik
Analisis :
Waktu pelayanan Sub Bagian Sarana Prasarana RS. Stella Maris dibagi
menjadi 3 shift yaitu :
1. Kegiatan Pemeliharaan
Pemeliharaan dibagi menjadi 2 bagian :
1. Pemeliharaan rutin
2. Pemeliharaan tidak rutin
Pemeliharaan sarana prasarana yang meliputi pemeliharaan rutin
dan tidak rutin/harian adalah suatu kegiatan yang keberadaannya sangat
erat terkait dengan bagian-bagian lain dalam menunjang terlaksananya
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Stella Maris.
Pemeliharaan Rutin
1. Pemeriksaan mesin-mesin pompa air yang ada diseluruh
bagian, memberikan pelumasan, pengencangan baut-baut yang
longgar, mengatur jalannya mesin air dan mengawasi
kemampuan mesin. Pemeliharaan ini dilakukan setiap hari.
2. Pemeriksaan stop kontak diseluruh bagian yang alat bersifat
overtable (pasang cabut). Pemeriksaan ini dilakukan setiap 2
minggu sekali dan 3 bulan sekali.
3. Pembersihan panel-panel listrik di seluruh unit dengan
menggunakan tekanan angin (kompresor) untuk
menghilangkan debu-debu yang melengket kemudian
dilakukan pengencangan baut-baut yang longgar. Pemeriksaan
ini dilakukan 3 bulan sekali.
4. Pemeriksaan alat medik dengan jalan mengunjungi bagian-
bagian yang memiliki alat medik seperti :
a. IGD
b. ICU/ICCU
c. Poliklinik
d. Kamar operasi
e. Laboratorium
f. Fisiotherapi
g. Radiologi
h. Theresia
i. Elisabeth
4. Mesin Cuci
Pemeliharaan mesin cuci ini dilakukan oleh bagian
pemeliharaan sarana prasarana dengan mengontrol
setiap hari dan membersihkan panel-panel listrik dan
seluruh body pada mesin cuci dengan menggunakan
kompresor angin. Pembersihan ini dilakukan 3 bulan
sekali.
5. Mesin Pompa Air
Pemeliharaan dilakukan ada yang setiap hari dengan
jelas memperhatikan fungsi mesin pompa air seperti
mesin pompa air yang melayani :
a. Gedung Santa Maria
b. Gedung Bernadeth
c. Gedung Thresia
Mesin pompa air ini perlu dijaga pada saat di
operasionalkan karena kelistrikannya
menggunakan 3 phase, dengan demikian daya
listrik yang dibutuhkan cukup besar (2500 watt).
Mesin pompa air ini sengaja tidak dipasangkan
automatic tangki, karena selain pemborosan air
juga berisiko tinggi untuk rusak (putaran mesin
bisa terbalik apabila ada perbaikan jaringan dari
PLN).
6. Alat-alat pertukangan
Alat-alat ini antara lain :
1. Mesin ketam kayu listrik
2. Mesin las listrik
3. Mesin gurinda listrik
4. Mesin profil untuk kayu
5. Mesin bor listrik
Mesin-mesin ini telah dilengkapi dengan manual
cara penggunaannya.
Apabila dalam stock sarana kebutuhan kosong, tetap diberi kemudahan untuk
memperoleh bahan tersebut dengan jalan belanja sendiri dengan syarat harus
disetujui oleh wadir keuangan Rumah Sakit Stella Maris apalagi yang
sifatnya cyto.
Tabel 163
Analisis :
Tabel 164
Analisis :
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata latar belakang pendidikan
staf di instalasi sarana prasarana adalah STM. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 971/menkes/per/xi/2009 Tentang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan untuk rumah sakit tipe B kepala sub
bagian minimal seorang S1 di bidang kerjanya. Berdasarkan tabel diatas yang
menjabat sebagai kepala sub bagian belum sesuai standar karena masih
berpendidikan STM.
Wewenang :
a. Menggunakan fasilitas rumah sakit sesuai kebijakan yang berlaku.
b. Menggunakan alat kerja pemeliharaan yang telah dipercayakan.
Tugas Pelaksanaan :
a. Melaksanakan kegiatan/pekerjaan yang telah diatur oleh kepala sub
bagian dan penyelia.
b. Melaksanakan kegiatan/pekerjaan yang telah diatur oleh kepala sub
bagian (pembersihan tangki-tangki air, dll).
c. Membuat laporan kegiatan/pekerjaan yang telah dilakukan di bagian atau
unit kerja dan sebagai bukti, laporan kegiatan ini ditandatangani oleh
kepala sub bagian yang bersangkutan di buku yang disiapkan oleh staf
sarana.
d. Melaporkan pekerjaan yang belum terselesaikan kepada kepala sub
bagian atau penyelia atau rekan kerja supaya diselesaikan oleh rekan
kerja pada shift dinas berikutnya.
e. Menulis bahan atau barang yang diinginkan untuk mengganti yang rusak
atau membuat baru di buku pengeluaran bahan yang telah disiapkan
(tanggal, nama, jumlah, bagian dan tanda tangan pengguna) sebagai bukti
pemakaian.
f. Mengerjakan pekerjaan apa saja dengan tingkat kesulitan yang tidak
sama dari setiap bagian sesuai keluhan (listrik, mesin, bangunan, fasilitas
medis dan non medis). Singkatnya kayu, air dan lain-lain.
g. Memproduksi (tempat tidur, lemari, meja, roda, dll) dan memperbaiki
serta memelihara seluruh fasilitas yang ada.
h. Siap sedia melayani pekerjaan yang bersifat cyto dan non cyto.
i. Memelihara alat-alat inventaris milik sarana prasarana.
j. Bertanggung jawab atas rusak dan hilangnya alat inventaris sarana
prasarana.
k. Memberikan pelayanan air ke seluruh unit rumah sakit sesuai kebutuhan
selama 24 jam.
l. Mengontrol seluruh penerangan (lampu) di seluruh koridor rumah sakit.
m. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan shift dinas yang telah disusun oleh
kasubbag.
3. Biaya operasional yang timbul terkait aktivitas sub bagian sarana prasarana
merupakan biaya operasional RS. Stella Maris.
D. WAKTU OPERASIONAL
1. Waktu operasional Sub Bagian Sarana Prasarana RS. Stella Maris, ditetapkan
sebagai berikut :
Berlaku 3 (tiga) shift yaitu :
a. Shift pagi : pukul 07.00 – 14.00 Wita.
b. Shift siang : pukul 14.00 – 21.00 Wita.
c. Shift malam : pukul 21.00 – 07.00 Wita.
Ketentuan operasional kerja mulai hari Senin-Minggu berdasarkan
pembagian shift.
4. Absensi kehadiran SDM di Sub Bagian Sarana Prasarana RS. Stella Maris
menggunakan sistem absensi Sidik Jari, sebagaimana telah diberlakukan di
RS. Stella Maris.
5. Keterlambatan kehadiran SDM akan berimplikasi pada penilaian kinerja dan
ketentuan punishment yang diatur oleh RS. Stella Maris.
E. AKTIVITAS
1. Berdasarkan Struktur Organisasi RS. Stella Maris, Sub Bagian Sarana
Prasarana RS. Stella Maris bertanggung jawab kepada Bidang Umum.
2. Dalam menjalankan aktivitasnya, Sub Bagian Sarana Prasarana RS. Stella
Maris harus berkoordinasi dengan setiap unit/bagian terkait pengelolaan
lingkungan RS. Stella Maris.
3. Ruang lingkup aktivitas Sub Bagian Sarana Prasarana RS. Stella Maris
mencakup pemeliharaan alat-alat non medik antara lain :
a. Lift
b. Generator
c. AC
d. Mesin cuci
e. Mesin las
f. Mesin ketam kayu
g. Mesin gurinda
h. Panel listrik
i. Mesin pemotong besi
3.10. Transportasi
3.10.1.1. Visi
Visi unit tranportasi pada Rumah Sakit Stella Maris adalah “Pelayanan
Transportasi Yang Responsif Menuju Rumah Sakit Terbaik Di Sulawasi Selatan”.
Tabel 165
Berdasarkan hasil uji checklist mengenai Visi Rumah Sakit Stella Maris
bagian unit transportasi, maka visi tersebut telah memberikan gambaran yang jelas dari
kondisi ideal organisasi di masa datang, dimana ingin mewujudkan pelayanan transportasi
yang responsif (cepat dalam merespon atau bersifat menanggapi menuju Rumah Sakit
terbaik di Sulawesi Selatan. Selain itu visi rumah sakit stellah maris memiliki pengaruh
dan menantang, serta mudah dimengerti menarik bagi anggota organisasi (karyawan dan
stakeholders) dan visi bersifat tetap, namun dalam visi rumah sakit tersebut tidak terdapat
target tahun yang jelas di dalamnya. Namun secara keseluruhan visi Rumah Sakit Stella
Maris bagian unit transportasi sudah baik.
3.10.1.2. Misi
Tabel 166
Berdasarkan hasil uji checklist mengenai misi, maka misi Rumah Sakit Stella
Maris bagian unit trasnportasi telah memberikan gambaran yang jelas mengenai manfaat
kehadiran organisasi. Tidak hanya itu, misi Rumah Sakit Stella Maris Unit Transportasi
telah jelas dan telah mengatakan dengan jelas kepeduliaan organisasi terhadap
kepentingan stakeholder, serta misi tersebut dapat bertahan terhadap perubahan-
perubahan dalam administrasi, dan mampu memberikan alasan mengapa membelanjakan
dana pada usaha-usaha organisasi dalam hal ini program atau sub program yang akan
dijalankan di rumah sakit, dilandaskan pada perkembangan kegiatan utama organisasi
yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.. Secara keseluruhan misi Rumah
Sakit Stella Maris Unit Transportasi sudah baik.
3.10.1.3. Motto
Motto bagian unit transportasi di Rumah Sakit Stella Maris ialah ”Melayani
dengan Cinta Kasih.”
3.10.1.4. Falsafah
Falsafah dari bagian unit transportasi pada Rumah Sakit Stella Maris ialah:
”Sebagai Suatu Bagian Yang Berperan Dalam Menunjang Kebutuhan Transportasi
Internal Dan Eksternal Rumah Sakit.”
3.10.1.5. Tujuan
Unit kerja bagian unit transportasi juga telah memiliki tujuan internal unit
kerja mereka ialah ”Menyediakan Pelayanan Transportasi Secara Tepat Waktu Dan
Terkoordinasi Sesuai Dengan Kebutuhan Internal Dan Eksternal Rumah Sakit .”
Tabel 167
Berdasarkan uji checklist untuk tujuan Rumah Sakit, maka tujuan dari
Rumah Sakit Stella Maris pada bagian unit transportasi secara garis besar atau
keseluruhan sudah baik karena merupakan penjabaran atau implementasi penjabaran visi
dan misi Rumah Sakit. Selain itu, tujuan tersebut telah menggambarkan program yang
direncanakan serta memiliki tantangan bagi pelaku organisasi Rumah Sakit, agar
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Namun sayangnya, produk
organisasi yang dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu relatif panjang (3 – 5 tahun)
tidak tertuang dalam Tujuan Rumah Sakit Stella Maris Unit Transportasi.
Tahun 2013
Direktur
Dr. Thomas Soharto, MMR
Pelaksana
Yusuf Roppon, Bahrul Yahya, Valentinus Kombeg, Rudy Iskandar, Rusly, Rusbianto
Adi Putra, Bagas
Gambar 34. Struktur Organisasi Unit Transportasi Rs. Stella Maris, 2013
Berdasarkan struktur organisasi pada bagian sub bagian atau unit di atas
dapat dilihat bahwa unit transportasi merupakan bagian dari bagian umum yang dibawahi
oleh Direktur dan Wakil Direktur Admninistrasi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Kita
dapat melihat bahwa Kepala Bagian Umum membawahi secara langsung Kepala Sub
bagian unit transportasi. Serta bagian pelaksana dibawahi langsung oleh Kepala Sub
Bagian Transportasi.
sarana dan prasarana, serta berada di seputar bengkel kerja atau workshop bagian sarana
Rumah Sakit Stella Maris. Ruang transportasi berada didekat tempat parkir kendaraan
dalam mengantar pasien maupun dalam hal rujukan ke Rumah Sakit selama 24 jam
1. Ambulance
a. Ambulance Umum: Ambulance umum di Rumah Sakit
Stella Maris terdapat 4 unit ambulance umum, dimana
digunakan sebagai pelayanan kepada pasien (antar
passien dan sebagai rujukan). Di dalam ambulance
umum terdapat tabung gas oksigen dan tempat tidur.
b. Ambulance Jenazah : Dalam hal meningkatkan
kualitas pelayanan, di Rumah Sakit Stella Maris, maka
pengadaan ambulance jenazah membangun mitra
dengan KKS (Kerukunan Keluarga Soppeng).
2. Kendaraan umum
Kendaraan umum di Rumah Sakit Stella Maris berjumlah 3
unit, dimana digunakan sebagai pengantar logistik, pengantar
tamu, dan lain sebagainya.
A. Transportasi Ambulance
Transportasi ambulance merupakan bentuk pelayanan
transportasi yang menunjang butuhan pelayanan pasien dengan
kendaraan ambulance. Secara umum, prosedur permintaan
pelayanan transportasi umum oleh setiap unit terkait di Rumah
Tabel 168
Tabel 169
Indikator
No Jenis Pelayanan Standar
Jenis Uraian
1 Pelayanan Input 1. Ketersediaan pelayanan 24 jam
Transportasi ambulance dan mobil jenazah
(Pelayanan
Ambulance dan
Mobil Jenazah) 2. Penyedia pelayanan ambulans Supir
dan mobil jenazah ambulans
terlatih
Sumber Daya Manusia pada Unit Transportasi RS Stella Maris terdiri atas 8
karyawan ( 1 sebagai Kepala Unit dan 7 sebagai Pelaksana) dengan latar belakang
jenjang pendidikan yang sama yakni tamatan SMA ( Sekolah Menengah Atas) dan
jabatan yang berbeda-beda. SDM unit transportasi terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 170
2 Pelaksana 7 SMA
Yusuf Roppon,
Bahrul Yahya,
Valentinus Kombeg, Rusdy,
Rusbianto,
Adiputra,
Bagas
(Sumber: Data Primer ,Data Ketenagaan Unit Transportasi RS Stella Maris Tahun
2013)
berikut:
C. Anggaran / Biaya
1) Seluruh kebutuhan operasional Bagian Transportasi
direncanakan dalam suatu Anggaran Tahunan RS.Stella Maris
2) Peroide penyusunana aggaran Tahunan ditetapkan setiap bulan
Juni
3) Biaya Operasional yang timbul terkait aktivitas Bagian
Transportasi merupakan Biaya opersaional RS. Stella Maris.
D. Waktu Operasional
1) Waktu operasional Bagian Transportasi, terbagi atas 3 shift
sebagai berikut
a. Shift I : 07.00 – 14.00 WITA
b. Shift II : 14.00 – 21.00 WITA
E. Aktivitas
1) Berdasarkan Struktur organisasi RS.Stella Maris, Baguan
Transportasi bertanggungjawab kepeda Kepala Bagian Umum
2) Pengaturan kendaraan dan pengemudi dilaksanakan oleh Sub
Bagian Transportasi RS
3) Penggunaan kendaraan RS hanya dapat dilaksanakan untuk
kepentingan dinas
4) Pengemudi tidak diperkenankan keluar dengan kendaraan RS
tanpa adanya surat tugas dari atasan atau yang ditunjuk untuk
mewakilinya
5) Kerusakan yang terjadi akibat kelalaian petugas menjadi
tanggung jawab petugas yang bersangkutan.
3.11 LINEN 1
Tabel 171
Uji checklist
10. Visi tersebut bersifat up to date karena visi Rumah Sakit Ste
lla Maris tidak memiliki batasan waktu tertentu,sehingga visi
tersebut berlaku sepanjang waktu.
Tabel 172
Uji Checklist
Tabel 173
Uji Checklist
Analisis
Direktur
Petugas Pelaksana
Gambar 38. Denah Ruangan Unit Penunjang Medis Linen I RS Stella Maris
Tabel 174
Standar Laundry menurut
Standar Penyelenggaraan RS, Depkes 2008
RS. Stella
No Standar
Maris
1 Lantai terbuat dari beton atau plester yang kuat, rata dan tidak Memenuhi
licin dengan kemiringan memadai Standar
2 Disediakan keran air bersih dengan kualitas tekanan aliran yang Memenuhi
memadai , air panas (steam) untuk keperluan desinfeksi dan Standar
tersedia desinfektan
3 Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen Memenuhi
infeksius dan non infeksius Standar
4 Harus disediakan tempat cuci tangan untuk petugas untuk Memenuhi
mencegah rekontaminasi linen Standar
5 Memiliki ruangan linen kotor, ruang linen bersih, kamar Memenuhi
mandi/WC untuk petugas, ruang peniris/pengering Standar
6 Bangunan laundry harus memilki ventilasi dan pencahayaan Memenuhi
Standar
Sumber : Data Primer 2013
Tabel 175
Perbandingan Sarana dan Prasarana di Unit Pencucian Linen (Laundry)
Rumah Sakit Stella Maris Dengan Standar Pedoman Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Tipe B
Tahun 2010
Nama Kondisi
No Standar Keterangan
Ruangan rumah sakit
1 R. Fungsi Ruang para Ruang para Sesuai
Administrasi Petugas Petugas standar
dan melaksanakan melaksanakan
pendaftaran kegiatan kegiatan
administrasi, administrasi
keuangan dan
personalia.
oleh 1 petugas
dengan
ukuran
ruangan 3m2
Fasilitas Meja, kursi, Meja, kursi, Tidak sesuai
lemari lemari berkas standar
berkas/arsip,
intercom/telepon
, safety box
2 Ruang Fungsi Ruang tempat Ruang tempat Sesuai
Kepala kepala laundry kepala standar
Laundry bekerja dan laundry
melakukan bekerja dan
kegiatan melakukan
perencanaan dan kegiatan
manajemen. perencanaan
dan
manajemen.
Besar 9-12 m2 Ukuran Sesuai
ruang 10m2/2 standar
Fasilitas Meja, kursi, Meja, kursi, Tidak Sesuai
lemari lemari standar
berkas/arsip, berkas/arsip,
intercom/telepon
, safety box
Analisis :
Berdasarkan data yang diperoleh,Sebagian besar sarana dan prasarana, kondisi
fisik dan bangunan serta fasilitas yang terdapat di unit Laundry RS Stella Maris
telah memenuhi standar Pedoman Teknik Sarana dan Prasarana RS Tipe B tahun
2010 dan standar Depkes tahun 2008.
Unit Linen I merupakan suatu unit RS. Stella Maris yang memegang
tanggung jawab atas pengelolaan bahan linen dalam hal pencucian dan
penyiapannya, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal Rumah
Sakit.Unit Linen I menerima pakaian kotor dari semua unit yaitu rawat Inap,
UGD, Kamar Operasi, ICCU, ICU dan unit lain yang membutuhkan jasa
Linen I.
Adapun kegiatan unit Linen I RS. Stella Maris Tahun 2013 adalah sebagai
berikut:
Tabel 176
Jadwal Kerja / Pelayanan Linen I
Tabel 177
Indikator Kinerja Pencucian Linen (Laundry)
Tabel 178
Analisis Kesesuaian Standar Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Tipe B Tahun 2010 dengan Ruang lingkup Sarana
Pelayanan Unit Pencucian Linen (Laundry) Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Standar Ket
No Kegiatan Linen 1
Pengumpulan Memenuhi standar
1 Pengumpulan
- Pemilahan antara linen - Pemilahan antara linen
infeksius dan non-infeksius infeksius dan non-infeksius
dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam - Menghitung dan mencatat
kantong plastic sesuai jenisnya linen di ruangan
serta diberi label. administrasi
- Menghitung dan mencatat
linen di ruangan
2 Tidak Memenuhi
Penerimaan Penerimaan standar
a. Mencatat linen yang diterima a. Mencatat linen yang
dan telah terpilah antara diterima belum terpilah
infeksius dan non-infeksius. antara infeksius dan non-
b. Linen dipilah berdasarkan infeksius.
tingkat kekotorannya. b. Linen dipilah Memenuhi standar
berdasarkan tingkat
kekotorannya.
3 Pencucian Memenuhi
Pencucian a. Menimbang berat linen standar
a. Menimbang berat linen untuk untuk menyesuaikan
menyesuaikan dengan kapasitas dengan kapasitas mesin
mesin cuci dan kebutuhan cuci dan kebutuhan
deterjen dan desinfektan. deterjen dan desinfektan.
kekotorannya. kekotorannya.
6 Memenuhi standar
Penyimpanan Penyimpanan
a. Linen harus dipisahkan a. Linen dipisahkan sesuai
sesuai dengan jenisnya. dengan jenisnya.
b. Linen baru yang diterima b. Linen diletakkan
ditempatkan di lemari bagian dilemari sesuai unit
bawah. c. Pintu lemari selalu
c. Pintu lemari selalu tertutup. tertutup.
7 Memenuhi standar
Distribusi dilakukan Distribusi dilakukan
berdasarkan kartu tanda terima berdasarkan kartu tanda
dari petugas penerima, terima dari petugas
kemudian petugas menyerahkan penerima, kemudian
linen bersih kepada petugas petugas menyerahkan linen
ruangan sesuai kartu tanda bersih kepada petugas
terima. ruangan sesuai kartu tanda
terima.
8
Pengangkutan Pengangkutan Memenuhi standar
a. Kantong untuk a. Kantong untuk
membungkus linen membungkus linen bersih
bersih harus dibedakan dibedakan dengan kantong
dengan kantong untuk untuk membungkus linen
membungkus line kotor. kotor.
Tabel 179
Daftar Inventaris Ruang Sub Bagian Linen 1 RS. Stella Maris Tahun 2013
(1992)
9 Mesin pengering AJAX (1994) 2 1 1
10 Mesin peras 1 1
11 Mesin mangel 1 1
12 Setrika Philips 7 7
13 Jam dinding 1 1
14 Mesin tempat cuci dari 1 1
papan
15 Mesin pompa air 2 2
16 Mesin lift Nitchi (1988) 1 1
17 Kipas angin National (1997) 1 1
18 Kipas angin Panasonik (2009) 1 1
19 Kipas angin Cosmos (2010) 1 1
20 Kipas angin Sekar (2010) 1 1
21 Tv Sharp 1 1
22 Timbangan barang Sentisimal 1 1
23 Ember besar 4 4
24 Gantungan pakaian 2 2
dari besi
25 Vas Bunga 7 7
26 Keranjang plastik 5 5
27 Panci untuk rebus 2 2
pakaian
28 air minum galon 1 1
29 Roda untuk pakaian 2 2
jemuran
30 Skop sampah 2 2
31 Sapu lantai plastik 3 3
32 Sikat lantai 2 2
33 Sikat pakaian/ tangan 5 5
34 Baskom aluminium 1 1
35 Baskom plastik 1 1
36 Taplak meja 2 2
37 Kitab suci 1 1
38 Tabung gas elpiji 4 4
Sumber : Data Primer 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat ada barang/ peralatan yang rusak/ tidak
berfungsi dengan baik yaitu 1 buah mesin pengering,sisanya 37 peralatan masih
berfungsi dengan baik.
Tabel 180
Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Unit Sub Bagian Linen I RS.Stella
Maris
Analisis
Hampir sebagian kegiatan dilaksanakan secara rutin namun,ada
beberapa kegiatan yang hanya sewaktu-waktu dilakukan oleh Sub bagian
perlengkapan yaitu melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan
dengan bagian linen yang diberikan ke Ka. Bagian Umum, membuat
penilaian kinerja karyawan bawahannya (DP3, melakukan inventarisasi
dan pemeliharaan alat-alat fasilitas dan keselamatan kerja, sedangkan
kegiatan yang hanya sewaktu-waktu dilakukan oleh bagian kamar cuci
yaitu melaksanakan tugas lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
linen yang diberikan oleh Ka. Bagian Linen.
A. Kebijakan Umum
1. Linen I mengelola barang tenun dalam hal pencucian sampai perapihan
barang tenun siap pakai.
2. Instalasi Linen I memberikan pelayangan Linen I setiap hari (termasuk
hari Minggu/Raya), dari jam 07.00 – 14.00, kecuali hari Jumat jam
07.00 -12.00
3. Penerimaan barang tenun kotor unit-unit kerja, pada jam 07.30 – 09.30,
kecuali hari Minggu.
4. Pengambilan barang tenun bersih (telah dicuci) pada jam 12.30 – 13.30
5. Barang tenun rusak, tidak dikelola oleh Instalasi Linen I (dikelola oleh
Instalasi Linen II). Diatur langsung oleh unit kerja masing-masing.
6. Pemisahan barang tenun kotor yang terkontaminasi/dicurigai
terkontaminasi, dipisahkan langsung di unit kerja sebelum diserahkan
ke instalasi Linen I
B. Kebijakan Pengorganisasian
1) Tersedianya Struktur Organisasi Instalasi Linen-I
C. Kebijakan Admistrasi
1. Seluruh kegiatan pengelolaan Instalasi Linen I, tercatat secara
administrative.
2. Pimpinan dan Staf Instalasi Linen I berkewajiban terlibat dalam
pencatatan tersebut dengan pengaturan sesuai UTW dan pembagian
tugas yang ditetapkan Kepala Unit\
3. Tersedianya perangkat administrative sebagai berikut ;
1) Buku penerimaan barang tenun
2) Buku pengeluaran barang tenun
3) Buku catatan cucian pasien
4) Buku catatan cucian bukan pasien
5) Buku permintaan bahan/alat
6) Buku penerimaan bahan/alat
7) Buku pemakaian bahan (sabun)
8) Buku daftar inventaris
9) Buku catatan lembur
10) Buku catatn cuti
11) Buku catatan pribadi karyawan
D. Kebijakan Fasilitas
1. Ditetapkan sesuai UTW
3.12.1.1 Visi
Tabel 181
Uji Checklist Visi Sub Bagian Linen II Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
3.12.1.2 Misi
Tabel 182
Uji ChecklistMisi Sub Bagian Linen II Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
3.12.1.3 Motto
3.12.1.4 Falsafah
3.12.1.5 Tujuan
Memenuhi kebersihan , kenyamanan , kerapihan , untuk terlaksananya
pelayanan perawatan tindakan medis yang sebaik – baiknya dan Rumah Sakit
pada umumnya.
Tabel 183
Uji Checklist Tujuan Sub Bagian Linen II Rumah Sakit Stella Maris
Tahun 2013
Analisis :
Tujuan organisasi merupakan penjabaran/implementasi pernyataan
visi/misi organisasi , produk organisasi yang dicapai / dihasilkan
dalam jangka waktu relative panjang (3-5 tahun), tidak bersifat
kuantitatif , namun harus menunjukkan hal yang ingin dicapai
organisasi di masa mendatang.
Sub Bagian Linen II terletak dilantai dua gedung lama RS. Stella Maris.
Untuk menuju ruang Sub Bagian Linen II dapat meggunakan tangga yang berada
pada sebelah ruang Sarana dan Prasarana (ruang bengkel) dan dilantai pertama
rumah sakit. Sub Bagian Linen II terbagi atas tiga ruangan yaitu ruang produksi,
ruang penyimpanan dan ruang inventaris.
Adapun daftar inventaris dan denah Unit Linen 2 adalah sebagai berikut :
Denah Sub Bagian Linen II Rumah Sakit Stella Maris Tahun 2013
RUANG PENYIMPANAN
MEJA
Meja
Jahit
Meja Meja
Meja Meja
Meja Jahit
Jahit Jahit
Meja
Jahit
MEJA GUNTING
Meja
Jahit
Meja
MEJA MEJA
TANGGA
Jahit
BORDIR BORDIR
Meja
Jahit
MEJA OBRAS
RUANG INVENTARIS
KETERANGAN :
= KOMUTER = JENDELA
Tabel 184
Daftar Inventaris Sub Bagian Linen II RS. Stella Maris
Tahun 2011
perahu;mtr
61 Mesin jahit Singer 1 1
EC.276.540
62 Mesin jahit Singer 1 1
EG.731.081
63 Mesin jahit Singer 1 1
EB.530.93
64 Mesin jahit Singer 1 1
EB.240.316
65 Mesin jahit Singer 1 1
EB.125.12
66 Mesin jahit Singer 1 1
Y.637.5853
67 Mesin jahit Singer 1 1
EL.955.65
68 Mesin jahit Useravarna 1 1
D.122
69 Mesin jahit Butterfly 1 1
295.208.86
70 Mesin jahit Butterfly 1 1
670.209.10
71 Mesin jahit tangan Singer 1 1
72 Mesin jahit kaos Yamata 1 1
Sumber : Data Sekunder 2011
Dari data tabel inventaris RS. Stella Maris tahun 2013 di atas dapat dilihat
ada barang/ peralatan yang rusak/ tidak berfungsi dengan baik antara lain :
Mesin jahit tangan.
1. Kegiatan Pokok
2. Rincian kegiatan
Tabel 185
Waktu operasional Sub Bagian Linen II
HARI JAM
Senin – sabtu 07.00-14:00
Jumat 07:00-12:00
Tabel 186
Data Pengeluaran Produksi Sub Bagian Linen II
Tahun 2013
PENGELUARAN
BULAN PERSENTASI (%)
PRODUKSI (lbr)
Juni 841 83,68
Juli - -
Agustus 12 1,19
September 152 15,13
TOTAL 1005 100
Sumber : Data Sekunder RS. Stella Maris 2013
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah barang produksi yang
tertinggi pada bulan Juni adalah sebesar 841 lembar atau 83,68% sedangkan
jumlah produksi yang terendah yaitu pada bulan Juli adalah tidak ada barang
yang diprosuksi.
Jumlah stok yang ada di unit perawatan rawat inap dan rawat jalan belum
mencukupi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Sedangkan stok
yang tersedia telah mencapai 60% sementara untuk mencapai stok yang
maksimal dibutuhkan 85% dari jumlah stok yang ada. Pemberian stok selama
ini belum mencapai target pelayanan yang diinginkan. Sementara kenyataan
yang ada perbandingan stok rasio atau tempat tidur dan ICU satu tempat tidur :
6-10 per linen (1:6 – 1:10). Sedangkan untuk kelas biasa 1:4 dan kamar OK
1:9, sementara kenyataan yang ada adalah 1:3. Dengan demikian pelayanan
yang diberiakan belum maksimal.
Tabel 187
Daftar Nama SDM Sub Linen II RS. Stella Maris
Tahun 2013
Dari tabel diatas dapat diketahuhi bahwa ada satu orang menjabat
sebagai kepala Sub Bagian Linen II dan ada enam orang pelaksana. Dapat
disimpulkan juga bahwa rata-rata pendidikan tenaga kerja di Sub Bagian Linen
II adalah lulusan dari pendidikan busana dan hanya satu orang dari lulusan
SMP. Ketenagaan yang ada sudah memenuhi kebutuhan yang ada. Berikut ini
Job deskripsi dari setiap tenaga kerja :
2. Petugas Pelaksana
a. Tugas Pokok :
1.) Mengukur , membuat pola sesuai model, menggunting,
menjahit bahan tenun sesuai kebutuhan
2.) Menyulam , menyablon dan membuat kelengkapan lainnya
sesuai yang diperlukan pada bahan /barang tenun.
b. Tugas-Tugas :
1.) Merencanakan dan melaksanaka kegiatan pelayanan Linen II
sesuai kebutuhan unit-unit kerja.
2.) Menjamin pelayanan administrasi pada Sub Bagian Linen II
3.) Melakukan inventarisasi dan pemeliharaan alat-alat dengan
fasilitas lainnya dan keselamatan kerja
4.) Mengatur penyimpanan barang dan bahan-bahan tenun serta
mencatatnya
5.) Mengatur penyaluran barang-barang tenun
6.) Mengontrol persiapan, proses, dan hasil kerja pada Linen II
c. Wewenang :
1.) Mengusulkan rencana kebutuhan, tenaga, peralatan, bahan-
bahan tenun dan kelengkapan lainnya.
2.) Mengontol pemeliharaan alat Linen II dan inventaris lainnya.
1. Kebijakan Umum
a. Instalasi Linen II melayani kebutuhan linen unit-unit setiap
hari kerja mulai jam 07.00 – 14.00.
2. Kebijakan pengorganisasian
3. Kebijakan Administrasi
a. Seluruh kegiatan pengelolaan Sub Bagian Linen II, tercatat
secara administrasi.
b. Kepala Bagian Umum dan Pelaksana Sub Bagian Linen II,
berkewajiban terlibat dalam pencatatan tersebut dengan
pengaturan sesuai UTW dan pembagian tugas yang telah
ditetapkan.
c. Tersedianya perangkat administrasi sebagai berikut :
1.) Laporan pengadaan bahan
2.) Buku pemakaian bahan linen