Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap sebagai sesuatu yang

benar-benar terjadi, sehingga sering kali disebut sebagai sejarah kolektif. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu

berkaitan dengan peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat. Menurut

Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat

benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga

membedakannya dengan mite. Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang

setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan.

Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri

yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap

suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang

berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang

menandakan kesaktian. Walaupun demikian, legenda seringkali jauh berbeda

dengan kisah aslinya.

Hikayat (haka = cerita) adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama

dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.

Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang

lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat

dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat

juang.
Hikayat adalah karya sastra kuno sehingga kebanyakan ceritanya

mengambil latar kerajaan. Untuk menjaga kelestarian sejarah, hikayat telah

dibawa turun-temurun dari nenek moyang dengan tidak meninggalkan kekhasan

hikayat itu sendiri. Sehingga banyak cerita berbentuk hikayat yang telah tersebar

di bangsa Melayu maupun dunia. Salah satu hikayat yang terkenal di Indonesia

adalah Hikayat Hang Tuah.

Hang Tuah adalah tokoh kepahlawanan melayu yang terdapat pada

Hikayat Hang Tuah. Hang Tuah diceritakan sebagai petarung yang hebat dan

sangat gagah berani dengan pangkat laksamana dari Kesultanan Malaka (1400-

1511). Ia juga diceritakan telah menyebut sumpah yang berbunyi “Tak akan

Melayu hilang di bumi” yang membuatnya terkenal dan dikagumi oleh beberapa

kalangan dengan kisahnya.

Namun, tak semua kalangan membenarkan keberadaan tokoh Hang Tuah

dalam kehidupan nyata. Banyaknya versi tentang cerita dalam Hikayat Hang Tuah

membuat beberapa masyarakat menganggap tokoh Hang Tuah hanya mitos

belaka. Memang, beberapa masyarakat menganggap Legenda Hang Tuah hanya

karangan imajinasi saja. Akan tetapi, setiap manusia memiliki persepsi yang

berbeda, artinya benar atau tidaknya kisah Hang Tuah bergantung kepada

pemikiran atau kepercayaan.

Terkadang tidak cukup opini saja untuk membuktikan suatu hal, dan perlu

adanya fakta. Oleh karena itu, dalam kebenaran Hang Tuah ini perlu adanya

pembuktian yang cukup kuat untuk meyakinkan masyarakat tentang sejarahnya.


Sebelum melakukan pembuktian, juga diperlukan pengetahuan yang kuat tentang

cerita dalam Hikayat Hang Tuah.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan ada beberapa rumusan masalah yang dibahas, di

antara lain :

- Apakah yang diceritakan dalam Hikayat Hang Tuah?

- Apakah Legenda Hang Tuah hanya sebuah imajinasi atau berdasarkan kisah

nyata?

1.3 Tujuan

Makalah Legenda Hang Tuah ini dibuat untuk memenuhi tujuan di antara lain:

· Mengetahui tentang Legenda Hang Tuah

· Membuktikan kebenaran dari Legenda Hang Tuah

1.4 Manfaat Penulisan

Legenda Hang Tuah ini disusun agar memberikan manfaat di antara lain:

· Menambah wawasan kepada para pembaca

· Pembaca mengetahui cerita yang berbentuk Hikayat

· Pembaca dapat memahami legenda Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah

· Pembaca dapat mengetahui kebenaran Legenda Hang Tuah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hikayat Hang Tuah

Hikayat Hang Tuah adalah sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur

berbentuk hikayat yang memuat 28 bab dan ditulis dengan huruf arab berbahasa

Melayu. Hikayat ini ditulis dalam bentuk buku dengan tulisan tangan. Dalam

memperbanyak buku Hikayat Hang Tuah, buku ditulis ulang oleh juru tulis

dengan tulisan tangan. Sehingga, Hikayat Hang Tuah memiliki beberapa versi

Sulalatus Salatin yang berbeda. Hingga kini, Hikayat Hang Tuah telah

diterjemahkan ke berbagai tulisan dan bahasa oleh para penerbit modern di

Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara Melayu lainnya.

Seperti pada kebanyakan hikayat, Hikayat Hang Tuah mengambil setting

kerajaan yaitu Kesultanan Melaka di Negeri Bentan pada abad ke-15. Diceritakan

ayah Hang Tuah, Hang Mahmud, mendapat mimpi buruk yang melibatkan Hang

Tuah, sehingga mereka dan ibu Hang Tuah, Dang Merdu Wati, berpindah dan

menetap ke Negeri Bentan. Di Negeri Bentan, Hang Tuah tumbuh besar menjadi

anak yang pintar dan berani. Ia juga memiliki 4 sahabat yaitu: Hang Jebat, Hang

Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Mereka dikabarkan selalu bersama.

Pada suatu ketika, kelima sahabat itu telah berhasil membunuh

sekelompok pemberontak yang mencoba memporak-porandakan desa tempat

kediaman Hang Tuah. Sultan Melaka yang takut akan pemberontak itu sontak

kagum dengan aksi Hang Tuah dan kawan-kawan. Hang Tuah dan kawan-kawan

kemudian diajak untuk bekerja di istana. Sultan sangat menyayangi mereka,


sampai akhirnya Hang Tuah diberi gelar Laksamana. Hang Tuah dan kawan-

kawan sering diutus oleh Sultan Melaka untuk mengunjungi negara lain.

Salah satu bagian yang terkenal dalam Hikayat Hang Tuah adalah tentang

keris Hang Tuah, keris Taming Sari. Konon keris itu diambil dari seorang

petarung bernama Taming Sari di Kerajaan Majapahit. Keris itu memberikan

kekuatan pada pemiliknya menjadi pandai berkelahi, kebal senjata dan dapat

menghilang. Mengetahui hal itu, Hang Tuah merebut kerisnya dan membunuh

Taming Sari. Sehingga keris itu dapat memberikan kekuatan yang sama pada

Hang Tuah.

Pada akhir cerita, Hang Tuah dituduh berzinah dengan pelayan Raja, dan

di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak

bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah

dikirim ke sebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara. Setelah

mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, Hang

Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua

rakyat di situ banyak yang terbunuh dan keaadan menjadi kacau-balau. Raja

menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat

diandalkan untuk membunuh Hang Jebat yang membuat kerusuhan. Secara tiba-

tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah daripada tempat

persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh daripada hukumannya oleh raja.

Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming

Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya di dalam pertarungannya. Setelah

teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat
kembali. Dalam bahasan cerita di atas, dapat diketahui bahwa Hang Tuah terkenal

karena memiliki watak yang pemberani dan setia pada sultan. Hang Tuah dalam

ceritanya juga merupakan tokoh yang tak bisa ditindas, ia selalu menentang

orang-orang yang mencoba menindasnya. Yang membuat Hikayat Hang Tuah

dikenal luas oleh bangsa Melayu salah satunya adalah sumpahnya yang berbunyi

“Tak akan Melayu hilang di bumi” yang berarti dia bersumpah bahwa suku

Melayu tidak akan punah di bumi ini.

2.2 Kebenaran Legenda Hang Tuah

Kisah Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah dan sejarah Kesultanan

Melaka telah tersebar di masyarakat terutama bangsa Melayu. Akan tetapi,

beberapa masyarakat awam melihat tokoh Hang Tuah sebagai tokoh imajinasi saja

dengan kisah-kisah yang hanya mitos belaka. Hal ini bisa saja disebabkan oleh

versi cerita yang terlalu banyak, perkembangan budaya di masyarakat yang

mendorong masyarakatnya untuk berpikir secara logika saja sehingga tidak

mempercayai kisah-kisah yang berbau gaib atau sakti, ataupun kurangnya

kejelasan dalam cerita tentang akhir riwayat Hang Tuah.

Salah satu penyebab keraguan terhadap kebenaran legenda Hang Tuah

adalah dikarenakan versi cerita yang terlalu banyak. Hal ini bisa saja terjadi,

karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, pada jaman dahulu orang

menggunakan jasa juru tulis untuk memperbanyak buku Hikayat Hang Tuah.

Sehingga, kemungkinan besar juru tulis melakukan sedikit kekeliruan yang

berdampak pada jalannya cerita. Namun, dengan mengetahui kisah Hang Tuah
dengan tokoh-tokoh yang terlibat, juga dengan latar tempat dan waktunya, sudah

dapat meyakinkan masyarakat bahwa keberadaan Hang Tuah pada masa lampau

dapat dipercaya.

Selanjutnya, penyebab keraguan terhadap kebenaran Legenda Hang Tuah

juga dapat disebabkan oleh cara berpikir masyarakat yang modern. Kisah Hang

Tuah yang telah dituturkan dalam Hikayat Hang Tuah telah diwariskan turun

temurun dan telah melewati berbagai jaman atau masa. Sehingga, budaya yang

terkandung dalam kisah Hikayat Hang Tuah yang mengandung unsur gaib atau

kesaktian manusia harus beradaptasi pada jaman modern ini yang cara berpikir

masyarakatnya lebih kepada logika dan kenyataan. Unsur gaib atau kesaktian

yang dimaksud salah satunya adalah kisah keris Taming Sari. Hal ini tentunya

tidak dapat diterima begitu saja oleh masyarakat modern. Akan tetapi, sejarah

adalah hal yang tidak boleh dilupakan, masyarakat harus melestarikan sejarah

dengan memahami dan mempercayainya. Maka, hal ini sedikit bergantung kepada

kepercayaan.

Kurangnya kejelasan dalam cerita di Hikayat Hang Tuah ataupun riwayat

Hang Tuah juga bisa menjadi salah satu penyebab masyarakat ragu terhadap

kebenaran Legenda Hang Tuah. Seperti yang telah dibahas, dapat dilihat bahwa

ada sedikit ketidakjelasan pada cerita dalam Hikayat Hang Tuah pada akhir cerita

yaitu ketika Hang Tuah berhasil membunuh sahabatnya, Hang Jebat, ia

menghilang dan tidak pernah terlihat lagi. Hal ini tentu dapat menimbulkan

keraguan, karena kisah hidup Hang Tuah dalam kehidupan nyata dipertanyakan

keberadaannya dan bukti nyata seperti waktu dan tempat ketika dia wafat juga
benda peninggalannya belum cukup jelas diceritakan. Akan tetapi, jika melihat

dari berbagai sumber selain dari Hikayat Hang Tuah, akan ditemukan bukti-bukti

nyata yang dapat meyakinkan keberadaan Hang Tuah pada kehidupan nyata.

Bukti nyata yang masih berkaitan dengan mitos dalam Legenda Hang

Tuah adalah tentang keberadaan sumur Hang Tuah. Sumur Hang Tuah yang

terletak di Kampung Duyung, Melaka ini dipercayai mempunyai kaitan dengan

Hang Tuah. Hang Tuah yang dilahirkan di Kampung Duyung ini dipercayai

menggali sendiri sumur ini untuk kegunaannya. Pada asalnya sumur ini kecil

tetapi lama-kelamaan menjadi besar dan dalam. Sumur ini dikatakan tidak pernah

kering, sekalipun di musim kemarau panjang. Airnya senantiasa jernih dan

dikatakan bisa menyembuhkan penyakit.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Legenda Hang Tuah adalah sebuah cerita yang menceritakan perjalanan

Hang Tuah dan disebarluaskan dalam bentuk Hikayat. Hikayat Hang Tuah ditulis

dengan huruf arab berbahasa Melayu dan memuat 28 bab. Hang Tuah merupakan

seorang Laksamana dari Kesultanan Melaka di Negeri Bentan yang mempunyai

watak pemberani dan setia pada Sultan. Hang Tuah sering melakukan sesuatu

bersama 4 sahabatnya yaitu: Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang

Lekiu, walaupun di akhir cerita Hang Tuah membunuh Hang Jebat karena

kesetiaannya pada Sultan.

Dalam penyebaran Legenda Hang Tuah, beberapa masyarakat ragu dan

menganggap kisah Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah hanya mitos atau

imajinasi belaka. Keraguan ini dapat disebabkan karena versi cerita yang

bermacam-macam, sehingga pembaca mengira cerita ini hanya karangan

imajinasi. Timbulnya keraguan dapat juga terjadi karena cara berpikir yang

modern, sehingga Legenda Hang Tuah yang memuat unsur gaib atau kesaktian

manusia tidak dapat diterima begitu saja. Ketiga, penyebab keraguan ini dapat

disebabkan oleh kurang kejelasan dalam cerita atau riwayat Hang Tuah, sehingga

masyarakat kurang dapat mempercayai legenda itu karena perlu bukti yang kuat

dan jelas.

Akan tetapi, Legenda Hang Tuah dapat dinyatakan benar-benar ada jika

dipelajari ceritanya, mengumpulkan bukti dan referensi juga melihat dari sudut
pandang yang berbeda. Dengan menganalisis cerita dalam Hikayat Hang Tuah,

pembaca mendapatkan kejelasan tentang keberadaan Hang Tuah pada masa

lampau. Lalu, dengan melestarikan sejarah dan mempercayainya, pembaca dapat

menghargai unsur budaya dan kepercayaan pada Legenda Hang Tuah. Kemudian,

dengan mengumpulkan bukti dan referensi, keberadaan Hang Tuah semakin

dipercaya karena pembaca lebih mengetahui secara jelas cerita yang dimaksud

dalam Hikayat Hang Tuah. Oleh karena itu penulis menyimpulkan, Hang Tuah

merupakan tokoh terkenal saat jaman Kesultanan Melaka yang terbukti benar

keberadaannya

3.2 Saran Penulis

Setelah membaca makalah ini, maka penulis menyarankan dalam

memahami suatu cerita atau legenda, perlu adanya analisis yang mendalam.

Sehingga, pembaca dapat menambah wawasan tentang cerita itu dan juga dapat

mengetahui kebenaran dari tokoh yang ada dalam cerita. Dalam mengetahui

cerita, pembaca disarankan untuk menganalisis unsur instrinsik maupun ekstrinsik

suatu cerita tersebut. Lalu, dalam mengetahui kebenaran dari suatu cerita,

pembaca juga perlu mengumpulkan referensi dan bukti sebanyak-banyaknya, agar

dapat meyakinkan diri sendiri dan bahkan orang lain.


DAFTAR REFERENSI

http://www.google.co.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat_Hang_Tuah

http://tunassasterahangtuah.wordpress.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Hang_Tuah

http://indosastra.com/sinopsis-cuplikan-resensi-ringkasan-analisis-karya-

sastra/sinopsis-hikayat-hang-tuah/

http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda

http://kerisnusantara.wordpress.com/2012/07/29/legenda-hang-tuah-dan-keris-

taming-sari

Anda mungkin juga menyukai