Marin JM, Agusti A, Villar I, Forner M, Nieto D, Carrizo SJ, Barbé F, Vicente E, Wei Y,
Nieto FJ, Jelic S.
Pembimbing:
KELOMPOK 2
!1
I. Pendahuluan
Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar
orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam
dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena
Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun,
dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita
Hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.
Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%. Data
menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat
Hipertensi. Adapun berbagai faktor penyebab hipertensi antara lain Obstructive Sleep
Apneu (OSA). Hipertensi sistemik lazim terjadi pada pasien dengan Obstructive Sleep
Apnea (OSA).
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah salah satu gangguan pernafasan yang
dikarakteristikan dengan menutupnya saluran pernafasan bagian atas yang terjadi
berulang saat tidur. Secara umum mempengaruhi 17% orang dewasa di Amerika Serikat,
yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit cardiovascular seperti hipertensi.
Meskipun pengobatan OSA dengan terapi Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
dikaitkan dengan penurunan risiko kardiovaskular secara keseluruhan, namun berhasilnya
terapi tersebut dalam mencegah hipertensi new onset belum diketahui. Beberapa
penelitian cross-sectional menghubungkan OSA dengan hipertensi arteri, faktor risiko
utama untuk kejadian penyakit kardiovaskular fatal dan nonfatal. Namun, hubungan
antara OSA dan peningkatan angka kejadian hipertensi belum diketahui secara pasti.
Oleh sebab itu, kami ingin mencari bukti yang valid dengan menyusun pertanyaan
klinis, memformulasikan pertanyaan klinis dalam PICO dan mencari jurnal yang sesuai di
internet serta melakukan telaah kritis jurnal, agar jurnal tersebut dapat menjawab
menjelaskan masalah yang sering terjadi pada pasien dan dapat diterapkan pada pasien.
Apakah terapi CPAP (Continous Positive Airway Pressure) pada pasien dengan
Obstructive Sleep Apnea dapat menurunkan resiko terjadinya hipertensi?
!2
III. Formulasi Pertanyaan Klinis dalam PICO dan Penelusuran Bukti
Search :
(Suspected Sleep Disordered Breathing) AND (Obstructive Sleep Apnea) AND
(Non Obstructive Sleep Apnea) AND (Hypertension) AND (Risk)
Penulis:
Marin JM, Agusti A, Villar I, Forner M, Nieto D, Carrizo SJ, Barbé F, Vicente
E, Wei Y, Nieto FJ, Jelic S.
Judul :
Association Between Treated and Untreated Obstructive Sleep Apnea and Risk
of Hypertension
Nama & Tahun Jurnal:
JAMA. 2012 May 23
!3
VI. Relevansi PICO Pertanyaan Klinis dengan PICO Jurnal
!4
O Hipertensi Kejadian hipertensi new onset lebih
rendah di antara pasien dengan OSA
berat yang diobati dengan terapi
CPAP dibandingkan dengan pasien
dengan OSA berat yang tidak
diterapi dengan CPAP, sedangkan
pasien dengan OSA ringan yang
diobati dan tidak diobati memiliki
kejadian hipertensi yang sama.
VII.Desain Penelitian, Fokus dan Worksheet yang digunakan untuk telaah kritis
dari Jurnal yang diperoleh
!5
VIII. Telaah Kritis Jurnal yang Diperoleh
Validity
Telaah Validity
Jawaban sesuai Worksheet
RAMMBO Worksheet
Prognosis
Recruitment Apakah sampel Ya ( Gambar 1)
yang mewakili 5.382 subjek adalah semua pasien yang
pasien dirujuk ke pusat tidur oleh dokter perawatan
dimasukkan primer mereka untuk evaluasi suspek
dalam penelitian gangguan bernapas saat tidur berdasarkan
pada waktu keluhan seperti mendengkur, kelelahan siang
perjalanan hari, dan kantuk di siang hari.
penyakitnya sama Sebanyak 3181 pasien di eksklusi (2260
(biasanya di pasien terdapat riwayat hipertensi, 492
awal)? pasien terdapat penyakit kardiovaskuler, 187
pasien terdapat riwayat kanker, dan 242
kriteria eksklusi lainnya).
Sebanyak 2201 pasien tanpa hipertensi yaitu
tekanan darah sistolik < 140mmHg, dan
tekanan darah diastolik < 90mmHg ,
kemudian di eksklusi (264 pasien yang
sebelumnya pernah menjalani pengobatan
dengan prosedur operasi atau oral appliances
dan 48 pasien yang sebelumnya menjalani
pengobatan selain dengan noninvasif CPAP
ventilasi).
Sebanyak 1889 pasien yang masuk kriteria
inklusi selanjutnya di analisis dengan
menjalani pemeriksaan Polysomnography
nokturnal. Pasien dengan apnea-hipoapnea
index (AHI) yang kurang dari 5 kejadian per
jam tidur didiagnosis tanpa OSA ( 310
pasien) dan AHI 5 atau lebih di diagnosa
dengan OSA (1579 pasien).
Sebanyak 1579 pasien terdiri dari 825 yang
diterapi dengan CPAP dan 755 yang tidak
diterapi CPAP (462 yang tidak memenuhi
syarat untuk diterapi CPAP, 195 yang
menolak terapi CPAP, dan 98 yang tidak taat
terapi CPAP)
!6
!
Gambar 1
!7
Adjusment Bagaimana pasien Ya (Tabel 4)
diperlakukan? Dilakukan adjusment/ penyesuaian untuk
Jika ada membandingkan kelompok pasien
subkelompok Obstructive Sleep Apnea dan kelompok
dengan prognosis kontrol yang sesuai.
berbeda, apakah
dilakukan Dengan menggunakan Cox Proportional
penyesuaian untuk Hazard Regression Models, penyesuaian
faktor prognosis untuk perancu yang potensial dilakukan
yang penting? secara bertahap dalam 5 perbedaan model
prediksi :
Model 1 penyesuaian AHI, umur dan jenis
kelamin
Model 2 penyesuaian Model 1 ditambah
SBP dan DBP baseline,
Model 3 yaitu penyesuaian Model 2
ditambah BMI
Model 4 yaitu penyesuaian Model 3
ditambah kovariate (minum alkohol > 3x/
minggu, perokok, terdapat hiperlipidemia,
obat penurun kolesterol, glukosa,
trigliserida, total kolesterol, dan menopause)
Model 5 yaitu Model 4 ditambah perubahan
BMI
Tabel 4
!8
Maintenance Apakah status Ya (Gambar 2)
kelompok Follow up Antopometri, Data Klinis, dan
dipertahankan Tekanan Darah pasien dilakukan satu tahun
tetap sebanding sekali sampai 10 tahun (sampai 1 Januari
dengan 2011), dengan pasien sebanyak 1889, dibagi
manajemen yang dalam 5 kelompok:
sama? dan follow Sebanyak 310 pasien tidak mengalami OSA
up yang (kelompok kontrol).
memadai? Sebanyak 462 pasien dengan OSA, tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan terapi
CPAP.
Sebanyak 195 pasien dengan OSA yang
menolak diterapi CPAP.
Sebanyak 98 pasien dengan OSA tidak taat
saat diterapi CPAP.
Sebanyak 824 pasien dengan OSA yang
diterapi CPAP.
Bila terdapat hipertensi new onset maka
pasien di follow up 1 kali perminggu dengan
2 kali atau lebih pemeriksaan.
Sebanyak 824 pasien yang diterapi CPAP
follow up 3 dan 6 bulan setelah dimulainya
terapi. Pada tiap kunjungan ke klinik
dipastikan dengan built-in timer
!9
Measurement Apakah subjek Tidak
B l i n d i n g dan penilai
Outcome "disamarkan" Meskipun Investigator ( Jose M. Marin,
t e r h a d a p Marta Forner, David Nieto, Santiago J.
perlakuan yang Carrizo, Eugenio Vicente) mendapatkan data
diterima dan/atau untuk rekrutmen melalui kuesioner spesifik
pengukurannya (demografik, antropometri, dan data klinis)
objektif? dan Investigator juga memeriksa kembali
baseline sleep studies dan pengobatan CPAP
karena pekerjaan mereka sebagai dokter di
sleep center sehingga ada atau tidaknya
OSA tidak bisa blinded.
Sleep-stage scoring diperiksa oleh tehnisi
terlatih
Apakah keluaran/ Ya
outcome dinilai
secara obyektif? Tekanan darah diukur oleh perawat
bersertifikasi secara blinded pada pasien
yang memiliki OSA maupun tidak, sesuai
dengan guideline internasional.
Pengukuran tekanan darah dilakukan 3 kali
pengukuran dengan sphygmomanometer
dengan posisi duduk setelah 5 menit
istirahat. Rata-rata dari 2 pengukuran
terakhir dicatat untuk penelitian.
!10
Blood pressure was measured by certified
nurses blinded to the presence or absence of
OSA according to international guidelines.17
Arterial pressure was measured 3 times with
a sphygmomanometer while the patient was
in the sitting position after 5 minutes of rest.
The mean of the last 2 readings was
recorded for study. Hypertension was
defined as an SBP at rest of at least 140 mm
Hg, a DBP at rest of at least 90 mm Hg, or
treatment with antihypertensive medication.
Importance
Telaah Importancy
Jawaban sesuai Worksheet
Worksheet
Prognosis
Apakah kemaknaan statistik & Ya. Pengarang menampilkan hasil dilengkapi
kemaknaan klinis dari hasil uji statistik untuk penyesuaian hasil olahan
penelitian tergambar dengan data.
baik?
Pengukuran apa yang HR
digunakan dan seberapa dapat dilihat pada tabel 4
dampak perlakuannya?
(PR, OR, RR, HR ?)
!
In patients with OSA who were treated with
CPAP therapy, the risk of new-onset
hypertension was lower than in controls in the
fully adjusted model (HR, 0.71; 95% CI, 0.53-
0.94).
!11
Mungkinkah dampak terjadi p<0,07, untuk pengukuran HR. Maka
karena kebetulan? p-value ? kebetulan mungkin dapat terjadi sebanyak 7%.
Interval kepercayaan (CI)? Dengan nilai CI 95%
Applicability
!12
5 Akankah potensi manfaat Ya, karena secara statistik terapi CPAP pada
lebih besar dibanding pasien OSA berat dapat menurunkan angka
potensi merugikan bila kejadian hipertensi new onset
indeks ini diaplikasikan
pada pasien anda?
6 Apakah hasil penelitian ini
dapat diintegrasikan dengan
Ya
nilai-nilai serta harapan
pasien anda?
IX. Kesimpulan
!13