LAPORAN MODIF Edit 1newwwwww
LAPORAN MODIF Edit 1newwwwww
DISUSUN OLEH
JAKARTA
JURUSAN GIZI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Laporan Pengembangan Resep
Biskuit menu ke 13 dan 28 menu ekstra snack pasien diet biasa kelas III di Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih” yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II jurusan Gizi telah diperiksa dan disetujui.
Mengetahui,
Pengembangan resep adalah cara merubah atau memodifikasi suatu resep menjadi
lebih menarik dalam hal rasa, aroma, warna tekstur atau nilai gizi dan disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen serta kesesuaian dengan masakan lainnya yang termasuk dalam siklus
menu.
Tujuan utama dari pengembangan resep adalah untuk mmeningkatkan daya terima
pasien terhadap menu yang disajikan. Agar menu yang dihasilkan mempunyai citarasa yang
tinggi dan sesuai dengan kebutuhan zat gizinya, maka harus direncanakan dengan baik
sehingga makanan yang diberikan dapat dihabiskan oleh pasien dengan demikian tujuan
pelayanan gizi tercapai.
Dalam penyusunannya maka perlu diperhatikan factor – factor seperti klien dan
factor manajemen agar menu yang dihasilkan mempunyai citarasa yang tinggi dan sesuai
dengan zat gizinya. Bila menu direncanakan dengan baik sehingga makanan yang diberikan
dapat dihabiskan oleh pasien, maka hal tersebut berarti tujuan pelayanan gizi tercapai. Selain
itu, seni kuliner juga berperan dalam membentuk makanan seperti cara memasak, komposisi
bahan, dan cara penyajian.
Untuk mencapai hal tersebut, maka bagian gizi melakukan berbagai macam cara
untuk dapat meningkatkan daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan. Salah satu
diantaranya adalah modifikasi atau pengembangan resep yang telah ada dirumah sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan resep pada
menu ke 13 dan 28 menu ekstra snack pasien diet biasa kelas III
1.2.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
Agar pasien mendapatkan menu yang lebih baik lagi dalam pelayanan gizi
rumah sakit, baik dai segi mutu resep dan nilai gizi.
2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan keterlampilan dalam melakukan kegiatan
pengembangan resep yang di Lakukan di bagian gizi RSIJ.
b. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan terutama mata kuliah
manajemen penyelenggaraan makanan institusi (MSPMI).
3. Bagi Bidang Gizi
Sebagai masukan/usulan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan makanan
khususnya snack agar lebih bervariasi dan perbaikan menu yang akan datang.
BAB II
METODE PENELITIAN
Cara membuat :
1. Campur semua bahan dan blender jadi satu sampai halus
2. Adonan tersebut ditambahkan pasta pandan yang berwarna hijau
3. Siapkan cetakan kue talam, lalu olesi dengan minyak
4. Tuang adonan, kukus selama ±20 menit sampai matang.
5. Angkat dan keluarkan dari cetakan.
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa resep modifikasi kue talam biskuit
lebih mahal dari pada resep aslinya yaitu Biskuit Regal marie Susu karena
terdapat penambahan bahan lain untuk resep modifikasi tersebut.
2.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini adalah dengan uji organoleptik terhadap “Kue
Lumpur Biskuit” yang meliputi penampilan, rasa, suhu, tekstur, aroma. Pengumpulan
data ini dapat diperoleh dengan cara mewawancarai pasien mengguakan alat bantu
kuesioner.
Tabel 8 Skor Penilaian Uji Organoleptik
Kriteria Deskriptif Nilai
Penampilan Tidak Suka 1
Kurang Suka 2
Suka 3
Sangat Suka 4
Rasa Tidak Suka 1
Kurang Suka 2
Suka 3
Sangat Suka 4
Suhu Tidak Suka 1
Kurang Suka 2
Suka 3
Sangat Suka 4
Tekstur Tidak Suka 1
Kurang Suka 2
Suka 3
Sangat Suka 4
Aroma Tidak Suka 1
Kurang Suka 2
Suka 3
Sangat Suka 4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Citarasa Pada Panelis Internal dan Panelis Eksternal
Uji citarasa untuk modifikasi menu biskuit dilakukan kepada dua macam panelis, yaitu:
1. Panelis Internal, merupakan panelis sudah terlatih dalam hal ini panelis terlatih
tersebut terdiri dari ahli gizi RS Islam Jakarta Cempaka Putih dengan jumlah
panelis sebanyak 10 orang. Uji citarasa dilakukan dengan cara mengisi kuesioner
yang disediakan oleh peneliti.
2. Panelis Eksternal, merupakan panelis eksternal yaitu pasien kelas III yang
mendapatkan jenis diet biasa di ruangan Melati dan Marwa Atas dengan jumlah
panelis sebanyak 18 orang. Pasien yang dijadikan panelis yaitu pasien yang
mendapatkan kue talam biskuit untuk snack pagi. Uji citarasa dilakukan dengan
cara mengisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti
3.2 Panelis Uji Kelayakan Berdasarkan Panelis Internal
Produk kue talam biskuit dilakukan uji coba kepada panelis terlatih yaitu ahli
gizi RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Pada pengujian ini panelis diminta untuk
menilai produk yang telah disediakan oleh peneliti berdasarkan kriteria penelitian
terhadap produk tersebut dengan cara mengisi formulir uji citarasa yang telah
tersedia. Kemudian hasil dari penelitian tersebut dikelompokkan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan dan dianalisa secara deskriptif yang disajikan dalam
bentuk narasi.
3.3 Uji Citarasa Pada Panelis Terlatih (Ahli Gizi)
1. Penampilan
Penilaian panelis terhadap penampilan dari menu kue talam biskuit disajikan
dalam table dibawah ini.
Tabel 9 Penilaian Berdasarkan Kategori Penmpilan Kue Talam Biskuit
Jumlah
Penampilan
n %
Sangat suka 9 90
Suka 1 10
Kurang suka 0 0
Tidak suka 0 0
Total 10 100
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 10 panelis intern (Ahli Gizi)
yang menjadi sampel, sebanyak 90% (9 orang) menyatakan dari segi penampilan
“Kue Talam Biskuit” yang dihidangkan adalah sangat suka. Menurut panelis,
penampilan kue yang berwarna hijau dan hiasan dari daun pandan membuat
penampilannya sangat menarik dan meningkatkan daya tarik untuk memakannya.
2. Rasa
Penilaian panelis terhadap rasa dari menu kue talam biskuit disajikan dalam
table dibawah ini.
Tabel 10 Penilaian Berdasarkan Kategori Rasa Kue Talam Biskuit
Jumlah
Rasa
n %
Sangat suka 3 30
Suka 7 70
Kurang suka 0 0
Tidak suka 0 0
Total 10 100
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 10 panelis intern (Ahli Gizi)
yang menjadi sampel, sebanyak 70% (7 orang) menyatakan dari segi rasa “Kue
Talam Biskuit” yang dihidangkan adalah suka. Menurut panelis, rasa dari kue talam
biskuit terlalu manis dan rasa susu cukup kuat. Hal ini terjadi karena kue dibuat dari
biskuit yang mengandung susu dan penambahan susu skim bubuk sebagai bahan kue
sehingga menjadikan kue talam biskuit memiliki rasa susu yang cukup kuat.
Penggunaan gula pasir dan biskuit yang memiliki rasa manis membuat rasa dari kue
talam biskuit terlalu manis.
3. Suhu
Penilaian panelis terhadap suhu dari menu kue talam biskuit disajikan dalam
table dibawah ini.
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 10 panelis intern (Ahli Gizi)
yang menjadi sampel, sebanyak 80% (8 orang) menyatakan dari segi suhu “Kue
Talam Biskuit” yang dihidangkan adalah suka. Menurut panelis, suhu kue talam
biskuit ketika dihidangkan cukup sehingga membuat kue talam biskuit terasa enak
saat dimakan.
4. Tekstur
Penilaian panelis terhadap tekstur dari menu kue talam biskuit disajikan
dalam table dibawah ini
Tabel 12 Penilaian Berdasarkan Kategori Tekstur Kue Talam Biskuit
Jumlah
Tekstur
n %
Sangat suka 5 50
Suka 5 50
Kurang suka 0 0
Tidak suka 0 0
Total 10 100
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 10 panelis intern (Ahli Gizi)
yang menjadi sampel, sebanyak 50% (5 orang menyatakan sangat suka dan 5 orang
menyatakan suka dari segi tekstur “Kue Talam Biskuit” yang dihidangkan). Menurut
panelis, kue talam biskuit memiliki tekstur yang lembut sehingga mudah untuk
dikunyah .
5. Aroma
Penilaian panelis terhadap aroma dari menu kue talam biskuit disajikan dalam
table dibawah ini.
Tabel 13 Penilaian Berdasarkan Kategori Aroma Kue Talam Biskuit
Aroma Jumlah
n %
Sangat suka 3 30
Suka 6 60
Kurang suka 1 10
Tidak suka 0 0
Total 10 100
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 10 panelis intern (Ahli Gizi)
yang menjadi sampel, sebanyak 60% (6 orang) menyatakan suka dari segi aroma
“Kue Talam Biskuit” yang dihidangkan. Akan tetapi, menurut panelis lainnya kue
talam biskuit memiliki aroma yang bau amis yang berasal dari telur. Oleh karena itu
diberikan saran oleh panelis untuk menambahkan vanili agar aroma kue tidak
mengeluarkan bau amis.
3.4 Rekapitulasi Daya Terima Ahli Gizi terhadap Menu Kue Talam Biskuit
Dari data di atas, dapat dilihat hasil rekapitulasi daya terima panelis terlatih
(ahli gizi) terhadap menu kue talam biskuit, yaitu:
Tabel 14 Rekapitulasi Daya Terima Menu Kue Talam Biskuit
Kategori Nilai
Penampilan 39
Rasa 33
Suhu 30
Tekstur 35
Aroma 32
Total 169
Skor = 4 x 5 x 10 = 200
Batas = 3 x 5 x 10 = 150
Penilaian = skor > 150
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil rekapitulasi daya terima panelis terlatih (Ahli Gizi)
terhadap menu “Kue Talam Biskuit” didapatkan hasil bahwa total nilai sebesar
169 menurut rumus perhitungan batas toleransi yang bisa diterima, menu “Kue
Talam Biskuit” dapat diterima oleh panelis intern. Hal ini dikarenakan total nilai
yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan total nilai batas toleransi yang
dapat diterima. Saran untuk menu “Kue Talam Biskuit” yaitu rasa nya terlalu
manis dan rasa susu yang terlalu kuat sehingga perlu dikurangi penggunaan gula
dan susu dalam bahan pembuatannya. Juga aromanya bau amis sehingga perlu
ditambahkan vanili,
3.5 Uji Coba Pada Pasien Rawat Inap Kelas III
Uji organoleptik terhadap menu kue talam biskuit yang diberikan kepada
pasien rawat inap kelas III dengan jumlah panelis 18 orang.
1. Penampilan
Penilaian panelis terhadap penampilan dari menu kue talam biskuit
disajikan dalam table dibawah ini.
Tabel 15 Penilaian Berdasarkan Kategori Penampilan Kue Talam
Biskuit
Jumlah
Penampilan
N %
Sangat suka 8 44,4
Suka 9 50
Kurang suka 1 5,6
Tidak suka 0 0
Total 18 100
Dari hasil uji oraganoleptik yang dilakukan oleh 18 panelis ekstern
(pasien) yang menjadi sampel, sebanyak 50% (9 orang) menyatakan dari segi
penampilan “Kue Talam Biskuit” yang dihidangkan adalah suka. Menurut
panelis, penampilan kue yang berwarna hijau dengan lapisan atas yang
berwarna kecokelatan dan hiasan dari daun pandan membuat penampilannya
sangat menarik dan meningkatkan daya tarik untuk memakannya.
2. Rasa
Penilaian panelis terhadap rasa dari menu kue talam biskuit disajikan dalam
table dibawah ini.
Skor = 4 x 5 x 18 = 360
Batas = 3 x 5 x 18 = 270
Penilaian = skor > 270
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil rekapitulasi daya terima panelis terlatih (pasien rawat inap)
terhadap menu “Kue Talam Biskuit” didapatkan hasil bahwa total nilai sebesar 312
menurut rumus perhitungan batas toleransi yang bisa diterima, menu “Kue Talam
Biskuit” dapat diterima oleh panelis ekstern. Hal ini dikarenakan total nilai yang
diperoleh lebih besar dibandingkan dengan total nilai batas toleransi yang dapat
diterima.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Kue Talam Biskuit dapat dijadikan pengganti biskuit pada menu menu ke 13 dan 28
menu ekstra snack pagi pasien diet biasa kelas III di Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.
2. Dari hasil uji coba pada pasien sebagian besar panelis menyukai “Kue Talam
Biskuit” dari segi penampilan, rasa, suhu, tekstur, dan aroma.
3. Dari segi Unit Cost perbandingan harga antara resep asli dengan modifikasi dimana
harga resep asli lebih murah yaitu Rp. 986,08 sedangkan harga modifikasi Rp.
1.351,4.
4. Kandungan zat gizi protein resep modifikasi lebih besar dibandingkan dengan resep
asli. Tetapi kandungan energi, karbohidrat dan lemak lebih besar resep asli
dibandingkan dengan resep modifikasi.
4.2 Saran
1. Dengan melihat hasil ujicoba, menu ekstra snack pagi “Kue Talam Biskuit” dapat
dijadikan sebagai menu pengganti “Biskuit” pada menu ke 13 dan 28 menu ekstra
snack pagi pasien diet biasa kelas III di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
2. Melakukan percobaan kembali untuk lebih menstandarkan bahan, menghitung waktu
kerja, dan dana yang diperlukan. Sehingga pembuatan “Kue Talam Biskuit” bisa
berjalan lebih efektif dan efisien.