Saat sekarang ini masyarakat sudah semakin cermat dan kritis terhadap produk jasa
yang diperolehnya termasuk pelayanan yang diberikan dalam bidang kesehatan. Hal ini
tentunya memacu instansi rumah sakit khususnya rumah sakit swasta untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya mulai dari pra sampai pasca pelayanan. Pelayanan
yang prima akan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit
tersebut.
Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang meliputi preventif,
kuratif, rehabilitatif dan promotif mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban dalam
hubungan hukum perjanjian terapeutik dengan pasien sebagaimana yang diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik,
pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan
kesehatan terbaik sehingga pasien merasa aman dan nyaman selama menjalankan proses
perawatan kesehatan
Melalui mottonya, “Merawat Penuh Kasih Demi Kesembuhan”, RS Panti Nirmala
berkomitmen untuk memberikan pelayanan medis yang terbaik kepada masyarakat,
memberikan penjelasan medis yang komprehensif kepada seluruh pasien dan
menjunjung tinggi keselamatan pasien serta hak dan kewajiban pasien. Namun
demikian, dalam memberikan pelayanan, tetap tidak bisa terlepas dari adanya
pengaduan-pengaduan terkait dengan ketidak puasan atas pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat secara langsung mendorong
masyarakat untuk menuntut haknya sebagai pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan.
Di dalam Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan telah diatur tentang hak
dan kewajiban penerima dan pemberi jasa pelayanan kesehatan, yang diharapkan dalam
1
penerapannya dilaksanakan secara berimbang. Dalam pelayanan rumah sakit,
kemungkinan muncul atau timbulnya tuntutan hukum baik tuntutan pidana, gugatan
perdata maupun administrasi terhadap petugas atau pelaksana professional dan
manajemen sangat besar. Oleh karena itu setiap pengaduan harus diselesaikan secepat
mungkin sehingga hubungan rumah sakit dengan pasien maupun rekanan dapat tetap
terjalin dengan baik dan tidak terjadi konflik yang serius sehingga kepuasan pasien dapat
tercapai.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum:
Setiap pengaduan yang diterima oleh rumah sakit dapat diselesaikan secara
professional dan kekeluargaan.
1.3. Pengertian
Pengaduan adalah setiap bentuk masukan yang diterima oleh rumah sakit sebagai
bentuk ketidak puasan pelanggan atas pelayanan yang diperolehnya selama di
rumah sakit.
Pengaduan dapat berupa kritik, usulan, komplain / keluhan yang disampaikan
melalui berbagai cara antara lain: melalui telepon, SMS, email, secara langsung /
terbuka, atau disampaikan melalui media massa atau media sosial.
Keluhan adalah saran dan masukan berupa kritikan dan atau keberatan yang
disampaikan secara lisan ataupun tertulis dari pihak eksternal maupun internal
terhadap pelayanan yang diberikan.
2
Kepuasan adalah perasaan senang yang bersifat memuaskan, menyenangkan dan
melegakan terhadap suatu pelayanan yang sudah diterima.
Ketidakpuasan adalah kesenjangan antara harapan dan pengalaman sesudah
memakai jasa atau pelayanan yang sudah diberikan. Ketidakpuasan pasien akan
menimbulkan keluhan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
kesehatan yang memerlukan kewenangan tertentu.
Rumah sakit adalah semua sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
rawat inap,rawat jalan gawat darurat dan tindakan medik yang dilaksanakan
selama 24 jam melalui upaya kesehatan perorangan.
Medikolegal adalah kejadian, masalah,kasus medis atau non medis yang dapat
berpotensi menjadi masalah hukum dalam bentuk kasus pidana atau perdata.
Kelalaian medis adalah suatu tindakan medis yang tidak sesuai dan atau
menyimpang dari standart prosedur medis.
BAB II
ORGANISASI, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
PENANGANAN PENGADUAN
2.1. Pengorganisasian
Pengorganisasian penanganan pengaduan di RS Panti Nirmala diatur melalui alur
sebagai berikut:
RS Panti Nirmala menetapkan Subbagian Humas dan Pelayanan Pelanggan, yaitu staf
Customer service, sebagai pintu pertama yang menerima dan menyelesaikan
pengaduan / keluhan yang terjadi di rumah sakit.
Untuk pengaduan / keluhan ringan / sederhana yang terjadi di unit pelayanan,
diharapkan dapat diselesaikan sendiri oleh Kepala Unit Pelayanan yang bersangkutan.
3
Apabila diperlukan, Kepala Unit Pelayanan akan berkoordinasi dengan Staf Customer
Service untuk menyelesaikannya.
Apabila masalah tidak dapat diselesaikan oleh Customer Service, maka masalah
dikonsultasikan kepada Kepala Bagian Administrasi untuk penyelesaiannya.
Jika permasalahan menyangkut perawatan pasien atau prosedur medis, penyelesaian
akan melibatkan Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP), Case Manager, dan
apabila diperlukan, melibatkan Komite Medis dan atau Komite Etik dan Hukum.
Permasalahan pengaduan yang tidak terselesaikan di tingkat Kepala Bagian
Administrasi akan dibahas dalam Rapat Direksi untuk mendapatkan penyelesaian dari
direktur Rumah Sakit Panti Nirmala.
4
Setiap pengaduan yang masuk, harus dilaporkan kepada Direktur sesegera mungkin,
sesuai dengan grading dampak risiko yang potensial ditimbulkannya. Dan apabila pengaduan
yang masuk terkait dengan etik dan hukum, maka dalam penyelesaiannya harus melibatkan
Komite Etik dan Hukum untuk mendapatkan rekomendasi solusi. Demikian pula untuk
pengaduan yang terkait dengan dokter maupun prosedur medis, Komite Medis harus
dilibatkan dalam pemecahan masalahnya.
BAB III
TATA LAKSANA
5
- Petugas penerima pengaduan mengucapkan terima kasih atas masukan yang
disampaikan oleh pasien / keluarga.
- Kepala Unit atau Penanggungjawab unit (di luar jam kerja) saat itu, memberikan
penjelasan sementara kepada pasien dan berusaha untuk menenangkannya serta
memastikan bahwa keluhan akan ditindaklanjuti.
- Laporkan pengaduan kepada atasan/kepala ruangan dan customer service /
petugas supervisi (di luar jam kerja) apabila pasien tidak puas dengan jawaban
petugas pada hari itu juga.
- Customer service akan mempelajari pengaduan tersebut dan memilahnya:
o Apabila dapat diselesaikan , maka customer service akan menemui pasien
/ keluarganya untuk memberikan penjelasan atau alternatif solusi dari
pengaduan tersebut.
o Apabila masalah tidak bisa diselesaikan oleh customer service, maka akan
disampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait untuk meminta
masukan / arahan untuk penyelesaiannya.
o Pengaduan yang bersifat medis, akan disampaikan kepada case manager
dan DPJP atau tim Dokter yang merawat, untuk ditindaklanjuti bersama.
Jika pasien belum merasa puas, dapat dirapatkan di komite medik untuk
memberikan jawaban dan penjelasannya berdasarkan standar yang
berlaku di Rumah Sakit Panti Nirmala.
o Pengaduan yang tidak bersifat medis, akan diselesaikan oleh customer
service dengan pihak yang terkait, berdasarkan standar Rumah Sakit Panti
Nirmala sesuai dengan risiko dampak pengaduan yang diterima.
o Jika jawaban sudah diterima oleh customer service, maka customer
service akan menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung
(yang sifatnya non medis), dan ditemani oleh case manager (yang
sifatnya medis) sebagai jawaban resmi dari pihak manajemen. Dalam
menyampaikan jawaban, customer service mengundang pasien / keluarga
secara kekeluargaan yang bertempat di ruang tamu lantai dasar.
- Bila pasien belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh customer service,
maka customer service akan melaporkan kepada Kepala Bagian Administrasi
untuk memperoleh langkah penyelesaian yang lebih komprehensif.
- Kepala Bagian Administrasi bertanggungjawab mencarikan solusi atas pengaduan
tersebut sesuai dengan tingkat dampak risiko yang mungkin timbul.
6
- Identitas pasien
- Peristiwa
- Rekam medis (khusus pengaduan pelanggan medis)
2. Penataan dokumen (khusus pengaduan pelanggan medis) yang meliputi :
- Dokumentasi informasi
- Berkas rekam medis (medical record)
- Dokumen persetujuan tindakan medis
- Dokumen persetujuan tindakan medis tertentu (operasi)
- Second opinion
- Resume medis
- Juklak, Juknis dan SPO Pelayanan
- Pendapat organisasi profesi
3. Mengadakan rapat dengan bagian terkait
4. Rapat dengan Komite Medis (khusus pengaduan kasus medis)
- Pertimbangan aspek medis
- Pertimbangan aspek manajemen
- Pertimbangan aspek medikolegal
5. Pendapat Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
- Pertimbangan etik kedokteran
- Pertimbangan etik profesi lainnya
- Pertimbangan aspek hukum
7
- Hukum dan Perundang-undangan
3. Putusan manajemen tentang pilihan penyelesaian kasus
- Apabila dari hasil pendalaman disimpulkan bahwa secara hukum posisi rumah
sakit/staf cukup kuat maka penyelesaian yang dipilih adalah litigasi. Terhadap
tuntutan ganti rugi yang lebih kecil dari pada prediksi biaya penyelesaian dapat
dipertimbangkan penyelesaian non litigasi (ADR)
- Apabila hasil pendalaman disimpulkan bahwa secara hukum, posisi tumah sakit /
staf tidak cukup kuat maka penyelesaian yang dipilih adalah non litigasi
(negosiasi, mediasi, konsilasi).
8
Informasi tentang adanya dugaan terjadi kasus hukum pelayanan medis di rumah
sakit, biasanya bersumber dari media massa baik cetak maupun elektronik atau dari
keluhan pasien (keluarga) baik langsung maupun yang disampaikan melalui kotak
saran atau email yang disediakan oleh rumah sakit. Selain itu pengaduan lembaga
swadaya masyarakat atau kuasa hukum pasien dapat pula menjadi sumber informasi
adanya dugaan kasus hukum pelayanan medis. Atas dasar itu maka dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Informasi awal dihimpun oleh Unit Pelayanan Pelanggan (Customer Service)
b. Dilaporkan kepada Direktur
c. Disposisi dari Direktur kepada Kepala Bagian Administrasi untuk langkah
penyelesaian, melibatkan Komite Medik dan / atau Komite Etik dan Hukum.
d. Menentukan strategi penanganan kasus, mulai dari memilah kasus (etik, hukum
gabungan etik dan hukum), Melakukan analisa kasus dan Menetapkan langkah
penanganan
e. Meminimalisasi dampak negatif dari pemberitaan sesuai dengan SPO.
f. Melakukan upaya pendekatan kepada keluarga untuk menjelaskan posisi kasus
dan penyelesaian secara damai / kekeluargaan. Selalu diutamakan untuk
menyelesaikan setiap pengaduan dengan cara damai / non litigasi.
g. Bila ada kesepakatan untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan, maka
kasus diselesaikan secara damai.
h. Setelah ada kesepakatan perdamaian, segera membuat Akta Perdamaian sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
i. Apabila penjelasan secara kekeluargaan tidak dapat diterima oleh keluarga
pasien, maka langkah selanjutnya:
1) Merespon langkah yang dilakukan oleh keluarga pasien/kuasa hukum sesuai
dengan tuntutan yang akan dilakukan.
2) Bila tuntutan dilakukan melalui litigasi maka dilakukan langkah persiapan
litigasi sesuai dengan SPO.
9
3. Mekanisme Penanganan di Rumah Sakit
Apabila telah terjadi penanganan kasus hukum pelayanan medis, maka yang diberi
kewenangan untuk penanganan kasus diserahkan kepada penasehat hukum rumah
sakit. Penasehat hukum RS akan melaporkan perkembangan kasus secara berkala
kepada Direktur RS Panti Nirmala.
Pengaduan
pelanggan
Direktur
Kabag Admin
Pengaduan Pasien
Unit Terkait
10
Pasien Tidak Puas Pasien Puas
SUPERVISI
Pasien
Kabag Admin
Direktur
BAB IV
DOKUMENTASI
11
BAB IV
PENUTUP
Dengan ditetapkannya buku panduan pengaduan pelanggan ini maka diharapkan setiap
staf Rumah Sakit Panti Nirmala mampu memahami alur penanganan jika terjadi pengaduan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia nomor HK.00.06.1.4.5390 tentang Pedoman Advokasi Dan Bantuan Hukum
Dalam Penanganan Kasus Pelayanan Medis Di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 49 tahun 2012 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu Di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
13