Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX


NOMOR :030/SK/RSSW/Dir/II/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN
UNIT PEMELIHARAAN FASILITAS
RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX

DIREKTUR RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX

Menimbang :
a. Bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari
tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai dan sesuai standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan, dan laik pakai
b. Bahwa dalam rangka untuk menjamin berjalannya operasional rumah sakit dalam
keadaan siap pakai maka fasilitas yang ada harus terpelihara dengan baik untuk
mencegah kerusakan dan menghindari terhambatnya kegiatan rumah sakit
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan
Pedoman Pelayanan Unit Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit XXXXXXXXXXX dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit XXXXXXXXXXX..

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian
dan Kalibrasi Alat Kesehatan
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1990 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No : KEP-75/MEN/2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
11. Surat Keputusan Direksi PT. Prima Karya Bersaudara Nomor : 001/ PKB/ Dir/ VI/ 2013
tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit XXXXXXXXXXX.
12. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit XXXXXXXXXXX Nomor
002/PD/RSSW/Dir/VII/2013 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit XXXXXXXXXXX.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT PEMELIHARAAN
FASILITAS RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX
Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat perubahan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mojokerto
Tanggal : 16 Februari 2017
Direktur Rumah Sakit XXXXXXXXXXX
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX
Nomor : 030/SK/RSSW/Dir/II /2017
Tanggal : 16 Februari 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit XXXXXXXXXXX dalam usaha untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang
memadai. Bangunan rumah sakit beserta seluruh aspek pendukungnya sangat
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di samping aspek penting lainnya seperti
peralatan medis, tenaga medis, paramedis, obat-obatan dan kelengkapan pelayanan
kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung
dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan
baik sehingga pelayanan yang diberikan aman, akurat dan handal dengan hasil
pelayanan yang prima.
Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka fasilitas rumah sakit perlu
dipelihara sehingga akan terhindar dari kerusakan yang akan mengakibatkan
terganggunya pelayanan kesehatan dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian
perlu dilakukan upaya pemeliharaan fasilitas yang dilaksanakan secara terencana,
terkoordinasi dan terevaluasi dengan baik.
Dalam rangka mempermudah koordinasi dan pelaksanaan pemeliharaan fasilitas,
maka disusunlah Pedoman Manajemen Pemeliharaan Fasilitas ini yang akan digunakan
sebagai acuan dalam pengelolaan di Unit Pemeliharaan Fasilitas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas rumah sakit yang aman, laik pakai, siap pakai, dan menjamin
keselamatan pasien
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kegiatan unit pemeliharaan fasilitas rumah sakit
b. Terlaksananya pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit sesuai
dengan persyaratan mutu
c. Tercapainya kondisi sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang laik pakai
dan siap pakai
d. Terlaksananya pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang
mengutamakan keselamatan pelaksana/petugas dan pasien

C. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PEMELIHARAAN FASILITAS


Ruang lingkup manajemen pemeliharaan fasilitas meliputi:
1. Pemeliharaan sarana (gedung/bangunan)
2. Pemeliharaan prasarana
3. Pemeliharaan peralatan medis
4. Pemeliharaan peralatan non medis

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Unit Pemeliharaan Fasilitas (UPF)
Adalah unit pelayanan di Rumah Sakit XXXXXXXXXXX yang memberikan
pelayanan pemeliharaan fasilitas rumah sakit.
2. Sarana
Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh
panca indera dan dengan mudah dikenali oleh pasien dan (umumnya) merupakan
bagian dari suatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri.
3. Prasarana
Benda maupun jaringan/instalasi yang membuat sarana yang ada bisa berfungsi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. Peralatan medis
Peralatan yang digunakan untuk tujuan diagnosis tertentu dan pengobatan penyakit
atau rehabilitasi setelah penyakit atau luka yang dapat digunakan baik sendiri atau
berssamaan dengan aksesori, bahan operasional, atau bagian lain dari peralatan
medis. Peralatan medis tersebut memerlukan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan,
dan penarikan
5. Peralatan non medis
Peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional rumah sakit tetapi
tidak berhubungan langsung dengan pelayanan medis.
6. Pemeliharaan
Suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif yang dilakukan untuk
menjaga fasilitas rumah sakit bermutu, aman dan laik pakai.
7. Pemeliharaan preventif
Kegiatan pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan komponen-
komponen dari suatu fasilitas yang dilaksanakan setiap hari oleh operator/pengguna
dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta pergantian bahan pemeliharaan yang
dilaksanakan oleh teknisi secara berkala.
8. Pemeliharaan korektif
Kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap komponen-komponen dari
suatu fasilitas yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian
komponen fasilitas tersebut untuk mengembalikan fungsi sesuai kondisi awalnya.
Biasanya dilakukan tidak terjadwal, berdasarkan permintaan dari pengguna/unit
yang mendapati fasilitas bermasalah.
9. Pemeliharaan tidak terancana
Kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan
fasilitas yang mendadak/tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat
fasilitas tersebut sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
10. Pengujian
Keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk
membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran
atau kesalahan pengukuran.
11. Pengadaan peralatan medis
Penambahan alat medis baru yang dilakukan karena adanya alat medis yang rusak
serta tidak dapat diperbaiki dan penambahan alat medis yang belum ada di rumah
sakit untuk menambah pelayanan medis di Rumah Sakit..
12. Kalibrasi
Kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur
dan/atau bahan ukur.
13. Sertifikat
Jaminan tertulis atau tercetak yang diberikan/dikeluarkan oleh
lembaga/laboratorium/institusi pengujian dan kalibrasi yang telah terakreditasi untuk
menyatakan kelayakan pengujian dan kalibrasi.
14. Label
Segala bentuk tulisan dan/atau gambar yang dicetak dan ditempelkan pada alat
kesehatan untuk memberikan keterangan laik/tidak laik.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 54 Tahun 2015 tentang
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1990 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No : KEP-75/MEN/2002
tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000
mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standart Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit.
BAB II
SDM DAN FASILITAS KERJA PEMELIHARAAN FASILITAS
RUMAH SAKIT XXXXXXXXXXX

A. Sumber Daya Manusia (SDM) Unit Pemeliharaan Fasilitas


1. Organisasi Unit Pemeliharaan Fasilitas
Tabel 1. Sumber Daya Manusia di Unit Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX

No Jenis Tenaga Persyaratan Kebutuhan


1
2
3
4

2. Uraian Tugas
a) Penanggungjawab (PJ)
1) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
(a) Menyusun program kerja tahunan UPF
(b) Menyusun rencana kebutuhan tenaga baik dari segi jumlah maupun
kualifikasi tenaga di unit, berkoordinasi dengan Manajer Divisi Penunjang
non Klinik
(c) Menyusun rencana kebutuhan peralatan dalam pemeliharaan dan
perbaikan fasilitas
(d) Menyusun program orientasi bagi staf baru
(e) Menyusun jadwal pertemuan berkala
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
(a) Melaksanakan sebagian tugas yang dilimpahkan dari Manajer Divisi
Penunjang non Klinik atas persetujuan Direktur Rumah Sakit
(b) Melaksanakan orientasi kepada tenaga kerja baru di UPF
(c) Menerima laporan rutin dan mengolahnya sebagai laporan UPF
(d) Mensosialisasikan/menginformasikan hal-hal penting yang perlu diketahui
oleh staf : kebijakan, peraturan, ketentuan, SPO, hasil rapat dan
sebagainya
(e) Menghadiri rapat rutin maupun insidentil
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) meliputi
(a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan peraturan/tata tertib, SPO yang
berlaku
(b) Mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga di UPF secara efektif
dan efisien
(c) Melakukan penilaian kinerja petugas di UPF
(d) Mengendalikan pendayagunaan peralatan di UPF
b) Pelaksana pemeliharaan listrik
1) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik, baik
untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan
2) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
alternatif pembangkit daya listrik cadangan (genset)
3) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
penangkal petir
4) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata suara
dan komunikasi (telepon) serta data
5) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda
bahaya dan alarm
6) Mengadakan pengecekan ke masing-masing bagian untuk mengetahui
adanya kerusakan
7) Menyimpan kartu catatan untuk menunjukkan tipe peralatan, nomer model,
tanggal pemasangan, dan tingkat servisnya
8) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain.
c) Pelaksana pemeliharaan bangunan/gedung
1) Melakukan pekerjaan pemeliharaan gedung yang meliputi pemeriksaan,
pengujian, perbaikan/penggantian bahan/perlengkapan, dan kegiatan sejenis
lainnya (pemeliharaan lantai dan dinding menjadi tanggung jawab cleaning
service)
2) Lingkup pemeliharaan gedung yang harus dilakukan meliputi : pemeliharaan
arsitektural gedung, mekanikal, elektrikal, tata ruang luar, dan tata grha
teermasuk pemeliharaan kerjasama dengan pihak ke-3
3) Melaksanakan perbaikan kerusakan sarana umum dan rumah tangga
4) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain.
d) Pelaksana pemeliharaan alat medis
1) Melakukan inventarisasi sarana medis dan penunjang medis
2) Menyimpan buku petunjuk dan buku servis dari setiap peralatan medis yang
ada
3) Melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin alat alat kesehatan/medis yang
meliputi pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian,
perbaikan/penggantian bahan/perlengkapan, dan kegiatan sejenis lainnya
4) Melakukan pekerjaan perawatan alat yang meliputi perbaikan dan/atau
penggantian alat berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan alat,
dengan pertimbangan tertentu
5) Menjadwalkan dan melaksanakan kalibrasi alat
6) Melaksanakan distribusi gas medis
7) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain.
e) Pelaksana pemeliharaan furniture
1) Melakukan pemeliharaan furniture/mebel yang meliputi pembersihan,
perapihan, perbaikan/penggantian bahan/perlengkapan, dan kegiatan sejenis
lainnya
2) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain.

B. Fasilitas Kerja
1. Ruang administrasi yang bergabung dengan ruang Unit Kesling, sedangkan ruang
alat digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan pemeliharaan fasilitas.
2. Peralatan kerja
Tabel 2. Daftar Peralatan Kerja di Unit Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX

No Nama Barang Jumlah Satuan Spesifikasi Ukuran


1
2
3
4
5
6

7
No Nama Barang Jumlah Satuan Spesifikasi Ukuran

10

C. Dokumen Pemeliharaan
Dokumen pemeliharaan terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil
pemeliharaan.
1. Dokumen teknis yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada saat pengadaan,
meliputi brosur, manual installation, service manual, dan sebagainya. Termasuk juga
prosedur tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat kalibrasi
bagi alat medis.
2. Data hasil pemeliharaan berisi data yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan, meliputi :
a. Inventarisasi
Inventarisasi ini dilakukan terhadap setiap peralatan baik medis maupun non
medis yang ada di lingkungan Rumah Sakit XXXXXXXXXXX, berkaitan dengan
aspek teknis setiap model/tipe alat serta jumlahnya. Data inventarisasi ditinjau
kembali minimal 1 tahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan
peralatan baru.
b. Kartu pemeliharaan peralatan
Kartu ini dipasang/digantungkan pada setiap alat yang memerlukan
pemeliharaan rutin.

c. Catatan pemeliharaan
Catatan berupa lembar kartu yang disimpan di UPF untuk kegiatan administrasi
dan memudahkan petugas unit mengetahui data fasilitas dan penanganan apa
saja yang telah dilakukan.
d. Daftar keagenan peralatan
Distributor peralatan medis maupun non medis yang memerlukan pemeliharaan
rutin bertanggungjawab terhadap penyediaan suku cadang peralatan yang telah
dibeli. Jika peralatan tertentu tidak dapat dilakukan pemeliharaan oleh pelaksana
pemeliharaan rumah sakit, maka akan diserahkan ke distributor tersebut atau
kerjasama dengan pihak ke-3.
e. Pelaporan dan evaluasi
Laporan dan evaluasi terhadap kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan yang
nantinya digunakan sebagai dasar perencanaan pemeliharaan periode
selanjutnya.
BAB III
LINGKUP PEMELIHARAAN FASILITAS

A. Kegiatan Pemeliharaan Fasilitas


1. Perencanaan
a) Pembuatan rencana kerja pemeliharaan fasilitas harian, bulanan, mingguan dan
tahunan.
b) Penyusunan petunjuk teknis dan operasional dari pemakaian sarana dan
peralatan.
2. Pelaksanaan
a) Uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan yang baru maupun yang
telah selesai diperbaiki.
b) Pemeliharaan bersifat preventif (pencegahan) yaitu pemeliharaan yang dilakukan
pada selang waktu tertentu, dimaskudkan untuk mengurangi kemungkinan
kerusakan atau bagian-bagiannya tidak memenuhi kondisi yang tidak bisa
diterima. Contohnya pemeliharaan harian, bulanan, mingguan dan tahunan.
c) Pemeliharaan bersifat korektif yaitu pemeliharaan yang dilakukan dengan
memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan, penggantian
bagian yang telah rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima. Contohnya
perbaikan ringan atau besar.
d) Pemakai di unit turut serta memelihara fasilitas dengan cara membersihkan
komponen luar dari fasilitas tanpa membuka bagian dalam komponen dan
memindahkan dari tempatnya.
e) Pemeliharaan dilakukan oleh pelaksana UPF sesuai dengan kemampuan tenaga
dan peralatan yang tersedia di unit dengan mengutamakan norma keselamatan
kerja yang berlaku.
f) Untuk fasilitas yang tidak dapat diperbaiki sendiri oleh pelaksana pemeliharaan,
maka dialihkan ke pihak ke-3.
g) Telaah terhadap sarana, prasarana dan peralatan untuk rencana pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan, pengukuran dan kalibrasi, serta penarikan
peralatan.
h) Penyusunan laporan teknis mengenai sarana, prasarana dan peralatan meliputi
laporan data inventarisasi beserta keadaannya dan laporan kegiatan.
3. Pengawasan
Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan yang
dilakukan oleh pihak ke-3 akan diawasi atau dimonitoring oleh UPF.
4. Pelatihan
Pelatihan ini ditujukan bagi pemakai di unit maupun pelaksana UPF sehingga
program pemeliharaan fasilitas berjalan dengan lancar.
B. Lingkup Pemeliharaan Fasilitas
Lingkup pekerjaan pemeliharaan fasilitas termasuk kegiatan perbaikan meliputi :
1. Bangunan
Bangunan termasuk gedung perawatan, kantor/administrasi, poli/instalasi rawat jalan,
instalasi/unit. Kegiatan pemeliharaan sarana (gedung/bangunan) meliputi jenis
pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/atau penggantian
bahan atau perlengkapan bangunan meliputi komponen :
a) Arsitektural
1) Komponen arsitektur gedung meliputi lantai, dinding, pintu, jendela, plafon,
dan atap. Untuk semua pemeliharaan kebersihan komponen arsitektur
menjadi tanggung jawab cleaning service. Sedangkan untuk pemeliharaan
korektif komponen arsitektur yaitu apabila ada kerusakan yang memerlukan
perbaikan dan penggantian maka UPF yang bertanggung jawab.
2) Pemeliharaan secara baik dan teratur terhadap unsur-unsur yang tampak dari
luar dan yang ada di dalam ruang bangunan serta perlengkapannya sehingga
tetap rapi dan bersih.
3) Pemeliharaan terhadap ornamen arsitektural dan dekorasi.
b) Mekanikal (tata udara, sanitasi, plumbing/perpipaan)
1) Pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem tata udara
(AC, exhaust fan dan kipas angin).
2) Pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem perpipaan
untuk distribusi air bersih, limbah cair, sistem hidran, dan septic tank.
c) Elektrikal
1) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap perlengkapan
pembangkit listrik cadangan (genset).
2) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap perlengkapan
penangkal petir.
3) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap sistem instalasi
listrik bak untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan.
4) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap jaringan instalasi
telepon.
5) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap jaringan sistem
tanda bahaya dan alarm.
6) Pemeriksaan secara berkala dan pemeliharaan terhadap jaringan CCTV dan
finger access, berkoordinasi dengan petugas IT rumah sakit.
d) Tata luar
1) Pemeliharaan secara baik dan teratur terhadap perlengkapan ruang luar,
saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar serta
pos jaga.
2) Pemeliharaan halaman, taman, kebersihan di luar bangunan gedung dan
lingkungannya telah dilakukan oleh gardener yang dikoordinasi oleh Unit
Kesehatan Lingkungan.
e) Tata graha
Pemeliharaan kebersihan di area publik, administrasi/perkantoran, perawatan,
penunjang klinik, dan toilet dilakukan oleh cleaning service. Jika pada saat
pemeliharaan kebersihan ditemui unsur-unsur tata grha yang mengalami
masalah, maka akan dilaporkan ke UPF untuk segera diperbaiki.
2. Instalasi dan peralatan listrik
Komponen yang termasuk dalam lingkup pemeliharaan listrik meliputi :
a) Armatur lampu
1) Kotak lampu pijar/TL
Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan kain/lap
pembersih. Kotak TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan.
2) Lampu
Jika lampu mati diganti dengan yang baru.
b) Saklar (Kotak kontak)
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan setiap tahun
sekali. Bagian dalam teutama pada kontak saklar harus bersih dari debu. Apabila
saklar dalam keadaan ON terjadi panas maka segera diganti.
c) Stop Kontak (Tusuk kontak)
Pemeliharaan stop kontak harus sering dilakukan inspeksi terutama pada ruang
bedah, poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alat portable (pindah-
pindah) karena sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak kontak yang menjepit
akan cepat aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih. Kalau
terjadi panas atau rusak harus segera diganti.
d) Pembumian
Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maximum 10 Ohm.
e) Instalasi kabel dalam gedung
Pengukuran tahanan isolasi dengan meger dilakukan setiap 3-4 tahun sekali.
Apabila tahanan isolasi kabel kurang dari 250 kilo Ohm maka instalasinya harus
diperbaiki atau kabelnya diganti.
f) Panel listrik
1) Pemeliharaan panel lebih teliti dengan mematikan tegangan untuk service
dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF dan unit lain yang diketahui
Direktur RS, karena di dalam nya sering terdapat banyak debu dan harus
dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
2) Mur yang kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali setiap 6 (enam)
bulan sekali. Pengecekan karet-karet pintu panel dan kunci panel setiap 6
(enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar diganti.
3. Instalasi gas medis
Kegiatan pemeliharaan di instalasi gas medis meliputi :
a) Pembersihan semua peralatan di instalasi gas medis.
b) Pemeriksaan dan perbaikan jika ada kebocoran pada sambungan antara tabung,
slang, gauge regulator, dan kran.
c) Pembersihan ruang gas medis sentral dan perlengkapan/peralatannya danjurkan
menggunakan air sabun atau bahan aktif lainnya yang dapat menetralisir unsur
minyak.
4. Peralatan elektromedik, radiasi dan laboratorium (alat kesehatan)
a) Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
profesional, menggunakan alat ukur dan besaran standar yang terkalibrasi.
Dimana untuk pengujian peralatan baru dilakukan oleh pihak penjual dan teknisi
internal yang di ketahui oleh pengguna alat.
b) Kegiatan pengujian dan kalibrasi tahunan dilakukan oleh instansi penguji dari
BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) atau perusahaan swasta yang
telah mempunyai ijin atau rekomendasi dari Dinas Kesehatan untuk dapat
melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan medis.
c) Pengujian dan kalibrasi peralatan medis dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali setiap tahun.
d) Pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria :
1) Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
2) Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis
3) Diketahui penunjukkannya atau keluarannya atau kinerjanya atau
keamanannya tidak sesuai lagi, walaupun setifikat dan tanda masih berlaku
4) Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.
Telah dipindahkan bagi yang memerlukan ins talasi, walaupun sertifikat dan
tanda masih berlaku
5) Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan
tanda masih berlaku
6) Atau jika tanda laik pakai pada alat tersebut hilang atau rusak sehingga tidak
dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
BAB IV
MEKANISME KERJA

A. Pelayanan Pemeliharaan Fasilitas


1. Pelayanan Unit Pemeliharaan Fasilitas harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Setiap pelaksanakan pemeliharaan dilaksanakan atas dasar jadwal pemeliharaan
yang sudah ditetapkan oleh Penanggungjawab (PJ) UPF.
3. Setiap pelaksanaan perbaikan fasilitas dilaksanakan atas permintaan dari
Penanggungjawab (PJ) UPF atau instalasi lain yang mendapatkan masalah terkait
fasilitas.
4. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis dilakukan oleh pelaksana
elektromedik.
5. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan non medis, gedung,
perlengkapan kantor dan prasana gedung termasuk CCTV dan finger acces adalah
pelaksana tehnik (listrik, bangunan/sipil dan furniture serta berkoordinasi dengan IT
rumah sakit).
6. Setiap pelaksana di UPF wajib meningkatkan kompetensinya sesuai perkembangan
teknologi.
7. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pelaksana wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

B. Mekanisme Pemeliharaan dan Perbaikan Fasilitas


1. Pelaksana elektromedik dan tehnik (listrik, bangunan/sipil dan furniture) bertanggung
jawab terhadap kegiatan pemeriksaan terhadap fasilitas Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX berdasarkan checklist yang sudah ditetapkan oleh
Penanggungjawab (PJ) UPF sekaligus menuangkan hasil pemeriksaan dalam
checklist tersebut.
2. Setiap pelaksanaan pemeliharaan fasilitas dilaksanakan berdasarkan jadwal
pemeliharaan yang sudah ditetapkan oleh Penanggungjawab (PJ) UPF.
3. Dalam pelaksanaan pemeliharaan fasilitas ternyata ditemukan kerusakan yang
memerlukan tindakan lebih lanjut, maka temuan tersebut dilaporkan secara tertulis
untuk diajukan tindakan perbaikan.
4. Setiap permintaan perbaikan yang diminta oleh unit atau instalasi lain di Rumah Sakit
XXXXXXXXXXX harus diajukan terlebih dahulu dengan mengisi form permintaan
perbaikan dan disampaikan kepada UPF.
5. Dalam kondisi segera memerlukan perbaikan maka unit/instalasi yang bersangkutan
bisa langsung segera menghubungi UPF lewat telepon tetapi selanjutnya harus
mengisi form permintaan.
6. Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan membutuhkan suku cadang, maka
suku cadang yang dimiliki di UPF dapat digunakan. Namun jika pihak pelaksana
pemeliharaan tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut karena keterbatasan
ketrampilan, alat kerja, suku cadang, maka dilaporkan ke UPF untuk perencanaan
perbaikan oleh pihak ke-3.
7. Kendala tersebut dilaporkan secara tertulis untuk diajukan dilakukan perbaikan dalam
rapat koordinasi dengan Penanggungjawab (PJ) UPF.

C. Mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa Teknik


1. Penanggungjawab (PJ) UPF mengisi formulir permintaan barang untuk disetujui oleh
Manajer Divisi SDM dan Penunjang non Klinik.
2. Setelah mendapat persetujuan, Penanggungjawab (PJ) UPF menyerahkan formulir
tersebut kepada petugas logistik.
3. Petugas logistik melakukan order terhadap barang yang diminta.
4. Barang teknik yang sudah ada di logistik rumah sakit, kemudian diserahkan ke UPF
untuk didistribusikan ke unit yang membutuhkan.

D. Mekanisme Pengadaan Peralatan Medis


1. Instalasi yang melakukan pengadaan mengisi form pengadaan peralatan medis
dengan menunjukan spesifikasi peralatan yang diadakan kemudian diberikan ke
Kasie.
2. Kasie mengajukan surat usulan pengadaan alat medis kepada Direktur Rumah Sakit.
Dalam surat usulan tersebut memuat jumlah, merk, spesifikasi alat yang akan
diusulkan.
3. Jika pengadaan peralatan medis di bawah 50 juta maka, dari Keputusan Direktur
langsung ke Purchasing Logistik untuk memesankan peralatan tersebut
4. Dan jika pengadaan peralatan medis di atas 50 juta maka, dari Direktur mengajukan
surat usulan pengadaan alat medis ke Governing Board
5. Setelah Governing Board menyetujui pengadaan peralatan medis, Purchasig Logistik
minta penawaran peralatan medis ke beberapa vendor
6. Purchasing Logistik melakukan seleksi dari beberapa vendor yang menawarkan
perlatan medis yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
7. Setelah selesai seleksi pemilihan peralatan medis yang sesuai spesifikasi,
Purchasing Logistik melakukan pemesanan ke vendor yang terseleksi.
8. Setelah dilakukan pemesanan, peralatan medis yag diadakan dikirim ke Rumah Sakit
ditujukan ke Purchasing Logistik
9. Peralatan medis yang baru datang akan dicatat oleh penanggung jawab aset
10. Purchasing Logistik menghubungi Instalasi yang melakukan pengadaan
11. Penanggung Jawab Instalasi melakukan pemeriksaan peralatan medis yang
didampingi oleh tenaga elektromedis dengan melakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur berdasarkan:
a. Merk,tipe/ model, jumlah
b. Bagian-bagian alat, aksesori yang menjadi satu kesatuan dengan alat
c. Dokumen teknis yang berisi: Sertifikat garansi, Certificate Origin, Test Certificate,
Manual (Operation, service, installation, wiring/schematic), Izin edar
2. Melakukan pemeriksaan komponen/bagian alat (tombol, saklar putaran motor,
pengereman, dll)
12. Setelah dilakukan pemeriksaan dilakukan uji coa peralatan dengan mengundang user
(Perawat) dan tenaga elektromedis.
Setelah dilakukan uji coba peralatan medis baru peralatan tersebut diserahkan
kepada Instalasi.
BAB V
PENUTUP

Pedoman manajemen pemeliharaan fasilitas Rumah Sakit XXXXXXXXXXX ini disusun


dengan harapan dapat digunakan sebagai petunjuk atau dasar dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan fasilitas serta perencanaan, penyusunan program maupun panduan
pemeliharaan fasilitas di Rumah Sakit XXXXXXXXXXX.
Penyusunan pedoman manajemen ini diusahakan dengan sebaik-baiknya, walaupun
demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Dengan demikian, saran maupun
ide yang membangun senantiasa diperlukan untuk perbaikan pedoman manajemen
pemeliharaan fasilitas di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai