Anda di halaman 1dari 24

ANGGARAN DASAR

IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

MUKADIMAH

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban mengisi kemerdekaan
itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya kehidupan rakyat
yang sehat, adil dan makmur.

Mahasiswa kedokteran sebagai warga Negara yang berperan aktif dalam perjuangan dan
pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta peran&tanggung jawabnya kepada
umat manusia dan bangsa, sebagai insan akademis yang profesional. Oleh karena itu, dibutuhkan
persatuan mahasiswa untuk bergerak mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani.

Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada sebagai agen perubah, kekuatan
moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu
diperlukan sebuah wadah bersama yang menampung segala kegiatan mahasiswa profesi
kedokteran, yang bertujuan mempersatukan mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk membina
mahasiswa kedokteran menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertakwa, mencetak kader-
kader pemimpin yang berintegritas tinggi, memadukan segenap kompetensi mahasiswa
kedokteran serta memperjuangkan aspirasi bersama dalam kebijakan kesehatan. Wadah ini
adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia.

Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa kedokteran hanya didapat atas petunjuk
Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai usaha usaha teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, kami mahasiswa kedokteran bersatu, menghimpun diri dalam Ikatan Senat
Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang digerakan dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar
sebagai berikut
BAB I

NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Dalam

bahasa Inggris disebut Indonesian Medical Students Executive Board Association (IMSEBA)

Pasal 2

Waktu

ISMKI didirikan pada deklarasi Cimacan tahun 1969 dalam bentuk Ikatan Mahasiswa

Kedokteran Indonesia (IMKI) dan berubah menjadi ISMKI pada 20 September 1981

dalam jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3

Tempat dan Kedudukan

ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat

BAB II

BENTUK, SIFAT, dan STATUS

Pasal 4

Bentuk

ISMKI berbentuk ikatan organisasi mahasiswa sejenis


Pasal 5

Sifat

ISMKI bersifat independen dan non politik

Pasal 6

Status

ISMKI berstatus sebagai satu-satunya organisasi antar Lembaga Eksekutif Mahasiswa


Kedokteran di Indonesia

BAB III

DASAR DAN ASAS

Pasal 7
Dasar
ISMKI berdasarkan pancasila

Pasal 8
Asas
1) Asas Ketaqwaan
Asas ketaqwaan ialah: bahwa setiap pengembangan ISMKI harus berlandaskan pada
Ketuhanan YME
2) Asas Bhineka Tunggal Ika
Asas Bhineka Tunggal Ika ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan
BhinekaTunggal Ika yaitu keberadaan ISMKI yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi
setempat tetapi merupakan satu persatuan yang bulat di tingkat nasional
3) Asas Kesetaraan
Asas kesetaraan ialah: adanya kesetaraan sesuai dengan hak dan kewajibannya
4) Asas Adil dan Merata
Asas adil dan merata ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus dapat dinikmati secara
merataoleh semua anggota sesuai dengan peran sertanya
5) Asas Pendidikan
Asas pendidikan ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan fungsi ISMKIsebagai
wadah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut menciptakan perguruantinggi
sebagai lembaga ilmiah
6) Asas manfaat
Asas manfaat ialah: segala usaha dan kegiatan ISMKI harus sesuai dengan tujuan yang telah
disepakati
7) Asas Usaha Bersama
Asas usaha bersama ialah: usaha untuk mencapai tujuan ISMKI yang merupakan
usahabersama antarcivitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat yang dilakukan
denganitikad baik secara gotong royong dan dijiwai semangat kekeluargaan
8) Asas Kesadaran Hukum
Asas kesadaran hukum ialah: bahwa setiap kegiatan ISMKI berdasarkan pada AD/ ART

9) Asas Investasi
Asas investasi ialah: bahwa segala usaha pengembangan ISMKI mengandung peranan
investasi kemampuan intelektual professional, sikap dan tingkah laku yang merupakan
bagian kegiatan pengembangan ilmiah dan alih teknologi serta pengabdian pada masyarakat

BAB IV
TUJUAN, USAHA, PERAN

Pasal 9
Tujuan
1) Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan akademis dan pengabdi menuju
terwujudnya dokter professional dan berdaya saing serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia.
3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki integritas dan idealisme untuk

memperjuangkan aspirasi di bidang kebijakan
 kesehatan dan pendidikan kedokteran demi

terwujudnya masyarakat sehat dan sejahtera.

Pasal 10
Usaha
Semua upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang tidak bertentangan dengan dasar dan asas
organisasi
Pasal 11
Peran
ISMKI sebagai pemersatu mahasiswa kedokteran Indonesia, pelaku advokasi kebijakan
kesehatan dan pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Yang dapat menjadi anggota ISMKI adalah mahasiswa kedokteran Indonesia yang terdaftar
pada perguruan tinggi yang direpresentasikan oleh pengajuan keanggotaan lembaga-lembaga
eksekutif mahasiswa kedokteran Indonesia yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional
ISMKI

Pasal 13
Keanggotaan ISMKI terdiri dari:
a. Anggota Muda
b. Anggota Utama

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 14
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional di tingkatan nasional dan
Musyawarah Wilayah di tingkatan wilayah

Pasal 15
Kepemimpinan

1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jenderal
2) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris Wilayah
Pasal 16
Majelis Pertimbangan Agung

Majelis Pertimbangan Agung adalah badan yang mengawasi dan wadah konsultasi PHN dan
PHW serta badan kelengkapan ISMKI lainnya

Pasal 17
Badan Kelengkapan

Badan kelengkapan adalah badan yang menjalankan, mengkoordinasi, dan mendukung


aktivitas ISMKI

Pasal 18
Badan Khusus

Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Nasional atau Pengurus
Harian Wilayah untuk menjalankan amanah musyawarah nasional atau musyawarah wilayah

BAB VII
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 19
Lambang dan atribut ISMKI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

BAB VIII
PERBENDAHARAAN

Pasal 20
Kekayaan ISMKI diperoleh dari iuran anggota, donasi, serta usaha-usaha lain yang sah yang
tidak mengikat

BAB IX
PERUBAHAN AD/ ART
Pasal 21
Perubahan AD/ ART hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional

BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 22
Pembubaran ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dengan persetujuan
2/3 anggota utama

Pasal 23

Jika ISMKI dibubarkan maka seluruh harta benda ISMKI akan disumbangkan kepada yayasan
sosial

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 24
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah tangga
atau peraturan-peraturan/ ketentuan-ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan dengan
anggaran dasar

Pasal 25
Pengesahan
Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Musyawarah Nasional
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Yang dimaksud “Senat” mahasiswa kedokteran Indonesia adalah lembaga eksekutif
mahasiswa kedokteran pada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia

Pasal 2
Kedudukan
ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat tepatnya di Jl G. S. S. Y. Sam Ratulangie No.
28, Menteng, Jakarta Pusat dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan keadaan ISMKI saat
itu

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3
Anggota Muda
1) Anggota Muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah disahkan oleh
Sekretaris Jenderal atas pertimbangan Majelis Pertimbangan Agung
2) Syarat Anggota Muda
a. Menaati hasil keputusan Musyawarah Nasional
b. Telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal
c. Menyatakan kesediaan melaksanakan aktivitas sesuai dengan Anggaran Dasar,Anggaran
Rumah Tangga, dan ketentuan peraturan organisasi lainnya
3) Kewajiban Anggota Muda
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah
ISMKI
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja
Wilayah di institusinya.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI
4) Hak Anggota Muda
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertuliskepada
pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah
b. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI
c. Membela diri
d. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi

Pasal 4
Anggota Utama
1) Anggota Utama adalah anggota muda yang telah disahkan oleh Musyawarah Nasional
2) Syarat Anggota Utama telah mengikuti kegiatan ISMKI yang mencakup dua kegiatan
wilayah dan dua kegiatan nasional.
3) Kewajiban Anggota Utama
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja
Wilayah di institusinya.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI
f. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Wilayah
4) Hak Anggota Utama
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertuli kepada
pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah
b. Memilih dan dipilih sebagai sekjenter, sekwil, pengurus harian, pemegang tender
c. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI
d. Mendapatkan fasilitas keorganisasian
e. Mendapatkan manfaat dari upaya organisasi profesi untuk mensejahterakan anggotanya
f. Membela diri
g. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi
Pasal 5
Sanksi Anggota
1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai proses pembinaan yang diberikan organisasikepada
anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan
ataumencemarkan nama baik organisasi
2) Anggota dapat dikenai sanksi bila melanggar AD/ART
3) Anggota dapat dikenakan sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Sekertaris Jendral setelah berkonsultasi dengan
sekertaris wilayah dan majelis pertimbangan agung.
b. Pembekuan hak anggota sampai dengan musyawarah nasional berikutnya. Pembekuan
dijatuhkan satu bulan setelah dikeluarkan dua kali peringatan atas kesalahan yang sama.
Jangka waktu antara peringatan pertama dan kedua adalah dua bulan.
c. Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Musyawarah Nasional atas rekomendasiMusyawarah
Wilayah.
4) Tata cara sanksi akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri
5) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang ditunjukuntuk
itu
Pasal 6
Kehilangan Keanggotaan
Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila :
1) Kehilangan keanggotaan utama dan muda ditetapkan oleh musyawarah nasional

2) Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila :

a. Institusi dibubarkan.
b. Dikeluarkan oleh Musyawarah Nasional.
c. Mengajukan pengunduran diri secara tertulis kepada Sekertaris Jendral.

Pasal 7
Pembelaan Diri
1) Anggota yang dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis berhak mengajukan pembelaandiri
melalui Majelis Pertimbangan Agung
2) Anggota yang dikenakan sanksi berupa pembekuan hak anggota berhak mengajukan
pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung
3) Anggota yang dikenakan sanksi dikeluarkan, dapat mengadakan pembelaan diri pada
Musyawarah Nasional
4) Tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 8
Musyawarah Nasional
1) Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi ISMKI
2) Tata tertib Musyawarah Nasional ditetapkan dalam sidang Musyawarah Nasional
3) Musyawarah Nasional diadakan satu kali dalam satu periode kepengurusan di bulan Februari
4) Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional
a. Melantik Sekretaris Jenderal
b. Melantik Sekretaris Wilayah
c. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal terpilih
d. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
e. Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO)
f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi musyawarah nasional
g. Menetapkan anggota Majelis Pertimbangan Agung (MPA).
h. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
i. Pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal (Sekjen)periode sebelumnya
j. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
k. Pertanggungjawaban Majelis Pertimbangan Agung
l. Mendengarkan laporan kegiatan Badan Kelengkapan (BK)
m. Mengesahkan anggota muda yang sudah memenuhi syarat menjadi anggota utama
n. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Nasional
o. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota ISMKI
p. Menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional berikutnya
q. Menetapkan dan mengesahkan KPU.
r. Memberikan sanksi pembekuan atau penghilangan status keanggotaan
5) Quorum
Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh setengah
ditambah satu dari jumlah anggota utama
6) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu anggota dengan pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Agung

Pasal 9
Musyawarah Wilayah
1) Musyawarah wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat wilayah
2) Tata tertib musyawarah wilayah ditetapkan dalam sidang Musyawarah Wilayah
3) Tugas dan wewenang :
a. Memilih dan menetapkan Sekretaris Wilayah
b. Memilih Majelis Pertimbangan Agung
c. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
d. pertanggungjawaban Sekretaris Wilayah
e. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musyawarah Wilayah berikutnya
f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi
g. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Wilayah.
h. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota wilayah
i. Mengusulkan kepada Musyawarah nasional untuk menghilangkan status keanggotaan
utama ataupun muda
4) Quorum
a. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnyasetengah
ditambah satu jumlah anggota wilayah
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan
sekurangkurangnyasetengah ditambah satu anggota wilayah dengan pertimbangan
MajelisPertimbangan Agung
5) Pertemuan Musyawarah Wilayah
a. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam setahun
b. Dalam keadaan tertentu dapat diadakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa

Pasal 10
Majelis Pertimbangan Agung
1) MPA adalah majelis pengawas dan konsultasi ISMKI di tingkat pengurus harian wilayah dan
nasional serta Badan Kelengkapan ISMKI
2) Terdiri dari satu orang perwakilan tiap wilayah dan satu orang usulan Musyawarah Nasional
3) Majelis Pertimbangan Agung dilantik pada Musyawarah Nasional
4) Majelis Pertimbangan Agung bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional
5) Hak dan wewenang Majelis Pertimbangan Agung
a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja pengurus harian dalam melaksanakan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi Musyawarah Nasional, dan aturan di
bawahnya dan memberi penilaian konstitusi di tingkat pengurus harian.
b. Memberikan masukan dan saran Pengurus Harian ISMKI dalam melaksanakan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi Musyawarah Nasional, musyawarah kerja
nasional dan ketetapan-ketetapan organisasi baik diminta maupun tidak.
c. Mengevaluasi dan memberikan teguran tertulis kepada Sekretaris Jenderal apabila tidak
melaksanakan atau terjadi penyimpangan ketetapan Musyawarah Nasional dan atau
Musyawarah Kerja Nasional.
d. Menyampaikan hasil pengawasan kepada rapat pengurus harian dengan suara kolektif
e. Mengusulkan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa minimal satu bulan
setelah mengeluarkan tiga kali peringatan kepada Sekretaris Jenderal atas kesalahan yang
sama. Jangka waktu antar peringatan adalah satu bulan.
6) Struktur, tata cara, dan persidangan MPA
a. Struktur MPA terdiri dari satu orang koordinator dan komisi-komisi
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPA
c. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang pengurus harian
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPA difasilitasi oleh pengurus harian
e. ISMKI
7) Majelis Pertimbangan Agung pernah terlibat aktif dalam kepengurusan ISMKI minimal
1periode
Pasal 11
Pengurus Harian Nasional
1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh
Sekretaris Jenderal
2) Pengurus Harian Nasional terdiri dari Sekretaris Jenderal, Sekretaris Jenderal terpilih, Wakil
Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Sekertaris Umum, Sekretaris Bidang, dan tambahan
jika diperlukan
3) Sekretaris Jenderal
a. Sekretaris Jenderal adalah pengurus harian tertinggi tingkat nasional yang dilantikoleh
Musyawarah Nasional
b. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional
c. Sekretaris Jenderal wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional paling lambat 2
bulan setelah dilantik dalam Musyawarah Nasional
d. Sekretaris Jenderal berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan
yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, dan Garis-
Garis Besar Haluan Organisasi
e. Sekretaris Jenderal berkewajiban melaksanakan rekomendasi Musyawarah Nasional
f. Sekretaris Jenderal bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapanMusyawarah
Kerja Nasional
g. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil kerjanya setiap enam bulan sekali
kepadaMajelis Pertimbangan Agung
h. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah KerjaNasional
pada Musyawarah Nasional di akhir masa jabatannya

4) Sekretaris Jenderal Terpilih


a. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah Pengurus Harian Nasional yang dipilih dan ditetapkan
pada Musyawarah Nasional.
b. Sekretaris Jenderal Terpilih membantu kerja Sekretaris Jenderal secara fungsional.
c. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah kader Sekretaris Jenderal periode selanjutnya.
d. Sekretaris Jenderal Terpilih bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.
e. Bekerjasama dengan Sekretaris Jenderal dalam mengelola perkembangan ISMKI.
f. Sekretaris Jenderal Terpilih mempersiapkan peralihan kepengurusan selama setahun
sebelum dilantik dengan standar-standar yang telah ditetapkan Musyawarah Nasional di
tiap tahunnya.

5) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Internal


a. Bertanggungjawab atas pengembangan institusi-institusi anggota ISMKI melalui
koordinasi dengan Sekretaris Wilayah.
b. Membuat prosedur dan standar kebutuhan, evaluasi, kepuasan dan pengembangan
institusi-institusi anggota ISMKI.
c. Membuat sistem kerja dan komunikasi yang optimal bagi Pengurus Harian Nasional dan
Harian Wilayah.
d. Mengadakan kontak dengan Ketua BEM FK anggota ISMKI minimum 2x setahun
(Rakornas dan IMSS).
e. Mengadakan kontak dengan institusi-institusi Fakultas Kedokteran yang belum menjadi
anggota ISMKI dan mendorong institusi tersebut untuk mengikuti kegiatan bersama
ISMKI.
f. Koordinasi aktivitas wilayah dengan sekretaris wilayah.

6) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Eksternal


a. Membuat dan implementasi strategi jangka pendek dan panjang penggalangan dana untuk
ISMKI.
b. Bertanggungjawab dalam menjaga relasi ISMKI dengan media dan organisasi lainnya.
c. Membangun relasi dalam rangka kolaborasi strategis ISMKI dengan organisasi yang
relevan.
d. Membantu bidang Hubungan Internasional dalam mengembangkan jejaring Internasional.

7) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Advokasi dan Jejaring


a. Membuat stratifikasi isu strategis untuk advokasi.
b. Mengelola strategi jangka pendek dan panjang advokasi isu serta identifikasi dan
kolaborasi dengan organisasi strategis lain untuk advokasi isu.
c. Berkoordinasi dengan bidang Kajian Kebijakan Kesehatan dan Pendidikan Profesi untuk
mengelola isu advokasi.

8) Bendahara Umum
a. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengelola keuangan ISMKI.
b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal.
c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal.
d. Mengatur dan bertanggung jawab terhadap keuangan ISMKI.
e. Mengatur regulasi keuangan ISMKI.
f. Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan ISMKI.
g. Membuat laporan keuangan secara berkala minimal 4 kali setahun dan melaporkannya
pada Sekjen dan MPA.

9) Sekretaris Bidang Pendidikan dan Profesi


a. Memberikan informasi kepada mahasiswa kedokteran Indonesia mengenai pendidikan
dan keprofesian dokter.
b. Memfasilitasi mahasiswa kedokteran dalam penentuan rencana dan kebijakan terkait
pendidikan dan profesi kedokteran di institusi.
c. Mendampingi institusi dalam inisiasi pembentukan dan pengembangan program bidang
pendidikan dan profesi.
d. Mengarahkan institusi melalui program dan aktivitas dalam mendukung implementasi
kurikulum pendidikan kedokteran yang responsif terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan di Indonesia.

10) Sekretaris Bidang Pengembangan Kepemimpinan


a. Mengadakan Pengembangan kepemimpinan dengan dimulai pada LKMM local hingga di
nasional.
b. Menyusun prosedur dan manual latihan kepemimpinan.
c. Membentuk divisi khusus pengembangan trainer ISMKI.
d. Membantu Wakil Sekretaris Jenderal bidang Internal mengembangkan kapasitas institusi.
e. Trainer adalah pelatih dalam LKMM Lokal/Wil/Nas yang berorientasi pada
pengembangan kapasitas institusi.

11) Sekretaris Bidang Pengembangan Masyarakat


a. Mendorong secara proaktif institusi local untuk menciptakan program-program yang
berorientasi kepada kesehatan masyarakat, berkesinambungan.
b. Mendorong institusi dalam inovasi program berbasis pengembangan masyarakat.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Internal dan Sekretaris Bidang
Pengembangan Kepemimpinan mengembangkan kapasitas institusi dalam
mengembangkan program.

12) Sekretaris Bidang Kajian dan Strategis


a. Memfasilitasi mahasiswa kedokteran untuk berkontribusi dalam kebijakan kesehatan
didasarkan dengan kajian atau studi yang terstandarisasi.
i. Memperkuat kastrat institusi dalam hal literasi dan gerakan mahasiswa
kedokteran institusi.
ii. Mewadahi output kerja mahasiswa kedokteran atau kastrat institusi dalam hal
kebijakan kesehatan Indonesia.
iii. Mewadahi minat dan antusiasme mahasiswa kedokteran terhadap isu kebijakan
kesehatan Indonesia.
b. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Advokasi Kebijakan dan Jejaring
dalam mengadvokasikan isu kebijakan kesehatan yang dikaji.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam berhubungan
dan berkontribusi pada forum dan pembahasan IFMSA.

13) Sekretaris Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi


a. Berkoordinasi dengan Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat dalam menyebarkan
informasi kegiatan institusi dan ISMKI kepada public.
b. Menyebarkan informasi dan pengetahuan kedokteran kepada public.
c. Membentuk dan mengatur penyebaran Informasi.
d. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dan Sekretaris Bidang
Hubungan Masyarakat dalam membuat materi promosi ISMKI.

14) Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat


a. Meningkatkan profil ISMKI di level Nasional.
b. Menjalin kontak dengan media massa untuk publikasi kegiatan ISMKI.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal Eksternal dan Sekretaris bidang
Informasi dan Komunikasi dalam pembuatan materi promosi (company profile, video
profile, dsb.)
d. Mengenalkan ISMKI kepada mahasiswa kedokteran.
e. Berkoordinasi dengan Liaison Officer ISMKI untuk organisasi pemerintah dan
nonpemerintah.

15) Sekretaris Bidang Pendanaan dan Pengembangan Kerjasama


a. Mengupayakan penghasilan dana bagi ISMKI dalam menunjang operasional dan
pengembangan ISMKI.
b. Menjalin Kerjasama dengan pihak terkait untuk menghasilkan keuntungan bagi ISMKI.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam membuat
strategi pengembangan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

16) Sekretaris Bidang Hubungan International


a. Memfasilitasi pertukaran mahasiswa kedokteran.
b. Menjalin dan memelihara jaringan Internasional.
c. Berkoordinasi dengan institusi untuk penyebaran informasi, mengembangkan program
pertukaran dan kegiatan berskala Internasional.
d. Membuat panduan dan pelatihan terkait program pertukaran.
e. Membuat regulasi terhadap delegasi ISMKI ke acara Internasional.
f. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam
mengembangkan jejaring strategis Internasional.

17) Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan
kebutuhan.

18) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal


a. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang
dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Jenderal yang berkoordinasi dengan Sekretaris
Jenderal Terpilih sampai dengan Sekretaris Jenderal yang bersangkutan dapat kembali
bertugas.
b. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka akan diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa untuk pelimpahan struktur secara fungsional.

Pasal 12
Pengurus Harian Wilayah
1) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh
Sekretaris Wilayah.
2) Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Wilayah, Wakil Sekretaris Wilayah,
Bendahara Wilayah, dan Sekretaris Bidang Wilayah, Staff Sekretaris Bidang.
3) Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari struktur dan
fungsi Pengurus Harian Nasional.
4) Pengurus Harian Wilayah tidak boleh merangkap menjadi pengurus harian nasional.
5) Sekretaris Wilayah
a. Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.
b. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah.
c. Sekretaris Wilayah wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah maksimal
tiga bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah.
d. Sekretaris Wilayah berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan
kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.
e. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi
Musyawarah Wilayah.
f. Sekretaris Wilayah bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional
g. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan perkembangan wilayah setiap enam bulan
sekali kepada Sekretaris Jenderal kepada sekertaris Jendral secara tertulis
h. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja
Wilayah pada Musyawarah Wilayah di akhir masa jabatannya
i. Asistensi Sekjen dan Wasekjen Internal dalam memperkuat institusi anggota
ISMKI
j. Asistensi ISMKI untuk meningkatkan kooperasi antar institusi di ISMKI
k. Menjalin relasi dengan organisasi relevan untuk memperkuat wilayah
l. Mengelola rekrutmen pengurus harian wilayah
m. Asistensi perkembangan dan kinerja sekretaris bidang di level wilayah
6) Wakil Sekretaris Wilayah
a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengkoordinasikan ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional
b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah
c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah
7) Bendahara Wilayah
a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengelola keuangan ISMKI
Wilayah.
b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah.
c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah.
8) Sekretaris Bidang Wilayah
a. Membantu Sekretaris Wilayah dalam hal rencana dan kegiatan operasional di
bidangnya.
b. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Wilayah, Sekretaris Bidang,
dan anggota.
c. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Wilayah.
9) Pertemuan pengurus harian wilayah dengan Pengurus Harian Nasional ditentukan oleh
Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan.
10) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah
a. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang
dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Wilayah sampai dengan Sekretaris Wilayah
yang bersangkutan dapat kembali bertugas.
b. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Wilayah
Luar Biasa untuk memilih Sekretaris Wilayah pengganti yang akan menjalankan
tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah tersebut sampai masa jabatannya berakhir.

Pasal 13
Badan Kelengkapan
1) Badan kelengkapan adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga ISMKI yang berhak mengelola rumah tangganya sendiri
2) Syarat-syarat pembentukan
a. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
b. Mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung Usaha
ISMKI
c. Mampu mendanai program kerjanya secara mandiri
d. Mempunyai jaringan kerja di seperlima anggota ISMKI
3) Disetujui dan disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI
4) Badan kelengkapan bertanggungjawab pada anggotanya masing-masing dan melaporkanhasil
kerjanya pada saat Musyawarah Nasional
5) Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran anggota ISMKI berhak menjadi anggota sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing Badan kelengkapan tersebut
6) Kegiatan Badan kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi anggota ISMKI

BAB IV Pemilihan Umum


Pasal 14
1) Pemilihan umum adalah proses pemilihan sekretris jendral terpilih yang dilaksanakan
pada musyawarah nasional.
2) Pemilihan umum dilaksanakan oleh KPU yang bertanggungjawab langsung kepada
musyawarah nasional
3) . Pemilihan umum dilaksanakan dengan asas musyawarah mufakat melalui mekanisme
musyawarah nasional
4) Aturan-aturan lain terkait Pemilihan umum akan diatur lebih lanjut dalam peraturan KPU
berdasarkan AD&ART

Pasal 15
Komisi Pemilihan Umum
1) Komisi pemilhan umum adalah komisi yang menyelenggarakan seluruh rangkaian
pemilihan umum berdasarka mekanisme musyawarah nasional yang bersifat independen.
2) Anggota komisi pemilihan umum dipilih di Musyawarah nasional atau musyawarah
nasional luar biasa.
3) Komisi pemilihan umum terdiri dari masing-masing 1 orang perwakilan wilayah dan 1
orang perwakilan tuan rumah penyelenggara musyawarah nasional.
4) Ketua komisi pemilihan umum dipilih oleh anggota komisi peilihan umum.
5) Keputusan komisi pemilihan umum bersifat kolektif kolegial.
6) Pemecatan anggota komisi pemilihan umum hanya dapat ditetapkan oleh musyawarah
nasional atas usulan sekertaris jendral dan ketua majelis pertimbangan agung.
7) Tugas dan wewenang KPU adalah
a. Merencanakan dan mempersiapkan pemilihan umum.
b. Menerima, memverifikasi, dan menetapkan bakal calon sekretaris jendral terpilih
sebagai peserta pemilihan umum
c. Memimpin tahapan kegiatan pemilihan umum
d. Mengumumkan hasil pemilu untuk ditetapkan di musyawarah nasional atau
musyawarah nasional luar biasa
e. Mengarsipkan bahan-bahan serta data hasil pemilihan umum.
Bab V

Penawaran Pelaksanaan Program Kerja (Bab Tambahan)

Pasal 16

Penawaran Pelaksanaan Program Kerja

1) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja adalah sebuah proses yang terstandardisasi untuk
menawarkan program kerja ISMKI Nasional maupun Wilayah untuk dilaksanakan oleh
institusi anggota ISMKI
2) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja bertujuan untuk memberikan kesempatan pada
institusi anggota ISMKI untuk turut aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan
ISMKI
3) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja dilaksanakan pada Musyawarah Nasional,
Musyawarah Kerja Nasional, Rapat Koordinasi Nasional, Musyawarah Wilayah, dan
Musyawarah Kerja Wilayah
4) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja dilaksanakan berdasarkan standar-standar yang
telah disepakati pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah tiap tahunnya.

BAB VI
PERBENDAHARAAN

Pasal 17
1) Perbendaharaan ISMKI meliputi uang tunai, surat-surat berharga, dan barang-barangyang
dimiliki secara sah.
2) Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran,harus
dibukukan sebagai tanda bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.
3) Setiap permohonan pengeluaran untuk kegiatan harus sepengetahuan SekretarisJenderal
untuk tugas nasional dan Sekretaris Wilayah untuk tugas Wilayah
4) Sistem pembagian keuangan dilaksanakan antara Pengurus Harian Nasional,
MajelisPertimbangan Agung, dan Pengurus Harian Wilayah yang ditentukan dalam sidang
plenoMusyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah

BAB VII
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 18
Lambang dan atribut ISMKI sebagaimana ditetapkan dalam Musyawarah Nasional VIII
tanggal 14 sampai dengan 20 September 1997 di Medan

BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 19
1) Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI hanya dapat dilakukanoleh
Musyawarah Nasional
2) Rencana perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI disampaikankepada
anggota Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
3) Keputusan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI
sekurangkurangnyaharus disetujui oleh duapertiga anggota yang hadir di Musyawarah
Nasional.

Pasal 20
Setiap anggota ISMKI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga setelah ditetapkan

Pasal 21
Setiap anggota ISMKI harus mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ini dan
apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi organisasi sebagaimana yang diatur dalam
ketentuan sebagai anggota

BAB IX
PENUTUP

Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan
lain

Anda mungkin juga menyukai