Tugas Ringkasan Materi BAB 8 Fisika Modern Tentang Molekul (Adi & Andi)
Tugas Ringkasan Materi BAB 8 Fisika Modern Tentang Molekul (Adi & Andi)
Materi
MOLEKUL
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Wata’ala atas segala Nikmat dan Hidayah-Nya, semoga langkah kita selalu dalam
Tugas ringkasan materi fisika modern BAB VIII Materi Molekul pada
buku Arthur Beiser ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan dari
beberapa pihak terutama dosen pengampuh mata kuliah Fisika Modern, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 8
MOLEKUL
1
Peluang elektron untuk melewati daerah yang energi potensialnya tinggi
anatara kedua proton bergantung kuat dan jarak kedua proton itu. Jika jarak proton
ialah 1 Å, elektron dapat dianggap pergi dari satu proton ke proton lainnya sekita
10-15 s, yang berarti bahwa kita dapat secara sah menganggap elektron itu
diperserokan diantar keduanya. Namun jika proton-proton 10 Å elektron pindah
ke sebelahnya sekitar waktu rata-rata 1 detik dalam skala atomik termasuk waktu
yang sangat panjang (tak berhingga). Karena jejari efektif fungsi gelombang 1s
dalam hidrogen ialah 0,53 Å, kita dapat menyimpulkan bahwa perseroan elektron
dapat terjadi hanya antara atom yang fungsi gelombangnya cukup banyak
bertumpangan.
2
Kesimpulannya H2 fungsi gelombang simetrik 𝜓𝑠 menghasilkan keadaan terikat
dan fungsi gelombang antisimetrik 𝜓𝐴 menghasilkan keadaan tak terikat.
Sistem elektron selalu diberikan oleh fungsi gelombang antisimetrik yaitu
oleh fungsi gelombang yang tandanya berubah jika pasangan elektron
dipertukarkan. Keadaan ikat H2 bersesuaian dengan kedua elektron diberikan oleh
fungsi gelombang simetrik. Kelihatannya bertentangan dengan kesimpulan diatas.
Penelitian lebih lanjut sebenarnya tidak terjadi pertentangan, fungsi
gelombang lengkap 𝜓́ (1,2) dari sistem dua elektron merupakan perkalian dari
fungsi gelombang ruang 𝜓 (1,2) yang memberikan koordinat elektron dan fungsi
spin s (1,2) memberikan orientasi spinnya,
𝜓́ (1,2) = 𝜓 (1,2) s(1,2) .................................................................................... (8.1)
Jika spin kedua elektron sejajar , fungsi spinnya simetrik, karena fungsi itu
tidak berubah tanda jika elektronnya dipertukarkan. Jadi fungsi gelombang
koordinat 𝜓 untuk dua elektron yang spinnya sejajar harus antisimetrik 𝜓 ↑↑=
𝜓𝐴 . Dan jika spin kedua elektron antisejajar, fungsi spinnya antisimetrik,
karena fungsi itu berubah tanda jika elektronnya dipertukarkan. Jadi fungsi
gelombang koordinat 𝜓 untuk dua elektron yang spinnya antisejajar harus
simetrik 𝜓 ↑↓= 𝜓𝑆 .
3
interatomik dalam molekul menjadi berpengaruh ketika kulit-dalam masing-
masing atom masih relatif jauh.
Kita ketahui bahwa dua atom H dapat terkombinasi membentuk molekul
H2 dan faktanya molekul hidrogen yang terdapat di alam selalu kita temui terdiri
dari dua atom H. Dari hasil uji coba juga diketahui bahwa ada suatu aturan
ekslusif yang tidak mengizinkan molekul He2 dan H3 terbentuk namun aturan ini
tidak berlaku untuk molekul H2O.
Molekul H2O dapat terbentuk karena atom O kekurangan dua elektron 2p
untuk melengkapi elektron terluar, maka dengan demikian atom O dapat berikatan
dengan atom H untuk mengisi kekurangan elektron tanpa melanggar aturan
ekslusif. Struktur H2O memiliki energi lebih kecil dibandigkan saat massing-
masing atom masih terpisah; hal ini ditimbulkan oleh afinitas elektron O, sehingga
besar kemungkinan terjadinya.
Kecuali pada keadaan s,fungsi gelombang elektron sebuah atom tidak
memiliki simetrik bola tetapi mempunyai maksimum dalam arah tertentu. Jika
sebuah atom menjadi bagian dari sebuah molekul, interaksinya dengan atom yang
lain menghasilkan perubahan fungsi gelombang elektron valensi sehingga timbul
pola cuping (lobe pattern) yang secara lebih jelas menentukan geometri molekul
itu.
Lebih dari satu ikatan kovalen dapat mengaitkan dua atom. Misalnya
dalam molekul O2, terdapat dua ikatan kovalen, dan terdapat tiga ikatan yang
mengaitkan atom-atom itu dalam molekul kompleks seperti dalam contoh di
bawah ini (masing-masing garis menyatakan ikatan kovalen) :
4
8.6. TINGKAT ENERGI ROTASIONAL
m1 r1 = m2 r2 .................................................................................................... (8.4)
Sesuai dengan definisi, momen inersia dapat ditulis
m1 m2
I= (r1 + r2 )2 = m2 R 2 ........................................................................ (8.5)
m1 +m2
Persamaan (5) menyatakan bahwa rotasi molekul dwiatom setara dengan rotasi
partikel tunggal bermassa m (sekitar sumbu yang terletak pada jarak R).
5
Gambar 8.2: Sebuah molekul dwiatom dapat berotasi sekitar pusat massanya
Tingkat energi terendah molekul dwiatom timbul dari rotasi sekitar pusat
massanya. Kita dapat menggambarkan sebuah molekul seperti itu terdiri dari dua
atom bermassa m1 dan m2 yang berjarak R seperti dalam gambar 4.
Dengan massa tereduksi
m1 m2
m′ = ..................................................................................................... (8.6)
m1 +m2
terkuantisasi dalam alam seperti yang telah kita kenal. Jika kita beri lambang
6
1/4000 massa molekular total (Athur Beiser, 2003: 283). Karena tingkat energi
rotasional yang diijinkan berbanding lurus denga 1/I terhadap sumbu simetri harus
terpaut energy ≈ 104 kali harga 𝐸𝐽 rotasi ujung ke ujung. Jadi energi sekurang-
kurangnya berapa eV terpaut pada tiap rotasi terhadap sumbu simetri molekul
dwiatom. Karena energi ikat berada dalam orde besar, dengan demikian molekul
itu mempunyai peluang besar untuk berdiosiasi dalam lingkungan dimana rotasi
semacam itu dapat tereksitasi.
∆J = ±1 .......................................................................................................... (8.10)
Dalam praktek, spektrum rotasional selalu diperoleh dari absorpsi
(penyerapan), sehingga setiap transisi yang didapatkan menyangkut perubahan
beberapa keadaan awal bilangan kuantum J ke bilangan kuantum lebih tinggi
berikutnya J+1. Dalam kasus molekul tegar, frekuensi foton yang diserap ialah
7
∆𝐸 𝐸𝑗+1 − 𝐸𝐽
𝑣𝑗 →𝑗+1 = =
ℎ ℎ
ħ
𝑣𝑗 →𝑗+1 = 2πl (J + 1) ..................................................................................... (8.11)
Energi vibrasional adalah energi kinetik dan energi potensial yang dimiliki
molekul untuk gerakan vibrasional. Menurut Djoko Arisworo, dkk, gerakan
vibrasional itu sendiri merupakan gerakan partikel zat padat yang bergetar. Jika
cukup tereksitasi, sebuah molekul dapat bervibrasi (bergetar) seperti juga berotasi.
Seperti sebelumnya, hanya akan kita tinjau molekul dwiatom.
8
Secara klasik, frekuensi benda bervibrasi bermassa m berhubungan dengan
pegas pada konstan gaya k ialah
1 k
v0 = √ ................................................................................................... (8. 14)
2π m′
Apa yang kita dapatkan dalam kasus molekul dwiatom ialah situasi yang
agak berbeda dari dua benda bermassa m1 dan m2 yang dihubungkan oleh pegas
seperti pada gambar di bawah ini
9
k
Ev = (ω + 1⁄2)K√m′ ................................................................................... (8.17)
Gambar 8.8: Diagram yang menunjukan struktur halus dalam tingkat vibrasional yang ditimbulkan oleh
eksitasi serentak pada tingkat rotasional
10
walaupun demikian molekul itu memiliki spektrum elektronik yang mengandung
struktur halus rotasional dan vibrasional yang mengijinkan momen inersia dan
konstan gaya ikatannya diteliti.
Eksitasi elektronik dalam molekul poliatom sering menimbulkan
perubahan bentuk molekul yang dapat ditentukan dari struktur halus rotasional
dalam spektrum pita. Asal mula perubahan yang seperti ini terletak pada karakter
yang berbeda dari fumgsi gelombang dari elektron dalam keadaan yang berbeda
yang menimbulkan geometri ikatan yang bersesuaian dengan perbedaan tersebut.
Terdapat berbagai cara dimana molekul dalam keadaan elektronik
tereksitasi dapat kehilangan energi dan kembali ke keadaan dasar, molekul bisa
hanya memencarkan foton berfrekuensi sama dengan foton yang diabsorbsinya,
sehingga kembali ke keadaan dasar dengan langkah tunggal. Kemungkinan yang
lain ialah fluresensi (pendaran) dimana molekul bisa memberikan sebagian dari
energi vibrasionalnya ketika bertumbukan dengan molekul lain, sehingga transisi
radiatif ke bawah berasal dari tingkat vibrasional rendah pada keadaan elektronik
yang atas. Jadi radiasi floruresensi berfrekuensi lebih rendah dari radiasi yang
diserap. Flouresensi yang tereksitasi oleh cahaya ultraungu mempunyai banyak
pemakaian, terutama dalam identifikasi mineral dan senyawa biokimiawi.
Dalam spektrum molekular dan atomik, transisi radiasi dalam keadaan
elektronik yang spin totalnya berbeda terlarang. Tumbukan antara molekul dapat
mengalami transisi tanpa radiasi ke tingkat vibrasional yang lebih rendah yang
eneginya mungkin hampir sama dengan tingkat eksitasi trikembar, jadi terdapat
peluang tertentu untuk terjadi pergeseran ke arah keadaan trikembar. Tumbukan
selanjutnya dari molekul dalam keadaan trikembar itu akan membawa energi
molekul ke bawah titik penyebrangan, sehingga terperangkap dalam keadaan
trikembar dan akhirnya mencapai tingkat v = 0. Transisi radiatif dari keadaan
trikembar ke keadaan tunggal “terlarang” menurut kaidah seleksi yang berarti bisa
terjadi, tapi peluangnya sangat kecil. Transisi semacam ini mempunyai setengah
umur sangat panjang dan radiasi fosforesen yang terjadi dapat terpancar bemenit-
menit, bahkan berjam-jam setelah absorbsi semula.
11
SOAL DAN PEMBAHASAN
3
𝑘𝑇 = 4,5 𝑒𝑉
2
Sehingga:
2 𝑥 4,5 𝑒𝑉
𝑇=
3𝑘
𝑁 = 12,4 𝑥 1013 𝐻𝑧
1 19320 𝑥 10 27 𝑚
= √
2 𝑥 3.14 31,73 𝑘𝑔 = 𝟏, 𝟐𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟏𝟒 𝑯𝒛
1 𝑘𝑔. 𝑚. 𝑠 −2
= √608,9 𝑥 1027
6,28 𝑘𝑔. 𝑚
12
3. Molekul 200Hg 35Cl momancarkan foton 4,4 cm jika molekul itu mengalami
transisi dari J = 1 ke j = 0. Carilah jarak interatomic dalam molekul ini.
Jawaban:
𝑐 ℏ
Gunakan Persamaan 𝜈 = , 𝜈 = 2𝜋𝐼 𝑑𝑎𝑛 𝐼 = 𝑚′ 𝑅 2, sehingga kita peroleh
𝑙
persamaan berikut ini!
ℏ𝑙
𝑅2 =
2𝜋𝑚′ 𝑐
𝒎𝑯 (𝟐𝟎𝟎𝒙𝟑𝟓)
𝒎’ =
(𝟐𝟎𝟎 + 𝟑𝟓)
ℏ𝑙
𝑅2 =
2𝜋𝑚′ 𝑐
(1,055𝑥10−34 J. s)(4,4x10 −2 𝑚)
𝑹=√
3𝑥108 𝑚
(2𝑥3,14)(1,67𝑥10−27 𝑘𝑔) ( )
𝑠
= 𝟎, 𝟐𝟐𝟑 𝒏𝒎
23 35
4. Keadaan vibrasional terendah molekul Na Cl adalah 0,063eV. Carilah
tetapan gaya aproksimasi melekul ini!
Jawaban:
Ingat persamanaan:
ΔE
∆𝐸 = ℎ𝜈𝑜 𝑑𝑎𝑛 𝑘 = 𝑚′(2𝜋𝜈0 )2 = 𝑚′ ( )
ℎ
Diketahui:
𝑚 𝐻 (23 𝑥 35)
𝑚’ =
(23 + 35)
J
(23 𝑥 35) (0,063 𝑒𝑉) (1,60 𝑥10−19 )
𝑘= (1,67 𝑥 10−27 𝑘𝑔) [ eV ]
58 4.14 𝑥 10−15 eV. s
= 𝟐𝟏𝟑 𝑵/𝒎
13
5. Ikatan antara atom hydrogen dan klorin dalam molekul 1H 35Cl mempunyai
constant gaya 516 N/m. Apakah peluangnya besar bahwa molekul HCl ini
akan bervibrasi pada tingkat keadaan vibrasional yang pertama pada
temperature kamar?
Jawaban:
Gunakan Persamaan:
𝑘 (35𝑥1)
Δ𝐸 = ℎ𝜈0 = ℏ√𝑚′ dan 𝑚′ = 𝑚𝐻 (35+1)
𝑘
Δ𝐸 = ℏ√ ′
𝑚
𝑁
516 𝑚 36
Δ𝐸 = (1,055 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠) √
1,67 𝑥 10−27 𝑘𝑔 35
𝑁
18576 𝑥 1027 𝑚
= (1,055 𝑥 10 −34
𝐽. 𝑠) √
58,45 𝑘𝑔
1026
= (1,055 𝑥10−34 𝐽. 𝑠√3178 𝑥 )
𝑠2
1013
= 1,055 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠 𝑥56,37 𝑥
𝑠
= 59,4 𝑥 10 −21 𝐽
= 𝟓, 𝟗𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟎 𝑱
14
Daftar Pustaka
15