Istilah S-T-S untuk pertama kali diciptakan oleh John Ziman dalam bukunya
“Teaching and Learning About Science and Society”. Ziman mencoba
mengungkapkan bahwa konsep-konsep dan proses-proses sains yang diajarkan
seharusnya relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari (Galib, 2001).
Yager dan Roy (Galib, 2001) menyatakan sejarah singkat S-T-S sebagai
berikut. Mulai tahun 1970, beberapa universitas di AS, — Cornell, Penn State,
Stanford, dan SUNY-Stock Brook — secara resmi memulai program yang
menawarkan pelajaran pada bidang studi yang sekarang disebut STS/S-T-M. Hal
yang sama juga dilakukan konsorsium universitas di Inggris. Kemudian secara
berangsur beberapa negara dan lembaga lain bekerja sama, menjadi penelitian utama
universitas, dan sekitar 100 lembaga menjadikan S-T-M sebagai bidang akademik.
Sebagai suatu momentum perkembangan S-T-M, pada tahun 1977 muncul sebuah
proyek yang disebut Norris Harms’ Project Synthesis dengan empat tujuan utama,
yaitu: (1) mempersiapkan siswa untuk menggunakan sains bagi pengembangan hidup
dan mengikuti perkembangan dunia teknologi; (2) mengajar para siswa untuk
mengambil tanggung jawab dengan isu-isu teknologi/masyarakat; (3)
mengidentifikasi tubuh pengetahuan fundamental sehingga siswa secara tuntas
memperoleh kepandaian dengan isu-isu S-T-M; dan (4) memberikan suatu gambaran
yang akurat kepada siswa tentang peersyaratan dan kesempatan dalam karir yang
tersedia dalam bidang S-T-M.
Setelah proyek tersebut dilaporkan pada tahun 1981 (Harms dan Yager dalam
Galib, 2001), NSTA berinisiatif melakukan suatu penelitian untuk meningkatkan
mutu program pendidikan sains. Dalam hal itu, S-T-M merupakan salah satu bidang
penelitian awal pada tahun 1982-1983 dan juga tahun 1986. Sejak itu, secara nasional
merupakan upaya awal, S-T-M menjadi fokus bagi sekolah sains— adalah suatu
bidang untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan baru, kurikulum baru, modul-modul,
strategi pembelajaran yang baru, dan bentuk-bentuk baru untuk evaluasi. Hal itu telah
digunakan dalam pembaruan pendidikan sains di Iowa sejak dimulai suatu program
Chautauqua NSTA-NSF pada tahun 1983 (Yager dalam King, -). Dan sekarang,
sudah lebih dari 1.700 guru, khususnya pada kelas 4-9 telah mengembangkan dan
memperkenalkan modul-modul S-T-M dalam ruang kelas sains mereka. Dalam tahun
1990 di AS, S-T-M telah diperkenalkan pada 2000 fakultas dan 1000 SLTA dalam
bentuk pelajaran (Harms dan Yager dalam Galib, 2001).
a. Domain konsep
Dalam paham Domain konsep ini lebih memefokuskan pada muatan sains,
tujuan-tujuan sains untu mengelompokan alam yang teramati ke dalam unit-unit yang
teratur untuk studi dan penjelasan hubungan-hubungan fisika dan biologi dari
pengajaran sains yang melibatkan siswa belajar konsep-konsep utama dari sains.
b. Domain proses
Dalam Domain proses ini proses-proses sains berhubungan dengan
bagaimana sains berfikir dan bekerja, yaitu mengambarkan dimensi sains. Dalam
pengembangan proses ini ada 15 keterampilan proses yaitu:
1) mengobservasi,
2) menggunakan ruang/waktu
3) mengklasifikasi,
4) mengelompokkan dan mengorganisasi,
5) menggunakan bilangan
6) mengkuantifikasi,
7) mengukur,
8) mengkomunikasikan,
9) menginferensi,
10) memprediksikan,
11) mengendalikan dan mengidentifikasi variabel,
12) menginterpretasikan data,
13) merumuskan hipotesis,
14) memberikan definisi secara operasional,
15) melaksanakan eksperimen.
c. Domain aplikasi
Domain ini meliputi mengaplikasian konsep-konsep dan keterampilan dalam
memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip ilmiah dan prinsip-
prinsip teknologi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau sains.
d. Domain Kreativitas
Dalam domain kreativitas meliputi visualisasi, menghasilkan gambaran
mental, menggabungkan objek-objek dan ide dalam cara-cara baru, memecahkan
masalah dan teka-teki, memprediksi konsekwensi-konsekwensi yang mungkin,
menyarankan alasan-alasan yang mungin, mendesain alat atau mesin dan
menghasilkan ide-ide yang tak biasa.
e. Domain Sikap
Dalam domain sikap meliputi sikap-sikap terhadap sains pada umumnya,
seperti kelas sains, kegunaan belajar sains, dan untuk guru terbentuknya
pengembangan sikap-sikap positif terhadap diri sendiri yaitu sikap yang dapat
mengerjakan sesuatu, ekplorasi emosi manusia, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan sikap.
f. Domain koneksi
Oleh karena sains meliputi juga aspek proses maka untuk mengetahui
pencapaian kemampuannya harus dilakukan dengan mengamati apa yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai contoh untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengobservasi dapat dilakukan dengan melihat bagaimana
siswa mengamati obyek dan bagaimana hasil/data yang diperolehnya sedangkan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengklasifikasi dapat dilakukan dengan
melihat bagaimana siswa menyusun informasi yang digali atau data yang diperoleh
menjadi suatu matriks yang mudah dipahami. Untuk ranah kretivitas dapat dievaluasi
dari aspek :