Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 38, NO. 2, DESEMBER 2011: 215 – 227

Sabar: Sebuah Konsep Psikologi


Subandi1
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Abstract

This research aims at developing psychological concept of ‘sabar’ (patient) or ‘kesabaran’ (patience).
These terms have become everyday life issues among Indonesian. However, most of the concept of
patience derives from religious and cultural resources, none of them from psychological literature.
Following a grounded theory method, there were two phases in this research. The first phase aiming
at developing the concept of ‘sabar’ or ‘kesabaran’ derived from existing religious literatures in many
different religious traditions. The second phase aiming at developing the concept of ‘sabar’ and
‘kesabaran’ based on empirical data. Ninety nine students of Master Profession of psychology
participated in this research by responding to five open ended questions. The results of data analysis
in phase one and phase two were compared. This research concluded that there were five aspects of
‘sabar’ (patient) or ‘kesabaran’ (patience): (1) self control (2) resilience (3) persistence (4) accepting
reality, and (5) staying calm
Keywords: patience, psychological concept, grounded theory

Masyarakat1 Indonesia sangat banyak lan nrimo. Konsep nrimo sudah cukup ba-
menggunakan konsep ‘sabar’, baik dalam nyak dikaji secara psikologis (Yuniarti,
konteks agama (Asma, 2010) maupun 2009). Namun sejauh ini belum ada kajian
budaya (Djarwadi, 2010). Dalam kehidupan secara sistematik mengenai apa dan bagai-
sehari-hari konsep ini juga banyak diguna- mana konsep ‘sabar’ tersebut.
kan orang ketika menghadapi berbagai Konsep sabar bisa dikategorisasikan
persoalan psikologis, misalnya menghadapi sebagai salah satu topik kajian dalam
situasi yang penuh tekanan (stress), psikologi positif, seperti halnya kebersyu-
menghadap persoalan, musibah atau ketika kuran (gratitude) dan pemaafan (forgive-
sedang mengalami kondisi emosi marah. ness). Literatur yang berkaitan dengan
Konsep ‘sabar’ pada umumnya dikaji pemaafan (forgiveness) telah cukup banyak
dalam konteks moralitas dan religius. berkembang di Barat (Enrigh, 2009). Di
Misalnya orang harus sabar menghadapi Indonesia topik pemaafan juga sudah
cobaan, orang harus sabar dalam taat mulai banyak dikaji (Subandi dkk., 2010;
menjalankan perintah agama dan menjauhi Rahmandani, 2010; Zuhdiyati, 2010). Demi-
larangan agama (Asma, 2010; Turfe, 2009). kian juga topik kebersyukuran (gratitude)
Konsep sabar juga banyak dibahas dalam sudah menjadi kajian dalam berbagai
kajian budaya Jawa. Salah satu prinsip literatur (Emmon & McCullough, 2004;
orang Jawa yang terkenal adalah eling, sabar Krause, 2006).
Beberapa peneliti di Indonesia telah
mencoba mengkaji topik sabar ini. Misal-
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat mela-
lui : subandi@ugm.ac.id nya penelitian yang dilakukan Moordi-

JURNAL PSIKOLOGI 215


SUBANDI

ningsih (2008). Penelitian Moordiningsih Sparrow (2005). Artikel-artikel tersebut


mencoba menggali dinamika psikologis menyebutkan kata patience dalam konteks
ketika orang bersabar, namun penelitian ini yang berbeda-beda, antara lain dalam
terlalu fokus pada data di dalam buku- konteks pendidikan, agama, spiritualitas,
buku agama, dan teori yang dibangunnya wisdom dan konteks kesehatan. Sebagian
lebih bersifat spekulatif. Demikian juga besar artikel-artikel tersebut hanya men-
Urbayatun (2010) telah memasukkan aspek cantumkan kata patience secara sepintas
sabar sebagai salah satu aspek dari instru- saja. Hanya ada tiga artikel yang tidak
ment coping religious. Dalam penelitian hanya mencantumkan kata patience, tetapi
Urbayatun (2010) sabar secara teoritik tidak membahasnya secara detail. Ketiga
diduga mempunyai peranan penting dalam artikel tersebut dikaji lebih lanjut di bawah
terbentuknya post traumaticgrowth pada ini.
survivor gempa bumi di Bantul. Namun Pertama, artikel yang ditulis oleh Agte
konsep dasar sabar juga diambil dari buku & Chiplonkar (2007). Artikel ini sebenarnya
agama maupun pemahaman sehari-hari merupakan hasil penelitian yang mengkaji
(common-sense). masalah nutrisi dan berbagai jenis makan-
Dalam rangka mengkaji konsep sabar an dalam perspektif tradisi Yoga di India.
di dalam literatur Barat, peneliti juga telah Hal yang menarik, artikel tersebut menye-
melakukan penelusuran literatur awal de- butkan bahwa jenis makanan ternyata
ngan menggunakan searching engine Ebsco. mempunyai pengaruh terhadap karakter
Awalnya peneliti menggunakan kata dan kondisi kejiwaan seseorang. Di sinilah
patient, yang merupakan kata sifat dari kemudian peneliti dalam artikel ini meng-
sabar. Ternyata yang keluar banyak lite- kaji masalah kesabaran dikaitkan dengan
ratur yang berkaitan dengan patient dalam makanan. Peneliti menyebutkan bahwa
pengertian pasien yang mengalami sakit mereka menggunakan ‘Skala Kesabaran’
(baik fisik maupun psikologis). Tidak satu- (the Patience Scale). Sayangnya tidak ada
pun artikel yang berkaitan dengan sabar. penjelasan yang lebih rinci berkaitan de-
Kemudian peneliti menggunakan kata ngan skala ini. Kedua peneliti hanya mem-
kunci patience (kesabaran, kata benda), berikan definisi kesabaran yang mereka
yang dikaitkan dengan beberapa keywords gunakan untuk membuat pengukuran:
lain, misalnya patience and religion, patience “Patience is defined as calmness, self-
and wisdom, patience and health. Dari control, and willingness or ability to tole-
searching ini peneliti berhasil mendapatkan rate delay. Impatience, on the other hand,
20 artikel (baik artikel psikologi maupun is defined by time-urgency and the ina-
bility to tolerate slow people or processes.
ilmu-ilmu yang terkait) yang di dalamnya
Impatient people tend to overreact to
memuat kata patience, yaitu: Agte & stress.”
Chiplonkar (2007), Al-Hooli & Al-Shamari
Artikel kedua ditulis oleh Bussing,
(2009), Akano (2003), Bussing dkk. (2007),
Ostermann, & Matthiessen (2007). Artikel
Chaudry (2008), Colling, (2004), Fetzer
ini menjelaskan tentang sebuah instrument
(2004), Goral (2010), Hagedoorn dkk.
yang digunakan untuk mengukur spiri-
(1999), Kwakkel (2010), Lohne &
tualitas. Dalam konsep para peneliti ini
Severinson (2003), Marker (2003), Olson,
spiritualitas terdiri dari tujuh aspek, yaitu:
dkk. (2006). O’Malley, dkk. (2010),
a. Prayer, Trust in God and Shelter
Ranjbarian, dkk. (2010), Schout, dkk. (2009),
b. Insight, Awareness and Wisdom
Sholders (2000). Smith, dkk. (2005), dan
c. Transcendence Conviction

216 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

d. Compassion, Generosity, and Patience Budha)?


e. Conscious Interactions 2. Bagaimana konsep sabar, seperti yang
f. Gratitude, Reverence, and Respect dipahami oleh subjek penelitian?
g. Equanimity
Dari tujuh aspek tersebut para peneliti Metode
artikel tersebut memasukkan aspek kesa-
baran sebagai aspek ke empat yaitu Com- Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
passion, Generosity, and Patience. Namun bagian. Penelitian Satu (PN-1), yaitu studi
dalam artikel tersebut juga tidak ada literatur, dilaksanakan dengan mencari
penjelasan tentang konsep patience. konsep sabar dalam berbagai agama, baik
Artikel yang cukup banyak membahas yang ada dalam kitab suci maupun yang
tentang konsep patience ditulis oleh Al- dijelaskan oleh tokoh-tokoh agama terse-
Hooli & Al-Shamari (2009). Artikel ini but. Alat yang digunakan adalah searching
mengkaji tentang proses belajar mengajar engine tertentu dengan menggunakan key-
moralitas melalui kurikulum di tingkat word ‘sabar’ dan ‘kesabaran’. Untuk men-
Taman Kanak-kanak di Kuwait. Dengan cari konsep sabar dalam Al Qur’an, peneliti
menggunakan instrument the Kindergarten menggunakan software Al Quran dan
Moral Value Questionnaire (KMVQ), peneliti terjemahannya versi 1.2. Searching engine
menemukan berbagai hal yang berkaitan Google digunakan untuk mencari konseb
dengan bagaimana anak-anak TK membe- sabar dalam kitab suci agama Kristiani,
rikan pendapat mereka berkaitan dengan Hindu dan Budha. Selain sumber kitab
persoalan moral. Peneliti menekankan pada suci, peneliti juga menggali konsep sabar
delapan dimensi, yaitu: truthfulness, honesty, dalam perspektif agama melalui pandang-
gratitude, loyalty, reasonability, fairness, mer- an tokoh-tokoh lintas agama.
cifulness, and patience. Peneliti membahas Dalam penelitian Dua (PN-2) yang
masing-masing dimensi secara cukup men- merupakan penelitian empiris, peneliti
dalam, termasuk pada dimensi patience. Di menggunakan pendekatan kualitatif
sini konsep patience dianggap sebagai se- grounded theory, yaitu suatu metode yang
buah nilai yang harus dipelajari oleh anak- digunakan untuk menggali konsep atau
anak dalam berbagai aktivitas. teori baru dari lapangan. Subyek adalah
Mengingat masih sangat sedikit kon- mahasiswa magister profesi Psikologi seba-
sep sabar dibahas dalam literatur, maka nyak 90 orang, dengan pertimbangan
penelitian ini bertujuan untuk menggali bahwa mereka sudah memiliki pemahaman
konsep sabar dari perspektif psikologis konsep psikologi yang sudah cukup
yang bersifat empiris. Karena konsep sabar memaai. Selanjutnya subyek akan diminta
telah banyak dibahas di dalam literatur- untuk mengisi angket terbuka dengan
literatur agama, maka penelitian ini dibagi pertanyaan sebagai berikut:
menjadi dua. Penelitian pertama bersifat a) Menurut Anda, apakah sabar itu?
studi literatur keagamaan tentang konsep b) Ceritakan pengalaman anda ketika
sabar, sedang penelitian kedua merupakan anda merasa sabar. Deskripsikan secara
studi empiris. Dengan demikian pertanya- detail apa yang terjadi dan apa yang
an penelitian ini adalah anda alami
1. Bagaimana konsep sabar dalam litera- c) Ceritakan pengalaman anda ketika
tur agama (Islam, Kristen, Hindu, merasa tidak sabar

JURNAL PSIKOLOGI 217


SUBANDI

Data yang diperoleh pada tahap ini rat Al-Baqarah ayat 153 disebutkan bahwa
kemudian dianalisis dengan menggunakan Allah berfirman:
teknik koding (Strauss & Corbin, 2003) “Hai orang-orang yang beriman, jadi-
yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) open kanlah sabar dan shalat sebagai penolong-
coding, dimana peneliti mulai mengidenti- mu, sesungguhnya Allah beserta orang-
fikasi kategori-kategori tema yang muncul, orang yang sabar.
(2) axial coding, dimana peneliti berusaha Ayat ini secara eksplisit menyebutkan
melihat hubungan-hubungan antara kate- bahwa kondisi sabar dapat digunakan se-
gori satu dengan yang lainnya, dan (3) bagai suatu bentuk usaha untuk memecah-
selective coding, dimana peneliti menyeleksi kan masalah (problem solving).
kategori yang paling mendasar, secara Demikian juga pada agama Kristiani,
sistematis menghubungkannya dengan di dalam Injil ada sekitar 51 ayat yang
kategori-kategori lain dan memvalidasi berkaitan dengan sabar. Misalnya dalam
hubungan tersebut. Yakobus 5:7
Hasil PN-1 dan PN-2 selanjutnya Karena itu bersabarlah saudara-saudara
diperbandingan (compare and contrast) dan sampai kedatangan Tuhan (the coming of
didiskusikan dengan konsep-konsep psiko- the Lord). Lihat! Seorang petani menan-
logi yang telah ada. Dari perbandingan dan tikan buah yang berharga dari tanah,
bersabar terhadap hal tersebut, sampai ia
analisis ini akan diperoleh konsep awal menerima hujan awal dan hujan akhir. 8
tentang sabar atau kesabaran, yang bersifat Kamu juga harus bersabar dan teguhkan-
lebih psikologis. lah hatimu, karena kedatangan Tuhan
sudah dekat!

Hasil Ayat ini menggambarkan bahwa kesa-


baran diidentikkan dengan kegigihan, be-
Dalam penyajian hasil penelitian, di kerja keras, ulet untuk mencapai suatu
sini akan dipaparkan hasil akhir analisis tujuan.
pada PN-1 dan PN-2. Dalam kitab agama Budha, Dhamma-
pada, bait 184, Sang Buddha mengatakan
Penelitian Satu (PN-1)
”Kesabaran adalah praktek bertapa atau
Tujuan dari PN-1 adalah untuk menda- pengendalian diri yang terbaik. Nibbana
patkan pemahaman makna sabar dalam (Nirwana) adalah yang tertinggi. Begi-
tulah sabda Para Buddha. Dia yang masih
perspektif berbagai agama, peneliti mene-
menyakiti dan menganiaya orang lain
lusuri beberapa sumber asli dalam kitab sesungguhnya bukanlah seorang pertapa
suci masing-masing agama maupun sum- (samana).”
ber-sumber sekunder. Dari kitab suci setiap Ayat ini memberikan penjelasan bah-
agama, diperoleh gambaran bahwa topik wa kesabaran terkait dengan pengendalian
tentang kesabaran banyak dibicarakan, na- diri, terutama mengendalikan emosi ma-
mun hanya sebagian kecil yang disampai- rah, sehingga tidak sampai harus menyakiti
kan di sini. dan menganiaya orang lain.
Penelusuran kata sabar di dalam Al- Dalam Agama Hindu, sikap sabar juga
Qur’an dengan menggunakan software Al diutamakan. Seperti apa yang diuraikan
Quran dan Terjemahannya, ditemukan 46 dalam “Kitab Sarasamuccaya” sloka 94:
ayat yang memuat kata sabar dan 19 ayat
“Kesabaran hati merupakan kekayaan yang
untuk kata kesabaran. Misalnya dalam su- sangat utama, itu sebagai emas dan per-

218 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

mata. Orang yang mampu mengendalikan sunah), sabar haram (orang tidak boleh
nafsu (kemarahan), tidak ada yang mele- bersabar/berdiam diri ketika akan dibu-
bihi kemuliaan”.
nuh), sabar makruh (sabar menahan diri
Di sini sabar dimaknai dengan pengen- dari makanan yang disenangi padahal akan
dalian diri. mendatangkan bahaya), sabar mubah
Selain tercantum dalam kitab suci (sabar melakukan atau meninggalkan per-
berbagai agama, masalah kesabaran juga buatan yang sama baiknya jika dikerjakan
dibahas oleh para ahli agama masing- atau tidak dikerjakan).
masing agama. Al Ghazali, salah satu ula- Sebagai seorang pemuka agama Kris-
ma klasik dalam agama Islam telah mem- tiani, Mohler (2008) menulis artikel tentang
bahas masalah sabar dan kesabaran dalam konsep kesabaran dalam perspektif agama
kitab Sabar dan Syukur yang menjadi Kristen yang dikaitkan dengan salah satu
bagian dari kitab Ihya Ulumuddin. Demi- karakter penting dari seorang pemimpin.
kian juga Ibnul Qoyyim Al Jauziah menulis Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa
kitab berjudul Uddatu As Shobirin Wa makna utama sabar adalah tidak terburu-
Dzkirotu Asy Syakirin, yang diterjemahkan buru untuk mendapatkan sesuatu, dan
dalam bahasa Indonesia dengan judul penundaan untuk mendapatkan apa yang
“Indahnya Kesabaran” (Al Jauziah, 2010). diinginkan. Selanjutnya dijelaskan bahwa
Dalam buku ini penulis mengartikan kata ada empat aspek kesabaran yang diung-
sabar berdasarkan makna bahasa Arab kapkan dalam firman Tuhan. Pertama,
yang memiliki tiga macam arti. Pertama, kesabaran adalah sebuah perintah sekali-
yaitu kata ash-shobru, menahan atau gus anugerah dari Tuhan yang mengim-
mengurung. Kedua, kata ash-shobir, yaitu plikasikan bahwa kesabaran adalah untuk
obat yang sangat pahit dan tidak disukai menyelesaikan segala sesuatu melalui cara-
orang. Ketiga, kata ash-shobr berarti meng- cara yang memuliakan nama-Nya. Kedua,
himpun dan menyatukan. Dengan demi- karakter kesabaran Kristen berakar pada
kian kata sabar berarti menahan diri dari pengetahuan kita akan diri kita sendiri
sifat yang keras, tahan menderita, merasa- sebagai pendosa yang telah ditebus
kan kepahitan hidup tanpa berkeluh kesah. sehingga harus untuk berinteraksi dengan
Selanjutnya Al Jauziah (2010) juga Tuhan dan sesama dalam kerendahan hati.
membagi konsep sabar menjadi beberapa Ketiga, pemahaman Kristen tentang kesa-
kategori. Pertama, berdasarkan bentuknya, baran berpijak pada pemahaman bahwa
yaitu kesabaran jasmani (menahan rasa Tuhan berkarya dalam hidup setiap manu-
sakit, melakukan pekerjaan yang tidak sia. Keempat, kesabaran berakar pada
disenangi) dan kesabaran jiwa (menahan pemahaman tentang waktu dan keabadian.
diri tidak melakukan perbuatan yang Seorang pendeta agama Budha, Bhante
dilarang agama, padahal perbuatan itu Sri Pannyavaro Mahathera (lihat Maha-
disenangi). Kedua, kategori sabar berdasar- thera, 2011) menjelaskan bahwa Buddha
kan obyek kesabaran, yang terdiri dari Gotama mengajarkan bahwa kesabaran
sabar menerima perintah, sabar menjauhi merupakan salah satu latihan untuk mem-
larangan, dan sabar menerima takdir. bina diri. Di sini kesabaran didefiniskan
Ketiga kategori sabar berdasarkan hukum- sebagai “sikap yang tetap tenang”, pada
nya, yang terdiri dari sabar wajib (sabar saat mengalami kondisi-kondisi yang tidak
meninggalkan perbuatan yang dilarang), menyenangkan. Selanjutnya kesabaran
sabar mandub (sabar melaksanakan ibadah dikelompokkan menjadi 2 macam. Perta-

JURNAL PSIKOLOGI 219


SUBANDI

ma, bersabar dengan hal-hal yang kecil dan Penelitian Dua (PN-2)
sederhana, misalnya udara yang panas,
Tujuan PN-2 adalah menggali konsep
bersabar ketika menunggu agak lama,
sabar dari kehidupan sehari-hari yang
bersabar kalau fisik ini sedang sakit,
dialami oleh subjek penelitian. Dari analisis
bersabar untuk tidak melakukan hal-hal
Koding terhadap angket terbuka, diperoleh
yang tidak berguna, menghadapi kondisi-
kategori tema-tema tentang pengertian
kondisi yang tidak menyenangkan. Kedua,
sabar yang akan dijelaskan di bawah ini.
kesabaran yang lebih tinggi itu, yaitu
Definisi masing-masing kategori tersebut
kesabaran ketika orang dicela, dihina, difit-
selanjutnya diperkaya dengan pengalam
nah. Selanjutnya disebutkan ada 2 macam
subjek penelitian.
cara untuk melatih kesabaran. Pertama,
menyadari bahwa segala sesuatu di dunia 1) Pengendalian diri (emosi dan
ini tidak kekal dan berubah setiap saat. Apa keinginan)
yang tidak menyenangkan tidak selamanya Tema ini terdiri dari 2 sub tema, yaitu
mengganggu. Kedua, berpikir bahwa sega- pengendalian emosi dan pengendalian
la sesuatu yang terjadi pada seseorang keinginan. Pengendalian emosi disampai-
adalah akibat dari perbuatannya sendiri. kan responden dalam berbagai bentuk
Salah satu ajaran agama Hindu adalah ungkapan, antara lain: tidak lekas marah,
Panca Nyama Brata (Anonim, 2011) yang tidak mudah marah, tidak meledak-ledak,
mempunyai arti lima macam pengendalian tidak memunculkan energi negatif bagi diri
diri dalam tingkat mental, untuk mencapai dan lingkungan, mengendalikan emosi,
kesempurnaan dan kesucian bathin. Salah menahan diri, pengekangan perasaan,
satu diantaranya adalah Akroda yang arti- mengontrol ekspresi emosi, tidak mengum-
nya mengendalikan kemarahan atau tidak pat, tidak mencaci.
mempunyai sifat marah dan tidak mudah Sementara itu untuk sub tema mengen-
tersinggung. Di sini sabar dikaitkan dengan dalikan keinginan terdiri dari: Menahan
pemaaf, dan selalu dapat berpikir baik. diri dari godaan nikmat dunia, tidak sera-
Putu Sumardhaya, salah seorang tokoh kah, tidak tamak.
agama Hindu menyebutkan bahwa banyak
Definisi sabar menurut responden
faktor yang mempengaruhi orang menjadi
yang terkait dengan pengendalian diri terli-
sabar atau tidak sabar, yaitu Karma Wasana
hat pada ungakapan pengalaman di bawah
(kehidupan) masa lalu, pengetahuan ten-
ini:
tang tatwa dan kesusilaan, minimnya prak-
tek spiritual dan Keterikatan yang sangat saya mencoba untuk meregulasi emosi saya
dan menahan diri supaya tidak melakukan
besar terhadap keduniaan.
agresi kepada pihak yang menyerang saya
Dari perspektif berbagai agama terse- (Subjek 1)
but dapat disimpulkan bahwa sabar mem- Awalnya menjengkelkan karena harus
punyai berbagai macam makna, yaitu menahan amarah.. tapi setelah dipikir2,
pengendalian diri, menerima usaha untuk jadi lebih enak karena tidak buru-buru
mengatasi masalah, tahan menderita, marah. (Subjek 6)
merasakan kepahitan hidup tanpa berkeluh Akan tetapi persepsi itu mulai luntur dan
kesah, kegigihan, bekerja keras, gigih dan berubah ketika saya memahami esensi sabar
itu sendiri, yang sesungguhnya syarat
ulet untuk mencapai suatu tujuan.
akan kecerdasan emosi seseorang. (Subjek
5)

220 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

2) Bertahan dalam situasi sulit menerima kenyataan itu. (Subjek 2)


Tema ini terdiri dari berbagai bentuk Saat ini saya berusaha sabar, sabar mene-
rima kenyataan bahwa untuk pertama kali-
perilaku, antara lain: tidak mengeluh, tahan
nya semenjak dilahirkan saya lebaran ter-
terhadap cobaan, tetap tegar, tabah dalam pisah dari keluarga. Sedih sekali tapi saya
menghadapi musibah, tidak menggrutu, musti menerima kenyataan. (Subjek 11)
tidak mengomel, bisa menahan rasa sakit, Kemudian saya menerima kalau HP saya
menahan diri di situasi tak nyaman/tak hilang. Saya berfikir, pasti ada hikmah
sesuai harapan. Berikut adalah ungkapan dibalik ini semua. Ternyata beberapa lama
pengalaman subjek yang terkait dengan kemudian, tanpa saya minta. Ayah saya
tema bertahan dalam situasi sulit: memberikan HP baru untuk saya dan HP
yang saya inginkan pula. Saya sangat
...sehingga saya melakukan semua ini tan- bersyukur sama ALLAH SWT. (Subjek 1)
pa keluh kesah dan sikap sabar untuk me-
....dan sikap ikhlas untuk mengurusnya
ngurusi Taufik (anak autis) dengan segala
(anak autis), menjadikan kenikmatan ter-
kekurangan yang dimilikinya. (Subjek 33)
sendiri buat saya (Subjek 33)
Saya berusaha untuk menjalani kehidupan
saya, kehidupan yang tidak menyenangkan 4) Berpikir panjang, tidak reaktif, tidak
untuk saya, dengan sebaik-baiknya yang impulsif
bisa saya lakukan. (Subjek 20)
Tema ini terlihat pada beberapa ung-
…karena saya merasa tidak melakukannya
saya diam saja dengan tuduhan tersebut kapan subyek tentang definisi kesabaran,
bahkan teman-teman yang lain pun ikut- antar lain: Tidak reaktif/impulsif, memper-
ikutan mengejek saya, saya pun tetap diam timbangkan masak-masak, berpikir logis,
saja meskipun saya sangat sakit hati men- harmoni pikiran dan hati, berpikir positif,
dengarnya (Subjek 34) mengklarifikasi masalah. Definisi tersebut
3) Menerima kenyataan sesuai dengan pengalaman beberapa
subjek:
Tema ini terdiri dari berbagai bentuk
Tapi kemudian saya berpikir kalau saya
perilaku, antara lain: menerima takdir tu-
komplen dalam keadaan marah maka saya
han, menerima keadaan, menerima realitas, bisa berbuat hal yang justru membuat
menerima nasib, ihlas, ihlas menenghadapi dosen tersinggung, akhirnya saya beripkir
ujian, bersyukur, berpikir positif atas bahwa hal itu tak perlu dipersoalkan
semua keadaan, menyikapi dengan lapang karena masih banyak komponen lain yang
hati, ikhlas menerima dan menghadapi menentukan nilai selain kehadiran.
(Subjek 29)
permasalahan. Tema menerima kenyataan
tersebut terungkap pada pengalaman bebe- Ketika saya mengajari seorang anak kecil
bermain piano, saya merenungkan apakah
rapa orang subyek, antara lain: tujuan saya mengajari dia? Bukankah agar
Ketika saya memasuki dunia perkawinan, dia menikmati musik, menikmati keindah-
saya harus mau dan dapat mengalah dalam an proses belajar? Dia masih anak-anak…
menyesuaikan diri dalam situasi dan kon- lupakan tentang kesempurnaan Mozart,
disi kehidupan baru dan disanalah saya emosi Chopin, teknik Liszt, anak ini masih
betul- betul baru mengerti arti kesabaran. dalam dunia bermain! Biarkan dia menik-
(Subjek 30) mati musik sebagaimana adanya! Dengan
Menerima apa yang telah terjadi, dengan pikiran-pikiran tersebut, saya bisa bersikap
tidak menyesalinya berlebihan, dalam kon- sabar dan telaten (Subjek 7)
disi mendapatkan musibah/kejadian yang Mencoba menggiring pemikiran saya
kurang menyenangkan (Subjek 3 angket) untuk berfikir bahwa sekarang sudah dunia
Saat itu ada sedikit kejengkelan pada diri modern, dimana segala sesuatunya sudah
saya. Akan tetapi pada akhirnya saya dipermudah dengan teknologi, jadi walau-

JURNAL PSIKOLOGI 221


SUBANDI

pun tidak pulang kumpul dengan keluarga, Ketika saya menyetir mobil, dan lalu-lintas
kita tetap bisa berbicara secara langsung. berjalan lambat, saya menghapus ketidak-
Jadi kerinduan bisa teratasi (Subjek 11) sabaran dengan berpikir bahwa apalah
kami melatih diri untuk selalu melihat kon- bedanya 1-2 menit lebih cepat, toh sama-
disi apapun secara melingkar atau menye- sama sampai di tujuan? Apakah bila saya
luruh (subjek 10) marah-marah, hal itu akan membuat lalu-
lintas berjalan lebih cepat? Tentu saja
Ketika saya merasakan emosi saya akan tidak, maka untuk apa marah-marah?
naik, saya cenderung menarik nafas dan (Subjek 7)
menenangkan diri, hingga dapat berpikir
jernih dan bertindak dengan logis (Subjek tetapi saya terus berusaha menghadapi
17 angket) anak tersebut dengan tenang sambil
berpikir jalannya (Subjek 11)
Tapi saya tetap tenang, saya berpikir
mungkin ada yang meminjam tapi tidak Psikotes tersebut saya ikuti setengah hari
bilang sama saya.(Subjek 1) dan dengan sabar saya dapat mengikuti tes
tersebut dan menikmati soal demi soal
5) Tidak putus asa meraih tujuan dengan santai. (Subjek 4)

Tema ini terlihat pada beberapa defi- Pengertian sabar sebagai sikap tenang,
nisi yang dikemukakan subyek tentang terutama tampak pada waktu situasi
sabar, yaitu: Tetap berusaha walau belum menunggu. Pengalaman berikut menun-
berhasil, berusaha untuk mencari jalan jukkan hal tersebut:
keluar, tidak cepat patah hati, terus beru- Saya dengan tenang terus menunggu, tan-
saha, optimis, dan berusaha dalam meraih pa ada perasaan kesal atau marah karena
saya berpikir mungkin ada alasan/ hal-hal
tujuan.
yang membuat teman saya terlambat atau
Seperti saya harus mengajarkan Taufik tidak on time (Subjek 14)
(anak autis) untuk bisa menirukan kata”
Sabar kalau lagi nunggu antrian: antrian
A” berkali-kali tanpa lelah, walaupun
ATM, bank, fotocopy, tiket bioskop, an-
Taufik tidak mau menirukan apa yang saya
trian turun dari pesawat (saya lebih memi-
minta. Saya tetap melakukannya sampai
lih turun paling akhir buat menghindari
akhirnya Taufik bisa menirukan (Subjek
desak-desakan (Subjek 7 angket)
33)
Sekalipun merasa jengkel, sebal & cemas.
<Saya merasa sabar> Ketika merawat tana-
Saya dikondisikan mau tidak mau harus
man yang ditanam asal-asalan oleh papa.
menunggu. Jika saya tidak bersabar maka
Tiap hari saya sirami. Sesekali daun-daun-
saya tidak akan memperoleh apa yang saya
nya yang telah kering saya cabut. Meski-
inginkan (subjek 9 angket)
pun sangat lama prosesnya, tetapi pada
akhirnya saat daun-daunnya kembali segar 7) Memaafkan dan tetap menjalin hu-
dan tumbuh besar, rasanya menyenangkan
sekali (Subjek 33 angket) bungan sosial yang baik
Definisi sabar sebagai perilaku mema-
6) Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan afkan tampak pada beberapa definisi yang
bersedia menunggu diberikan subjek bahwa sabar itu adalah
Definisi kesabaran yang dikaitkan pengampunan, lapang hati, menyikapi
dengan ketenangan tampak pada beberapa dengan lapang hati, bertutur kata manis
pengertian yang diberikan subjek, antara dan baik meski diperlakukan tidak baik,
lain: Ketenangan lahir & batin, tidak lembut bertutur kata, empati, memahami
tergesa-gesa, tidak terburu nafsu/tergesa – orang lain, dan mampu menyembunyikan
gesa, tidak terburu buru, ekspresi emosi rahasia. Definisi tersebut sesuai dengan
yang teduh. Definisi tersebut senada de- beberapa pengalaman di bawah ini:
ngan beberapa pengalaman subjek.

222 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

.. (ketika sedang bertengkar) Sebersit ada kian juga ketika dibandingkan dengan
perasan jengkel. Lalu istri saya buru-buru beberapa konsep dasar yang ada pada
minta maaf, karena terlalu lama di atas
literatur psikologi Barat.
dan emosi saya langsung turun seketika
(Subjek 13 angket) Dari tabel 1 di atas tampak bahwa ada
Saya sabar saat disuruh/diminta tolong beberapa konsep pada PN-1 dan PN-2 yang
oleh keluarga tempat saya tinggal meski- memiliki kesamaan, meskipun diungkap-
pun saya capek/sibuk karena saya tahu kan dalam bahasa yang berbeda. Dari bebe-
saya harus menurut untuk menjaga hu- rapa ide yang sama tersebut dapat dike-
bungan baik dengan keluarga & untuk
lompokkan menjadi lima kategori.
balas budi (Subjek 6)
Kalau saya mau, sebenarnya saya bisa Kategori pertama adalah bahwa kesa-
mengadukannya, tetapi saya tidak lakukan, baran diartikan sebagai pengendalian diri.
saya hanya berdo’a “mudah-mudahan Pada PN-1 tema ini diungkapkan dengan
Allah memberikan cara yang terbaik dan kata ‘menahan diri’. Pada PN-2 tema ini
dengan dia pun saya tetap bersikap baik merupakan tema yang paling banyak mun-
(Subjek 3)
cul, terlihat dari jumlah variasi ungkapan
Namun bukan saya yang marah malh dia
yang digunakan. Ungkapan-ungkapan ter-
yang marah. Saya hanya bisa bersabar,
diam, mencoba untuk tetap bersikap baik & sebut dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
mendoakannya. (subjek 41) ‘menahan emosi’ dan ‘menahan keinginan’.
Tema ini sangat sesuai dengan konsep yang
sudah cukup mapan dalam psikologi Barat,
Diskusi
yaitu kontrol diri (self control). Hal ini
Hasil analisis data yang diperoleh dari sesuai dengan definisi kesabaran yang di-
PN-1 (studi pustaka lintas agama) dan PN- kemukakan oleh Agte & Chiplonkar (2007),
2 (studi empiris) memiliki kesamaan. Demi- yang mengartikan kesabaran sebagai

Tabel 1
Perbandingan Makna Konsep Kesabaran

PN-1 PN-2
(Literatur Lintas Agama) (Kajian Empiris)
Pengendalian diri Pengendalian diri (emosi dan keinginan)
Kegigihan, ulet untuk mencapai suatu Bertahan dalam situasi sulit
tujuan,
Teguh mengatasi kesulitan Menerima kenyataan
Bekerja keras Berpikir panjang, tidak reaktif, tidak
impulsive
Merasakan kepahitan hidup tanpa Tidak putus asa meraih tujuan
berkeluh kesah
Menerima kesulitan Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan
bersedia menunggu
Usaha untuk mengatasi masalah Memaafkan dan tetap menjalin hubungan
sosial yang baik
Tabah, tahan menderita
Bersyukur

JURNAL PSIKOLOGI 223


SUBANDI

berikut “…patience is defined as calmness, self- litan dan bangkit kembali dari situasi yang
control, and willingness or ability to tolerate sulit (adversity) (lihat Walsh 1998; Walsh,
delay”. Topik tentang self control merupakan 2003, Deegan, 2005).
aspek psikologis yang banyak dikaji dalam Tema yang menonjol selanjutnya ada-
psikologi pada tahun 1980-an sebagai salah lah ‘kegigihan’, ‘keuletan untuk mencapai
satu aspek kepribadian. Ini menunjukkan suatu tujuan’. Dalam PN-1 tema ini diung-
bahwa sebenarnya psikologi Barat telah kapkan dengan kalimat ‘keuletan untuk
mengkaji kesabaran sudah lama, namun mencapai suatu tujuan’, ‘bekerja keras’ dan
terminology yang digunakan bukan kesa- ‘berusaha untuk mengatasi masalah’.
baran, tetapi self control. Kemungkinan hal Sementara itu dalam PN-2 diungkapkan
ini disebakan konteks masyarakat yang dengan kalimat ‘tidak putus asa meraih
berbeda. tujuan’. Dalam literatur psikologi Barat
Karena tema ‘pengendalian diri’ cukup konsep yang dekat dengan tema ini adalah
menonjol, maka bisa dianggap tema ini perseverance. Duckworth et al (2007) mene-
sebagai sebuah kategori. Kategori ini mem- mukan bahwa kegigihan, keuletan (perse-
punyai kaitan yang erat dengan beberapa verance) merupakan salah satu karakter
tema yang lain, yaitu ‘berpikir panjang, kepribadian yang sangat dibutuhkan dalam
tidak impulsive dan tidak reaktif’ (PN-2), mencapai suatu tujuan jangka panjang.
karena peneliti beranggapan bahwa untuk Selain itu konsep persistence (keuletan, kete-
dapat berpikir panjang, seorang individu latenan) juga sangat dekat dengan konsep
harus mempunyai pengendalian diri yang kegigihan. Persistence sebagai salah satu
baik. Jika tidak, maka dia akan cenderung karakteristik kepribadian dikembangkan
untuk impulsif dan reaktif. Dalam PN-2 oleh Cloninger (1994) dalam Temperament
juga ada tema ‘memaafkan kesalahan’. and Character Inventory (TCI). Dalam inven-
Tema ini juga sangat erat kaitannya dengan tori yang dimaksudkan untuk mengungkap
pengendalian diri, yakni bahwa orang yang ciri kepribadian (personality trait) ini, persis-
bisa mengendalikan emosi (marah), maka tence dijabarkan menjadi 4 aspek, yaitu:
dia akan dapat berlapang dada dan mema- Eagerness of effort, Work hardened, Ambitious,
afkan kesalahan. Perfectionist. Empat aspek tersebut tampak-
Tema menonjol lain yang terdapat nya dekat dengan konsep kesabaran,
pada PN-1 dan 2 adalah ‘Ketabahan’. kecuali aspek ambisi.
Termasuk di sini adalah ‘tahan menderita Tema lain yang dapat dijadikan seba-
(PN-1), ‘merasakan kepahitan hidup tanpa gai kategori dalam konsep sabar adalah
berkeluh kesah’ (PN-1), teguh mengatasi menerima kenyataan. Dalam PN-1 diung-
kesulitan’ (PN-1), dan ‘bertahan dalam kapkan sebagai ‘menerima kesulitan’.
situasi sulit (PN-2). Konsep psikologis yang Semantara itu dalam PN-2 lebih detail dija-
sangat dekat dengan tema ini adalah barkan sebagai ‘menerima takdir tuhan’,
konsep Adversity Quotient (AQ). Meskipun ‘menerima keadaan’, ‘menerima realitas’,
konsep AQ lebih bersifat popular, tetapi ‘menerima nasib’, ‘ihlas menenghadapi
memiliki kesamaan yang dangat dekat ujian’, ‘bersyukur’, ‘berpikir positif atas se-
dengan konsep kesabaran dalam tema mua keadaan’, ‘menyikapi dengan lapang
‘ketabahan’. Konsep teoritik lain adalah hati’, ‘ihlas menerima dan menghadapi
resiliensi dan kepribadian hardiness. Resi- permasalahan’. Termasuk dalam tema ini
liensi sering didefiniskan sebagai kemam- adalah ‘bersyukur’ dalam PN-1.
puan adaptasi, koping, menghadapi kesu-

224 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

Dalam literatur psikologi, konsep yang temuan dari penelitian ini akan ditindak
dekat dengan menerima kenyataan ini lanjuti dengan serangkaian penelitian beri-
adalah acceptance, yang selalu dikaitkan kutnya. Dengan mengacu pada metode
dengan self-acceptance. Makna yang terkan- yang digunakan oleh Casmini (2011) dalam
dung mempunyai kemiripan, yaitu sejauh mengembangkan konsep kecerdasan emosi
mana seseorang mampu untuk menerima dalam budaya Jawa, maka tahap berikut-
keadaan dirinya. Dalam konteks budaya nya yang disarankan adalah menguji vali-
Timur, penerimaan diri dapat berarti mene- ditas konsep tersebut untuk mengetahui
rima takdir Tuhan dan menerima segala apakah konsep tersebut sesuai dengan
sesuatu yang tidak bisa dirubah. pemahaman sekelompok masyarakat ter-
Kategori terakhir adalah ‘ketenangan tentu. Misalnya bagaimana konsep masya-
lahir dan batin’. Dalam PN-1 tema ini tidak rakat Jawa, Bali, Batak, Makasar tentang
ditemukan, tetapi dalam PN-2 kategori ini kesabaran. Dari sini akan bisa dilihat kon-
cukup jelas, yaitu menggambarkan sikap sep sabar yang dipahami sama pada semua
tenang lahir dan batin, tidak terburu-buru suku, dan konsep apa yang berbeda. Jika
dan ekspresi yang teduh. Kategori ini sudah diperoleh konsep sabar yang memi-
didukung oleh literatur psikologi dari Agte liki dasar teoritis yang kuat, maka dapat
& Chiplonkar (2007), yang mengartikan dilanjutkan dengan pengembangan kons-
kesabaran sebagai beriut: “Patience is defined trak psikologis dan penyusunan Skala
as calmness, self-control, and willingness or Kesabaran. Bahkan intervensi untuk me-
ability to tolerate delay…” Konsep psikologis ningkatkan kesabaran perlu dikembangkan
yang dekat dengan kategori ini adalah untuk pengembangan karakter masyarakat
konsep ‘kematangan emosi’ (emotional Indonesia. Kemungkinan banyak permasa-
maturity) maupun kematangan pribadi. lahan bangsa Indonesia yang bisa dikaitkan
kurang adanya kurang kesabaran. Misal-
nya orang melakukan tindak korupsi kare-
Kesimpulan na kurang bisa mengendalikan diri terha-
dap keinginan-keinginan terhadap harta
Penelitian ini menemukan lima katego-
benda atau keinginan terhadap kekuasaan.
ri yang tercakup dalam konsep sabar yaitu:
1) Pengendalian diri: menahan emosi dan
keinginan, berpikir panjang, memaaf- Kepustakaan
kan kesalahan, toleransi terhadap pe-
Agte, V.V. & Chiplonkar, S.A. (2007). Link-
nundaan.
age of Concepts of Good Nutrition in
2) Ketabahan, bertahan dalam situasi sulit Yoga and Modern Science. Current Sci-
dengan tidak mengeluh. ence, 92 (7), 956-961.
3) Kegigihan: ulet, bekerja keras untuk Anonim. (2010). Panca Nyama Brata.
mencapai tujuan dan mencari peme- Posted in May 20, 2010 by dharmade-
cahan masalah. fender. Diunduh dari http://
4) Menerima kenyataan pahit dengan dharmadefender.wordpress.com/2010/
ihlas dan bersyukur. 05/20/panca-nyama-brata/. tanggal 19
5) Sikap tenang, tidak terburu-buru. Oktober 2011.

Mengingat bahwa penelitian ini meru- Al-Hooli, A. & Al-Shamari, Z. (2009).


pakan penelitian awal untuk mengembang- Teaching and Learning Moral Values
kan konsep sabar secara psikologis, maka

JURNAL PSIKOLOGI 225


SUBANDI

Through Kindergaten Curriculum. Duckworth, A.L., Peterson, C., Matthews,


Education, 129 (3), 382-399. M.D., Kelly, D.R. (2007). Grit: Persever-
Al Jauziah, I.Q. (2010). Indahnya Sabar: Bekal ance and Passion for Long-Term Goals.
sabar agar tidak pernah habis. Penerje- Journal of Personality and Social Psychol-
mah: A.M. Halim. Jakarta: maghfirah ogy, 92 (6), 1087–1101
Pustaka. Emmons, R.A. & McCullough, L.E. (Eds).
Akano, A. (2003). The Spirituality of the (2004). The Psychology of Gratitude.
Superior: Asian Wisdom. Cistercian Stu- New York: Oxford university Press.
dies Quarterly, 39 (3), 321-322. Enright, Robert. (2002). Forgiveness is A
Asma, U. (2010). Dahsyatnya Kekuatan Sabar. Choice: A Step-by-step Process for Resolv-
Jakarta: Belanoor. ing Anger and Restoring Hope. Wash-
ington D. C.: American Psychological
Bussing, A., Ostermann, T., & Matthiessen.
Association
(2007). Distinct Expressions of Vital
Spirituality. Journal of Religion and Fetzer, J. (2004). Patience, determination,
Health, 46 (2), 267-286. and doggedness. Anal Bioanal Chem,
380, 1–2.
Casmini. (2011). Kecerdasan emodi dan ke-
pribadian sehat dalam konteks budaya Goral, M. ((2010). Social Attitudes of
Jawa di Yogyakarta. Disertasi. Yogya- Turkish Students towards Participation
karta: Fakultas Psikologi UGM in Physical Education and Sport. Social
Behavior and Personality, 38 (9), 1243-
Chaudry, H.R. (2008). Psychiatric care in
1260.
Asia: Spirtuality and religious conno-
tations. International Review of Psychia- Hagedoorn, M.T., Van Yperen, N.W., Van
try, 20 (5), 477–483 De Vliert, E., & Buunk, B.P. (1999). Em-
ployees' reactions to problematic
Cloninger, C.R. (1994). The temperament and
events: a circumplex structure of five
character inventory (TCI): A guide to its
categories of responses, and the role of
development and use. St. Louis, MO:
job satisfaction. Journal of Organizational
Center for Psychobiology of Personal-
Behavior, 20, 309-321.
ity, Washington University.
Krause, N. 2006. Gratitude Toward God,
Colling, K.B. (2004). Caregiver interven-
Stress, and Health in Late Life Research
tions for passive behaviors in dementia:
on Aging. 28 (2) 163-183
links to the NDB model. Aging & Men-
tal Health, 8 (2), 117–125. Kwakkel, G. (2010). Models of Spirituality
in the Bible: Abraham, David, Job and
Deegan, PE (2005) The importance of per-
Peter. EJT, 19 (1), 16–27.
sonal medicine: A qualitative study of
resilience in people with psychiatric Lohne, V. & Severinson, E. (2003). Hope
disabilities. Scandinavian Journal of Pub- during the First Months after Acute
lic Health, 2005; 33(Suppl 66): 29–35 Spinal Cord Injury. Journal of Advanced
Nursing, 47 (3), 279-286.
Djarwadi, M.A., (2011). Internaslisasi moral
sabar dan Qanaah pada anak-anak Jawa. Mahathera, B.S.P. (2011). Kesabaran.
http://ern.pendis.kemenag.go.id/DokPd Diunduh dari http://buddhist.
f/ern-viii-03.pdf. Diakses tanggal 6 dipankarajayaputra.com/sitemap. Post-
April 2011. ed on April 12, 2011, tanggal 19
Oktober 2011

226 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

Marker, R.L. (2003). Assisted-Suicide Ac- Acquired Brain Injuries. MASP Field
tivism: Patience and Plastic Bags. The Placement Project Final Report.
Human Life Review, 30-46. Smith, R.C., Dwamena, F.C., & Fortin, A.H.
Mohler, A. (2008). Karakter Pemimpin: Kesa- (2005). Teaching Personal Awareness. J
baran. Terjemahan dari e-Leadership, Gen Intern Med, 20, 201–207.
Number. 35 Diunduh dari http://lead. Sparrow, J. (2005). Patience, Practice, and
sabda.org/kesabaran tanggal 19 Okto- Perseverance. Scholastic Parent and
ber 2011. Child, 59-62.
Moordiningsih (2008). Proses Psikologis Strauss A. & Corbin, J. (2007). Dasar-dasar
Sabar ketika Menghadapi Masalah. Penelitian Kualitatif (Terjemahan). Yoga-
Jurnal Humanitas. 6, (1), 24-41. yakarta: Pustaka Pelajar
Mikam, K.I. (2006). Teknik Sabar. Kunci Suk- Subandi, M.A.; Rahmandani, A.; Zuhdiyati,
ses Karir Gemilang. Jakarta: Dian Rakyat. D.R.; Pebriartati, S.; Koeswardani, T.E.
Olson, M.M., Sandor, M.K., Sierpina, V.S., (2010). Pemaafan dan Kesehatan Mental.
Vanderpool, H.Y., & Dayao, P. (2006). Unpublished paper
Mind, Body, and Spirit: Family Physi- Turfe, T.A. (2009). Mukjizat Sabar. Bandung:
cians’ Beliefs, Attitudes, and Practices Mizania.
Regarding the Integration of Patient
Yuniarti, K.W. (2009) The Magical strength
Spirituality into Medical Care. Journal of
of nrimo and gotong royong: a Quick
Religion and Health, 45 (2), 234-247.
response report following the May 27,
O’Malley, K., Davies, A., & Cline, T.W. 2006 earthquake in Yogyakarta. Anima,
(2010). Do Psychological Cues Alter Indonesian Psychological Journal. 24 (3),
Our Discount Function? North American 201-206.
Journal of Psychology, 12 (3), 469-480.
Urbayatun, S (2010). Determinan post
Rahmandani, A. (2010). Pengaruh Pema- traumatic growth pada penyintas
afan pada penerimaan diri pasien pen- gempa yang mengalami cacat fisik.
derita kanker payudara. Tesis. Yogya- Proposal Disertasi. Yogyakarta: Fakul-
karta: Fakultas Psikologi UGM tas Psikologi UGM
Ranjbarian, B., Allameh, S.M., Kaboli, Walsh, F. (1998) Strengthening Family Resil-
R.M., & Karin, G.M. (2010). An Analy- ience. Guilford Press, NewYork; Lon-
sis of Wisdom in Nahj Al – Balagesh don.
using Content Analysis. European Jour-
Walsh, F. (2003). Family resilience:
nal of Social Sciences, 17 (4), 490-497.
Strengths forged through adversity. In
Schout, G., de Jong, G., & Zeelan, J. (2009). F. Walsh (Ed.), Normal family pro-
Establishing contact and gaining trust: cesses (pp. 399–421). New York: The
an exploratory study of care avoidance. Guilford Press.
Journal of Advanced Nursing, 66 (2), 324–
Zuhdiyati, D.R. (2010). Pengaruh Pelatihan
333.
Pemaafan terhadap Kesejahteraan Su-
Sholders, P.L. (2000). Life After Brain Dam- byektif pada Remaja yang Orangtuanya
age/A Qualitative Study. Help towards Bercerai Tesis (tidak dipublikasikan).
the Reconstruction of Self Following Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

JURNAL PSIKOLOGI 227

Anda mungkin juga menyukai