Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun


panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat
Sabar” ini tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Akhlak
2”. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terima
kasih kepada Bapak Ghulam Murtadlo, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Akhlak 2.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun penyusun
tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Metro,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

Setiap manusia dalam kehidupannya menghendaki dapat meraih sukses, untuk meraih
sukses tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual. Dengan kata lain,
dibutuhkan pula kecerdasan lain yang dapat menopang keberhasilannya, yaitu
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional diukur dari mengendalikan emosi dan
menahan diri.................................................................................................................... 1

Banyak orang beranggapan bahwa sabar merupakan ilmu tingkat tinggi. Hal ini dapat
dibenarkan karena dalam dalam sabar ia akan mengendalikan amarahnya dan juga
dirinya. Banyak keutamaan-keutamaan dari sifat sabar ini yang sudah banyak diketahui
orang banyak tetapi sulit untuk diamalkan. .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini akan difokuskan
pada masalah-masalah sebagai berikut: .......................................................................... 1

1. Apa definisi dari sifat sabar? ................................................................................... 1

2. Apa saja klasifikasi dari sifat sabar? ....................................................................... 1

3. Apa saja keutamaan jika memiliki sifat sabar? ....................................................... 1

4. Bagaimana cara mengendalikan diri dari marah? ................................................... 1

5. Bagaimana cara menanamkan sifat sabar dalam diri? ............................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................... 1

Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut: ................... 1

1. Untuk mengetahui makna definisi dari sifat sabar. ................................................. 1

2. Untuk mengetahui klasifikasi sifat sabar. ............................................................... 1

3. Untuk mengetahui keutamaan sifat sabar. .............................................................. 1

4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan diri dari marah. ...................... 1

ii
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menanamkan sifat sabar dalam diri. ............... 1

6. ..................................................................................................................................... 1

BAB II................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2

A. Definisi Sabar ........................................................................................................ 2

Setiap manusia tentunya menginginkan kehidupan yang sukses di dunia maupun di


akhirat. Untuk meraih keduanya tentunya haruslah melalui beragam cobaan.
Kesuksesan dunia dan akhirat diperoleh tidak hanya melalui kecerdasan intelektual
saja. Terdapat kecerdasan emosional sebagai kunci penting untuk mengendalikan diri.
Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan untuk mengendalikanemosi dan
menahan diri. Di dalam Islam, istilah lain untuk “menahan emosi” adalah “sabar”. ..... 2

Sifat sabar merupakan pembelajar bagi manusia dalam bekerja mengerahkan daya
upayanya untuk merealisasikan tujuan-tujuan hidupnya. Kesabaran dan ketekunan
merupakan kunci untuk menghadapi kerasnya kesulitan hidup. Kesabaran menuntut
ketabahan dalam tiap menghadapi sulit dan beratnya rintangan hidup. .......................... 2

Sebelum lebih jauh membahas sabar, ada baiknya kita lebih dahulu untuk mengetahui
definisi dari sabar. Terdapat beberapa pendapat mengenai konsep sabar secara bahasa.
As-shabru merupakan kata lain dari sabar dalam bahasa Arab yang berarti menahan
diri dari keluh kesah. Jika as-shabru di-kasrah-kan shad-nya maka berarti obat yang
terkenal sangat pahit. Apabila di-dhammah-kan shad-nya menjadi as-shubru memiliki
arti tanah yang subur karena kerasnya. .......................................................................... 2

Terdapat pula pendapat yang mengatakan bahwa sabar diambil dari kata
mengumpulkan, memeluk, atau merangkul. Hal ini disebabkan bahwa orang yang sabar
merupakan orang yang dapat memeluk dirinya dari keluh kesah. Dapat kita tarik
benang merahnya bahwa di dalam kata sabar terdapat arti menahan, keras,
mengumpulkan, dan memeluk atau merangkul. ............................................................. 2

Selanjutnya terdapat beberapa definisi sabar dari para cendekiawan. M. Quraish Shihab
berpendapat bahwa sabar merupakan menahan diri atau membatasi jiwa dari
keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau yang lebih baik (luhur). .............. 2

Menururt Abu Thalib Al-Makky, sabar adalah menhaan diri daari dorongan hawa nafsu
demi menggapai keridhaan Tuhannya dan menggantinya dengan bersungguh-sungguh
menghadapi cobaan dari-Nya. Al-Ghazali menjelaskan bahwa sabar adalah suatu

iii
bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seorang muslim dalam masalah dunia dan
agama. Artinya, sifat sabar sangat diperlukan dalam rangka memacu kualitas hidup
seseorang, baik yang sifatnya lahiriah maupun bathiniah, material maupun spiritual.
Seseorang yang sabar memahami bahwa setiap masalah dan tantangan harus dihadapi
dengan tabah untuk mengatasinya dan untuk mewujudkan kebaikan yang diharapkan. 3

Al-Ashfahani, dalam kitabnya Mufradat fi Gharabil-Qur’an, menjelaskan bahwa sabar


berarti menahan kesulitan. Namun demikian, kata sabar mempunyai arti berbeda-beda
sesuai dengan objek yang dihadapinya. Jika seseorang mampu bertahan dalam musibah
yang dihadapinya, ia disebut sabar. Lawannya adalah gelisah (jaza’). Sabar dalam
perjuangan disebut dengan berani (syaja’ah), lawannya adalah takut (jubnu). Menahan
sesuatu yang mengkhawatirkan disebut dengan lapang dada, lawannya adalah cemas.
Sabar, dengan demikian, bermakna menahan diri atau tabah menghadapi sesuatu yang
sulit, berat dan mencemaskan; baikbersifat jasmani maupun rohani. ............................. 3

Antara sabar dan syukur ada keterkaitan seperti keterkaitan antara nikmat dan cobaan.
Setiap orang tidak dapat terlepas dari nikmat dan cobaan itu dalam menjalankan
kehidupan di dunia. Begitu pula interpretasi syukur dalam perbuatan menuntut adalah
kesabaran. Kesabaran itu sendiri dibagi menjadi tiga macam. Pertama, sabar dalam
ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar dari kemaksiatan. Ketiga, sabar ketika mendapat
cobaan.semua itu (ketaatan, kemaksiatan, dan cobaan) merupakan gambaran sebuah
kehidupan. Oleh karenanya sabar adalah separuh keimanan karena setiap cabang-
cabang iman memerlukan sifat sabar. ............................................................................. 3

B. Klasifikasi Sabar ................................................................................................... 4

Seseorang bisa bersabar jika dalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar bisa
bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis. Sabar bermakna kemampuan mengendalikan
emosi, maka nama sabar berbeda-beda tergantung objeknya. ........................................ 4

C. Keutamaan Sabar dan Bahaya Sifat Marah ...................................................... 7

Keutamaan sabar dalam Alquran lebih dari sembilan puuh tempat. Ditambah lagi
kemuliaan-kemuliaan atau derajat yang tinggi yang diperoleh karena sifat sabar itu.
Orang yang sabar yang pantas menjadi pemimpin suatu kaum, kesabaran
mendatangkan pertolongan dari Allah dan ganjaran pahala bagi orang sabar sangat
besar, orang yang sabar mendapatkan pahala dua kali lipat. Dalam setiap ibadah Allah
tentukan kadar pahalanya kecuali orang yang sabar. Oleh karena itu, puasa merupakan
ibadah yang pahalanya merupakan rahasia Allah dan menunjukkan pahala yang

iv
diperoleh sangat besar. Hal itu dikarenakan puasa adalah separuh dari kesabaran.
Kebesaran Allah beserta orang-orang yang sabar merupakan pahala yang tidak dapat
dihitung. Kesabaran akan membawa kemenangan. Allah memberikan kepada orang-
orang yang sabar berbeda dari yang lain, orang yang sabar diberikan keberkahan,
rahmat, dan petunjuk. Sabar adalah separuh dari iman, rahasia kebahagiaan manusia,
sumber kekuatan dikala tertimpa cobaan, bekal seorang mukmin saat terjadi beragam
bencana, dan finah. ......................................................................................................... 7

Sabar adalah separuh dari iman, rahasia kebahagiaan manusia, sumber kekuatan dikala
tertimpa cobaan, bekal seorang mukmin saat terjadi beragam bencana, dan finahyang
berkelanjutan, dan senjata seorang sufi melawan hawa nafsunya, membawanya untuk
konsisten dalam menjalankan syariat Allah, dan menjaganya dari keterjerumusan
kedalam jurang kebinasaan dan kesesatan. ..................................................................... 8

Dijelaskan pula dalam salah satu hadis yang menerangkan tentang fungsi dan
keutamaan sabar diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri: Nabi SAW bersabda,............. 8

Dan orang yang sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat,
dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah
yang men-dapat tempat kesudahan (yang baik). ............................................................ 8

Dalam jurnal penelitian La Velle Hendricks yang berjudul “The Effects of Anger on
the Brain and Body” (kemarahan berdampak terhadap otak dan tubuh). Dalam
penelitian tersebut, kemarahan berdampak terhadap otak. Kemarahan merupakan dasar
emosi manusia yang dialami setiap orang dari dari waktu ke waktu. Perasaan marah
muncul ketika merasa terancam akibat konflik fisik, ketidakadilan, penghinaan, atau
pengkhianatan. Otak manusia telah diatur sebagai perangkat pemindahan yang
mengetahui semua ancaman. Kemudian memberikan sinyal ke tubuh bagaimana
seharusnya bereaksi. Saat marah, otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal di
ginjal untuk melepaskan adrenalin, sehingga jika jumlah adrenalin yang ada di dalam
darah meningkat maka tubuh akan memberi respon secara fisiologi yang ditandai
dengan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, ekresi keringan dan air
ludah................................................................................................................................ 9

Apabila emosi marah gagal dikendalikan, maka akan mengakibatkan dampak negatif
sebagai berikut: ............................................................................................................... 9

v
1. Menemui banyak kesulitan dan akhirnya penyesalan (al-Qur‟an, 21: 78). Berbagai
akibat kemarahan yang hanya sesaat itu ternyata berakibat kegagalan luar biasa dan
sering berlangsung dalam waktu yang relatif panjang dalam kehidupan seseorang.
Sering ada ungkapan “Andai engkau mau sabar dan berpikir sedikit saja, tentu tidak
seperti ini hasilnya”. Ini adalah ungkapan penyesalan atas kesulitan yang diakibatkan
tindakan marah. ............................................................................................................... 9

D. Cara Mengendalikan Marah.............................................................................. 11

Keadaan marah berhubungan erat dengan kesabaran. Kesabaran merupakan kunci


utama mengendalikan amarah. Akan tetapi kesabaran tidak datang dengan
mudah.Beberapa cara agar seseorang mampu meredam marah berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadis adalah sebagai berikut: ................................................................................. 11

E. Cara Memperoleh Sifat Sabar Dalam Diri ....................................................... 12

Untuk menjadi manusia yang memiliki sifat sabar memanglah tidak muda. Manusia
dikaruniai emosi yang menjadikannya sebagai ujian bagi tiap pribadinya. Seringkali
diri diuji dengan kondisi yang menyebabkan marah, ujian yang teramat berat,
kehilangan yang menyakitkan, dan lainnya. sabar merupakan tali pengikat jiwa agar
manusia masih berada di batas kemanusiaannya. ......................................................... 12

Sabar sudah menjadi investasi dasar seorang manusia dalam menjalani kehidupannya.
Dengan seiring berjalannya waktu maka sifat sabar dalam diri manusia akan terus
berkembang tergantung bagaimana seseorang tersebut mengendalikannya. Berikut
beberapa cara memeroleh sikap sabar dalam diri agar sabar semakin berkembang dan
hati menjadi semakin lapang: ........................................................................................ 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 18

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 18

Dari beberapa penjelasan materi di atas, dapat dipetik beberapa kesimpulan sebagai
berikut: .......................................................................................................................... 18

1. Sifat sabar sangat diperlukan dalam rangka memacu kualitas hidup seseorang,
baik yang sifatnya lahiriah maupun bathiniah, material maupun spiritual. Seseorang
yang sabar memahami bahwa setiap masalah dan tantangan harus dihadapi dengan
tabah untuk mengatasinya dan untuk mewujudkan kebaikan yang diharapkan............ 18

vi
2. Klasifikasi sifat sabar: sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam menghadapi
cobaan, sabar menghadapi hawa nafsu, sabar dalam dakwah, sabar dalam perang, sabar
dalam menghadapi kondisi ekonomi............................................................................. 18

3. Keutamaan sifat sabar anatara lain: selalu dicintai Allah, mendapat petunjuk, dan
mengahpus dosa. ........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

vii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia dalam kehidupannya menghendaki dapat meraih sukses,
untuk meraih sukses tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan
intelektual. Dengan kata lain, dibutuhkan pula kecerdasan lain yang dapat
menopang keberhasilannya, yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional diukur dari mengendalikan emosi dan menahan diri.
Banyak orang beranggapan bahwa sabar merupakan ilmu tingkat tinggi.
Hal ini dapat dibenarkan karena dalam dalam sabar ia akan mengendalikan
amarahnya dan juga dirinya. Banyak keutamaan-keutamaan dari sifat sabar
ini yang sudah banyak diketahui orang banyak tetapi sulit untuk diamalkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini akan
difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari sifat sabar?
2. Apa saja klasifikasi dari sifat sabar?
3. Apa saja keutamaan jika memiliki sifat sabar?
4. Bagaimana cara mengendalikan diri dari marah?
5. Bagaimana cara menanamkan sifat sabar dalam diri?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui makna definisi dari sifat sabar.
2. Untuk mengetahui klasifikasi sifat sabar.
3. Untuk mengetahui keutamaan sifat sabar.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan diri dari marah.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menanamkan sifat sabar dalam diri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sabar
Setiap manusia tentunya menginginkan kehidupan yang sukses di dunia
maupun di akhirat. Untuk meraih keduanya tentunya haruslah melalui
beragam cobaan. Kesuksesan dunia dan akhirat diperoleh tidak hanya
melalui kecerdasan intelektual saja. Terdapat kecerdasan emosional sebagai
kunci penting untuk mengendalikan diri. Kecerdasan emosional merupakan
kecerdasan untuk mengendalikanemosi dan menahan diri. Di dalam Islam,
istilah lain untuk “menahan emosi” adalah “sabar”.
Sifat sabar merupakan pembelajar bagi manusia dalam bekerja
mengerahkan daya upayanya untuk merealisasikan tujuan-tujuan hidupnya.
Kesabaran dan ketekunan merupakan kunci untuk menghadapi kerasnya
kesulitan hidup. Kesabaran menuntut ketabahan dalam tiap menghadapi
sulit dan beratnya rintangan hidup.
Sebelum lebih jauh membahas sabar, ada baiknya kita lebih dahulu
untuk mengetahui definisi dari sabar. Terdapat beberapa pendapat mengenai
konsep sabar secara bahasa. As-shabru merupakan kata lain dari sabar
dalam bahasa Arab yang berarti menahan diri dari keluh kesah. Jika as-
shabru di-kasrah-kan shad-nya maka berarti obat yang terkenal sangat
pahit. Apabila di-dhammah-kan shad-nya menjadi as-shubru memiliki arti
tanah yang subur karena kerasnya. 1
Terdapat pula pendapat yang mengatakan bahwa sabar diambil dari kata
mengumpulkan, memeluk, atau merangkul. Hal ini disebabkan bahwa orang
yang sabar merupakan orang yang dapat memeluk dirinya dari keluh kesah.
Dapat kita tarik benang merahnya bahwa di dalam kata sabar terdapat arti
menahan, keras, mengumpulkan, dan memeluk atau merangkul.2
Selanjutnya terdapat beberapa definisi sabar dari para cendekiawan. M.
Quraish Shihab berpendapat bahwa sabar merupakan menahan diri atau

1
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007), 342.
2
Lubis, 342.

2
membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau
yang lebih baik (luhur).3
Menururt Abu Thalib Al-Makky, sabar adalah menhaan diri daari
dorongan hawa nafsu demi menggapai keridhaan Tuhannya dan
menggantinya dengan bersungguh-sungguh menghadapi cobaan dari-Nya.4
Al-Ghazali menjelaskan bahwa sabar adalah suatu bagian dari akhlak utama
yang dibutuhkan seorang muslim dalam masalah dunia dan agama.5 Artinya,
sifat sabar sangat diperlukan dalam rangka memacu kualitas hidup
seseorang, baik yang sifatnya lahiriah maupun bathiniah, material maupun
spiritual. Seseorang yang sabar memahami bahwa setiap masalah dan
tantangan harus dihadapi dengan tabah untuk mengatasinya dan untuk
mewujudkan kebaikan yang diharapkan.
Al-Ashfahani, dalam kitabnya Mufradat fi Gharabil-Qur’an,
menjelaskan bahwa sabar berarti menahan kesulitan. Namun demikian, kata
sabar mempunyai arti berbeda-beda sesuai dengan objek yang dihadapinya.
Jika seseorang mampu bertahan dalam musibah yang dihadapinya, ia
disebut sabar. Lawannya adalah gelisah (jaza’). Sabar dalam perjuangan
disebut dengan berani (syaja’ah), lawannya adalah takut (jubnu). Menahan
sesuatu yang mengkhawatirkan disebut dengan lapang dada, lawannya
adalah cemas.6 Sabar, dengan demikian, bermakna menahan diri atau tabah
menghadapi sesuatu yang sulit, berat dan mencemaskan; baikbersifat
jasmani maupun rohani.
Antara sabar dan syukur ada keterkaitan seperti keterkaitan antara
nikmat dan cobaan. Setiap orang tidak dapat terlepas dari nikmat dan
cobaan itu dalam menjalankan kehidupan di dunia. Begitu pula interpretasi
syukur dalam perbuatan menuntut adalah kesabaran. Kesabaran itu sendiri
dibagi menjadi tiga macam. Pertama, sabar dalam ketaatan kepada Allah.

3
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan
Umat (Bandung: Mizan, 1996), 165.
4
Rosihon Anwar dan Saehudin, Akidah Akhalk (Bandung: Pustaka Setia, 2016), 287.
5
Ajeng Safitri, “Hubungan Antara Kesabaran Dengan Stres Menghadapi Ujian Pada
Mahasiswa,” JURNAL ISLAMIKA 1, no. 1 (30 April 2018): 36,
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php/JSI/article/view/675.
6
Subhan El Hafiz dkk., “Pergeseran Makna Sabar Dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal
Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris 1, no. 1 (2015): 34,
https://doi.org/10.22236/JIPP-4.

3
Kedua, sabar dari kemaksiatan. Ketiga, sabar ketika mendapat
cobaan.semua itu (ketaatan, kemaksiatan, dan cobaan) merupakan gambaran
sebuah kehidupan. Oleh karenanya sabar adalah separuh keimanan karena
setiap cabang-cabang iman memerlukan sifat sabar.7

B. Klasifikasi Sabar
Seseorang bisa bersabar jika dalam dirinya sudah terstruktur maqamat
itu. Sabar bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis. Sabar bermakna
kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar berbeda-beda
tergantung objeknya.
1. Ketabahan menghadapi musibah, disebut sabar, dan kebalikannya
adalah gelisah (jaza') dan keluh kesah (hala').
2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu
menahan diri (dlobith an-nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan
(bathar).
3. Kesabaran dalam peperangan disebut pemberani, dan sebaliknya
disebut pengecut.
4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm),
kebalikannya disebut pemarah (tazammur).
5. Kesabaran dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut
lapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya.
6. Kesabaran dalam mendengar gosip disebut mampu
menyembunyikan rahasia (katum).
7. Kesabaran terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya
disebut serakah, loba (al-hirsh).
8. Kesabaran dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati
(qana'ah), kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun).8
Terdapat bentuk-bentuk atau tingkatan dari sabar, yaitu:

7
Zukhrifa ‘Amilatun Sholiha dan Ulfa Muaziroh, “Aktualisasi Konsep Sabar Dalam
Perspektif Al-Qur’an (Studi Terhadap Kisah Nabi Ayub),” Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran
Dan Tafsir 3, no. 2 (24 Desember 2018): 202, https://doi.org/10.32505/tibyan.v3i2.616.
8
Najamuddin Najamuddin, “Kesabaran Dan Kesehatan Mental Dalam Bimbingan
Konseling Islam,” Tasamuh: Jurnal Studi Islam 10, no. 1 (30 April 2018): 249,
https://doi.org/10.32489/tasamuh.230.

4
1. Sabar dalam taat kepada Allah Swt.
Sabar harus dilakukan ketika kita menaati Allah, terutama
dalam menjalankan ibadah dan meninggalkan semua larangan-
Nya. Ibadah yang tidak dibarengi dengan kesabaran kurang
memberikan makna bagi yang menjalankan. Al-Qarny
mengungkapkan Tingkat yang paling tinggi adalah sabar atas
ketaatan. Inilah sabar yang sungguh-sungguh diharapkan, yaitu
ketika kamu mengerjakan hal-hal yang diperintahkan, kamu
bersabar atas perintah itu dan bersabar untuk mengerjakannya
dengan cara yang paling sempurna.
Allah berfirman dalam Q.S Maryam ayat 65:
 
 
 

  
   
Artinya : “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-
apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan
berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)?” (Q.S Maryam :65)
Berdasarkan ayat tersebut kewajiban-kewajiban yang
ditetapkan Allah Swt kepada manusia harus dilakukan dengan
sabar seperti: puasa, hajji, berzakat dan lainnya. Bagi mereka yang
selalu sabar dan teguh pendirian dan keimanan kepada Allah SWT,
akan sangat mudah dan ringan untuk mengerjakannya.
2. Sabar dalam menerima cobaan hidup
Semua manusia yang hidup di dunia ini akan mengalami
cobaan hidup, misalnya kehilangan orang yang dicintai, gagal
dalam usaha, mengalami penyakit, dan sebagainya.Ujian dan
cobaan sering membuat manusia gelap mata. Akibatnya, mereka

5
bisa stress dan kehilangan akal sehat, mengamuk dan kemudian
bunuh diri. Semua bentuk cobaan tersebut harus diterima dengan
sabar seraya mengembalikan semuanya kepada Allah. Dalam hal
ini manusia harus bersikap sabar dalam menghadapi cobaan
hidupnya. Sikap sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali
dengan ikhtiar lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas, bila seseorang
dilanda suatucobaan dari Allah Swt.
3. Sabar dari dorongan keinginan hawa nafsu
Hawa nafsu manusia selalu mendorong kearah keburukan
dalam dimensi psikis manusia dan mengarah untuk kenikmatan
hidup dan kemegahan dunia Akan tetapi hawa nafsu dapat
diarahkan kepada kebaikan apabila dikendalikan dengan kesabaran.
Baharuddin mengungkapkan bahwa dimensi nafsu merupakan daya
yang berpotensi untuk mengejar kenikmatan dan menghindarkan
diri dari hal-hal yang mencelakakan. Dimensi ini, jika tidak
terkendali akan mengantarkan manusia bergaya hidup hedonistic,
seks, material, dan lain-lain. Rasulullah Saw menjadi teladan
dalam menghadapi dan menghindari hal-hal yang tidak disukai.
4. Sabar dalam mengajak manusia untuk taat kepada Allah Swt
(berdakwah kepada umat)
Islam menganjurkan manusia untuk berdakwah. ”Islam
merupakan agama dakwah, yakni agama yang harus didakwahkan
kepada umat manusia. Dakwah untuk menegakkan agama Islam
terkadang harus ditempuh dengan perjuangan yang penuh dengan
rintangan dan tantangan. Karena itulah, maka dalam berdakwah
diperlukan kesabaran.
5. Sabar dalam kondisi berperang
Dalam peperangan sangat dibutuhkan kesabaran.” Perang
dalam arti untuk kebebasan berdakwah atau mempertahankan
keyakinan dengan senjata yang digunakan oleh pihak yang
memerangi keyakinan.”Al-Quran menegaskan bahwa kesabaran

6
dalam peperangan merupakan salah satu ciri dari orang yang
bertakwa.
6. Sabar dalam kehidupan sosial
Manusia yang merupakan makhluk sosial, yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain, baik dengan
keluarganya sendiri maupun dengan orang lain. Dalam
pergaulannya, manusia sering mendapatkan hal-hal yang tidak
menyenangkan dan menyinggung perasaan. Oleh karena itu, dalam
pergaulan sehari-hari dibutuhkan kesabaran agar tidak mudah
marah dan tidak cepat-cepat memutuskan hubungan silaturrahim
ketika menemui hal-hal yang kurang menyenangkan. Bersabarlah
dengan keadaan orang-orang sekitar yang menunjukkan
ketidaksenangan, selama dalam jalan yang haq. Rasulullah SAW
adalah orang yang senantiasa sabar dengan apa yang telah
dilakukan orang-orang Quraisy yang sangat membenci beliau.
Tidak jarang beliau disakiti baik secara lisan atau ucapan bahkan
secara fisik.9

C. Keutamaan Sabar dan Bahaya Sifat Marah


Keutamaan sabar dalam Alquran lebih dari sembilan puuh tempat.
Ditambah lagi kemuliaan-kemuliaan atau derajat yang tinggi yang diperoleh
karena sifat sabar itu. Orang yang sabar yang pantas menjadi pemimpin
suatu kaum, kesabaran mendatangkan pertolongan dari Allah dan ganjaran
pahala bagi orang sabar sangat besar, orang yang sabar mendapatkan pahala
dua kali lipat. Dalam setiap ibadah Allah tentukan kadar pahalanya kecuali
orang yang sabar. Oleh karena itu, puasa merupakan ibadah yang pahalanya
merupakan rahasia Allah dan menunjukkan pahala yang diperoleh sangat
besar. Hal itu dikarenakan puasa adalah separuh dari kesabaran. Kebesaran
Allah beserta orang-orang yang sabar merupakan pahala yang tidak dapat
dihitung. Kesabaran akan membawa kemenangan. Allah memberikan

9
Zulhammi Zulhammi, “Tingkah Laku Sabar Relevansinya Dengan Kesehatan Mental,”
Darul Ilmi 4, No. 1 (1 Januari 2016): 42–46, Http://Jurnal.Iain-
Padangsidimpuan.Ac.Id/Index.Php/Di/Article/View/424.

7
kepada orang-orang yang sabar berbeda dari yang lain, orang yang sabar
diberikan keberkahan, rahmat, dan petunjuk. Sabar adalah separuh dari
iman, rahasia kebahagiaan manusia, sumber kekuatan dikala tertimpa
cobaan, bekal seorang mukmin saat terjadi beragam bencana, dan finah.
Sabar adalah separuh dari iman, rahasia kebahagiaan manusia, sumber
kekuatan dikala tertimpa cobaan, bekal seorang mukmin saat terjadi
beragam bencana, dan finahyang berkelanjutan, dan senjata seorang sufi
melawan hawa nafsunya, membawanya untuk konsisten dalam menjalankan
syariat Allah, dan menjaganya dari keterjerumusan kedalam jurang
kebinasaan dan kesesatan.
Dijelaskan pula dalam salah satu hadis yang menerangkan tentang
fungsi dan keutamaan sabar diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri: Nabi
SAW bersabda,
“Tidak ada pemberian yang dikaruniakan kepada seseorang yang lebih
baik dan lebih luas dari pada sabar” (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu
Daud, dan Tirmidzi)
Dan orang yang sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya,
melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang men-dapat tempat kesudahan
(yang baik). 10
Beberapa keutamaan sikap sabar adalah sebagai berikut:
1. Selalu dicintai Allah
Rahmat Allah Swt meliputi semua makhluk-Nya, meski
sebagian mereka tak mau tunduk kepada-Nya. Terlebih-lebih lagi
kepada hamba yang dicintai-Nya. Orang-orang yang sabar adalah
orang yang berhak mendapat cnta-Nya.
2. Menghapus dosa dan memberi pahala
Orang yang sabar menghadapi ujian dari Allah Swt akan
memperoleh pahala sebagai ganjarannya. ”Pahala bisa didapat
melalui berbagai musibah yang diterima seseorang manakala ia
10
Sholiha dan Muaziroh, “Aktualisasi Konsep Sabar Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi
Terhadap Kisah Nabi Ayub),” 205.

8
menerima dengan sabar”. Mungkin saja ada dosa yang kita
melakukannya secara tidak sadar, yang bias terhapuskan jika kita
lulus dalam suatu ujiann.
Orang yang sabar akan memperoleh balasan yang sempurna
dari Allah Swt. Sungguh sangat beruntung orang-orang yang
memilih untuk bersabar yang menghadapi segala ketetapan Allah
Swt karena Allah Swt akan memberikan pahala tanpa batas.
3. Memperoleh petunjuk
Orang yang bersabar adalah mereka yang mampu menahan
nafsu. Bagi mereka yang bersabar, Allah akan semakin
mencintainya, jika Allah mencintai hamba-Nya maka Allah akan
dengan mudah memberi petunjuk-nya.11
Dalam jurnal penelitian La Velle Hendricks yang berjudul “The Effects
of Anger on the Brain and Body” (kemarahan berdampak terhadap otak dan
tubuh). Dalam penelitian tersebut, kemarahan berdampak terhadap otak.
Kemarahan merupakan dasar emosi manusia yang dialami setiap orang dari
dari waktu ke waktu. Perasaan marah muncul ketika merasa terancam akibat
konflik fisik, ketidakadilan, penghinaan, atau pengkhianatan. Otak manusia
telah diatur sebagai perangkat pemindahan yang mengetahui semua
ancaman. Kemudian memberikan sinyal ke tubuh bagaimana seharusnya
bereaksi. Saat marah, otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal di
ginjal untuk melepaskan adrenalin, sehingga jika jumlah adrenalin yang ada
di dalam darah meningkat maka tubuh akan memberi respon secara fisiologi
yang ditandai dengan peningkatan denyut jantung, tekanan darah,
pernafasan, ekresi keringan dan air ludah.12
Apabila emosi marah gagal dikendalikan, maka akan mengakibatkan
dampak negatif sebagai berikut:
1. Menemui banyak kesulitan dan akhirnya penyesalan (al-Qur‟an, 21:
78). Berbagai akibat kemarahan yang hanya sesaat itu ternyata
berakibat kegagalan luar biasa dan sering berlangsung dalam waktu

11
Zulhammi, “Tingkah Laku Sabar Relevansinya Dengan Kesehatan Mental,” 47.
12
Indah Wigati, “Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam,” Ta’dib:
Journal Of Islamic Education (Jurnal Pendidikan Islam) 18, No. 02 (2013): 209.

9
yang relatif panjang dalam kehidupan seseorang. Sering ada
ungkapan “Andai engkau mau sabar dan berpikir sedikit saja, tentu
tidak seperti ini hasilnya”. Ini adalah ungkapan penyesalan atas
kesulitan yang diakibatkan tindakan marah.
2. Tidak memperoleh keuntungan (kebajikan) apa pun, malah kerugian
yang besar yang akan dideritanya (al-Qur‟an, 33 : 25).
3. Murka dan laknat Allah adalah puncak akibat negatif yang sangat
mungkin diterima seseorang ketika ia tidak mampu mengelola
emosi marahnya sehingga melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar shara(al-Qur’an, 4: 93).13

Dampak kemarahan dalam pendekatan psikologi ada tiga yaitu:


1. Bahaya Fisiologis, dari aspek medis menurut para pakar, amarah
dan kekecewaan yang terjadi akan mempengaruhi kesehatan
seseorang. Hal tersebut dapat menimbulkan hipertensi, stress,
depresi, maaq, gangguan fungsi jantung, insomnia, kekelahan,
bahkan serangan jantung yang dapat menyebabkan kemtian secara
mendadak.
2. Bahaya psikologis, amarah akan menimbulkan berbagai akibat
psikologis yang membahayakan. Setelah sadar biasanya seseorang
yang marah akan dipenuhi rasa penyesalan terhadap perbuatannya
yang tidak patut. Rasa penyesalan itu kadang-kadang dapat
demikian mendalam, sehingga menjadi pengutukan terhadap diri
sendiri, penghukuman diri, hingga depresi atau suatu rasa bersalah
yang mengahntui untuk waktu yang lama.
3. Bahaya sosial, amarah seseorang dapat menimbulkan biaya sosial
yang snagat mahal baginya. Watak pemarah mengakibatkan
terjadinya disharmonis, seperti terputusnya persahabatan dengan
seorang teman, kehilangan pekerjaan, atau bahkan samapai terkena

13
Moch Sya’roni Hasan, “Manajemen Marah Dan Urgensinya Dalam Pendidikan,” Al-
Idaroh : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam 1, No. 2 (25 September 2017): 99.

10
hukuman pidana dalam kasus-kasus amarah yang berujung pada
penganiayaan atau pembunuhan.14

D. Cara Mengendalikan Marah


Keadaan marah berhubungan erat dengan kesabaran. Kesabaran
merupakan kunci utama mengendalikan amarah. Akan tetapi kesabaran
tidak datang dengan mudah.Beberapa cara agar seseorang mampu meredam
marah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis adalah sebagai berikut:
1. Saat marah hendaknya duduk, jika tetap marah hendaknya berbaring
Hal ini sesuai dengan sebuah hadis: Dari Abu Dzar Ra,
Rasulullah Saw. menasehatkan: “Apabila kalian marah, dan dia
dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu
marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia
mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
2. Diam
Lidah lebih tajam daripada pedang, maka sebaiknya kita diam
ketika marah. Ada banyak keutamaan diam dalam Islam,
diantaranya adalah terhindar dari dosa dan berbagai sifat buruk.
Sebagaimana sabda Rasul: “Jika kalian marah, diamlah.” (HR.
Ahmad). Selanjutnya terdapat hadis Rasulullah saw bersabda:
“Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling
mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlak yang baik
” (HR. Ibnu Abi Dunya.
Selain sebagai cara untuk mengendalikan amarah, diam juga
merupakan ibadah yang ringan. Tariklah nafas yang panjang lalu
hembuskan secara perlahan sambil berdzikir, Insya Allah emosi pun
akan reda.
3. Baca Ta’awudz
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh saya mengetahui ada satu
kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia

14
Yadi Purwanto dan Rahmat Mulyono, Psikologi Marah (Perspektif Psikologi Islam)
(Bandung: Refika, 2006), 40–43.

11
membaca ta’awudz: “A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim,”
marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan membaca taáwudz maka Insya Allah emosi pun akan
mereda. Kalimat taáwudz merupakan kalimat untuk meminta
pertolongan pada Allah SWT agar Ia melindungi kita dari godaan
setan yang menyulut api kemarahan dalam diri kita.
4. Berwudhu
5. Sholat
6. Sadar ketika diingatkan untuk tidak marah
7. Mengetahui akibat buruk sikap marah
8. Berdoa
9. Membaca istigfar
10. Mendapat derajat yang tinggi dan kedudukannya istimewa bagi
orang dapat mengendalikan marah
11. Istirahat yang cukup supaya tidak mudah marah
12. Cari kesibukan lain15

E. Cara Memperoleh Sifat Sabar Dalam Diri


Untuk menjadi manusia yang memiliki sifat sabar memanglah tidak
muda. Manusia dikaruniai emosi yang menjadikannya sebagai ujian bagi
tiap pribadinya. Seringkali diri diuji dengan kondisi yang menyebabkan
marah, ujian yang teramat berat, kehilangan yang menyakitkan, dan lainnya.
sabar merupakan tali pengikat jiwa agar manusia masih berada di batas
kemanusiaannya.
Sabar sudah menjadi investasi dasar seorang manusia dalam menjalani
kehidupannya. Dengan seiring berjalannya waktu maka sifat sabar dalam
diri manusia akan terus berkembang tergantung bagaimana seseorang
tersebut mengendalikannya. Berikut beberapa cara memeroleh sikap sabar
dalam diri agar sabar semakin berkembang dan hati menjadi semakin
lapang:
1. Niatkan segala sesuatu karena Allah

15
Wigati, “Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam,” 198.

12
Salah satu cara agar sabar senantiasa ada di dalam benak
kita adalah melakukan segala sesuatu dengan mengharap Ridho
dari Allah dengan meluruskan niat. Dari Umar Ra, bahwa
Rasulullah Saw. bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan
seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena
dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari dan
Muslim). Segala sesuatu hendaklah diniatkan karena Allah SWT.
Sesungguhnya sesuatu yang diniatkan karena Allah akan
mendapat ridha dari-Nya. Dan keridhaan dari Allah akan
menimbulkan kesabaran.
2. Puasa Sunnah
Esensi dari berpuasa adalah menahan berbagai macam
hawa nafsu. Seperti lapar, emosi, dan syahwat. Berpuasa juga
dapat disamakan dengan berlatih untuk memerangi hawa nafsu
tersebut. Dengan begitu, memperbanyak puasa sunnah dapat
menigkatkan kesabaran.
3. Membaca Al Qur’an
Al Qur’an merupakan pedoman bagi umat islam. Di
dalamnya banyak terkandung pelajaran-pelajaran hidup yang
berharga yang akan menuntun kita kepada kebaikan.
Sebagaimana Fungsi Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan membaca Al Qur’an dan mengamalkannya dapat
membuat hidup menjadi lebih baik dalam menghadapi persoalan-
persoalan hidup yang terjadi. Sehingga kesabaran akan muncul
dan tumbuh di dalam diri.
4. Berdzikir
Amalan berdzikir yang dapat kita lakukan sangat lah
banyak, seperti Amalan Dzikir Pembuka Rezeki, dzikir sebelum
tidurmenurut islam, dsb. Selain bentuk-bentuk dzikir sederhana

13
yang dapat kita lakukan, bedzikir juga dapat membuat hati tenang
dan kesabaran akan meningkat.
5. Berlatih untuk Bersabar
Melatih kesabaran secara terus menerus akan dapat
meningkatkan kesabaran. Lebih dari itu, kesabaran yang dilatih
secara terus menerus dapat menjadi kebiasaan. Nabi Muhammad
Saw. bersabda:
“… barang siapa yang menyabar-nyabarkan diri (berusaha
bersabar), maka Allah akan menjadikannya orang yang
sabar…” (HR. Bukhari)
6. Berpikir Positif
Pikiran yang positif akan sangat berpengaruh terhadap perilaku di
kehidupan sehari-hari. Kesuksesan, keberhasilan, ketenangan hati,
dan kesabaran juga didapat dari pikiran yang positif. Pikiran yang
positif juga akan selalu menimbulkan sikap optimis. Sikap optimis
akan membuat perasaan putus asa sulit untuk mucul. Dengan
begitu, kesabaran akan meningkat.
7. Mengatur Emosi
Biasanya ketidaksabaran muncul karena emosi yang tidak
baik, seperti marah, kesal, dan putus asa. Apabila kita dapat
mengontrol emosi dengan baik, maka kesabaran pun akan tetap
terjaga. Cara mengendalikan emosi menurut islam sangat tepat
untuk menjadi solusi dalam Cara Meningkatkan Kesabaran.
8. Ikhlas
Sikap ikhlas membuat kita lebih legowo dalam
menghadapai setiap permasalahan. Dengan hati yang tenang dan
hanya mengharap ridha dari Allah akan membuat kesabaran
semakin meningkat.
9. Membaca Kisah Para Nabi dan Sahabat
Para Nabi merupakan manusia pilihan Allah yang memiliki
tingkat kesabaran yang baik. Bahkan ada beberapa Nabi yang

14
mendapatkan gelar “Ulul Azmi” yang artinya memiliki kesabaran
yang luar biasa.
Adapun nabi-nabi yang mendapat gelar tersebut adalah
Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan
Nabi Muhammad Saw. Hal ini bukan menandakan bahwa selain
nabi-nabi di atas tidak memiliki sifat sabar. Akan tetapi, gelar
tersebut diperuntukkan bagi beliau-beliau yang memiliki
ketabahan dan kesabaran yang luar biasa berdasarkan dari kisah-
kisahnya.
Begitupun dengan para sahabat Nabi Muhammad Saw.
Mereka adalah orang-orang yang kesalehannya sudah terbukti dan
menjadi pendamping bagi Nabi dalam menyiarkan agama islam.
Mereka juga merupakan orang-orang yang sabar. Dengan
membaca kisah-kisah Nabi dan para sahabat akan memotivasi kita
untuk lebih bersabar dalam menghadapi apapun.
10. Mencontoh Orang yang Sabar
Setelah termotivasi untuk menjadi orang yang lebih sabar,
selanjutnya adalah mencoba untuk mencontoh orang-orang yang
sabar. Dengan demikian, tingkat kesabaran kita akan bertambah.
11. Lebih Sering Melihat ke Bawah
Maksud dari lebih sering melihat ke bawah adalah mencoba
untuk menyadari bahwa banyak orang lain yang lebih tidak
beruntung dari kita. Sehingga kita akan lebih bersyukur dan
bersabar ketika mengharapkan sesuatu.
12. Mengingat Janji-Janji Allah
Begitu banyak ganjaran bagi orang-orang yang sabar yang
telah dijanjikan oleh Allah SWT. diantaranya adalah:
a. Orang yang Sabar Akan Dijanjikan Surga
“Mereka itu akan diberiAnas bin Malik Ra. Meriwayatkan,
Aku mendengar Rasullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya
Allah berfirman, Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan

15
kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan
surga baginya.” (HR. Bukhari)
b. Orang yang Sabar Akan Diberikan Pahala Tanpa Batas
Allah SWT berfirman “… Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
c. Orang yang Sabar Akan Diberikan Rahmat dan Petunjuk
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah:
157)
d. Orang yang Sabar Akan Dicintai Allah
“… Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali
Imran: 146)
e. Orang yang Sabar Akan Mendapatkan Pertolongan
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan
mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya
Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai
tanda.” (QS. Ali Imran: 125)
13. Fokus pada Tujuan
Fokus terhadap tujuan akhir juga termasuk salah satu Cara
Meningkatkan Kesabaran. Kesabaran dapat ditingkatkan dengan
memfokuskan diri pada tujuan. Orang yang fokus terhadap tujuan
akan terus berusaha mendapatkan tujuannya. Sehingga rasa putus
asa akan terminimalisir dan kesabaran akan terjaga.
14. Berteman dengan Orang Soleh
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sifat
seseorang. Berbagai karakteristik biasanya terbentuk dari sana.
Adapun salah satu sifat atau karakter dari orang soleh adalah
penyabar. Dengan bergaul dan berteman dengan orang soleh dapat
membuat sifatnya tersebut “menular” kepada kita. Perumpamaan
dalam pergaulan telah disabdakan Nabi Muhammad Saw.

16
“Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu
seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman
dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena
kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-
kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan
pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya
akan mendapatkan bau tidak sedap.“ (HR. Bukhari & Muslim)
15. Berdoa
Terakhir adalah meminta kepada Allah atau berdoa untuk
meningkatkan kesabaran. Segala usaha akan menjadi lengkap jika
dibarengi dengan doa. Sesungguhnya kesabaran itu merupakan
anugerah dari Allah SWT. Oleh karena itu, mintalah kepada-Nya
untuk menjadi orang yang sabar.

17
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan materi di atas, dapat dipetik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sifat sabar sangat diperlukan dalam rangka memacu kualitas hidup
seseorang, baik yang sifatnya lahiriah maupun bathiniah, material
maupun spiritual. Seseorang yang sabar memahami bahwa setiap
masalah dan tantangan harus dihadapi dengan tabah untuk mengatasinya
dan untuk mewujudkan kebaikan yang diharapkan.
2. Klasifikasi sifat sabar: sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam
menghadapi cobaan, sabar menghadapi hawa nafsu, sabar dalam
dakwah, sabar dalam perang, sabar dalam menghadapi kondisi ekonomi.
3. Keutamaan sifat sabar anatara lain: selalu dicintai Allah, mendapat
petunjuk, dan mengahpus dosa.
4. Yang dilakukan saaat marah diantaranya: saat marah hendaknya duduk,
jika tetap marah hendaknya berbaring.
5. Beberapa cara menumbuhkan sabar dalam diri: niatkan segalanya karena
Allah, puasa sunnah, berdzikir dan berdoa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, Dan Saehudin. Akidah Akhalk. Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Hafiz, Subhan El, Ilham Mundzir, Fahrul Rozi, Dan Lila Pratiwi. “Pergeseran
Makna Sabar Dalam Bahasa Indonesia.” Jurnal Ilmiah Penelitian
Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris 1, No. 1 (2015).
Https://Doi.Org/10.22236/Jipp-4.

Hasan, Moch Sya’roni. “Manajemen Marah Dan Urgensinya Dalam Pendidikan.”


Al-Idaroh : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam 1, No. 2 (25
September 2017): 84–107.

Lubis, Saiful Akhyar. Konseling Islami. Yogyakarta: Elsaq Press, 2007.

M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai


Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Najamuddin, Najamuddin. “Kesabaran Dan Kesehatan Mental Dalam Bimbingan


Konseling Islam.” Tasamuh: Jurnal Studi Islam 10, No. 1 (30 April 2018):
241–72. Https://Doi.Org/10.32489/Tasamuh.230.

Purwanto, Yadi, Dan Rahmat Mulyono. Psikologi Marah (Perspektif Psikologi


Islam). Bandung: Refika, 2006.

Safitri, Ajeng. “Hubungan Antara Kesabaran Dengan Stres Menghadapi Ujian


Pada Mahasiswa.” Jurnal Islamika 1, No. 1 (30 April 2018).
Http://Ejurnal.Umri.Ac.Id/I
ndex.Php/Jsi/Article/View/675.

Sholiha, Zukhrifa ‘Amilatun, Dan Ulfa Muaziroh. “Aktualisasi Konsep Sabar


Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Terhadap Kisah Nabi Ayub).” Jurnal
At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran Dan Tafsir 3, No. 2 (24 Desember 2018):
200–211. Https://Doi.Org/10.32505/Tibyan.V3i2.616.

Wigati, Indah. “Teori Kompensasi Marah Dalam Perspektif Psikologi Islam.”


Ta’dib: Journal Of Islamic Education (Jurnal Pendidikan Islam) 18, No.
02 (2013): 193–214.

Zulhammi, Zulhammi. “Tingkah Laku Sabar Relevansinya Dengan Kesehatan


Mental.” Darul Ilmi 4, No. 1 (1 Januari 2016). Http://Jurnal.Iain-
Padangsidimpuan.Ac.Id/Index.Php/Di/Article/View/424.

19
20

Anda mungkin juga menyukai