Anda di halaman 1dari 19

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING

Penanggulangan Masalah Gelandangan Psikotik Di Masyarakat


(Dari Berbagai Konsep Dan Teori Serta Hasil Penelitian Terakhir)
Dan Gangguan Jiwa Ringan (Neurosa) Di Masyarakat

KELOMPOK II
Mihrawaty S. Antu
Nurul Hidayah
Reni Hertini
Shella Febrita Puteri U
Latar Belakang
Neurosis Psikosis Gelandangan

data Riset Kesehatan Daerah Provinsi Jawa


2007 =gelandangan dengan Barat tahun 2007 diketahui bahwa warga
masalah gangguan jiwa berat pengidap gangguan jiwa di Kota Bandung
(Psikotik) sebanyak 20 juta jiwa mencapai 600.000 orang

data pasien gelandangan psikotik di


Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat pada
tahun 2014 tercatat jumlah pasien
gelandangan psikotik yang dirujuk ke RSJ
Provinsi Jawa Barat oleh Pemerintah Kota
Bandung adalah sebanyak 21 orang,
Pengertian Neurosis
Neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya
pada sebagian dari kepribadian, sehingga
orang yang mengalaminya masih bisa
melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-
hari atau masih bisa belajar, dan jarang
memerlukan perawatan khusus di rumah
sakit.
Jenis Neurosis
Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
Histeria
Neurosis fobik
Neurosis obsesif-kompulsif
Neurosis depresif
Neurasthenia
Psikotenis
Hipokondria
Sejarah Psikosis

Psikosis merupakan suatu istilah yang perma kali


digunkan untuk menunjukan indikasi gejala
kegilaan dan mania oleh Ernest Von
Feuchtersleben pda tahun 1845. Istilah ini
merupakan bahsa yunanimengartikan psyche
yaitu jiwa yang memberika atau hidup,
menghidupkan, memperccepat dan osis berarti
kondisi normal. Istilah ini digunkan untuk
membedakan antara gangguan jiwa dan
gangguan yang diakibatkan oleh sistem saraf
Konsep Psikosis
St. Ggg jiwa yang serius/berat
Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
Ditandai oleh :
Ggg kemampuan berpikir
Bereaksi secara emosional
Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir kenyataan dan
bertindak sesuai kenyataan / pembicaraan melantur
Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
Perilaku regresif / kacau
Gaduh gelisah
Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
Waham dan halusinasi
Psikosis ditandai oleh

Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )


Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa; nihilistik; bizaar
Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik; taktil; kinestetik; viseral.
Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi; lompat gagasan;
sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi; wandering/keluyuran;
kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas; overaktivitas dll
Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas ) Gangguan Jiwa
di Indonesia :

Psikosis Fungsional 4%

Skizofrenia 0,2% - 0,8 %

Sindrom Otak Organik Akut 0,5%

Sindrom Otak Organik Menahun 1%

Retardasi Mental 2%

Neurosis 5%

Psikosomatis 5%

Gangguan Kepribadian 1%

Ketergantungan Obat ?
PERBEDAAN PSIKOSIS DAN
NEUROSIS
Perbedaan
Faktor Psikosis Neurosis

1. Perilaku umum Gangguan terjadi pada seluruh aspek Gangguan terjadi sebagian
kepribadian, tidak ada kontak dengan kepribadian,kontak dengan realitas
realitas masih ada

2. gejala-gejala Gejala bervariasi luas dengan Gejala bervariasi tetapi bersifat


waham,halusinasi, kadangkala emosi yang temporer dan ringan.
terjadi secara terus menerus

3. orientasi Penderita sering mengalami Penderita tidak/jarang mengalami


disorientasi(waktu,tempat,dan orang-orang disorientasi(waktu,tempat,dan
orang-orang
Faktor Psikosis Neurosis

4. Pemahaman (insight) Tidak memahami dirinya memahami dirinya sakit


sakit

5. Resiko sosial Perilaku membahayakan Perilaku jarang untuk tidak


orang lain dan diri sendiri membahayakan orang lain
dan diri sendiri

6. penyem-buhan Memerlukan perawatan di Tidak begitu memerlukan


RS,Kesembuhan ke keadaan perawatan di RS,Kesembuhan
semula sulit dicapai ke keadaan semula sangat
mungkin untuk dicapai
Gelandangan Dengan Psikosis

Gelandangan psikotik adalah mereka yang hidup di


jalan karena suatu sebab mengalami gangguan
kejiwaan yakni mental dan sosial, sehingga mereka
hidup mengembara, berkeliaran, atau menggelandang
di jalanan. Dalam gelandangan psikotik ini mereka
sudah tidak memiliki pola pikir yang jelas dan mereka
sudah tidak lagi mementingkan mengenai norma dan
kebiasaan yang ada dalam masyarakat, selain itu juga
mereka sudah tidak memiliki rasa malu dan memiliki
amarah yang tidak bisa di kontrol jika sedang marah.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Ilmu Kedokteran Jiwa bahwa munculnya gelandangan
psikotik disebabkan oleh faktor keluarga tidak peduli,
keluarga malu, keluarga tidak tahu, obat tidak
diberikan, tersesat ataupun karena urbanisasi yang
gagal. Ciri-ciri gelandangan psikotik ini ditandai dengan
tubuh yang kotor sekali, rambutnya seperti sapu ijuk,
pakaiannya compang- camping, membawa bungkusan
besar yang berisi macam-macam barang, bertingkah
laku aneh seperti tertawa sendiri serta sukar diajak
berkomunikasi.
Hasil Penelitian
Penanggulangan
Membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM )Kota dengan dibentuknya
tim tersebut diharapkan penanganan terhadap gelandangan psikotik dapat lebih menyeluruh
dan penanganan tidak hanya dilakukan hingga tahap rehabilitasi sosial saja, melainkan pada
pasca rehabilitasi sosial.
Membuat pedoman penanganan gelandangan psikotik yang disepakati bersama. Dengan
adanya pedoman tersebut diharapkan kerangka kerja dalam penanganan gelandangan
psikotik akan lebih jelas dan meyeluruh. Selain itu dengan adanya pedoman yang disepakati
bersama, hal-hal yang berkaitan dengan tujuan, sasaran dan indikator kegiatan dapat
dijabarkan dengan jelas.
Membuat pendataan terkait gelandangan psikotik secara lebih merinci, terkait dengan jumlah
gelandangan psikotik yang berhasil dijangkau, yang dikembalikan kembali kepada keluarga,
gelandangan psikotik yang dirujuk, gelandangan psikotik yang direhabilitasi dan dimana yang
bersangkutan tersebut direhabilitasi.
Melakukan rapat evaluasi yang jangka waktunya ditetapkan. Adanya rapat evaluasi ini
bertujuan untuk melakukan penyebaran informasi terkait gelandangan psikotik dan
mengevaluasi sudah sejauh mana penanganan gelandangan psikotik dilakukan serta apa saja
kendala yang ditemui dalam penanganan gelandangan psikotik.
Melakukan follow-up pada saat pemulangan gelandangan psikotik ataupun juga eks-psikotik
kepada pihak keluarga. Follow-up yang dilakukan dapat berupa kunjungan rumah dari pihak
Pemerintah Kota Bandung disertai pihak dinas tempat asal yang bersangkutan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai