Anda di halaman 1dari 3

PENEGAKKAN HUKUM KEPABEANAN DAN CUKAI

Nama : Fadhal Muhammad

Kelas : 3-5

No. Absen : 09

Dalam pasal 111 peraturan Dirjen bea cukai nomer 53/BC/2010 Diatur bahwa kegiatan pengawasan
NPP dilaksanakan oleh unit narkotika dengan kegiatan intelijen dalam rangka deteksi dini dan
penindakan terhadap pelanggan kepabeanan terkait NPP.

1. Jelaskan deteksi dini dan penindakan tersebut serta berikan contohnya


Jawab:
Deteksi dini terhadap pelanggan kepabeanan terkait NPP adalah kegiatan yang bersifat
preventif dimana yang bertujuan untuk menemukan potensi terjadinya suatu pelanggaran
kepabeanan terkait NPP sebelum pelanggaran tersebut terjadi sehingga pelanggaran tersebut dapat
segera diproses sesuai hukum yang berlaku. Sedangkan, kegiatan penindakan dilaksanakan oleh Unit
Penindakan untuk menanggulangi pelanggaran kepabeanan terkait NPP dengan upaya fisik yang
bersifat administratif sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Kegiatan pengawasan NPP meliputi apa saja


Jawab:
Kegiatan pengawasan NPP meliputi pengumpulan data atau informasi NPP; penilaian dan
analisis data atau informasi NPP; pendistribusian data atau informasi NPP; penelitian pra-penindakan
NPP; penentuan skema penindakan NPP; patroli dan operasi penindakan NPP; penentuan hasil
penindakan NPP; kerjasama penanganan NPP; pemanfaatan dan pemeliharaan sarana operasi NPP;
dan evaluasi kegiatan pengawasan NPP.

3. Sumber pengumpulan data/informasi intelijen dalam kegiyatan pengawasan NPP berasal dari
mana saja dan berikan contoh nya
Jawab:
Sumber pengumpulan data/informasi intelijen dalam kegiatan pengawasan NPP berasal dari
internal DJBC berupa data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan surveillance, monitoring,
atau penerimaan informasi dari unit internal lainnya, contoh: Laporan Hasil Pemeriksaan Fisik,
Identitas imporir, hasil pengamatan pegawai bea cukai. Selain itu, pengumpulan data/informasi
intelijen dalam kegiatan pengawasan NPP juga dapat berasal dari eksternal DJBC berupa data atau
informasi yang diperoleh dari laporan masyarakat atau institusi/sumber eksternal lainnya, contoh:
Informasi dari saingan bisnis target, laporan keresahan masyarakat.

4. Apa perbedaan antara surveillance dan monitoring dalam kegiatan intelijen di bidang
kepabeanan dan cukai terkait NPP
Jawab:
Surveillance dilaksanakan dengan kegiatan pengamatan terhadap orang, tempat, sarana
pengangkut dan/atau obyek tertentu secara berkesinambungan pada periode tertentu yang
dilakukan secara tertutup dalam rangka pengumpulan atau pendalaman data atau informasi yang
dapat menunjukkan adanya indikasi pelanggaran di bidang kepabeanan terkait NPP, sedangkan
dilaksanakan dengan kegiatan pengamatan terhadap data-data transaksi pelayanan dan pengawasan
kepabeanan terkait NPP.

5. Mengapa kegiatan lapangan untuk intelijen harus dengan surat tugas, apa kelanjutan dari surat
tugas tersebut bagi yang menerima tugas?
Jawab:

Kegiatan lapangan untuk intelijen harus dengan surat tugas karena kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang terorganisir sehingga setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus memiliki
dasar yang resmi dari pemberi tugas dengan pertimbangan tertentu untuk melindungi penerima tugas
dan menghindari penyalahgunaan wewenang yang dapat meresahkan masyarakat. Tindak lanjut dari
surat tugas tersebut yaitu dengan membuat Laporan Pelaksanaan Tugas Pengumpulan Informasi NPP.

6. Jelaskan siklus intelijen dan jelaskan pula hubungan antara siklus intelijen sebelumnya dan siklus
intelijen selanjutnya!
Jawab:
Siklus intelijen dimulai dari Pengumpulan Data Atau Informasi yang dilakukan melalui
kegiatan surveillance, monitoring, atau penerimaan informasi dari unit internal DJBC dan/atau
eksternal DJBC berupa data atau informasi yang diperoleh dari laporan masyarakat atau institusi atau
sumber eksternal lainnya. Atas hasil pengumpulan data atau informasi dilakukan penyeleksian data
atau informasi dengan penelitian terhadap lingkup informasi yang berkenaan dengan kepabeanan
dan/atau cukai dalam rangka menentukan kelayakan data atau informasi untuk dilakukan klasifikasi
yang kemudian dituangkan dalam Lembar Informasi.

Berdasarkan LI, dilakukan Penilaian Dan Analisis Data Atau Informasi. Penilaian dilakukan
dengan pengklasifikasian data atau informasi yang tertuang dala LI dalam rangka menentukan
kelayakan data atau informasi untuk dilakukan analisis. Pengklasifikasian informasi dilakukan
berdasarkan kriteria tertentu berupa kehandalan sumber dan validitas informasi yang diperoleh yang
kemudian dituangkan dalam Lembar Klasifikasi Informasi (LKI). Analisis data atau informasi
dilakukan dengan mencocokkan, membandingkan, menguji dan meneliti data atau informasi
berkaitan dengan indikasi pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai. Analisis data atau informasi
dilakukan berdasarkan LKI. Hasil analisis data atau informasi dituangkan dalam Lembar Kerja Analisis
Intelijen (LKAI) yang ditindaklanjuti dengan penerbitan produk intelijen berupa :
a. Nota Hasil Intelijen (NHI) yang memuat informasi mengenai indikasi kuat adanya
pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai yang bersifat spesifik dan mendesak dari Unit Intelijen,
untuk segera dilakukan penindakan oleh Unit Penindakan Kantor Pelayanan;
b. Nota Informasi Penindakan (NIP) yang memuat informasi mengenai indikasi adanya
pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai yang bersifat spesifik dari Unit Intelijen, untuk dapat
dilakukan penindakan oleh Unit Penindakan Kantor Pusat atau Kantor Wilayah secara
horizontal;
c. Nota Informasi (NI) yang memuat informasi mengenai indikasi adanya pelanggaran
kepabeanan dan/atau cukai yang bersifat umum atau spesifik untuk dapat dilakukan penelitian
mendalam oleh Unit Intelijen di Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan;
d. rekomendasi untuk audit, perbaikan sistem dan prosedur atau lainnya; atau
e. informasi lainnya, antara lain meliputi kecenderungan pelanggaran yang bersifat umum atau
peta kerawanan yang dapat digunakan sebagai salah satu dasar pelaksanaan patroli.
Tindak lanjut tersebut merupakan bentuk Pendistribusian Data atau Informasi.
Siklus terakhir adalah Evaluasi Dan Pemutakhiran Data Atau Informasi. Pemutakhiran data
dalam profil intelijen yang meliputi profil penumpang, profil perusahaan, profil komoditi, profil
pengusaha barang kena cukai, dan profil lainnya, dilaksanakan oleh Subdirektorat Intelijen berdasarkan
informasi dan masukan dari Kantor dan/atau Direktorat terkait. Pemutakhiran data dalam Profil Intelijen
dapat dilakukan berdasarkan Profil Penyidikan yang berasal dari Unit Penyidikan yang diperuntukkan
sebagai dasar penyusunan analisis pasca penindakan (post seizure analysis) yang sekurang-kurangnya
memuat :
a. kronologis pelanggaran;
b. modus operandi;
c. indikator risiko pelanggaran;
d. analisis kebijakan atau peraturan perundang-undangan;
e. proses penanganan pelanggaran; dan
f. kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai