Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA DASAR

“Sifat Cahaya”

Disusun Oleh: Kelompok 11

1. Desi Indriyani

2. Agus Zulkarnain
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
DAFTAR ISI

Pendahuluan

Pembahasan

14.1 Dispersi Cahaya dan Pelangi....................................................................1

14.2 Lensa.........................................................................................................2

14.3 Pembentukan Gambar Oleh Lensa............................................................3

14.3.1 Cacat Lensa.....................................................................................4

14.4 Difraksi Penyebaran Cahaya.....................................................................5

14.5 Gangguan Konstruktif dan Desrtuktif.......................................................7

14.6 Warna Interferensi oleh Refleksi dari Film...............................................7

14.7 Polarisasi untuk Sifat Gelombang Transversal Cahaya............................8

14.8 Dualitas Gelombang Partikel Dua sisi dari Koin yang Sama...................9

Kesimpulan

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata


dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang
disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan
sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan
area riset yang penting pada fisika modern.

Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang
mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang,
polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar
dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan
pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi.
Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris
(en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).

Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang


elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun
1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan
teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann
mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum
sebagai model dari teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899
dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi
jumlahan diskrit yang disebut elemen energi.

Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya
yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya.
Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron
mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas
partikel-gelombang.

Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek
fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang
mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck
mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan
menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan,
termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John
von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan
lain-lain.
Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai
dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut
foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya
sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta merta
mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain
yaitu difusi dan hamburan.

PEMBAHASAN
SIFAT CAHAYA

14. 1 Dispersi Cahaya dan Pelangi

Ingat dari bab sebelumnya bahwa cahaya melambat saat beralih dari udara atau
keawah. Ingat juga bahwa cahaya frekuensi tinggi bergerak lebih lambat dari
cahaya frekuensi rendah. Cahaya ungu bergerak sekitar 1% lebih lambat dari pada
cahaya merah. Cahaya antara warna merah dan ungu memiliki kecepatan
masing-masing. Karena cahaya berbagai frekuensi bergerak pada kecepatan yang
berbeda dalam bahan yang transparan, ia membiaskannya dengan junlah yang
berbeda. Saat cahaya putih dibiaskan dua kali, seperti prima, pemisahan warna
cahaya cukup mencolok. Pemisahan cahaya warna yang diatur oleh frekuensi
disebut dispersi. Karena dispersi, ada yang untuk pelangi. Untuk melihat pelangi,
matahari harus bersinar diawan atau ditengah hujan lebat. Tetesan bertindak
sebagai prisma yang menyebarkan cahaya saat meliat pelangi, matahari berada
dibelakangmu, dibagian yang berlawanan dari langit. Terlihat dari pesawat
terbang pada siang hari, pelangi membentuk lingkaran. Beberapa cahaya
tercermin, sisanya dibiaskan kedalam air. Pada refraksi pertama, cahaya gelap
ketika warna terang, merah menyimpang paling sedikit, dan ungu paling banyak.
Ketika dibiaskan mencapi sisi berlawanan dari tetesan, setiap warna sebagian
tercermin ke udara (tidak diperlihatkan) dan sebagian dipantulkan kembali
kedalam air. Setelah dua refraksi dan refleksi, cahaya bisa meninggalkan tetesan
di sudut manapun sampai beberapa titik maksimal yaitu sekitar 400 untuk cahaya
ungu dan sekitar 420 untuk cahaya merah. Mengumpulkan intensitas cahaya pada
sudut maksimal menghasilkan pelangi. Meskipin setiap tetesan menyebarkan
spektrum warna, peneliti hanya melihat satu warna dari satu tetes. Jik acahaya
ungu dari satu tetes mencapai mata peneliti, cahaya merah dari tetesan yang sama
menempuh jarak yang lebih rendah (menuju kaki peneliti).

Untuk melihat cahaya merah, harus melihat tetesan yang jatuh dari langit.
Warna merah terlihat diantara seberkas sinar matahari dan cahaya yang tersebar
adalah 420. warna ungu terlihat diantara sinar matahari dan cahaya yang tersebar
adalah 400. tampaknya pelangi bukan bentuk busur dua dimensi yang datar.
Pelangi sebenarnya berbentuk kerucut. Jika kamu memegang ujung runcing yang
sangat dekat mata apa yang akan kamu lihat? Kamu akan melihat gelas itu sebagai
lingkaran: begitu juga dengan pelangi. Tetesan yang meangkis merah ke mata
berada disisi luar, warna orens dibawah warna merah, kuning ada dibawah orens,
dan seterusnya sampai ungu berada dibagian permukaan. Semakin tebal daerah
yang berisis tetesan air, semakin tebal kerapatan yang dapat dilihat, dan pelangi
yang lebih jelas. Kerucut yang terlihat memotong awan dan menciptakan pelangi.

Fakta lain tentang pelangi: pelangi selalu tepat dihadapanmu, saat kamu
bergerak, pelangi tampak bergerak bersamamu. Sehingga kamu tidak pernah bisa
mendekati sisi pelangi atau melihatnya dengan pandangan yang besar. Pelangi
premitif membutuhkan sinar matahari kurang dari 420 diatas cakrawala. Pelangi
tidak akan terbentuk jika matahari berada pada ketinggian diatas cakrawala,
karena pelangi yang terbentuk akan berada dibawah cakrawala. Seringkali pelangi
sekunder yang lebih besar bisa terlihat melengkung pada sudut yang lebih besar
disekitar busur utama. Pelangi sekunder merupakan hasil dari pantulan ganda
dengan tetesan air hujan. Karena refleksi ekstra pelangi sekunder jauuh lebih
redup dan warna yang dihasilkan terbalik.

14.2 Lensa

Saat kamu memikirkan lensa, fikirkan satu set prisma kaca. Lensa membiaskan
sinar cahaya pararel masuk sehingga cahayanya menyatu dan lensa memiliki
konvergen. Bagian tengahnya lebih tipis dari pada ujungnya dan lensa yang
membelok dari cahaya. Sinar defergen terjadi dengan cara membuatnya tampak
berasal dari satu titik didepan lensa. Lensa yang berbeda memiliki panjang fokus
yang berbeda. Pada kedua lensa deviasi sinar terbesar terjadi pada prisma terluar
karena memiliki sudut terbesar antara kedua permukaan refraktornya. Tidak ada
pembelokan yang terjadi pada bagian tengah, karena diwilayah itu kedua
permukaan kaca saling berpadu satu sama lain. Lensa tidak terbuat dari prisma,
namun terbuat dari sepotong kaca yang tebal dengan permukaan berbentuk kurva
lingkaran. Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat lengkungan
kedua permukaan lensa.

Titik fokus adalah titik konvergensi untuk cahaya yang sejajar dengan sumbu
utama. Balok tidak sejajar dengan sumbu utama diatas titik fokus atau dibawah
titik fokus. Semua titik yang memungkinkan dapat membentuk bidang fokus
(tidak di perlihatkan), karena lensa memiliki dua permukaan, ia memiliki dua titik
fokus dan dua bidang fokus. Panjang fokus lensa adalah jarak antar pusat lensa
dan salah satu titik fokus. Dalam lensa yang divergen, seberkas sinar yang sejajar
dengan sumbu utama tidak terkonvergensi ke suatu titik, namun membelok
sehingga cahaya tampak muncul dari satu titik didepan lensa. Dengan
perkembangan teknologi saat ini, instrume optik yang paling luar biasa yaitu mata.
Cahaya masuk melalui kornea, yang menghasilkan sekitar 70% pelepasan cahaya
yang di perlukan sebelum melewati pupil. Cahaya lalu melewati lensa, yang
menyediakan daya lentur ekstra yang di butuhkan untuk memfokuskan gambar
benda-benda di sekitar retina yang sanga sensitif.

Gambar bidang visualdiluar mata tersebar diretina. Rerina tidak seragam, ada
tempat ditengah bidang pandang yang disebut wilayah fovea dari penglihatan
yang paling berbeda. Terlihat detail yang lebih besar dari pada dibagian samping
mata. Ada juga tempat di retina dimana saraf membawa keluar semua informasi
yang ada.

14.3 Pembentukan Gambar Oleh Lensa

Pada saat ini, cahaya memantulkan bayangan dari wajah ke lensa. Cahaya yang
tercermin dari dahi, menyerang setiap bagian lensa. Demikian juga untuk cahaya
yang mencerminkan dagu. Kamu tidak melihat gambar wajahmu dilensa karena
terlalu banyak tumpang tindih cahaya. Kamera pertama tidak memiliki lensa dana
cahaya menerangi melalui lubang jarum kecil. Waktu pemaparan yang lama
dibutuhka karena sedikit cahaya yang dikenali oleh lubang jarum. Berarti sabjek
yang di foto harus tetap diam. Gerak akan membuat foto kabur. Jika lubangnya
sedikit besar, waktu pemaparan sedikit pendek, namun akan dihasilkan gambar
atau foto yang buram akibat sunar yang tumpang tindih. Lubang yang terlalu
besar memungkinkan terlalu banyak tumpang tindih yang dihasilkan, sehingga
tidak akan menghasilkan gambar. Lensa menyatu terang di atas film tanpa adanya
sinar matahari. Benda bergerak bisa ditempuh dengan kamera lensa karena waktu
pemaparannya pendek. Seperti yang disebutkan sebelumnya, foto-foto yang
diambil dengan kamera lensa disebut snapshot. Penggunaan lensa konvergen yang
paling sederhana adalah kaca pembesar. Untuk memahami cara kerjanya, fikirkan
bagaimana kamu memeriksa benda-benda yang ada disekitarmu dan yang paling
jauh. Untuk melihat detail benda kecil, kamu ingin sedekat mungkin untuk
melihat dengan sudut paling luas. Tapi mata tidak bisa fokus saat terlalu dekat
dengan objek. Disitulah peran kaca pembesar. Saat kamu menggunakan kaca
pembesar, kamu menahannya dekat dengan objek yang ingin diteliti. Hal ini
karena lensa konvergen memberikan gambaran yang diperbesar hanya bila objek
berada didalam titk fokus. Jika layar ditempatakan pada jarak gambar, tidak akan
ada gambar yang muncul diatasnya karena tidak ada cahaya yang diarahlan
keposisi gambar.

Sinar yang mencapai matamu, bergerak seolah-olah berasal dari posisi


gambar. Inilah yang disebut gambar sebenarnya. Ketika objek jauh berada diluar
titik fokus lensa yang konvergen, akan terbentuk gambar yang terbalik. Hal yang
sama juga berlaku untuk gambar dikamera. Gambar nyata yang terbentuk dengan
satu lensa selalu terbalik. Lensa devergen yang digunakan sendiri menghasilkan
citra sebenarnya sehingga tidak ada bedanya seberapa jauh atau seberapa dekat
objeknya. Gambar nyata, sisi kanan atas lebih kecil dari objek. Itu sebabnya lensa
divergen sering di gunakan sebagai “pencari” di kamera. Saat melihat objek yang
akan di foto melalui lesna semacam itu, terlihat gambar maya yang mendekati
proporsi yang sama dengan foto.

14.3.1 Cacat Lensa

Tidak ada lensa yang membentuk gambar yang sempurna. Distori pada gambar
disebut pembelokam. Aberasi dapat diminimalisis dengan menggabungkan lensa
dengan cara tertentu. Untuk hal ini, kebanyakan alat optik menggunakan lensa
majemuk dari pada menggunakan lensa tunggal. Setiap lensa majemuk terdiri dari
beberapa lensa sederhana. Hasil pembelokan cahaya melewati pusat fokus lensa.
Akinatnya, gambar yang terlihat kabur. Hal ini bisa diatasi dengan menutup ujung
lensa. Kamera melakukan ini dengan enggunkan diafragma. Pada alat optik yang
bagus, pembelokkan diperbaiki dengan kombinasi lensa.

Pembelokan berwarna adalah hasil dari berbagai warna ynag memiliki


kecepatan berbeda. Akibatnya, beberapa warna pada gambar yang terlihat fokus
sementara yang lain tidak fokus. Hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan
lensa tidak berwarna, yang menggabungkan lensa sedrhana dari berbagai kaca
mata. Pupil mata berubah ukurannya untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk,
penglihatan yang paling tajam saat biji mata kecil, karen cahaya hanya melewati
lensa mata. Melalui pusat pembelokkan minimal. Selain itu, mata berfungsi
seperti kamera lubang jarum, yang membutuhkan fokus minimal untuk
menghasilkan gambar yang tajam. Penglihatan lebih cerah karena biji mata lebih
kecil.

Silindris mata adalah cacat yang di sebabkan oleh ketidakteraturan kornea.


Kornea melengkung lebih dalam satu arah dari pada yang lain. Karena cacat ini,
mata tidak membentuk gambar yang tajam. Obatnya adalah kaca mata dengan
lensa silindris yang memiliki kelengkungan lebih banyak dalam satu sarah dari
pada yang lain. Salah satu pilihan bagi yang memiliki pandangan buruk yaitu
menggunakan kaca mata. Kemunculan kaca mata kemungkinan terjadi di Italia
akhit tahun 1200-an. Pilihan lain selain kacamata adalah lensa kontak, dan operasi
kornea. Dimana kornea dipotong sesuai bentuk untuk penglihatan normal.

14.4 Difraksi Penyebaran Cahaya

Saat jarimu menyentuh permukaan air, menghasilkan suaran yang bulat. Saat
kamu menyentuh bagian permukaan yang lurus seperti memegang tongkat akan
menghasilkan gelombang datar. Kamu bisa menghasilkan gelombang datar
dengan cara mencelupkan tongkat kepermukaan. Saat gelombang datar memenuhi
penghalang, kan terus mengalami distorsi. Pada ujung pembuka, ombak yang
dihasilkan akan berbelok. Pembelokan ini disebut difraksi. Setiap pembelokkan
cahaya dengan cara selain refleksi dan pembiasan disebut difraksi. Karena
pembuka menyempit, gelombang menyebar lebih banyak. Saat pembuka relatif
kecil terhadap panjang gelombang, gelombang tersebut menyebar lebih jauh lagi.
Terlihat bahwa bukaan yang lebih kecil menghasilkan lebih banyak difraksi.
Difraksi adalah sifat dari semua jenis gelombang, termasuk gelombang suara dan
cahaya.

Difraksi tidak terbatas pada celah sempit atau pembuka. Difraksi terjadi di
sekitar tepu permukaan dan dapat di lihat dengan semua bayangan. Pada saat
pengujian bayangan yang paling tajampun kabur sedikit demi ditepinya. Jumlah
difraksi tergantung pada panjang gelombang di bandingkan dengan ukuran
obstruksi yang menghasilkan bayangan. Panjang gelombang lebih baik mengisi
bayangan, itulah sebabnya foghorn memancarkan gelombang suara frekuensi
rendah untuk menghasilkan setiap “titik-titik gelap”. Begitu juga untuk
gelombang radio. Panjang gelombang radio AM berkisar antara 180-550 meter.
Gelombang ini lebih panjang dari kebanyakan benda disekitarnya. Panjang
gelombang yang relatif kecil dan pendek tidak terlihat. Gelombang radio FM
berkisar dari 2,8-3,4 meter dan tidak membelok dengan sangat baik jika disekitar
bangunan. Inilah salah satu alasan terlihat buruk dimana AM hadir dengan suara
keras dan jelas.

Difraksi tidak begitu bagus untuk melihat objek yang sangat kecil
menggunakan mikroskop. Jika ukuran benda hampir sama dengan panjang
gelombang cahaya, difraksi mengaburkan bayangan. Jika objek lebih kecil dari
panjang gelombang cahaya, tidak ada struktur yang dapat dilihat. Seluruh gambar
hilang karena difraksi. Tidak ada pembesaran atau kesempurnaan desain
mikroskop yang bisa mengalahkan batas difraksi.

Untuk mengatasi masalah ini, mikroskopis menerima benda-benda kecil


dengan sinar elektron dari pada dengan cahaya. Di bandingkan dengan gelombang
cahaya, berkas elektron memiliki panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar
elektron memiliki panjang gelombang lebih kecil dari pada cahaya tampak. Dalam
mikroskop elektron, medan listri dan magnet digunakan untuk memfokuskan dan
memperbesar gambar dari pada lensa optik.
Detail yang lebih kecil dapat terlihat lebih baik dengan panjang gelombang
yang lebih kecil digunakan untuk lumba-lumba, yang menggunakan gelombag
suara. Gama suara panjang gelombang memberikan lumba-lumba gambaran
keseluruhan benda disekitarnya.lumba-lumba memancarkan suara dengan panjang
gelombang yang lebh pendek.

14.5 gangguan konstruktif dan deskriptif

Kecerahan dan kegelapan ang dihasilkan saat cahaya terdifraksi disebabkan oleh
interferensi. Gelombang dapat menggabungkan secara konstruktif atau destruktif.
Semua gelombang memiliki gangguan, termasuk cahaya. Terlihat bahwa
menambahkan atau mengganti sepasang gelombang identik dalam fase
menghasilkan gelombang dengan frekuensi sama namunn dua X amplitudo. Jika
gelombangnya benar-benar satu setengah dari panjang gelombang di luar fase,
hasil superposisinya akan selesai sepenuhnya. Jika gelombang berada diluar fase
dengan jumlah lainnya, akan terjadi pembatalan partisan.

Interferensi gelombang di tunjukkan oleh Thomas pada tahun 1801. cahaya


bersinar melalui dua celah sisi samping yang berdekatan. Ia menemukan bahwa
cahaya itu kembali menghasilkan kecerahan dan kegelapan di balik layar. Bagian
yang terang pada puncak gelombang cahaya melalui satu lubang memenuhi
puncak dari gelombang cahaya lainnya. Kedua gelomban tersebut sampai pada
fase di layar.

14.6 Warna Interferensi oleh Refleksi dari Film

Perhatikan sepektrum warna yang indah yang dihasilkan dari gelembung sabun
atau dari bensin yang ada dijalan basa. Warna-warna ini di hasilkan oleh
gangguan gelombang cahaya. Fenomena ini sering disebut iridescence yang
diamati pada film yang tipis dan transparan.
Gelembung sabun tampak berwarna-warni dalam cahaya putih saat ketebalan
film sabun hampir sama dengan panjang gelombang cahaya. Gelombang cahaya
yang di pantulkan dari outher dan permukaan dalam film ke mata menempuh
jarak yang berbeda. Saat di terangi oleh cahaya putih, film hanya memiliki
ketebalan di satu tempat sehingga menyebabkan gangguan distruktif, cahaya
merah. Saat cahaya merah direduksi dari cahaya putih, campuran yang tertinggal
muncul sebagai warna pelengkap. Warna apapun yang di batalkan oleh gangguan,
cahaya yang terlihat adalah warna komplementernya. Cahaya tercermin dari dua
permukaan. Satu dari permukaan tinggi, dan yang satu dari permukaan lebih
rendah.

Teknik interferensi dapat di gunakan untuk mengukur panjang gelombang


cahaya dan derah spektrum elektromagnetik lainnya. Interferensi menyediakan
sarana untuk mengukur jarak yang sangat kecil dengan akurat. Alat yang disebut
interferometer menggunakan prinsip interferensi dan merupakan alat yang paling
akurat untuk mengukur jarak yang kecil.

14.7 Polarisasi untuk Sifat Gelombang Transversal Cahaya

Interferensi dan difraksi membuktikan bahwa cahaya berbentuk seperti


gelombang. Seperti yang dipelajari di bab 12, gelombang bisa berupa longitudinal
atau transvere. Gelombang suara bersifat longitudinal, yang berarti gerak getaran
medium berada di sepanjang lintasan gelombang. Bidang getaran sama dengan
bidang gelombang. Jika kita mengguncangnya naik turun, gelombang bergetar di
bidang vertikal. Polarisasi adalah milik gelombang yang transfesal. Semua kristal
yang transparan yang memiliki bentuk alami nonkubik memiliki sifat cahaya
polarisasi. Kristal ini membagi cahaya yang tidak terpolarisasi menjadi dua balok
internal yang terpolarisasi pada sudut kanan satu sama lain.

Mereka membuat polarizer ini sangat baik. herapathite adalah kristal


tersebut. kristal herapathite mikroskopis selaras dan tertanam antara lembar
selulosa. Mereka membuat Polaroid filter, populer di kacamata hitam. lembar
lainnya polaroid terdiri dari kepastian selaras isyarat mol daripada kristal kecil.
Jika Anda melihat cahaya tak terpolarisasi Melalui polaroid filter,
Dapatkah Anda memutar filter arah Setiap dan cahaya muncul tidak berubah.
tetapi jika cahaya yang terpolarisasi, maka saat Anda memutar filter, Anda
Mengurangi semakin lebih dan lebih terang sampai diblokir keluar. ide polaroid
menyaring infeksi transkripsi 50% dari insiden cahaya tak terpolarisasi. Bahwa
50% adalah terpolarisasi. Ketika dua filter polaroid yang Diatur sehingga aspek
sumbu polarisasi sejajar, cahaya bisa passthrough booth. jika sumbu di sudut
kanan satu sama lain (dalam hal ini kita katakan filter disilangkan), hampir tidak
ada cahaya menembus pasangan.

Banyak cahaya yang dipantulkan dari permukaan non logam terpolarisasi.


silau dari kaca atau air adalah contoh yang baik. Kecuali untuk cahaya yang hits
vertikal, sinar yang dipantulkan memiliki getaran lebih sejajar dengan permukaan
mencerminkan. bagian dari sinar yang menembus permukaan memiliki getaran di
sudut kanan ke permukaan melompat-lompat dari permukaan datar. Ketika batu
memukul sejajar dengan permukaan, emulsi Mudah dipantulkan. Ketika Mereka
memukul tetapi dengan wajah mereka di sudut kanan ke permukaan, emulsi
"membiaskan" ke dalam air. Sumbu polarisasi dari lensa yang berbentukvertikal
paling mencerminkan permukaan horisontal.

14.8 Dualitas Gelombang Partikel Dua sisi dari Koin yang Sama

Di tahun 1905, Albert Einsten menerbitkan penghargaan pemenang hadih nobel


yang menentang teori gelombang cahaya. Einsten menyatakan bahwa,
interaksinya (gelombang cahaya) dengan materi, cahaya bukan sebagai
gelombang, tapi sebagai partikel kecil dari energy yang disebut photon.
Sejak ilmu pengetahuan telah hadir dalam pandangannya tentang Partikel
gelombang cahaya dan kembali ke partikel. Seperti yang akan kita lihat, kedua
pandangan itu benar! Pertama mari kita lihat model partikel cahaya einstein, yang
menjelaskan misteri ilmuwan pada awal 1900-an - efek fotolistrik.
Ketika cahaya bersinar pada permukaan logam tertentu, elektron
dikeluarkan dari permukaan. Ini adalah efek fotolistrik, digunakan di mata listrik,
meter cahaya, dan beberapa gerak predigital sound track. kebingungan penyidik
pada awal 1900-an hanya ada ultraviolet dan cahaya violet yang mengetuk elektron
dari permukaannya . Cahaya dengan frekuensi rendah, seperti merah, tidak akan
melakukannya, meski lampu merahnya sangat terang dengan banyak energi.
Mereka menemukan bahwa elektron dikeluarkan oleh cahaya frekuensi tinggi,
bukan oleh cahaya terang. Lampu merah yang sangat redup mengeluarkan elektron,
tapi lampu merah atau hijau terang tidak menyala. Jika kecerahan cahaya ungu
meningkat, lebih banyak elektron dikeluarkan - tapi tidak dengan energi yang lebih
besar.
Penjelasan Einstein adalah bahwa elektron di logam dibombardir oleh
"partikel cahaya" - sekarang disebut foton. Einstein menyatakan bahwa energi
setiap foton sebanding dengan frekuensinya
E-F
Jadi, einstein melihat seberkas cahaya seperti hujan foton, masing-masing
membawa energi sebanding dengan frekuensinya. Satu foton benar-benar diserap
oleh masing-masing elektron yang dikeluarkan dari logam.
Semua upaya penyidik pada saat itu menjelaskan efek fotolistrik akibat
gelombang yang gagal. Gelombang cahaya luas dan energinya menyebar. Untuk
gelombang cahaya untuk mengeluarkan satu elektron dari elektron logam. Ini sama
tidak mungkin dengan gelombang laut yang menabrak pantai dan hanya mengetuk
satu kerang tunggal yang jauh ke daratan dengan energi yang sama dengan
gelombang keseluruhan. Efek fotoelektrik hanya masuk akal dengan memikirkan
cahaya sebagai suksesi partikel seperti foton.
Gagasan Einstein diverifikasi secara teliti 11 tahun setelah dia
mengumumkannya. Menariknya, ini diverifikasi oleh seorang eksperimen,
fisikawan Amerika Robert Lilikan, yang mengira akan mendiskreditkannya (ciri
ilmiah yang tidak terlalu umum). Setiap aspek konsep Einstein dikonfirmasi. Efek
fotolistrik membuktikan dengan meyakinkan bahwa cahaya memiliki sifat partikel.
Recal thomas Percobaan interferensi celah ganda Young, yang
sebelumnya kita bahas dalam bentuk gelombang. Ketika cahaya monokromatik
melewati sepasang celah tipis yang rapat, pola interferensi dihasilkan pada film
fotografi. Sekarang, mari kita pertimbangkan eksperimen dalam bentuk foton.
Misalkan kita meredupkan celah tipis tipis kita. Jika film di balik celah terkena
cahaya untuk waktu yang sangat singkat, film menjadi terpapar. Setiap tempat
menunjukkan di mana film telah terkena foton. Jika cahaya yang diizinkan untuk
mengekspos film untuk waktu yang lebih lama, pola pinggiran mulai muncul. Ini
sangat menakjubkan. Kami melihat spot pada film yang berkembang foton oleh
foton untuk membentuk pola interferensi yang sama yang ditandai dengan
gelombang!
Terbukti, cahaya memiliki sifat gelombang dan sifat partikel - dualitas
partikel gelombang. Dualitas ini terbukti dalam pembentukan citra optik. Foto
fotografi terdiri dari emulsi yang mengandung butiran kristal perak, masing-masing
butir berisi sekitar 10,10 atom perak. Setiap foton yang menabrak film tersebut
melepaskan energinya ke butiran tunggal di emulsi. Energi ini mengaktifkan kristal
sekitarnya dalam biji-bijian dan mengembangkan film ini. Banyak foton yang
mengaktifkan banyak biji menghasilkan eksposur fotografi biasa. Ketika sebuah
foto diambil dengan cahaya yang sangat lemah, gambar itu dibangun oleh foton
individu yang datang secara independen dan acak.
Fakta bahwa cahaya menunjukkan perilaku gelombang dan partikel
adalah salah satu kejutan paling menarik yang ditemukan ilmuwan di abad
sebelumnya. Temuan bahwa cahaya datang dalam bentuk bundel, foton -
kadang-kadang disebut kuanta - mengarah ke cara baru untuk melihat alam:
mekanik ombak, atau mekanika kuantum. Hasil dari mekanika baru ini adalah
bahwa sama seperti cahaya memiliki sifat partikel, partikel memiliki sifat
gelombang. Pertama, elektron ditemukan memiliki sifat gelombang; Seberkas
elektron yang melewati celah celah menunjukkan jenis pola difraksi yang sama
dengan cahaya. Kemudian partikel lain-bahkan bola-bola dan planet yang
mengorbit-bisa digambarkan oleh mekanisme gelombang baru. Mekanika kuantum
dan fisika Newton tumpang tindih di macroworld, dan keduanya terlihat sebagai
"koreksi". Tapi hanya mekanika kuantum, dengan penekanan pada gelombang,
sepenuhnya akurat di dunia mikro atom. Mari jelajahi atomnya!
Kesimpulan

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata


dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
cahaya frekuensi tinggi bergerak lebih lambat dari cahaya frekuensi rendah.
Cahaya ungu bergerak sekitar 1% lebih lambat dari pada cahaya merah. Cahaya
antara warna merah dan ungu memiliki kecepatan masing-masing. Karena cahaya
berbagai frekuensi bergerak pada kecepatan yang berbeda dalam bahan yang
transparan, ia membiaskannya dengan junlah yang berbeda.
Lensa tidak terbuat dari prisma, namun terbuat dari sepotong kaca yang tebal
dengan prmukaan berbentuk kurva lingkaran. Sumbu utama adalah garis yang
menghubungkan pusat lengkungan kedua permukaan lensa.

Waktu pemaparan yang lama dibutuhka karena sedikit cahaya yang dikenali
oleh lubang jarum. Berarti sabjek yang di foto harus tetap diam. Gerak akan
membuat foto kabur. Jika lubangnya sedikit besar, waktu pemaparan sedikit
pendek, namun akan dihasilkan gambar atau foto yang buram akibat sunar yang
tumpang tindih. Lubang yang terlalu besar memungkinkan terlalu banyak
tumpang tindih yang dihasilkan, sehingga tidak akan menghasilkan gambar.

DAFTAR PUSTAKA

G, Paul, Hewit. 2010. Conceptual Physical Science Exploratins Second Edition.


Sans Francisco: Pearson.

Giancoli.2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai