“Sifat Cahaya”
1. Desi Indriyani
2. Agus Zulkarnain
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Pembahasan
14.2 Lensa.........................................................................................................2
14.8 Dualitas Gelombang Partikel Dua sisi dari Koin yang Sama...................9
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang
mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang,
polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar
dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan
pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi.
Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris
(en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).
Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya
yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya.
Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron
mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas
partikel-gelombang.
Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek
fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang
mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck
mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan
menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan,
termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John
von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan
lain-lain.
Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai
dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut
foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya
sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta merta
mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain
yaitu difusi dan hamburan.
PEMBAHASAN
SIFAT CAHAYA
Ingat dari bab sebelumnya bahwa cahaya melambat saat beralih dari udara atau
keawah. Ingat juga bahwa cahaya frekuensi tinggi bergerak lebih lambat dari
cahaya frekuensi rendah. Cahaya ungu bergerak sekitar 1% lebih lambat dari pada
cahaya merah. Cahaya antara warna merah dan ungu memiliki kecepatan
masing-masing. Karena cahaya berbagai frekuensi bergerak pada kecepatan yang
berbeda dalam bahan yang transparan, ia membiaskannya dengan junlah yang
berbeda. Saat cahaya putih dibiaskan dua kali, seperti prima, pemisahan warna
cahaya cukup mencolok. Pemisahan cahaya warna yang diatur oleh frekuensi
disebut dispersi. Karena dispersi, ada yang untuk pelangi. Untuk melihat pelangi,
matahari harus bersinar diawan atau ditengah hujan lebat. Tetesan bertindak
sebagai prisma yang menyebarkan cahaya saat meliat pelangi, matahari berada
dibelakangmu, dibagian yang berlawanan dari langit. Terlihat dari pesawat
terbang pada siang hari, pelangi membentuk lingkaran. Beberapa cahaya
tercermin, sisanya dibiaskan kedalam air. Pada refraksi pertama, cahaya gelap
ketika warna terang, merah menyimpang paling sedikit, dan ungu paling banyak.
Ketika dibiaskan mencapi sisi berlawanan dari tetesan, setiap warna sebagian
tercermin ke udara (tidak diperlihatkan) dan sebagian dipantulkan kembali
kedalam air. Setelah dua refraksi dan refleksi, cahaya bisa meninggalkan tetesan
di sudut manapun sampai beberapa titik maksimal yaitu sekitar 400 untuk cahaya
ungu dan sekitar 420 untuk cahaya merah. Mengumpulkan intensitas cahaya pada
sudut maksimal menghasilkan pelangi. Meskipin setiap tetesan menyebarkan
spektrum warna, peneliti hanya melihat satu warna dari satu tetes. Jik acahaya
ungu dari satu tetes mencapai mata peneliti, cahaya merah dari tetesan yang sama
menempuh jarak yang lebih rendah (menuju kaki peneliti).
Untuk melihat cahaya merah, harus melihat tetesan yang jatuh dari langit.
Warna merah terlihat diantara seberkas sinar matahari dan cahaya yang tersebar
adalah 420. warna ungu terlihat diantara sinar matahari dan cahaya yang tersebar
adalah 400. tampaknya pelangi bukan bentuk busur dua dimensi yang datar.
Pelangi sebenarnya berbentuk kerucut. Jika kamu memegang ujung runcing yang
sangat dekat mata apa yang akan kamu lihat? Kamu akan melihat gelas itu sebagai
lingkaran: begitu juga dengan pelangi. Tetesan yang meangkis merah ke mata
berada disisi luar, warna orens dibawah warna merah, kuning ada dibawah orens,
dan seterusnya sampai ungu berada dibagian permukaan. Semakin tebal daerah
yang berisis tetesan air, semakin tebal kerapatan yang dapat dilihat, dan pelangi
yang lebih jelas. Kerucut yang terlihat memotong awan dan menciptakan pelangi.
Fakta lain tentang pelangi: pelangi selalu tepat dihadapanmu, saat kamu
bergerak, pelangi tampak bergerak bersamamu. Sehingga kamu tidak pernah bisa
mendekati sisi pelangi atau melihatnya dengan pandangan yang besar. Pelangi
premitif membutuhkan sinar matahari kurang dari 420 diatas cakrawala. Pelangi
tidak akan terbentuk jika matahari berada pada ketinggian diatas cakrawala,
karena pelangi yang terbentuk akan berada dibawah cakrawala. Seringkali pelangi
sekunder yang lebih besar bisa terlihat melengkung pada sudut yang lebih besar
disekitar busur utama. Pelangi sekunder merupakan hasil dari pantulan ganda
dengan tetesan air hujan. Karena refleksi ekstra pelangi sekunder jauuh lebih
redup dan warna yang dihasilkan terbalik.
14.2 Lensa
Saat kamu memikirkan lensa, fikirkan satu set prisma kaca. Lensa membiaskan
sinar cahaya pararel masuk sehingga cahayanya menyatu dan lensa memiliki
konvergen. Bagian tengahnya lebih tipis dari pada ujungnya dan lensa yang
membelok dari cahaya. Sinar defergen terjadi dengan cara membuatnya tampak
berasal dari satu titik didepan lensa. Lensa yang berbeda memiliki panjang fokus
yang berbeda. Pada kedua lensa deviasi sinar terbesar terjadi pada prisma terluar
karena memiliki sudut terbesar antara kedua permukaan refraktornya. Tidak ada
pembelokan yang terjadi pada bagian tengah, karena diwilayah itu kedua
permukaan kaca saling berpadu satu sama lain. Lensa tidak terbuat dari prisma,
namun terbuat dari sepotong kaca yang tebal dengan permukaan berbentuk kurva
lingkaran. Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat lengkungan
kedua permukaan lensa.
Titik fokus adalah titik konvergensi untuk cahaya yang sejajar dengan sumbu
utama. Balok tidak sejajar dengan sumbu utama diatas titik fokus atau dibawah
titik fokus. Semua titik yang memungkinkan dapat membentuk bidang fokus
(tidak di perlihatkan), karena lensa memiliki dua permukaan, ia memiliki dua titik
fokus dan dua bidang fokus. Panjang fokus lensa adalah jarak antar pusat lensa
dan salah satu titik fokus. Dalam lensa yang divergen, seberkas sinar yang sejajar
dengan sumbu utama tidak terkonvergensi ke suatu titik, namun membelok
sehingga cahaya tampak muncul dari satu titik didepan lensa. Dengan
perkembangan teknologi saat ini, instrume optik yang paling luar biasa yaitu mata.
Cahaya masuk melalui kornea, yang menghasilkan sekitar 70% pelepasan cahaya
yang di perlukan sebelum melewati pupil. Cahaya lalu melewati lensa, yang
menyediakan daya lentur ekstra yang di butuhkan untuk memfokuskan gambar
benda-benda di sekitar retina yang sanga sensitif.
Gambar bidang visualdiluar mata tersebar diretina. Rerina tidak seragam, ada
tempat ditengah bidang pandang yang disebut wilayah fovea dari penglihatan
yang paling berbeda. Terlihat detail yang lebih besar dari pada dibagian samping
mata. Ada juga tempat di retina dimana saraf membawa keluar semua informasi
yang ada.
Pada saat ini, cahaya memantulkan bayangan dari wajah ke lensa. Cahaya yang
tercermin dari dahi, menyerang setiap bagian lensa. Demikian juga untuk cahaya
yang mencerminkan dagu. Kamu tidak melihat gambar wajahmu dilensa karena
terlalu banyak tumpang tindih cahaya. Kamera pertama tidak memiliki lensa dana
cahaya menerangi melalui lubang jarum kecil. Waktu pemaparan yang lama
dibutuhka karena sedikit cahaya yang dikenali oleh lubang jarum. Berarti sabjek
yang di foto harus tetap diam. Gerak akan membuat foto kabur. Jika lubangnya
sedikit besar, waktu pemaparan sedikit pendek, namun akan dihasilkan gambar
atau foto yang buram akibat sunar yang tumpang tindih. Lubang yang terlalu
besar memungkinkan terlalu banyak tumpang tindih yang dihasilkan, sehingga
tidak akan menghasilkan gambar. Lensa menyatu terang di atas film tanpa adanya
sinar matahari. Benda bergerak bisa ditempuh dengan kamera lensa karena waktu
pemaparannya pendek. Seperti yang disebutkan sebelumnya, foto-foto yang
diambil dengan kamera lensa disebut snapshot. Penggunaan lensa konvergen yang
paling sederhana adalah kaca pembesar. Untuk memahami cara kerjanya, fikirkan
bagaimana kamu memeriksa benda-benda yang ada disekitarmu dan yang paling
jauh. Untuk melihat detail benda kecil, kamu ingin sedekat mungkin untuk
melihat dengan sudut paling luas. Tapi mata tidak bisa fokus saat terlalu dekat
dengan objek. Disitulah peran kaca pembesar. Saat kamu menggunakan kaca
pembesar, kamu menahannya dekat dengan objek yang ingin diteliti. Hal ini
karena lensa konvergen memberikan gambaran yang diperbesar hanya bila objek
berada didalam titk fokus. Jika layar ditempatakan pada jarak gambar, tidak akan
ada gambar yang muncul diatasnya karena tidak ada cahaya yang diarahlan
keposisi gambar.
Tidak ada lensa yang membentuk gambar yang sempurna. Distori pada gambar
disebut pembelokam. Aberasi dapat diminimalisis dengan menggabungkan lensa
dengan cara tertentu. Untuk hal ini, kebanyakan alat optik menggunakan lensa
majemuk dari pada menggunakan lensa tunggal. Setiap lensa majemuk terdiri dari
beberapa lensa sederhana. Hasil pembelokan cahaya melewati pusat fokus lensa.
Akinatnya, gambar yang terlihat kabur. Hal ini bisa diatasi dengan menutup ujung
lensa. Kamera melakukan ini dengan enggunkan diafragma. Pada alat optik yang
bagus, pembelokkan diperbaiki dengan kombinasi lensa.
Saat jarimu menyentuh permukaan air, menghasilkan suaran yang bulat. Saat
kamu menyentuh bagian permukaan yang lurus seperti memegang tongkat akan
menghasilkan gelombang datar. Kamu bisa menghasilkan gelombang datar
dengan cara mencelupkan tongkat kepermukaan. Saat gelombang datar memenuhi
penghalang, kan terus mengalami distorsi. Pada ujung pembuka, ombak yang
dihasilkan akan berbelok. Pembelokan ini disebut difraksi. Setiap pembelokkan
cahaya dengan cara selain refleksi dan pembiasan disebut difraksi. Karena
pembuka menyempit, gelombang menyebar lebih banyak. Saat pembuka relatif
kecil terhadap panjang gelombang, gelombang tersebut menyebar lebih jauh lagi.
Terlihat bahwa bukaan yang lebih kecil menghasilkan lebih banyak difraksi.
Difraksi adalah sifat dari semua jenis gelombang, termasuk gelombang suara dan
cahaya.
Difraksi tidak terbatas pada celah sempit atau pembuka. Difraksi terjadi di
sekitar tepu permukaan dan dapat di lihat dengan semua bayangan. Pada saat
pengujian bayangan yang paling tajampun kabur sedikit demi ditepinya. Jumlah
difraksi tergantung pada panjang gelombang di bandingkan dengan ukuran
obstruksi yang menghasilkan bayangan. Panjang gelombang lebih baik mengisi
bayangan, itulah sebabnya foghorn memancarkan gelombang suara frekuensi
rendah untuk menghasilkan setiap “titik-titik gelap”. Begitu juga untuk
gelombang radio. Panjang gelombang radio AM berkisar antara 180-550 meter.
Gelombang ini lebih panjang dari kebanyakan benda disekitarnya. Panjang
gelombang yang relatif kecil dan pendek tidak terlihat. Gelombang radio FM
berkisar dari 2,8-3,4 meter dan tidak membelok dengan sangat baik jika disekitar
bangunan. Inilah salah satu alasan terlihat buruk dimana AM hadir dengan suara
keras dan jelas.
Difraksi tidak begitu bagus untuk melihat objek yang sangat kecil
menggunakan mikroskop. Jika ukuran benda hampir sama dengan panjang
gelombang cahaya, difraksi mengaburkan bayangan. Jika objek lebih kecil dari
panjang gelombang cahaya, tidak ada struktur yang dapat dilihat. Seluruh gambar
hilang karena difraksi. Tidak ada pembesaran atau kesempurnaan desain
mikroskop yang bisa mengalahkan batas difraksi.
Kecerahan dan kegelapan ang dihasilkan saat cahaya terdifraksi disebabkan oleh
interferensi. Gelombang dapat menggabungkan secara konstruktif atau destruktif.
Semua gelombang memiliki gangguan, termasuk cahaya. Terlihat bahwa
menambahkan atau mengganti sepasang gelombang identik dalam fase
menghasilkan gelombang dengan frekuensi sama namunn dua X amplitudo. Jika
gelombangnya benar-benar satu setengah dari panjang gelombang di luar fase,
hasil superposisinya akan selesai sepenuhnya. Jika gelombang berada diluar fase
dengan jumlah lainnya, akan terjadi pembatalan partisan.
Perhatikan sepektrum warna yang indah yang dihasilkan dari gelembung sabun
atau dari bensin yang ada dijalan basa. Warna-warna ini di hasilkan oleh
gangguan gelombang cahaya. Fenomena ini sering disebut iridescence yang
diamati pada film yang tipis dan transparan.
Gelembung sabun tampak berwarna-warni dalam cahaya putih saat ketebalan
film sabun hampir sama dengan panjang gelombang cahaya. Gelombang cahaya
yang di pantulkan dari outher dan permukaan dalam film ke mata menempuh
jarak yang berbeda. Saat di terangi oleh cahaya putih, film hanya memiliki
ketebalan di satu tempat sehingga menyebabkan gangguan distruktif, cahaya
merah. Saat cahaya merah direduksi dari cahaya putih, campuran yang tertinggal
muncul sebagai warna pelengkap. Warna apapun yang di batalkan oleh gangguan,
cahaya yang terlihat adalah warna komplementernya. Cahaya tercermin dari dua
permukaan. Satu dari permukaan tinggi, dan yang satu dari permukaan lebih
rendah.
14.8 Dualitas Gelombang Partikel Dua sisi dari Koin yang Sama
Waktu pemaparan yang lama dibutuhka karena sedikit cahaya yang dikenali
oleh lubang jarum. Berarti sabjek yang di foto harus tetap diam. Gerak akan
membuat foto kabur. Jika lubangnya sedikit besar, waktu pemaparan sedikit
pendek, namun akan dihasilkan gambar atau foto yang buram akibat sunar yang
tumpang tindih. Lubang yang terlalu besar memungkinkan terlalu banyak
tumpang tindih yang dihasilkan, sehingga tidak akan menghasilkan gambar.
DAFTAR PUSTAKA