Anda di halaman 1dari 8

CONTOH LAPORAN RESMI

A.TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat melakukan percobaan tentang reaksi reduksi ion besi (III) secara
fotokimia untuk cetak biru.
B. DASAR TEORI
Ion besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks yang hampir semuanya
berbentuk oktahedral. Ion kompleks heksasianoferrat (II) yang biasa dikenal dengan
erosianida merupakan contoh kompleks besi (II) yang sangat stabil. Ion ini dapat
membentuk garam dengan beberapa kation.

Ion besi (III) dalam larutan mudah tereduksi menjadi besi (II) dengan reduktor
lemah, seperti ion iodida.

2Fe3+ (aq) + 2I- (aq)  2 Fe2+ (aq) + I2 (aq)

Dalam larutan, ion besi (III) membentuk kompleks dengan molekul air sebagai
ligannya. Ion kompleks ini memiliki kecenderungan untuk mengalami hidrolisis.

[Fe(H2O)6]3+ (aq)  [Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H+ (aq)

2 [Fe(H2O)6]3+(aq)  [Fe(H2O)5(OH)2Fe(H2O)5]4+(aq) + 2H+(aq)

Ion besi (III) dapat direduksi oleh asam oksalat menjadi besi (II) dan laju reaksi ini
dapat dipercepat dengan menyinari pereaksi. Ion besi (II) dapat bereaksi dengan ion
heksasianoferrat (II) membentuk kompleks berwarna biru.

Banyaknya ion besi (III) yang tereduksi menjadi besi (II) oleh pengaruh cahaya
dapat ditunjukkan oleh kepekatan warna biru ( biru turnbull). Oleh karena reaksi redoks
yang terjadi sangat capat oleh pengruh cahaya, maka untuk memperlambat proses reaksi
yang terjadi sangat cepat tersebut dalam suatu pencetakan perlu ditambahkan diamonium
hidrofosfat akan memperkecil kecepatan reaksi besi (III) dengan asam oksalat, sehingga
kertas peka dapat dibuat dalam cahaya difusi laboratorium.

Jika tidak menggunakan senyawa diamonium hidrofosfat, maka untuk membuat


kertas peka cetak biru perlu dilakukan dalam kamar gelap. Untuk mencuci pada tahap
akhir, diguakan larutan kalium dikromat yang sangat encer.

Pada proses pencetakan, suatu benda yang bayangannya akan dicetak diletakkan
pada kertas peka dan bagian yang tidak tertutup dikenai sinar matahari. Selanjutnya kertas

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

peka dimasukkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat (III) dan besi (II) oksalat yang
tidak bereaksi dicuci dengan air.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Gelas  Kertas tik
 Kaca 15x15 cm  Kertas kalkir
 Kertas saring  Ruang gelap / almari
 Batang pengaduk

Bahan:
 Asam oksalat 0,1M  (NH4)2HPO4 0,1 M
 Besi (III)klorida  HCl 0,1 M
 K3 Fe(CN)6 0,1 M  K2Cr2O7 0,03 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Larutan campuran antara 10 mL larutan besi (III) klorida dengan 2 mL larutan
diamonium hidrofosfat dibuat di dalam gelas kimia. Larutan ini disimpan dalam ruang
gelap atau dalam almari
2. Ditambah 10 mL asam oksalat ke dalam larutan yang telah disimpan dalam ruang
gelap/ almari tadi, kemudian diaduk dalam ruangan itu juga. Setelah itu almari/
ruangan gelap tersebut ditutup kembali, dan dibuka jika diperlukan.
3. Kertas tik diambil dan dicelupkan ke dalam larutan yang berada pada almari.
Diusahakan semua bagian kertas tercelup tanpa merusaknya.
4. Kertas tik tersebut dikeluarkan dan diletakkan di antara dua kertas saring (dilakukan
dalam almari yang hampir tertutup). Dibiarkan selama 10-15 menit sehingga menjadi
kering dan bila perlu dapat diulang dengan menggunakan kertas saring yang baru. Jika
menginginkan cetakan yang tajam, kertas harus dikeringkan semalam dalam almari
agar pinggir cetakan tidak mengembang. Setelah kertas itu kering, maka digunakan
sebagai kertas peka.
5. Kertas kalkir ditulis dengan tinta cina (tinta bak) atau spidol hitam yang tahan air,
sebagai “negatif” (obyek)

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

6. Negatif tersebut diletakkan di atas kertas peka dan dijepit dengan dua keping kaca dan
dikenai sinar matahari, umumnya selama 4-5 menit. Ketika mencetak, keping kaca
tidak dipegang tetapi diletakkan di meja atau suatu permukaan datar.
7. Kertas peka yang telah disinari, diambil lalu dicelupkan ke dalam larutan kalium
heksasianoferat (III) 0,1 M dalam gelas kimia. Diusahakan supaya semua kertas dapat
tercelup ke dalam larutan
8. Setelah itu dicelupkan ke dalam larutan kalium dikromat encer 0,03 M, kemudian
dicuci dengan HCl 0,1 M dilanjutkan dengan air kran.
9. Kertas dikeringkan, maka akan diperoleh hasil cetakan berwarna biru bertuliskan
sesuai dengan tulisan yang ada pada negatif (obyek).

E. DATA HASIL PENGAMATAN


No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi
Larutan FeCl3 : Larutan
berwarna kuning
FeCl3(aq) +
Dibuat larutan campuran 10 mL Larutan (NH4)2HPO4 : Larutan
(NH4)2HPO4(aq) 
larutan besi (III) klorida dengan 2 tidak berwarna.
FePO4(s) + NH4Cl (aq) +
mL larutan diamonium
H+(aq)
hidrofosfat , disinpan ditempat Tidak diketahui secara pasti
gelap warna larutan
hasilpencampuran kedua
larutan tersebut karena
ditempatkan diruang gelap.
Asam oksalat : Larutan tidak
berwarna
2FePO4 (aq) + H2C2O4
(aq)  2FeHPO4 (aq) +
Tidak diketahui secara pasti 2CO2 (g)
Ditambah asam oksalat
warna larutan
hasilpencampuran kedua
larutan tersebut karena
ditempatkan diruang gelap.
Dicelupkan kertas tik ke dalam Kertas tik menjadi sedikit
larutan diatas dalam ruang gelap kekuningan
Kertas saring menjadi sedikit
Dikeringkan dengan kertas saring
kering
Dibuat negatif dengan spidol
tahan air pada kertas kalkir, Kertas peka menjadi sedikit
kemudian diletakkan diatas kertas kering.
peka lalu dikenai sinar matahari
Fe2+ (aq) +[Fe(CN)6]3-
K3Fe(CN)6 : Larutan berwarna
(aq)  Fe3+ (aq) + [Fe
kuning.
Dicelupkan kertas peka ke dalam (CN)6]4 (aq)
larutan kalium heksasianoferrat
Kertas peka berwarna biru
(III) K+ (aq) + Fe3+ (aq) + [Fe
dengan tulisan berwarna putih
(CN)6]4-(aq) 
kabur
KFe[Fe(CN)] (s)

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

K2Cr2O7 : Larutan berwarna


3C2O42-(aq) + Cr2O72-
orange
Dicelupkan ke dalam larutan (aq) + 14 H+ (aq)  6
Kertas peka berwarna biru
kalium dikromat encer CO2 (g) + 2Cr3+(aq) +
dengan tulisan berwarna putih
7H2O (l)
semakin terang.
HCl : Larutan tidak berwarna
Kertas peka semakin biru
Dicuci dengan HCl
dengan tulisan berwarna putih
jelas.
Kertas peka terlihat semakin
Dicuci dengan air biru dengan tulisan yang
terlihat jelas.
Cetakan berwarna biru dengan
Dikeringkan
tulisan berwarna putih jelas.

F. ANALISA PROSEDUR

Cara Kerja yang disorot Analisa


Pencampuran antara 10 mL larutan Untuk memperlambat reduksi ion besi (III)
besi (III) klorida dengan 2 mL larutan menjadi besi (II)
diamonium hidrofosfat dan disimpan
dalam ruangan gelap
Ditambah 10 mL asam oksalat Untuk mereduksi ion besi (III) menjadi besi (II)
Kertas tik tersebut dikeluarkan dan Untuk digunakan menjadi kertas peka
diletakkan di antara dua kertas saring
(dilakukan dalam almari yang hampir
tertutup). Dibiarkan selama 10-15
menit sehingga menjadi kering dan
bila perlu dapat diulang dengan
menggunakan kertas saring yang
baru.
Kertas kalkir ditulis dengan tinta cina Untuk digunakan sebagai negatif (obyek)
(tinta bak) atau spidol hitam yang
tahan air
Negatif tersebut diletakkan di atas Untuk mempercepat laju reaksi reduksi ion besi
kertas peka dan dijepit dengan dua (III) menjadi besi (II)
keping kaca dan dikenai sinar
matahari, umumnya selama 4-5 menit

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

Kertas peka yang telah disinari, Untuk membentuk kompleks berwarna biru dari
diambil lalu dicelupkan ke dalam reaksi antara ion besi (II) dengan ion
larutan kalium heksasianoferat (III) heksasianoferat (III)
0,1 M dalam gelas kimia
Pencelupan ke dalam larutan kalium Untuk pencucian tahap akhir bagi senyawa yang
dikromat encer 0,03 M, kemudian tidak mengalami reaksi
dicuci dengan HCl 0,1 M dilanjutkan
dengan air kran

G. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan cetak biru dengan memanfaatkan reaksi
reduksi dari ion besi (III) secara fotokimia. Langkah pertama yang dilakukan adalah
mencelupkan kertas peka ke dalam larutan campuran (FeCl 3 + (NH4)2HPO4 + Asam oksalat )
yang sudah tersedia dan disimpan diruang gelap. Dengan ditambahkannya asam oksalat
menyebabkan ion besi (III) tereduksi menjadi besi (II). Oleh karena reduksi yang berjalan
dengan cepat, maka perlu ditambahkan larutan diamonium hidrofosfat untuk memperlambat
atau menghambat reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Setelah kertas tik tercelup seluruhnya
kemudian kertas tik diangkat dan dikeringkan dengan cara diletakkan diantara 2 kertas saring.
Warna kertas tik berubah menjadi sedikit kuning dari warna semula yang kusam.

Setelah kering, kertas tersebut digunakan sebagai kertas peka. Selanjutnya dibuat
“negatif” pada kertas kalkir dengan menggunakan spidol hitam tahan air. Setelah itu negatif
diletakkan diatas kertas peka dan dilapisi dua keping kaca yang kemudian dikenai sinar
matahari selama kurang lebih 15 menit.

Gbr kertas kalkir yang telah diberi tulisan spidol hitam

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

Setelah penyinaran selesai, kertas peka dicelupkan ke dalam larutan kalium


heksasiano ferrat (III) yang berwarna kuning menghasilkan kertas peka berubah menjadi biru
dengan tulisan putih yang masih kabur. Kemudian kertas peka tersebut dicuci dengan kalium
dikromat encer sehingga menghasilkan warna biru yang semakin tajam pada kertas peka dan
tulisan berwana putih yang semakin terang.

Gbr kertaas peka dicelupkan dalam K3Fe(CN)6 Gbr kertas peka yang dicuci dengan K2Cr2O7

Kertas peka dicuci dengan asam klorida 0,1 M dan setelahnya dicuci dengan air untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada kertas peka. Kertas peka yang sudah dicuci
kemuadian dikeringkan sampai benar – benar kering. Setelah kering didapatkan cetakan
berwarna biru dengan tulisan berwarna putih.

Gbr cetakan biru yang sudah jadi

H. KESIMPULAN

Ion besi (III) dapat direduksi menjadi besi (II) oleh asam oksalat dan reaksi dapat
berjalan dengan cepat akibat pengaruh cahaya.

Reaksi reduksi ion besi (III) menjadi besi (II) secara fotokimia dapat dimanfaatkan
untuk cetak biru dengan terbentuknya kompleks berwarna biru ion besi (II) dengan ion
heksasianoferrat.

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

I. KEPUSTAKAAN

Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.
Jakarta: PT. kalman Media Pusaka

Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta: Akademia Permata

BY : A3K (AgatA7X)
CONTOH LAPORAN RESMI

JAWABAN PERTANYAAN
1) Larutan yang mengandung ion besi (III) mempunyai pH yang lebih rendah dari
larutan yang mengandung ion besi (II). Hal ini disebabkan didalam larutannya, ion
besi (III) membentuk kompleks dengan molekul air sebagai ligannya. Ion kompleks
ini cenderung mengalami hidrolisis dan melepaskan ion H+

[Fe(H2O)6]3+ (aq)  [Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H+ (aq)

2 [Fe(H2O)6]3+(aq)  [Fe(H2O)5(OH)2Fe(H2O)5]4+(aq) + 2H+(aq)

BY : A3K (AgatA7X)

Anda mungkin juga menyukai